Anda di halaman 1dari 97

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tujuan nasional bangsa Indonesia adalah melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsan dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

perdamaian abadi serta keadilan sosial, untuk mencapai tujuan

nasional tersebut tentu diselenggarakan upaya pembangunan yang

berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian pembangunan

yang menyeluruh, terarah dan terpadu, termasuk diantaranya

pembangunan kesehatan.

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu

unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita

bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun

2014, Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah

kerjanya. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di

Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki

perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan

hidup sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu

1|Page
hidup dalam lingkungan sehat, dan memiliki derajat kesehatan yang

optimal, baik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan

kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di

wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan

sehat. Dengan demikian dalam melaksanakan tugas tersebut

Puskesmas menyelenggarakan 2 fungsi yaitu Upaya Kesehatan

Masyarakat (UKM) tingkat pertama dan Upaya Kesehatan

Perorangan (UKP) tingkat pertama. Upaya kesehatan tingkat pertama

meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan

masyarakat pengembangan.

Upaya kesehatan masyarakat esensial terdiri dari:

1. Pelayanan promosi kesehatan

2. Pelayanan kesehatan lingkungan

3. Pelayanan kesehatan Ibu, anak, dan Keluarga Berencana

4. Pelayanan Gizi

5. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Menular

Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan

upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya

yang bersifat inovatif dan atau bersifat ekstensifikasi dan

intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah

kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang

tersedia di masing-masing Puskesmas.

Upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dilaksanakan

dalam bentuk:

1. Rawat jalan

2. Pelayanan gawat darurat

3. Pelayanan satu hari (one day care)

2|Page
4. Home care dan atau rawat inap berdasarkan pertimbangan

kebutuhan pelayanan kesehatan

Puskesmas dalam Sistem kesehatan Daerah Kabupaten/Kota,

merupakan bagian dinas kesehatan kabupaten/kota sebagai UPTD

dinas kesehatan kabupaten/kota. Oleh sebab itu, Puskesmas

melaksanakan tugas dinas kabupaten/kota yang dilimpahkan

kepadanya, antara lain kegiatan dalam Stamdar Pelayanan Minimal

(SPM) bidang kesehatan kabupaten/kota dan upaya kesehatan yang

secara spesifik diburuhkan masyarakat setempat (local specific).

Manajemen perencanaan yang ditetapkan sebagai rencana

pelaksanaan kegiatan, perlu dilakukan pengawasan dan

pengendalian agar target output dari setiap kegiatan dapat dicapai

secara optimal. Hal-hal yang menjadi faktor penghambat pencapaian

target output yang ditemukan pada proses pengawasan dan

pengendalian, dapat segera diatasi melalui penyesuaian perencanaan

selanjutnya. Selain melalui forum lokakarya mini, pelaksanaan

pengawasan dan pengendalian internal dapat dilaksanakan melalui

kegiatan monitoring rutin terhadap upaya yang dilakukan.Hasil

pengawasan dan pengendalian akan dinilai di dalam suatu proses

penilaian kinerja puskesmas.

Upaya kesehatan Puskesmas yang dilaksanakan secara

merata dan bermutu sesuai standar, diwujudkan

B. TUJUAN

Secara umum laporan ini disusun untuk melihat gambaran

situasi dan hasil pencapaian target indikator upaya kesehatan serta

permasalahan yang dijumpai selama satu tahun kerja, sehingga

dapat dievaluasi hasil yang dicapai dengan target yang ditetapkan

serta tersusunnya rencana kerja untuk tahun berikutnya.

3|Page
BAB II

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

A. VISI DAN MISI PUSKESMAS

Puskesmas Plus Mandiangin telah menetapkan visi dan misi

Puskesmas sebagai berikut:

“Mewujudkan Masyarakat Kecamatan Mandiangin Koto Selayan

Peduli Sehat, Mandiri, Berkualitas dan Berkeadilan”

Sedangkan yang menjadi misi Puskesmas yang ingin dicapai adalah:

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui

pemberdayaan masyarakat

2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

3. Memberikan pelayanan kesehatan yang bemutu

B. DATA DASAR

Sebagai dasar kebijakan dan pelaksanaan kegiataan

Puskesmas membutuhkan data-data dasar yang dapat

diperoleh dari kelurahan maupun hasil pendataan oleh

petugas Puskesmas. Berikut data sasaran di wilayah kerja

Puskesmas Plus Mandiangin.

Tabel 2.1

Data Sasaran Penduduk Upaya Kesehatan Puskesmas Plus Mandiangin

Sasaran Jumlah Sasaran Jumlah

Total 14077

Penduduk Lk 6842 Bulin 291

Pr 7236

Bayi 297 Bufas 291

Balita 1360 Usia Produktif 9575

4|Page
Baduta 573 Lansia 1156

Batita 838 PUS 2753

Apras 531 Bumil 305

Remaja 2492 Busui 277

15-49 th 4109

WUS imunisas 2941

C. KEADAAN GEOGRAFIS

Puskesmas Plus Mandiangin terletak di Kelurahan Puhun

Pintu Kabun Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, dengan luas

wilayah kerja sekitar 4,32 km2 yang telah menjalankan beberapa

kegiatan dan terletak pada ketinggian 780-950 m di atas permukaan

laut. Puskesmas Plus Mandiangin Koto Selayan dengan wilayah kerja

yang terdiri dari 2 kelurahan, yaitu Kelurahan Puhun Pintu Kabun

dengan luasnya sebesar 3,610 km2, dan Kelurahan Puhun Tembok

dengan luasnya 0,710 km2. Dengan keadaan daerah yang tidak rata

dan berbukit-bukit, yang memiliki iklim pegunungan yang sejuk

dengan suhu udara berkisar antara 16,1-24,9ºC, kelembaban udara

antara 82,0-90,8% dan tekanan udara 22º-25ºC, serta curah hujan

rata-rata 136,4 mm/tahun.

Puskesmas Plus Mandiangin memiliki batas wilayah sebagai

berikut:

Timur : Panganak

Barat : Kecamatan Matur Kab. Agam

Utara : Kecamatan IV Koto Kab. Agam

Selatan : Tilatang Kamang Kab. Agam

Gambar 2.1

Peta Wilayah Kerja Puskesmas Plus Mandiangin

5|Page
D. KEADAAN DEMOGRAFI

Peningkatan jumlah penduduk yang besar, penyebaran

penduduk yang tidak merata serta pertumbuhan penduduk yang

tinggi akan berdampak pada peningkatan pelayanan kesehatan dan

kondisi kesehatan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

(BPS) diperoleh data kependudukan sebagai berikut:

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan

Di Wilayah Kerja Puskesmas Plus Mandiangin

Penduduk
No Kelurahan Luas (km2)
Lk Pr Jml

1 Puhun pintu kabun 3,61 3404 3594 6998

2 Puhun tembok 0,71 3437 3642 7079


*sumber: Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Dalam Angka (2019)

Dari tabel di atas terlihat jumlah penduduk terbanyak di

kelurahan Puhun Tembok. Jika dilihat berdasarkan kepadatan

penduduk, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk di

Kelurahan Puhun Pintu Kabun adalah 1907 jiwa/km 2, sedangkan

rata-rata tingkat kepadatan penduduk di Kelurahan Puhun Tembok

adalah 9808 jiwa/km2

Tabel 2.3

6|Page
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

Di Wilayah Kerja Puskesmas Plus Mandiangin

Jenis Kelamin
Kelompok Umur Jumlah Total
Lk pr

Usia belum 1916 1882 3798

produktif (0-14 th)

Usia produktif (15- 4618 4957 9575

64 th)

Usia tidak produktif 307 397 704

(65+)

E. KETENAGAAN

Tersedianya SDM yang bermutu dapat menjamin terselenggaranya

pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk itu, perencanaan

kebutuhan SDM yang mengawali aspek manajemen SDM secara

keseluruhan harus disusun sebagai acuan dalam menentukan

pengadaan yang meliputi pendidikan dan pelatihan SDM,

pendayagunaan SDM, termasuk peningkatan kesejahteraannya, dan

pembinaan serta pengawasan mutu SDM. Berikut pola analisis

jabatan di Puskesmas Plus Mandiangin pada kondisi 25 November

2019.

Tabel 2.4

Sumber Daya Tenaga Kesehatan Puskesmas Plus Mandiangin

Berdasarkan Struktur Organisasi

No Ketenagaan Jumlah

1 Dokter umum 1

2 Dokter gigi 1

3 Sarjana kesmas 2

4 perawat 9

5 Bidan 4

7|Page
6 Perawat gigi 1

7 Rekam medis 0

8 gizi 1

9 apoteker 1

10 Asisten apoteker 1

11 Tata usaha 1

12 kesling 1

13 Cleaning service 2

14 Satpam 1

15 Sopir 1

F. SARANA DAN PRASARANA PUSKESMAS

Puskesmas dan jaringannya merupakan sarana penyelennggara

pelayanan kesehatan dasar dalam rangka meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Semakin banyak jumlah ketersediaanya,

maka semakin memermudah masyarakat dalam menjangkau

pelayanan kesehatan. Sementara itu rumah bersalin, klinik, prakik

dokter/dokter gigi, bidan, dan apotek merupakan sarana pelayanan

kesehatan swasta yang juga memberikan pelayanan kesehatan dasar

pada masyarakat.

Tabel 2.5

Sarana Pelayanan Kesehatan

Di Wilayah Kerja Puskesmas Plus Mandiangin

No Jenis Sarana Kesehatan Jumlah

1 Rumah sakit 0

2 Rumah sakit bersalin 0

3 Poliklinik 0

4 Puskesmas 1

5 Pustu 4

8|Page
6 Apotek 5

7 Klinik/Balai Kesehatan 0

8 Posyandu 14

9 Poskeskel 2

Untuk menunjang pelayanan kesehatan, Puskesmas Plus Mandiangin

didukung oleh prasarana yang kurang memadai dari segi kuantitas.

Sehingga diperlukan upaya pengadaan pada tahun mendatang.

Tabel 2.6

Kondisi Prasarana

Puskesmas Plus Mandiangin

No Jenis Prasarana Kondisi

baik Rusak Rusak Rusak

ringan sedang berat

1 Sistem sanitasi

 Air bersih

 IPAL

 TPS

 Incinerator

2 Sistem kelistrikan

 PLN

3 Sistem Komunikasi

 Telepon 

 Wi-fi

4 Sistem Transportasi

 Ambulans 

 Motor

9|Page
Puskesmas sebagai ujung tombak upaya kesehatan masyarakat didukung

oleh ketersediaan sumber daya berbasis masyarakat, seperti terlihat pada

tabel berikut

Tabel 2.7

Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

Di Wilayah Kerja Puskesmas Plus Mandiangin

No Jenis Sarana Jumlah

1 Posyandu balita 14

2 Posyandu lansia 5

3 Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) 4

4 Poskeskel (Pos Kesehatan Kelurahan) 2

5 Pustu (Puskesmas Pembantu)

 Panganak

 Pabidikan 4

 Kuriman

 Pintu kabun

Selain data sarana dan prasarana, Puskesmas Plus Mandiangin juga

melibatkan sarana pendidikan sebagai bagian dari kegiatan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan, berikut data

sarana pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin

10 | P a g e
Tabel 2.8

Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja

Puskesmas Plus Mandiangin

SMP/ SMA/
No Kelurahan TK SD/MI PT Jml
MTs MA/SMK

1 Puhun

Pintu 5 6 2 1 1 15

Kabun

2 Puhun
4 0 0 2 0 6
Tembok

G. KONDISI SOSIAL DAN BUDAYA

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin

dengan strata dn rasial yang relatif homogen dengan akar budaya

yang kuat dan kental dengan sendirinya menjadi potensi dan

kekuatan dalam pembangunan termasuk kesehatan. Dari segi

kepercayaan, mayoritas kepercayaan penduduk adalah islam dengan

komposisi 97% islam, 0.18% katolik, 0.18% protestan, 0.1% budha,

0% hindu, dan 0.007% kepercayaan lainnya.

Dari segi kebudayaan, tersedianya berbagai jenis pendidikan

mulai dari tingkat pendidikan kanak-kanak dasar sampai dengan

perguruan tinggi pada wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin

menyebabkan semakin banyak penduduk yang mengenyam

pendidikan, dan diharapkan semakin kritis dengan berbagai dampak

pembangunan. Sistem kekerabatan yang masih dijalankan oleh

penduduk setempat, masih dipakai sebagian besar penduduk dan

11 | P a g e
merupakan kekuatan yang dapat digarap apabila caranya diketahui.

Pendekatan kultural yang sangat dibutuhkan dalam rangka menjalin

kerjasama peran serta masyarakat

H. STRUKTUR ORGANISASI

Semua posisi tenaga kesehatan terangkum dalam struktur

organisasi yang telah dibuat berdasarkan Permenkes No 75 Tahun

2014, dimana susunannya adalah sebagai berikut:

 Kepala Puskesmas

 Kasubag tata usaha

 Penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan

Masyarakat

 Penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan Laboratorium

 Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan

jejaring fasiltas pelayanan kesehatan

12 | P a g e
BAB III

PENCAPAIAN PROGRAM

A. PROMOSI KESEHATAN

Sebagai pembangun pilar utama Visi Indonesia Sehat yang

mandiri dan berkeadilanyaitu pilar Perilaku Sehat, Promosi

Kesehatan menjadi program unggulan atau primadona program

kesehatan. Kegiatan Promkes di Puskesmas identik dengan kegiatan

penyuluhan, namun lingkup kegiatan Promkes di Puskesmas

sesungguhnya sangat luas. Selain memberikan pendidikan

kesehatan untuk merubah perilaku masyarakat melalui upaya-

upaya penyuluhan, Promkes juga mencakup kegiatan membina

peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.

TABEL 3.1
10 INDIKATOR PHBS
DI PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN
JML RT YANG
NO INDIKATOR PHBS SASARAN
DIBINA

1 LINNAKES 1545 812

2 ASI Ekslusif 380 359

3 Menimbang Bayi Dan Balita 1545 807

4 Tidak Merokok 3520 2986

5 Mencuci Tangan Dengan Air


3520 3396
Mengalir Dan Sabun

6 RT Menggunakan Air Bersih 3520 3396

7 RT Menggunakan Jamban Sehat 3520 3396

8 Menguras Jentik Setiap Minggu 3520 3396

9 Melakukan Aktivitas Fisik 3520 3396

10 Konsumsi Sayur Dan Buah 3520 3396

13 | P a g e
B. KESEHATAN LINGKUNGAN

Tabel berikut adalah data sarana kesehatan lingkungan

dalam wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin yang secara umum

sudah memadai.

TABEL 3.2

DATA SARANA KESEHATAN LINGKUNGAN

PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN

NO DATA SARANA JUMLAH

1 Rumah

Permanen 1987

Semi Permanen 251

Kayu 204

2 Jamban Keluarga

Leher Angsa Dengan St 1785

Leher Angsa Non St 85

Bukan Leher Angsa 572

3 SPAL

Tertutup 460

Terbuka 1982

4 Sarana Air Bersih

SGL 167

SPT 288

PMA 0

PDAM 2030

5 Pengolahan Sampah

Dibuatkan Lubang 18

Dibakar 322

Dibuang Ke TPS/TPA 2102

6 TPM

Rumah Makan 6

Industri RT Makanan 0

14 | P a g e
Warung Kopi 14

Tempat Makanan Jajanan 0

7 TTU

Puskesmas 1

Sekolah 13

Masjid/Mushalla 7

Salon 5

8 Tempat Penjualan Air Isi Ulang 16

9 TP2 Pestisida 0

TABEL 3.3

CAKUPAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN

PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN

TARGET CAKUPAN
NO INDIKATOR SASARAN
% ABS ABS %

1 RUMAH SEHAT 2442 75 1832 446 18,3

2 SARANA AIR BERSIH 3021 80 2417 446 14,8

3 JAMBAN SEHAT 2442 75 1832 446 18,3

4 SARANA PEMBUANGAN
2442 80 1954 446 18,3
AIR LIMBAH

5 PENGAWASAN TTU 34 75 26 31 91,2

6 PENGAWASAN TPM 79 75 60 79 100

C. KIA-KB

Cakupan pelayanan KIA Ibu yang didasarkan lima indikator yaitu

K1, K4, Deteksi Resti, Linnakes dan Neonatus (Neo) memberikan

gambaran tingkat aksesibilitas bumil terhadap pelayanan antenatal,

tingkat perlindungan dan kemampuan manajemen program serta

perkiraan besarnya masalah program yang akan ditindaklanjuti

dengan intervensi secara intensif. Tabel berikut adalah cakupan

pelayanan KIA ibu Puskesmas Plus Mandiangin bulan Januari –

September tahun 2019.

15 | P a g e
TABEL 3.4
CAKUPAN PROGRAM KIA IBU
PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN
TARGET CAKUPAN
NO KEGIATAN SATUAN SASARAN
% ABS ABS %

1 K1 Bumil 307 100 307 207 67,4

2 K4 Bumil 307 95 292 202 69,1

3 Deteksi Resti
Bumil 307 100 307 49 15,9
Oleh Nakes

4 Deteksi Resti
Bumil 307 100 307 43 14
Oleh Masyarakat

5 Neonatus Bayi 279 100 279 171 61,2

6 Linnakes Bulin 293 100 293 199 67,9

7 KF1 Bufas 293 100 293 188 64,1

8 KF2 Bufas 293 100 293 188 64,1

9 KF3 Bufas 293 100 293 175 59,7

16 | P a g e
GRAFIK 3.1

GRAFIK KUNJUNGAN K1 & K4

GRAFIK KUNJUNGAN K1 - K4
PUSK-PLUS MANDIANGIN JAN-SEP 2019
30
25 25
25 24 24 24
23 23
25 25
24 24 20
19 23
20 22 K4
21
20 K1
18
15

10

0
JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AUG SEP

Pelayanan kesehatan anak dilaksanakan melalui program KIA


Anak. Tabel berikut adalah cakupan kegiatan program KIA Anak di
Puskesmas Plus Mandiangin pada bulan Januari – Agustus tahun
2019

TABEL 3.5
CAKUPAN PROGRAM KIA ANAK
PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN
TARGET CAKUPAN
NO KEGIATAN SATUAN SASARAN
% ABS ABS %
1 KN1 Bayi 279 100 279 183 65,5
2 KN2 Bayi 279 100 279 183 65,5
3 KN Lengkap Bayi 279 100 279 138 49,4
4 Neo-Komp Ditangani Neo Resti 279 100 279 43 15,4
5 Kunjungan Bayi Bayi 279 95 265 93 35
6 BBLR Ditangani Bayi 279 279 0 0
7 IMD Bayi 279 100 279 113 40,5

GRAFIK 3.2
KUNJUNGAN NEONATAL
PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN

17 | P a g e
GRAFIK KUNJUNGAN NEONATAL
PUSK-PLUS MANDIANGIN JAN-AUG 2019
30

24 24 24
25 23
22 22 22 22

20 KN1
20 20 20 20 20 KN LENGKAP
15 16

10 11 11

0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG

TABEL 3.6
CAKUPAN PROGRAM KB AKTIF
PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN
N Kondo
Kelurahan Pddk PUS IUD MOP MOW Implant Suntik PIL Jumlah
o m

1 Puhun
Pintu 6998 1324 180 1 5 75 167 55 20 503
Kabun
2 Puhun
7079 1323 185 0 4 55 168 60 30 502
Tembok
3 Puskesma 11
14077 2647 365 1 9 130 335 50 1005
s 5

D. PENINGKATAN GIZI

Program Gizi di Puskesmas menyelenggarakan upaya perbaikan gizi


masyarakat melalui berbagai kegiatan, dengan menitikberatkan pada
sasaran yang mudah terserang rawan gizi yaitu bayi, anak balita, ibu
hamil dan ibu nifas,dan anak sekolah. Kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan program gizi antara lain adalah:

1. Distribusi Vitamin A

Sasaran kegiatan ini adalah balita dan ibu nifas. Pendistribusian


Vitamin A pada balita dilaksanakan 2 kali setahun yaitu setiap Februari

18 | P a g e
dan Agustus. Kegiatan ini bertujuan untuk mengatasi kekurangan Vitamin
A pada balita yang hingga saat ini masih menjadi masalah gizi utama pada
balita. Sedangkan pemberian Vitamin A pada ibu nifas diperlukan untuk
mengembalikan kesehatan pasca melahirkan.

a. Vitamin A Balita
Kapsul Vitamin A untuk balita terdiri dari 2 jenis yaitu kapsul
biru 100.000 IU) untuk bayi 6-11 bulan dan kapsul merah (200.000
IU) untuk anak balita berusia lebih dari 1 tahun.Target kegiatan
ini adalah 85% dari semua bayi dan anak balita mendapat vitamin A.

b. Vitamin A Bufas
Vitamin A bufas terdiri dari 2 kapsul, 1 kapsul diberikan setelah
melahirkan dan 1 kapsul lagi hari berikutnya paling lama 28 hari
setelah pemberian pertama.

TABEL 3.7
CAKUPAN DISTRIBUSI VITAMIN A
PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN
N KEGIATAN SATUAN SASARAN TARGET CAKUPAN
% ABS ABS %
O
1 Februari 2019
Bayi (6-11 Bulan) Bayi 85 90 77 69 81,1
Balita (11-59 Bulan) Anak 677 90 609 650 96
2 Agustus 2019
Bayi (6-11 Bulan) Bayi 59 90 53 59 100
Balita (11-59 Bulan) Anak 653 90 587 610 93,4
3 Tahunan 2019
Bayi (6-11 Bulan) Bayi 157 90 141 128 81,5
Balita (11-59 Bulan) Anak 653 90 587 610 93,4
4 Vitamin A Bufas Bufas 291 90 262 185 63,5

2. Distribusi Tablet Fe

Sasaran kegiatan ini adalah ibu hamil dan ibu nifas baik yang
berkunjung ke Puskesmas atau Posyandu. Bumil mendapatkan
tablet Fe minimal 3 kali selama kehamilan dan satu kali setelah
melahirkan. Target cakupan Fe 1 dan Fe 3 adalah 90%

TABEL 3.8
DISTRIBUSI TABLET FE PADA IBU HAMIL
PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN
NO KEGIATAN SATUAN SASARAN TARGET CAKUPAN

% ABS ABS %

19 | P a g e
1 TAB FE 1 BUMIL 284 98 255 211 74,2

2 TAB FE 3 BUMIL 284 98 255 207 72,8

3. Penimbangan Bulanan Posyandu

Kegiatan penimbangan rutin dilaksanakan di 63 posyandu yang


tersebar di 10 kelurahan dengan frekuensi kegiatan 1 kali
sebulan. Target D/S yang harus dicapai adalah 85% dan N/D
85%.

TABEL 3.9
CAKUPAN PENIMBANGAN BULANAN BALITA POSYANDU
PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN
N KEGIATAN SATUAN SASARAN TARGET CAKUPAN
% ABS ABS %
O
1 D/S BALITA 1366 80 1161 653 47,8
2 N/D BALITA 1366 76 1161 1086 79,5

4. Balita Bawah Garis Merah

Balita bawah garis merah (BGM) adalah balita yang ditimbang

berat badannya berada pada garis merah atau di bawah garis

merah pada KMS. Temuan balita BGM pada wilayah kerja

puskesmas yaitu hanya 5% dari total seluruh balita yang

ditimbang.

TABEL 3.10
INDIKATOR PROGRAM GIZI
PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN

NO INDIKATOR TARGET PENCAPAIAN KESENJANGAN


(% ) (%) (%)

1 Pemberian Vit A Pada Bayi 6-11


90 81,5 -8,5
Bulan

2 Pemberian Vit A Pada Balita 6-11


90 93,4 +3,4
Bulan

3 Pemberian Vit A Pada Bufas 90 63,5 -26,5

4 Pemberian Tablet Fe 1 Pada Bumil 98 74,2 -23,8

20 | P a g e
5 Pemberian Tablet Fe 3 Pada Bumil 98 72,8 -25,2

6 Balita Ditimbang (D/S) 85 47,8 -37,2

7 Balita Naik Berat Badan (N/D) 76 79,5 +3,5

8 Balita Bawah Garis Merah (BGM) <5 0,4

9 Bayi 0-6 Bulan Yang Mendapat ASI


80 54,5 -25,5
Ekslusif

E. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

1. P2 Rabies

Terjadi sebanyak 4 kasus akibat gigitan hewan penular rabies

di wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin sepanjang Januari –

Oktober 2019.

TABEL 3.11
ANGKA KEJADIAN KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN
PENDERITA
NO KELURAHAN KASUS KET
VAR OBSV POSITIF
1 PUHUN PINTU KABUN 3 2 1 0
2 PUHUN TEMBOK 1 0 1 0

2. P2 DBD

Kasus demam berdarah dengue atau DBD di wilayah kerja

Puskesmas Plus Mandiangin pada bulan Januari – September

2019 berjumlah sebanyak 8 orang. Kasus terbanyak terjadi di

Kelurahan Puhun Tembok sebanyak 7 kasus.

GRAFIK 3.3

21 | P a g e
DISTRIBUSI KASUS DEMAM BERDARAH
MENURUT KELURAHAN

GRAFIK P2 DBD
PUSK-PLUS MANDIANGIN JAN-SEP 2019
3.5
3
3

2.5
PUHUN PINTU KABUN
2 PUHUN TEMBOK

1.5
1 1 1 1 1
1

0.5
0 0 0 0 0 0 0
0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEP

Dari grafik di atas terlihat bahwa kasus DBD mencapai puncak

dengan jumlah kasus terbanyak pada bulan April. Kasus DBD juga

terjadi pada rentang bulan Mei – September, namun dengan jumlah

kasus lebih sedikit dari bulan Januari.

3. P2 DIARE

TABEL 3.12
DISTRIBUSI PENYAKIT DIARE MENURUT KELOMPOK UMUR
PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN
Kelompok Umur
Penatalaksanan
Penderita
NO Kelurahan JML
<1 1-4 >5 Diberi
Diberi zinc
thn thn thn Oralit
1 PUHUN PINTU KABUN 3 12 64 79 79 79
2 PUHUN TEMBOK 1 3 16 20 20 20
  PUSKESMAS 4 15 80 99 99 99

Periode Januari – September 2019jumlah kasus diare

sebanyak 99 kasus di 2 wilayah kerja.Penderita terbanyak

terdapat pada usia >5 tahun sebesar 80 kasus, disusul usia 1-4

tahun dengan 15 kasus. Dari 2 kelurahan, kasus diare terbanyak

22 | P a g e
terdapat pada Kelurahan Puhun Pintu Kabun. Penatalaksanaan

kasus diare adalah dengan pemberian oralit dan zinc.

GRAFIK 3.4
DITRIBUSI KASUS DIARE MENURUT KELURAHAN

GRAFIK P2 DIARE
PUSK-PLUS MANDIANGIN
18
16
16
14
14
12
JUMLAH PENDERITA

12 11 PINTU KABUN
10 10 10
1011 9 11 TEMBOK
10 7 PUSKESMAS
8 9 9 9
8 8
65
4
4 3 3
2 2 2
2 1 1 1
0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEP
BULAN

4. P2 IMUNISASI

Pelayanan imunisasi di Puskesmas Andalas terdiri dari

kegiatan Imunisasi rutin dan tambahan. Vaksin yang diberikan

pada imunisasi rutin bayi Hepatitis B, BCG, Polio, DPT dan

Campak.anak SD DT, Td dan Campak, sedangkan untuk WUS

vaksin TT.

TABEL 3.13
CAKUPAN IMUNISASI BAYI, WUS, ANAK SEKOLAH
PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN
     
Target
Sasaran Kumulatif %
NO KEGIATAN Satuan
Absolu
%
Populasi t Cakupan Cakupan

1 Imunisasi Bayi   95 48,3

  HB 0-7 hari Bayi 296 95 281 170 57,4

  BCG Bayi 296 95 281 179 60,4

  DPT -HB 1 Bayi 296 95 281 153 52

23 | P a g e
  DPT-HB 2 Bayi 296 95 281 131 44,2

  DPT-HB 3 Bayi 296 93 275 120 40,5

  Polio 1 Bayi 296 95 281 172 58,1

  Polio 2 Bayi 296 95 281 156 53

  Polio 3 Bayi 296 95 281 136 46

  Polio 4 Bayi 296 93 275 104 35,1

  Campak Bayi 296 93 275 106 36

2 Imunisasi WUS 80 4

  TT 1 WUS 2941 80 2353 41 1,4

  TT 2 WUS 2941 80 2353 33 1,1

  TT 3 WUS 2941 80 2353 24 0,8

  TT 4 WUS 2941 80 2353 24 0,8

  TT 5 WUS 2941 80 2353 13 0,4

  TT 2 + WUS 2941 80 2353 57 19

3 BIAS   95      42 

  Kelas I SISWA 188 95  179 75 40

  Kelas 2 SISWA  173  95  164  76  44

5. P2 ISPA

Kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) atau ILI (Influenza-

Like Illness) di Puskesmas Plus Mandiangin menempati urutan

pertama 10 penyakit terbanyak pada tahun 2019. Tercatat

sebanyak 628 kunjungan dengan kasus ISPA, dan lebih banyak

terjadi pada perempuan.

GRAFIK 3.5

DISTRIBUSI KASUS ISPA BERDASARKAN JENIS KELAMIN

PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN

24 | P a g e
400
362
350

300
266
250

200 LK
PR
150

100

50

0
KASUS ISPA

6. P2 TB

Kasus TB pada tahun 2019 berjumlah 4 kasus, dengan jumlah

kematian pasien sebanyak 1 orang. Distribusi kasus TB dapat

dilihat pada tabel berikut.

TABEL 3.14
DISTRIBUSI KASUS TB
PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN
NO KASUS LK PR TOTAL
1 TB PARU BTA (+) 2 2 4
2 TB SELAIN PARU 0 0 0
3 TB PARU KLINIS 0 0 0

7. P2 FILARIASIS

Selama periode 2019, tidak terdapat kunjungan pasien dan

temuan kasus penyakit filariasis di wilayah kerja Puskesmas Plus

Mandiangin.

25 | P a g e
8. P2 MALARIA

Selama periode 2019, tidak terdapat kunjungan pasien dan

temuan kasus penyakit malaria di wilayah kerja Puskesmas Plus

Mandiangin.

9. P2 HIV

GRAFIK 3.6
JUMLAH KUNJUNGAN KONSELING HIV
PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN

JUMLAH KUNJUNGAN KONSELING HIV


PUSK-PLUS MANDIANGIN
14 12
12 11 11
10
10 8 JUMLAH YANG BERKUNJUNG
8 7 6
7
6 5
4
4
2
0
JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AUG SEP OKT

Puskesmas Plus Mandiangin memiliki pelayanan konseling

HIV. berdasarkan grafik di atas, jumlah pasien konseling HIV

tertinggi yaitu pada bulan Juli dengan jumlah sebanyak 12 orang,

dan kunjungan paling sedikit terjadi pada bulan Agustus sebanyak 4

orang.

10. SURVEILANS PENYAKIT TIDAK MENULAR

Penyakit tidak menular merupakan suatu penyakit yang saat

ini semakin meningkat kasusnya yang sangat perlu dikendalikan

dalam pelayanan kesehatan.

TABEL 3.15

PENYAKIT TERBANYAK PTM

PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN

NO PENYAKIT JUMLAH

26 | P a g e
1 Obesitas 474

2 Hipertensi 426

3 Diabetes Mellitus 146

4 Penyakit Jantung Koroner 45

5 Stroke 42

6 Asma Bronchiale 35

7 PPOK 4

TABEL 3.16

PENGUKURAN FAKTOR RISIKO PTM

PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN

Golongan Umur
Faktor
No Tipe Pengukuran 20- 44-
<20 55+ TOTAL
Risiko
44 54

TB & BB (IMT) Obesitas 0 57 102 121 280

Umum

Normal 15 83 87 149 334

Lingkaran Obesitas Sentral 0 53 72 122 247


1 Dasar
Perut Normal 7 83 100 143 333

TD Hipertensi 0 4 28 99 131

Normal 12 112 112 146 382

Gula Darah Hiperglikemi 0 0 15 12 27

Normal 0 2 12 1 15
2 Utama
Kolesterol Hiperkolesterol 0 18 30 13 61

Normal 0 0 4 0 4
Darah

27 | P a g e
Trigliserida Hipertrigliseridemia 0 0 0 0 0

Normal 0 0 0 0 0
Darah

IVA Positif 0 0 0 0 0

Negatif 0 0 0 0 0

F. PENGOBATAN

1. PENGOBATAN UMUM

Pelayanan pengobatan umum di Puskesmas Plus Mandiangin

meliputi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan kasus,

dilaksanakan baik di puskesmas maupun puskesmas pembantu.

Kunjungan harian direkapitulasi dari semua sarana pelayanan.

TABEL 3.17

REKAPITULASI KUNJUNGAN PASIEN

NO BULAN BPJS UMUM JUMLAH

1 JANUARI 315 16 331

2 FEBRUARI 233 43 276

3 MARET 291 8 299

4 APRIL 241 28 269

5 MEI 260 42 302

6 JUNI 208 40 248

7 JULI 294 46 340

8 AGUSTUS 272 71 343

9 SEPTEMBER 315 32 347

10 OKTOBER 350 28 378

Selama 2019, kunjungan di Puskesmas Plus Mandiangin

didominasi oleh peserta BPJS. Kunjungan pasien terbanyak

28 | P a g e
terjadi pada bulan Oktober yaitu sebanyak 378 kunjungan, dan

paling sedikit pada bulan Juni yaitu dengan jumlah 248

kunjungan.

Kunjungan penyakit ISPA berada pada urutan pertama dari

10 penyakit terbanyak dari seluruh kunjungan kasus di

Puskesmas Plus MandianginperiodeJanuari – Agustus 2019.

Selengkapnya terlihat pada grafik di bawah ini.

GRAFIK 3.7
SEPULUH PENYAKIT TERBANYAK
PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN

10 PENYAKIT TERBANYAK
HC PLUS MANDIANGIN JAN-AUG 2019
MYALGIA 65
DM 66
LOW VISION 88
COMMON COLD 176
10 PENYAKIT TERBANYAK
CEPHALGIA 180
DERMATITIS 221
RHEUMATOID 285
GASTRITIS 381
HIPERTENSI 392
ISPA 618

0 100 200 300 400 500 600 700

2. PENGOBATAN GIGI

Pelayanan pengobatan gigi di Puskesmas Plus Mandiangin

periode Januari – Agustus 2019 dapat dilihat pada grafik di

bawah ini.

29 | P a g e
GRAFIK 3.8
DISTRIBUSI KASUS GIGI DAN MULUT
PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN

DISTRIBUSI PENYAKIT GIGI DAN MULUT


PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN
JAN - AUG 2019
PENY. MULUT, KEL. LUDAH, RAHANG, DLL 1
GANGG. GIGI DAN JAR. PENYANGGA LAIN 0
STOMATITIS 47
KELAINAN DENTOFASIAL 0
PERSISTENSI 0
ABSES 28
GINGIVITIS DAN PENY. PERIODONTAL 17
PENY. PULPA DAN PERIAPIKAL 30
KARIES GIGI 67

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Dari grafik di atas terlihat bahwa karies merupakan keluhan

terbanyak sepanjang periode Januari – Agustus 2019 dengan

jumlah kasus sebanyak 67 kasus. Penyakit stomatitis

merupakan keluhan kedua terbanyak dengan jumlah sebesar 47

kasus.

3. LABORATORIUM

Laboratorium di Puskesmas Plus Mandiangin adalah sarana

penunjang upaya pengobatan. Pemeriksaan yang dapat

dilakukan di laboratorium Puskesmas Plus Mandiangin seperti

pemeriksaan gula darah, kolesterol, maupun Hb. Selengkapnya

dapat dilihat di tabel berikut.

30 | P a g e
TABEL 3.18

KEGIATAN LABORATORIUM

PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN

PEMERIKSAAN
BULAN GULA GOL
HBSAG HB HIV SIPILIS AS. URAT PLANO TEST KOLESTEROL ACP
DARAH DARAH
JAN 8 8 8 8 8 2 0 0 0 0
FEB 6 6 6 6 6 0 1 2 0 0
MAR 0 2 0 0 33 0 0 33 4 0
APR 0 3 3 3 1 1 0 0 0 0
MEI 0 0 0 0 4 0 0 0 3 0
JUNI 4 3 4 4 8 0 0 8 2 0
JULI 13 13 13 13 6 6 0 6 2 4
AUG 14 14 14 14 13 13 0 13 0 0
SEP 7 7 7 7 17 10 0 10 0 0

4. APOTEK

Apotek adalah sarana penunjang pelayanan pengobatan yang

melayani pemberian obat berdasarkan resep dokter, selain itu

juga melaksanakan kegiatan pengelolaan obat yang

dipertanggungjawabkan kepada salah seorang petugas apotek.

GRAFIK 3.9

10 PEMAKAIAN OBAT TERBANYAK 2019

PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN

31 | P a g e
60000 51378
50000

40000

30000
16930
20000 11207 9048
6705 6104 6022 4399
10000 4098 3400

0
si g (..
. g let g g let let g
ina 0 0 m
l et
0 0 m
a b
5 0 m
0 0 m
ab ab
0 0m
b T T T
m e5 ab e2 g et 5 n s 5
ko abl atT e in 0 m abl b let iti di
p lek p let
h t 5 T Ta Ka
ra ol
T ale lcys ba
t CL at Ra
n m
da m M ty r H kt Ko i lin
h ta in e ko in B is
ba ce Ac La in ks
m r a ir am As i am um am o
ta Pa n m Th i
Vi
t Am
b le rfe A sa
C alc
Ta lo
Ch

G. PROGRAM KESEHATAN PENGEMBANGAN

1. KESEHATAN LANSIA

Sejalan dengan meningkatnya usia harapan hidup, jumlah

penduduk lanjut usia (lansia) bertambah banyak dan memiliki

berbagai kebutuhan khusus. Pemenuhan kebutuhan lansia

dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu

kehidupan lansia agar mencapai masa tua bahagia dan berdaya

guna. Untuk itu, diperlukan pembinaan kesehatan lansia di

setiap kelurahan. Terdapat 5 pos pelayanan terpadu untuk lansia

pada wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin.

TABEL 3.19

DATA PROGRAM KESEHATAN LANSIA

NO JMLH LANSIA DGN KELAINAN IMT 378

1 TEKANAN DARAH 556

HB KURANG 0

KOLESTEROL 98

DM 104

ASAM URAT 23

GGN GINJAL 0

32 | P a g e
GGN KOGNITIF 0

GGN PENGLIHATAN 86

GGN PENDENGARAN 103

KUNJUNGAN RUMAH 74

2 JUMLAH PENYULUHAN 45

RUJUKAN LANSIA 312

TABEL 3.20

CAKUPAN PROGRAM KESEHATAN LANSIA

PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN

KEGIATAN SASARAN TARGET CAKUPAN

% ABS ABS %

LANSIA 1351 100 1351 967 71,4

2. USAHA KESEHATAN SEKOLAH

Usaha Kesehatan Sekolah adalah wahana belajar mengajar untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehat, sehingga meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan peserta didik yang harmonis

dan optimal, agar menjadi sumber daya manusia yang

berkualitas.

Sasaran dari kegiatan UKS meliputi seluruh peserta baik pada

tingkat TK, SD, SMP, SMA, Pendidikan Agama, Pendidikan

Kejuruan maupun Pendidikan Khusus di wilayah kerja

Puskesmas Plus Mandiangin

Kegiatan yang dilaksanakan oleh program UKS meliputi

pembinaan melalui kunjungan ke sekolah. Kegiatan yang

dilakukan berupa skrining kesehatan ke semua jenjang sekolah,

pembinaan dokter kecil, pembinaan PKPR, pembinaan sekolah

sehat, kegiatan penyuluhan, dan kegiatan lintas program seperti

33 | P a g e
bulan imunisasi (BIAS), pemberian tablet vitamin A, pelaksanaan

DDTK, serta pemberian tablet Fe ke remaja putri.

TABEL 3.21

CAKUPAN PROGRAM UKS

PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN

TARGET CAKUPAN
NO KEGIATAN SATUAN SSRN
% ABS ABS %
1 SKRINING 100 92,6
SD
Jumlah Murid 266 100 266 243 91,3

Murid Kls

1 Yang

Diperiksa
SMP
Jumlah Murid 361 100 361 343 95

Murid Kls

1 Yang

Diperiksa
SMA
Jumlah Murid 679 100 679 621 91,4

Murid Kls

1 Yang

Diperiksa

GRAFIK 3.10

STATUS GIZI SISWA/I SD

34 | P a g e
STATUS GIZI SISWA/I SD
WILAYAH KERJA
PUSK-PLUS MANDIANGIN
3% 3% 1%
3%
N
G
OB
K
KS

90%

dari grafik di atas terlihat sebagian besar status gizi murid

Sekolah Dasar di wilayah kerjaPuskesmas Plus

Mandianginberada pada status normal, namun masih terdapat

murid yang berada pada status gizi kurang dan kurang sekali.

GRAFIK 3.11

STATUS GIZI SISWA/I SMP

STATUS GIZI SISWA/I SMP


WILAYAH KERJA
PUSK-PLUS MANDIANGIN

N
35% G
OB
K
KS
55%

9%

35 | P a g e
Dari grafik di atas terlihat sebagian besar status gizi murid

SMP berada pada status kurang sebanyak 55%. Tidak terdapat

murid SMP dengan status gizi obesitas dan kurang sekali.

GRAFIK 3.12

STATUS GIZI SISWA/I SMA

STATUS GIZI SISWA/I SMA


WILAYAH KERJA
PUSK-PLUS MANDIANGIN

N
27% G
OB
K
KS

61%
12%

Dari grafik di atas, terlihat sebagian besar status gizi murid

SMA di wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin berada pada

status normal sebesar 61%. Tidak ada murid SMA yang memiliki

status gizi obesitas dan kurang sekali.

3. KESEHATAN JIWA

penderita gangguan kesehatan jiwa yang terdata di Puskesmas

Plus Mandiangin sebagian besar mengalami gangguan psikotik

dan gangguan neurotik. Distribusi kasus kesehatan jiwa dapat

dilihat pada tabel berikut.

36 | P a g e
TABEL 3.22

DISTRIBUSI KASUS KESEHATAN JIWA

PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN

NO JENIS PENYAKIT LK PR TOTAL

1 Psikotik 29 19 48

2 Neurotik 16 30 46

3 Gangg. Jiwa Dari Bayi, Anak,


0 0 0
Remaja, Dan Perkembangan

4 Kepribadian 0 0 0

5 Penyalahgunaan Obat 0 0 0

6 Polineopati 0 0 0

7 Dipasung 0 0 0

8 Lainnya 0 0 0

4. KESEHATAN MATA

Program kesehatan mata Puskesmas Plus Mandiangin

melakukan penjaringan kasus melalui kunjungan penderita di BP

umum. Kasus katarak yang ditemukan dilakukan rujukan ke

rumah sakit. Gambaran kasus mata yang ditemukan dari

kunjungan dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL 3.23

DATA KASUS INDERA (MATA)

PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN

BULAN JENIS PENYAKIT


Glaukoma Katarak Kln Kln Xerophtalmia Peny. Mata

37 | P a g e
Refraksi Kornea Lainnya
LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR
JAN 0 0 1 2 10 17 0 0 0 0 3 2
FEB 0 0 1 2 5 6 0 0 0 0 3 3
MAR 0 0 0 1 3 10 0 0 0 0 3 3
APR 0 0 0 0 5 3 0 0 0 0 0 2
MEI 0 0 0 0 2 10 0 0 0 0 4 7
JUNI 3 0 2 0 2 4 0 0 0 0 0 0
JULI 0 0 0 0 8 14 0 0 0 0 6 2
AUG 0 0 2 2 5 10 0 0 0 0 1 3

5. KESEHATAN TELINGA

Penjaringan kasus indera telinga dilakukan berdasarkan

kunjungan ke BP umum. Kasus telinga yang tidak dapat

ditangani di Puskesmas akan dilakukan rujukan ke poli THT di

rumah sakit.

TABEL 3.24

DATA KASUS INDERA TELINGA

PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN

JENIS PENYAKIT
TULI TULI
TULI USIA
BULAN OMA OMSK CERUMEN KONGENIT AKIBAT
LANJUT
AL BISING
LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR
JAN 4 2 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0
FEB 2 3 0 0 6 2 0 0 0 0 0 0
MAR 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
APR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
MEI 0 0 2 3 5 1 0 0 0 0 0 0
JUNI 0 0 3 0 2 2 0 0 0 0 0 0
JULI 2 2 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0

38 | P a g e
AUG 0 0 1 2 1 1 0 0 0 0 0 0

39 | P a g e
BAB IV

IDENTIFIKASI MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

1. IDENTIFIKASI MASALAH

NO PROGRAM MASALAH
Indikator rumah sehat pada program kesehatan

lingkungan di Puskesmas Plus Mandiangin tahun 2019

memiliki cakupan program yang belum mencapai target

yaitu sebesar 18,3% dari target sebesar 75%


Indikator sarana air bersih pada program kesehatan

lingkungan di Puskesmas Plus Mandiangin tahun 2019

memiliki cakupan program yang belum mencapai target,


KESEHATAN
yaitu sebesar 14,8% dari target sebesar 80%
1
Indikator jamban sehat pada program kesehatan
LINGKUNGAN
lingkungan di Puskesmas Plus Mandiangin tahun 2019

memiliki cakupan program yang belum mencapai target,

yaitu sebesar 18,3% dari target sebesar 75%


Indikator SPAL pada program kesehatan lingkungan di

Puskesmas Plus Mandiangin tahun 2019 memiliki

cakupan program yang belum mencapai target, yaitu

18,3% dari target sebesar 80%


Kunjungan K1 pada program KIA-KB Puskesmas Plus

Mandiangin tahun 2019 memiliki cakupan program yang


2 KIA-KB
belum mencapai target, yaitu sebesar 67,4% dari target

sebesar 100%
Kunjungan K4 pada program KIA-KB Puskesmas Plus

Mandiangin tahun 2019 memiliki cakupan program yang

belum mencapai target, yaitu sebesar 69,1% dari target

sebesar 95%
Deteksi resti oleh tenaga kesehatan pada program KIA-

KB Puskesmas Plus Mandiangin tahun 2019 memiliki

cakupan program yang belum mencapai target, yaitu

sebesar 15,9% dari target sebesar 100%

40 | P a g e
Deteksi resti oleh masyarakat pada program KIA-KB

Puskesmas Plus Mandiangin tahun 2019 memiliki

cakupan program yang belum mencapai target, yaitu

sebesar 14% dari target sebesar 100%


Kunjungan neonatus pada program KIA-KB Puskesmas

Plus Mandiangin tahun 2019 memiliki cakupan program

yang belum mencapai target, yaitu sebesar 61,2% dari

target sebesar 100%


Persalinan dibantu tenaga kesehatan (LINNAKES) pada

program KIA-KB Puskesmas Plus Mandiangin tahun

2019 memiliki cakupan program yang belum mencapai

target, yaitu sebesar 67,9% dari target 100%


Kunjungan KF1 pada program KIA-KB Puskesmas Plus

Mandiangin tahun 2019 memiliki cakupan program yang

belum mencapai target, yaitu sebesar 64,1% dari target

sebesar 100%
Kunjungan KF2 pada program KIA-KB Puskesmas Plus

Mandiangin tahun 2019 memiliki cakupan program yang

belum mencapai target, yaitu sebesar 64,1% dari target

sebesar 100%
Kunjungan KF3 pada program KIA-KB Puskesmas Plus

Mandiangin tahun 2019 memiliki cakupan program yang

belum mencapai target, yaitu sebesar 59,7% dari target

sebesar 100%
Kunjungan KN1 pada program KIA-KB Puskesmas Plus

Mandiangin tahun 2019 memiliki cakupan program yang

belum mencapai target, yaitu sebesar 65,5% dari target

sebesar 100%
Kunjungan KN2 pada program KIA-KB Puskesmas Plus

Mandiangin tahun 2019 memiliki cakupan program yang

belum mencapai target, yaitu sebesar 65,5% dari target

sebesar 100%
Kunjungan KN Lengakp pada program KIA-KB

41 | P a g e
Puskesmas Plus Mandiangin tahun 2019 memiliki

cakupan program yang belum mencapai target, yaitu

sebesar 49,4% dari target sebesar 100%


Kunjungan Neonatus Komplikasi Ditangani pada

program KIA-KB Puskesmas Plus Mandiangin tahun

2019 memiliki cakupan program yang belum mencapai

target, yaitu sebesar 15,4% dari target sebesar 100%


Kunjungan Bayi pada program KIA-KB Puskesmas Plus

Mandiangin tahun 2019 memiliki cakupan program yang

belum mencapai target, yaitu sebesar 35% dari target

sebesar 100%
Kunjungan Inisiasi Menyusui Dini pada program KIA-KB

Puskesmas Plus Mandiangin tahun 2019 memiliki

cakupan program yang belum mencapai target, yaitu

sebesar 40,5% dari target sebesar 100%


Kunjungan Vitamin A pada program Gizi Puskesmas

Plus Mandiangin tahun 2019 memiliki cakupan program


3 Gizi
yang belum mencapai target, yaitu sebesar 81,5% dari

target sebesar 90%


Kunjungan Vitamin A Bufas pada program Gizi

Puskesmas Plus Mandiangin tahun 2019 memiliki

cakupan program yang belum mencapai target, yaitu

sebesar 63,5% dari target sebesar 90%


Kunjungan Fe1 pada program Gizi Puskesmas Plus

Mandiangin tahun 2019 memiliki cakupan program yang

belum mencapai target, yaitu sebesar 74,2% dari target

sebesar 98%
Kunjungan Fe3 pada program Gizi Puskesmas Plus

Mandiangin tahun 2019 memiliki cakupan program yang

belum mencapai target, yaitu sebesar 72,8% dari target

sebesar 98%
Kunjungan D/S pada program Gizi Puskesmas Plus

Mandiangin tahun 2019 memiliki cakupan program yang

42 | P a g e
belum mencapai target, yaitu sebesar 47,8% dari target

sebesar 80%
Kunjungan ASI Eksklusif pada program Gizi Puskesmas

Plus Mandiangin tahun 2019 memiliki cakupan program

yang belum mencapai target, yaitu sebesar 54,5% dari

target sebesar 80%


Kunjungan Imunisasi Bayi pada program P2P

Puskesmas Plus Mandiangin tahun 2019 memiliki


4 P2P
cakupan program yang belum mencapai target, yaitu

sebesar 48,3% dari target sebesar 95%


Kunjungan Imunisasi WUS pada program P2P

Puskesmas Plus Mandiangin tahun 2019 memiliki

cakupan program yang belum mencapai target, yaitu

sebesar 4% dari target sebesar 80%


Kunjungan BIAS pada program P2P Puskesmas Plus

Mandiangin tahun 2019 memiliki cakupan program yang

belum mencapai target, yaitu sebesar 42% dari target

sebesar 95%
Kunjungan Lansia pada program Kesehatan Lansia

Puskesmas Plus Mandiangin tahun 2019 memiliki


5 PENGEMBANGAN
cakupan program yang belum mencapai target, yaitu

sebesar 71,4% dari target sebesar 100%


Kunjungan Skrining ABMS pada program UKS

Puskesmas Plus Mandiangin tahun 2019 memiliki

cakupan program yang belum mencapai target, yaitu

sebesar 92,6% dari target sebesar 100%

Setelah didapatkan identifikasi masalah maka dapat

dilanjutkan dengan menentukan prioritas masalah dengan

menggunakan metode skoring.

SEVERIT KEMAMPUAN
MASALAH % URGENSI BIAYA TOTAL
Y MERUBAH
CAPAIAN RUMAH SEHAT 18,3 4 3 1 1 9
SARANA AIR BERSIH 14,8 5 4 4 2 15
JAMBAN SEHAT 18,3 5 4 3 1 13

43 | P a g e
SPAL 18,3 4 4 2 2 12
KUNJUNGAN K1 67,4 5 4 5 3 17
KUNJUNGAN K4 69,1 5 4 5 3 17
DETEKSI RESTI OLEH NAKES 15,9 4 4 4 2 14
DETEKSI RESTI OLEH MSY 14 3 3 4 1 11
KUNJUNGAN NEONATUS 61,2 4 4 4 2 14
LINNAKES 67,9 5 4 3 4 16
KF1 64,1 5 4 4 2 15
KF2 64,1 3 3 4 3 13
KF3 59,7 3 3 4 3 13
KN1 65,5 4 4 4 3 15
KN2 65,5 4 4 4 3 15
KN LENGKAP 49,4 3 3 4 2 12
KUNJUNGAN BAYI 35 3 3 4 2 12
IMD 40,5 5 5 5 4 19
VIT A BAYI 81,5 4 2 3 4 13
VIT A BUFAS 63,5 4 3 3 3 13
FE1 74,2 4 3 3 3 13
FE3 72,8 4 3 3 3 13
D/S 47,8 4 4 5 3 16
ASI EKSKLUSIF 54,5 5 4 5 5 19
LANSIA 71,4 4 3 4 3 14
IMUNISASI BAYI 48,3 5 4 4 2 15
IMUNISASI WUS 4 3 5 4 1 13
BIAS 42 5 4 4 3 16
SKRINING ABMS 92,6 3 1 5 4 13

Keterangan:

Urgensi Severity Biaya Kemampuan Merubah

1: tidak penting 1: tidak serius 1: sangat mahal 1: sangat sulit


2: kurang penting 2: kurang serius 2: mahal 2: sulit
3: cukup penting 3: cukup serius 3: cukup mahal 3: cukup sulit
4: penting 4: serius 4: murah 4: mudah
5: sangat penting 5:sangat serius 5: sangat murah 5: sangat mudah

Berdasarkan tabel skoring di atas, rendahnya pemberian ASI

eksklusif pada bayi 0-6 bulan dan rendahnya cakupan IMD memiliki total

skor tertinggi yaitu 19, kemudian rendahnya kunjungan K1 di Puskesmas

Plus Mandiangin merupakan masalah prioritas ketiga dengan total skor

sebesar 17.

44 | P a g e
2. DIAGRAM ISHIKAWA

Lingkungan Manusia

Faktor fisik ibu yang tidak


BuSui yang bekerja untuk
mampu untuk memberi ASI
memenuhi kebutuhan

Rendahnya pengetahuan ibu


tentang ASI eksklusif
Keluarga disekitar BuSui tidak
menerapkan ASI eksklusif Ibu penderita penyakit
tertentu

ASI
Eksklusif
Kader kurang aktif sosialisasi Keluarga dengan tingkat
Kampanye media
tentang ASI eksklusif ekonomi rendah
tentang susu
formula dengan
Gizi ibu tidak tercukupi
Kurangnya penyuluhan klaim lebih baik
selama periode
mengenai ASI eksklusif dari ASI
menyusui

Tidak adanya pelatihan dari


tenaga kesehatan mengenai
ASI Eksklusif Dana
Material

Metode

45 | P a g e
Lingkungan Manusia

Bumil yang pada waktu Pasien yang malu untuk


K1 pindah tempat tinggal memeriksakan kandungan
sehingga tidak tinggal di pada trimester 1
wilayah kerja Puskesmas

Rendahnya kesadaran dan


Lokasi Puskesmas yang susah pengetahuan ibu tentang
pentingnya periksa pada awal
untuk dijangkau
kehamilan

Kunjungan
K1
Pencatatan dan pelaporan K1 KK tidak mampu yang
Pendayagunaan
kurnag tertib belum terdaftar BPJS
Poskeskel tidak
maksimal
Waktu tunggu layanan yang
lama

Metode Dana
Material

46 | P a g e
Lingkungan Manusia

Keluarga di sekitar ibu Kurangnya pengetahuan ibu


tidak terbiasa mengenai IMD
menerapkan IMD
Ibu yang merasa ASI-nya
tidak/belum keluar sesaat
setelah melahirkan

Inisiasi
Menyusui
Dini (IMD)
Petugas yang tidak tertib Persalinan yang tidak
Kurangnya
melaksanakan IMD ditolong oleh tenaga
pelatihan pada
kesehatan
kader
pendamping ibu
hamil

Metode Dana
Material

47 | P a g e
3. PEMECAHAN MASALAH

 ASI EKSKLUSIF

Berdasarkan diagram Ishikawa di atas, didapatkan alternatif


pemecahan masalah sebagai berikut:
1. Mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya ASI eksklusif
2. Optimalisasi pendayagunaan Posyandu di masyarakat
3. Monitoring dan pendataan mengenai jumlah dan kondisi ibu
hamil dan ibu menyusui oleh kader
4. Optimalisasi konseling mengenai ASI ekslusif dari tenaga
kesehatan Puskesmas kepada ibu hamil dan ibu menyusui di
wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin
URGENS SEVERIT KEMAMPUA TOTA
ALTERNATIF PEMECAHAN BIAYA
I Y N MERUBAH L
Penyuluhan mengenai ASI Eksklusif 4 2 2 2 10
Optimalisasi daya guna Posyandu 4 3 2 4 13
Monitoring dan pendataan kondisi ibu hamil
4 4 3 4 15
dan menyusui oleh kader
Optimalisasi konseling ASI eksklusif oleh tenaga
5 5 4 5 19
kesehatan

 KUNJUNGAN K1

Berdasarkan diagram Ishikawa di atas, didapatkan alternatif


pemecahan masalah sebagai berikut:
1. Optimalisasi pendataan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Plus Mandiangin
2. Mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya kunjungan K1
saat kehamilan
3. Dilakukan kunjungan rumah bagi ibu hamil yang tidak dapat
datang ke fasilitas kesehatan
4. Optimalisasi kader pendamping ibu hamil

KEMAMPUAN
ALTERNATIF PEMECAHAN URGENSI SEVERITY BIAYA TOTAL
MERUBAH
Optimalisasi pendataan ibu hamil di wilayah kerja 4 4 3 4 15
Mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya
4 3 2 2 11
kunjungan K1
Dilakukan kunjungan rumah bagi ibu hamil yang
tidak mampu/ tidak dapat datang ke fasilitas 4 4 3 4 15
kesehatan
Optimalisasi kader pendamping ibu hamil 5 5 3 4 17

48 | P a g e
 INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)

Berdasarkan diagram Ishikawa di atas, didapatkan alternatif


pemecahan masalah sebagai berikut:
1. Mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya inisiasi
menyusui dini (IMD)
2. Mengadakan pelatihan kader/dukun beranak mengenai IMD
3. Optimalisasi tenaga kesehatan mengenai pentingnya IMD

KEMAMPUAN
ALTERNATIF PEMECAHAN URGENSI SEVERITY BIAYA TOTAL
MERUBAH
Mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya
4 3 2 2 11
insisasi menyusui dini (IMD)
Mengadakan pelatihan kader/dukun beranak
5 4 3 3 15
mengenai IMD
Optimalisasi tenaga kesehatan mengenai
4 3 4 4 15
pentingnya IMD

4. RENCANA USULAN KEGIATAN

Setelah didapatkan skala prioritas pemecahan masalah, maka


disusunlah Rencana Usulan Kegiatan (RUK) sbb:

49 | P a g e
Rincian Sumber
Upaya Jenis Tujuan Sasaran Target Indikator
Dana Alat Tenaga biaya

ASI Memberi Bumil dan 100% Bumil


Penyuluhan Laptop,
eksklusi informasi Busui di dan Busui Transportasi,
mengenai proyektor, Dokter, Target
f pada mengenai wiayah tahu snack, biaya APBD
ASI sound bidan terpenuhi
bayi 0-6 ASI kerja pentingnya pemateri
Eksklusif system
bulan eksklusif Puskesmas ASI eksklusif

Pemeriksaa
Ibu hamil, >85% ibu Biaya
n berkala
Optimalisasi menyusui, hamil dan operasional Bidan,
calon ibu, ATK, Target
daya guna dan bayi di menyusui posyandu, kader APBD
ibu timbangan terpenuhi
Posyandu wilayah memanfaatka biaya kader posyandu
menyusui,
kerja n Posyandu aktif
dan bayi

Monitoring Pendataan Ibu hamil >85% ibu Transportasi ATK Kader aktif Target APBD
dan jumlah dan dan hamil dan kader, terpenuhi
pendataan kondisi ibu menyusui menyusui pengadaan
kondisi ibu hamil dan di wilayah terdata oleh alat dan
hamil dan menyusui kerja kader bahan
menyusui Puskesmas
oleh kader

50 | P a g e
Memberi 100% bumil di
Optimalisasi Biaya
informasi wilayah kerja buku
konseling Ibu hamil pelatihan
secara lebih tahu dan panduan
ASI di wilayah konseling Dokter, Target
intensif terampil mengenai APBD
eksklusif kerja ASI eksklusif bidan terpenuhi
kepada ibu dalam ASI
oleh tenaga Puskesmas bagi tenaga
tentang ASI memberikan eksklusif
kesehatan kesehatan
eksklusif ASI eksklusif

51 | P a g e
Rincian Sumber
Upaya Jenis Tujuan Sasaran Target Indikator
Dana Alat Tenaga biaya

Kunjung Mengetahui
an K1 jumlah ibu
Optimalisasi 100% ibu
pada Ibu hamil baik Ibu hamil Pengadaan
pendataan hamil di
Hamil risiko di wilayah alat bahan, Target
ibu hamil di wilayah kerja ATK Kader aktif APBD
rendah, kerja transportasi terpenuhi
wilayah Puskesmas
risiko tinggi, Puskesmas kader
kerja terdata
dan sangat
tinggi

Mengadaka
Memberikan
n 100% ibu
informasi Ibu hamil Laptop,
penyuluhan hamil paham Transportasi,
mengenai di wilayah proyektor, Dokter, Target
mengenai mengenai snack, biaya APBD
pentingnya kerja sound bidan terpenuhi
pentingnya pentingnya pemateri
kunjungan Puskesmas system
kunjungan kunjungan K1
K1
K1

Dilakukan Memberikan Ibu hamil 100% ibu Transportasi Tensimeter Dokter, Target APBD
kunjungan pelayanan di wilayah hamil bidan bidan terpenuhi
rumah bagi K1 bagi ibu kerja mendapatkan Timbangan
ibu hamil hamil Puskesmas pelayanan K1 Alat suntik
yang tidak oleh Tenaga
mampu/ kesehatan Tablet fe
tidak dapat Puskesmas
datang ke

52 | P a g e
fasilitas
kesehatan

Memberikan 100% kader


pengetahua pendamping
Optimalisasi Laptop,
n bagi kader Kader ibu hamil Snack,
kader proyektor, Dokter, Target
mengenai pendampin paham transportasi APBD
pendamping sound bidan terpenuhi
pentingnya g ibu hamil mengenai kader
ibu hamil system
kunjungan pentignya
K1 kunjungan K1

53 | P a g e
Rincian Sumber
Upaya Jenis Tujuan Sasaran Target Indikator
Dana Alat Tenaga biaya

Mengadaka
Memberikan
n
informasi 100% ibu
penyuluhan Ibu hamil Laptop,
mengenai hamil paham Transportasi,
mengenai di wilayah proyektor, Dokter, Target
pentingnya mengenai snack, biaya APBD
pentingnya kerja sound bidan terpenuhi
inisiasi pentingnya pemateri
insisasi Puskesmas system
menyusui IMD
menyusui
dini (IMD)
dini (IMD)

Mengadaka Memberikan
Inisiasi Kader/duk
n pelatihan pengetahua Laptop,
Menyus un beranak 100%
kader/duku n tentang Transportasi proyektor, Dokter, Target
ui Dini di wilayah kader/dukun APBD
n beranak pentingnya kader, snack sound bidan terpenuhi
(IMD) kerja beranak
mengenai dilakukan system
Puskesmas
IMD IMD

Memberikan 100% tenaga


Optimalisasi
penekanan kesehatan
tenaga Tenaga
pada tenaga melaksanakan Pengampu
kesehatan kesehatan Target
kesehatan IMD pada ibu - - program APBD
mengenai di terpenuhi
tentang dan bayi KIA-KB
pentingnya Puskesmas
pentingnya sesaat setelah
IMD
IMD melahirkan

54 | P a g e
BAB V

PROMOTIF DAN PREVENTIF

5.1 Rapid Survey

A. Latar belakang

Metode Survei Cepat (Rapid Survey Method) saat ini

memainkan peran yang sangat besar pada Ilmu Kesehatan

Masyarakat, khususnya Epidemiologi. Survei cepat adalah suatu

metode survei yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi

tentang suatu masalah dari sebagian populasi yang dianggap dapat

mewakili populasi tertentu dalam jangka waktu yang relatif pendek

dengan biaya murah dan hasil yang optimal. Survei biasa

digunakan untuk mengevaluasi berbagai program kesehatan

(Depkes,1998) maupun menginvestigasi berbagai status kesehatan

dan penyakit yang aktual di masyarakat (Frerichs& Shaheen,2001).

Survei cepat merupakan salah satu bentuk survei alternatif

yang banyak digunakan karena timbulnya pertanyaan mendasar di

lapangan yang perlu jawaban segera namun tetap mempunyai

validitas yang tinggi. Dari data rapid survey,dapat diperoleh

masalah kesehatan yang ada pada masyarakat dan apa

penyebabnya. Hal tersebut dapat mempermudah untuk melakukan

promosi kesehatan yang sesuai dengan masalah yang terjadi di

tengah masyarakat. Sehingga promosi yang dilakukan tepat guna

dan tepat sasaran.

55 | P a g e
Promosi kesehatan adalah semua upaya yang menekankan

pada perubahan sosial, pengembangan lingkungan, pengembangan

kemampuan individu dan kesempatan dalam masyarakat, dan

merubah perilaku individu, organisasi dan sosial untuk

meningkatkan status kesehatan individu dan masyarakat.

(Keleher,et.al,2007). Promosi kesehatan memberikan pencegahan

primer (primary prevention) terhadap penyakit dengan cara

memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan agar

individuatau sasaran lebih memiliki pemahaman terhadap konsep

yang disampaikan lewat program kerja Puskesmas.Kinerja

Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan sangat

diharapkan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Puskesmas sebagai kesatuan organisasi kesehatan fungsional

merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang

memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat dalam bentuk program-program pelayanan serta

membina masyarakat di wilayah kerjanya (Warni, 2009). Untuk

mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, salah

satu indikatornya bisa dilihat dari rendahnya pemberian ASI

eksklusif pada bayi.

Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang diciptakan khusus

yang keluar langsung dari payudara seorang ibu untuk bayi. ASI

merupakan makanan bayi yang paling sempurna, praktis, murah,

dan bersih karena langsung diminum dari payudara ibu.

56 | P a g e
ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan

bayi untuk memenuhi kebutuhan gizi di 6 bulan pertamanya.

Kandungan ASI antara lain yaitu sel darah putih, zat kekebalan,

enzim pencernaan, hormon, dan protein. Pemberian ASI perlu

karena memberikan beberapa manfaat pada bayi antara lain, dapat

memberikan kehidupan yang baik dalam pertumbuhan maupun

perkembangan bayi, mengandung antibodi yang melindungi bayi

dari penyakit infeksi bakteri, virus, jamur, dan parasit, mengandung

komposisi yang tepat karena kandungan ASI diciptakan sesuai

dengan kebutuhan bayi, meningkatkan kecerdasan bayi, terhindar

dari alergi yang biasanya timbul karena konsumsi susu formula,

bayi merasakan kasih sayang ibu secara langsung saat proses

menyusui, dan ketika beranjak dewasa akan mengurangi resiko

untuk terkena hipertensi, kolesterol, overweight, obesitas, dan

diabetes tipe 2. Bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif akan lebih

rentan terkena penyakit kronis, seperti jantung, hipetensi, dan

diabetes setelah ia dewasa serta dapat menderita kekurangan gizi

dan mengalami obesitas (Yusrina, Shrimarti, 2016).

Proses pemberian ASI tanpa makanan tambahan makanan

lain pada bayi berumur 0-6 bulan disebut ASI eksklusif. ASI

eksklusif yang dimaksud yaitu bayi tidak diberikan apapun, kecuali

makanan yang langsung dikonsumsi oleh ibu yaitu ASI. World

Health Organization (WHO) dan United Nation Children Fund

(UNICEF) merekomendasikan sebaiknya anak hanya diberi air susu

ibu (ASI) selama paling sedikit 6 bulan pertama dalam kehidupan

seorang bayi dan dilanjutkan dengan makanan pendamping yang

57 | P a g e
tetap sampai usia 2 tahun dalam rangka menurunkan angka

kesakitan dan kematian anak (Yusrina, Shrimarti, 2016).

Berdasarkan hasil dari RISKESDAS target capaian ASI

eksklusif di Indonesia adalah 100% dan capaian ASI eksklusif

Indonesia pada tahun 2018 hanya 74,5% (Riskesdas, 2018).

Fenomena tersebut juga terjadi di wilayah kerja Puskesmas Plus

Mandiangin pada tahun 2019. Masih kurangnya cakupan persentase

bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI eksklusif dengan

capaian 54,5% dari target 80%.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenaigambaran penyebab terjadinya

kurangnya cakupan persentase bayi usia 0-6 bulan yang mendapat

ASI eksklusif di Puskesmas Plus Mandiangin pada tahun 2019.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1) Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya cakupan

persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI eksklusif di

Puskesmas Plus Mandiangin pada tahun 2019?

2) Bagaimana alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan

penyebab masalah yang dirumuskan?

58 | P a g e
C. Tujuan Survei

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1) Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor penyebab kurangnya cakupan

persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI eksklusif di

Puskesmas Plus Mandiangin pada tahun 2019 dengan

capaian 54,5% dari target 80%.

2) Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan orang tua bayi di wilayah

kerja Puskesmas Plus Mandiangin tentang ASI eksklusif.

b. Memberikan alternatif pemecahan masalah untuk bayi yang

tidak mendapatkan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas

Plus Mandiangin.

D. Manfaat Penelitian

1) Bagi Puskesmas Plus Mandiangin

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran

tentang faktor-faktor yang menyebabkan masih adanya bayi

yang tidak mendapatkan ASI eksklusif di wilayah kerja

Puskesmas Plus Mandiangin.

2) Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan

masyarakat tentang pentingnya ASI eksklusif untuk bayi usia

0-6 bulan.

59 | P a g e
E. Ruang Lingkup Survei

Penelitian ini dilakukan pada orang tua yang memiliki bayi

usia 7-23 bulan di wilayah Kerja Puskesmas Plus Mandiangin

dengan memberikan kuisoner sebanyak 28 pertanyaan ke 92

responden.

F. Pelaksanaan Survei

a. Sasaran Survei

Sasaran survey cepat adalah orang tua yang memiliki bayi

usia 7-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Plus

Mandianginyang terdapat di kelurahan Puhun Pintu Kabun dan

kelurahan Puhun Tembok.

Instrumen yang digunakan dalam survey cepat adalah

kuisoner tentang pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua bayi

yang memiliki bayi usia 7-23 bulan.

b. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan pada rapid survey ini

menggunakan teknik random sampling, dimana peneliti

mengambil sampel sebanyak 98 orang. Pengambilan sampling

dilakukan dengan mengunjungi rumah orang tua yang memiliki

bayi usia 7-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Plus

Mandiangin.

c. Definisi Operasional

a) Pengetahuan

60 | P a g e
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui

seseorang melalui pengalaman, latihan atau proses

belajar.

Pengukuran variabel pengetahuan responden tentang

ASI eksklusif berdasarkan pada skala ordinal dari 12

pertanyaan. Setiap jawaban yang benar (5) dan jawaban

yang salah diberi skor (1). Jumlah skor maksimal adalah

100, kemudian skor diakumulasikan menjadi 2 kategori,

yaitu :

1. Tinggi : 85-100

2. Rendah : <85

b) Sikap

Sikap merupakan kesiapan dan kesediaan seseorang

untuk bertindak dengan cara-cara tertentu terhadap objek

dan mempunyai tingkat intensitas tertentu yang kuat dan

lemah. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih

tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek.

Ciri sikap yang terutama adalah memiliki arah dan

dengan arah ini sikap dapat bersifat positif atau negatif

menjauhkan diri dari objek. Sikap dipandang sebagai hasil

belajar, selalu dihubungkan dengan objek seperti

manusia, wawasan, peristiwa maupun ide.

Pengukuran variabel sikap didasarkan pada skala

ordinal 8 buah pertanyaan. Setiap jawaban yang bernilai

positif akan diberi skor (5), sedangkan jawaban bernilai

61 | P a g e
negatif diberi skor (1). Jumlah skor maksimal adalah 100,

kemudian skor diakumulasikan menjadi 2 kategori, yaitu :

1. Baik : 85-100

2. Buruk : < 85

c) Perilaku

Perilaku adalah serangkaian tindakan yang dibuat oleh

seseorang dalam hubungannya dengan dirinya sendiri

atau lingkungannya yang merupakan tanggapan atau

reaksi seseorang terhadap rangsangan.Pengukuran

variabel perilaku didasarkan pada skala ordinal 8 buah

pertanyaan. Setiap jawaban yang bernilai positif akan

diberi skor (5), sedangkan jawaban bernilai negatif diberi

skor (1). Jumlah skor maksimal adalah 100, kemudian

skor diakumulasikan menjadi 2 kategori, yaitu :

1. Baik : 85-100

2. Buruk : < 85

G. Hasil Rapid Survey

1. Data Rapid Survey

Telah dilakukan survey mengenai gambaran pengetahuan,

sikap dan perilakuresponden terhadap ASI eksklusif. Penelitian

ini dilakukan pada tanggal 7-12 Desember2019. Sampel

merupakan orang tua yang memiliki bayi usia 7-23 bulan yang

tinggal di wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin.Jumlah

sampel penelitian adalah 92 responden. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

62 | P a g e
Kuesioner mengenai pengetahuan responden tentang ASI

eksklusif terdiri dari 12pertanyaan. Hasil penelitian selanjutnya

dikumpulkan dan dilakukan pengolahan dan analisis.

Tabel 5.1 Distribusi pengetahuan responden tentang ASI eksklusif

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)


Tinggi 58 63
Rendah 34 37
Total 92 100

Grafik 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat


Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif

Persentase Pengetahuan Ibu


Mengenai ASI Eksklusif
T R

37%

63%

Berdasarkan grafik 5.1 diketahui bahwa 92 responden (37%)


memiliki tingkat pengetahuan yang rendah mengenai ASI
Eksklusif.Hal ini dipengaruhi oleh faktor kurangnya informasi
yang didapatkan oleh ibu hamil.

Hasil analisis data dari jawaban responden pada pertanyaan


tentang pengetahuan, masyarakat memiliki persentase yang
masih belum merata. Terlihat bahwa 37% ibu masih belum
mengetahui apa itu ASI Eksklusif.

63 | P a g e
Berikut analisis lebih lanjut dari masing-masing pertanyaan
yang diajukan:

Tabel 5.2 Distribusi hasil pertanyaan tentang pengetahuan


mengenai ASI eksklusif
Persen Persen
tase tase
N
Pertanyaan Jawaba Jawaba
O
n n
Benar Salah
1 Apakah pengertian ASI eksklusif menurut Ibu ?

a. Pemberian ASI + susu kaleng dari


umur 0-6 bulan 87 13
b. Pemberian ASI saja dari umur 0-6
bulan
c. Tidak tahu
2 Apa kepentingan pemberian ASI Eksklusif bagi
bayi?

a. Memberi nutrisi 82 18
b. Untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak
c. a dan b salah

3 Darimana Ibu tahu tentang ASI eksklusif ?

a. Tenaga kesehatan 73 27
b. Tetangga
c. Tahu sendiri
4 Menurut Ibu apakah ASI dapat melindungi bayi
dari suatu penyakit ?
99 1
a. Ya
b. Tidak
5 Bila jawaban no. 6 ya, apakah alasannya ?

a. Terdapat zat antibodi pada ASI 85 15


b. Bayi tidak mengalami kekurangan gizi
c. Tidak tahu
6 Bila jawaban tidak, apakah alasannya ? 93 7

64 | P a g e
a. ASI tidak mengandung apa-apa
b. ASI hanya asupan biasa
c. Tidak tahu
7 MenurutIbuapakahASIdapatdigantidenganmaka
nanlainPenggantiASI (PASI)?
70 30
a. Ya
b. Tidak
8 Bila jawaban no. 9 ya, dengan apa ASI dapat
diganti ?
67 33
a. Susu formula
b. Teh
c. Tidak tahu
9 Menurut Ibu kapan sebaiknya PASImulai
diberikan pada bayi ?
92 8
a. Saat bayi berumur 6 bulan
b. Sesegara mungkin
c. Tidak tahu
1 Menurut Ibu apakah keuntunganmemberikan
0 ASI eksklusif ?

a. Bayi menjadi lebih sehat dibanding


59 51
bayi yang diberikan susu kaleng
b. Lebih mendekatkan hubungan ibu
dan anak
c. A dan b salah
1 Menurut ibu apakah nama air susu yang
1 pertama kali keluarsetelah melahirkan?
73 27
a. ASI masa peralihan
b. Kolostrum
c. ASI mature
1 Menurut ibu, apa manfaat dari air susu yang
2 pertama kali keluar tersebut?

a. Membuat bayi cepat keyang 97 3


b. Mengandung zat-zat yang dapat
meningkatkan daya tahan tubuh
c. Tidak tahu

Tabel 5.3 Distribusi Sikap Responden Terhadap ASI Eksklusif

Sikap Jumlah Persentase (%)


Baik 54 59
Buruk 38 41
Total 92 100

65 | P a g e
Grafik 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap
Tentang ASI Eksklusif

Persentase Sikap Ibu


Mengenai ASI Eksklusif
B Br

41%

59%

Berdasarkan grafik 5.2 diketahui distribusi dari sikap

responden belum merata. Hal ini dapat dilihat dari 41%

responden tidak setuju dengan pernyataan pentingnya

pemberian ASI Eksklusif terhadap bayi.

Berikut analisis lebih lanjut dari masing-masing pertanyaan

yang diajukan:

66 | P a g e
Tabel 5.4 Distribusi Hasil Pertanyaan
Tentang Sikap Mengenai ASI Eksklusif
Pers Pers
enta enta
se se
N Jaw Jaw
Pertanyaan
O aba aba
n n
Ben Sala
ar h
1 Apakah Ibu setuju bila setiap
bayiberhak menerima ASI eksklusif ?
100 0
a. Iya
b. Tidak
2 Apakah Ibu setuju bahwa
dalampemberian ASI diperlukan
keahlian atau latihan khusus ? 65 35
a. Setuju
b. Tidak
3 Bila jawaban no. 2 setuju, apakah
alasannya ?

a. Produksi asi lebih lancar 64 36


b. Posisi yang nyaman bagi ibu
dan bayi saat menyusui
c. a dan b salah
4 Bila jawaban tidak, apakah alasannya
?

a. Sudah terjadi secara


64 36
alamiah
b. Tahu dari tetangga
c. Sudah diajari turun
temurun
5 ApakahIbusetujudengananjuranpeme
rintah,menyusuibayisampaiberumur2
tahun ? 99 1
a. Setuju
b. Tidak
6 Bila jawaban no. 5 setuju, apakah
alasannya ?
92 8
a. Bermanfaat bagi bayi
b. Tanggung jawab seorang ibu
c. A dan b salah
7 ApakahIbumelihatadaperbedaandala 93 7

67 | P a g e
mpertumbuhandanperkembangandi
antara bayi yang diberi ASI dan yang
tidak?

a. Ya
b. Tidak
8 ApakahIbumelihatadaperbedaandala
mdayatahantubuhdiantarabayi yang
diberi ASI dan yang tidak ?

a. Tidak, keduanya sama saja 97 3


b. Ya, bayi yang diberikan ASI
lebih sehat
c. Ya, bayi yang tidak
diberikan ASI lebih sehat

Tabel 5.5 Distribusi perilaku responden tentang ASI eksklusif

Tindakan Jumlah Persentase (%)


Baik 81 88
Buruk 11 12
Total 92 100

Grafik 5.3 Persentase Perilaku Ibu


Yang Memberikan ASI Eksklusif

Persentase Perilaku Ibu


Mengenai ASI Eksklusif
B Br
12%

88%

Distribusi perilaku respondenterhadap pemberian ASI

Eksklusif menunjukkan bahwa 88% responden sudah

68 | P a g e
memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Selanjutnya

dilakukan analisis lebih lanjut pada masing-masing pertanyaan

yang diajukan seperti pada tabel berikut :

Tabel 5.6 Distribusi hasil pertanyaan tentang perilaku


mengenai ASI eksklusif
Persentas Persentas
N e e
Pertanyaan
O Jawaban Jawaban
Benar Salah
1 Apakah Ibu hanya
memberikan ASI saja
atau ditambah dengan
susu formula ?

a. ASI saja 79 21
b. Asi + susu
botol/susu
formula
c. Susu botol/
susu formula
saja
2 Apakah Ibu pernah
gagal dalam menyusui
(ASI tidak
keluar/sedikt, sakit
sewaktu menyusui,
tidak sempat 100 0
memberikan ASI dan
diganti dengan susu
formula)?

a. Ya
b. Tidak
3 Apakah ibu pernah 100 0
gagal dalam
memberika ASI?

69 | P a g e
a. Produksi ASI
yang sedikit
dan tidak ada
sama sekali
b. Gaya hidup
c. Dan lain-lain
4 Apakah semua anak
Ibu diberi ASI ?
90 10
a. Ya
b. Tidak
5 Bila Ibu bekerja,
bagaimana cara ibu
memberi ASI ?

a. ASI disimpan 82 18
di lemari es
b. Ganti dengan
susu kaleng
c. Tidak
diberikan ASI
6 Apakah Ibu akan
memberikan ASI
eksklusif ? 100 0
a. Ya
b. Tidak
7 Kapan Ibu mulai
memberikan ASI pada
bayi ?

a. Segera
setelah 93 7
dilahirkan
b. 1 hari setelah
dilahirkan
c. Tidak
memberikan
asi
8 Apakah Ibu
memberikan ASI yang
pertama kali keluar
pada bayi ?Kenapa ? 97 3

a. Ya, karena
b. Tidak, karena

2. Kesimpulan Hasil Rapid Suvei

70 | P a g e
Berdasarkan survei yang telah dilaksanakan dan dilakukan

pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya

orang tua bayi memiliki perilaku yang baik terhadap pemberian

ASI Eksklusif. Sedangkan pengetahuan dan sikap orang tua bayi

terhadap ASI Eksklusif bertolak belakang dengan perilakunya.

Hal tersebut disebabkan karena rendahnya pengetahuan ibu

tentang pentingnya ASI Eksklusif.

3. Perencanaan

Melakukan kegiatan UKM berupa penyuluhan, yaitu:

1. Promosi kesehatan mengenai pengertian ASI Ekslusif

2. Promosi kesehatan mengenai manfaat pemberian ASI

Eksklusif untuk bayi

3. Promosi kesehatan mengenai manfaat pemberian ASI

Ekslusif untuk ibu

4. Promosi kesehatan mengenai nutrisi yang terkandung di

dalam ASI

5. Promosi kesehatan mengenai cara pemberian ASI bagi ibu

yang bekerja

71 | P a g e
5.2 Promotif Dentistry

A. Penyuluhan Dalam Gedung

Tabel 5.7. Jadwal Kegiatan Penyuluhan Dalam Gedung

No Nama Kegiatan Waktu/ Tema Topik Alat dan Bahan


Tempat
1 Kegiatan Penyuluhan November Pentingnya menjaga - Penyakit gigi dan mulut yang - Leaflet
Kesehatan Gigi dan Mulut 2019/ kesehatan gigi dan mulut sering terjadi pada ibu hamil - Alat peraga (model
bagi ibu hamil Ruang bagi ibu dan janin - Cara memelihara kesehatan gigi)
gigi dan mulut bagi ibu hamil - Sikat gigi
- Cara menyikat gigi yang baik
dan benar
- Asupan nutrisi untuk
kesehatan ibu dan janin

2 Kegiatan Penyuluhan Jumat, 20 Pentingnya Pemberian ASI - Pengertian ASI Eksklusif - Laptop
Mengenai Pentingnya ASI Desember Eksklusif untuk Ibu dan - Manfaat pemberian ASI - Proyektor
Eksklusif Bagi Ibu dan Bayi 2019 Bayi Eksklusif untuk Bayi - Meja
- Manfaat pemberian ASI - Kursi

72 | P a g e
Eksklusif untuk Ibu - Sound system
- Nutrisi yang terdapat di dalam - Pointer
ASI - Leaflet

B. UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah)

Tabel 5.8. Jadwal Kegiatan UKGS

No Nama Kegiatan Waktu/ Tema Topik Alat dan Bahan


Tempat
1 Kegiatan Pemeriksaan Gigi Sabtu, 16 Pemeriksaan Setelah - - Diagnostic Set
Siswa/i SDS Fransiskus November Program Sikat Gigi 21 Hari
- Pemeriksaan Gigi Siswa/i 2019/SDS Dalam Rangka Bulan
Kelas 1-6 Fransiskus Kesehatan Gigi Nasional
Bukittinggi

2 Gerakan Sikat Gigi Massal Senin, 18 Karies Gigi dan Cara - Pengertian karies - Alat peraga (model
- Penyuluhan Kesehatan November Pencegahannya - Penyebab terjadinya karies gigi)
Gigi dan Mulut 2019/SDN - Pencegahan Karies - Sikat gigi
- Sikat Gigi Massal Siswa/i 05 Puhun - Makanan yang Sebaiknya di - Pasta gigi
Kelas 1 dan 2 Pintu Kabun konsumsi dan dihindari - Gelas kumur
untuk mencegah terjadinya

73 | P a g e
karies
- Pemilihan sikat gigi dan pasta
gigi yang sesuai untuk anak-
anak
- Cara menyikat gigi yang baik
dan benar

3 Gerakan Sikat Gigi Massal Rabu, 20 Karies Gigi dan Cara - Pengertian karies - Alat peraga (model
- Penyuluhan Kesehatan November Pencegahannya - Penyebab terjadinya karies gigi)
Gigi dan Mulut 2019/SDN - Pencegahan Karies - Sikat gigi
- Sikat Gigi Massal Siswa/i 12 Puhun - Makanan yang Sebaiknya di - Pasta gigi
Kelas 1 dan 2 Pintu Kabun konsumsi dan dihindari - Gelas kumur
untuk mencegah terjadinya
karies
- Pemilihan sikat gigi dan pasta
gigi yang sesuai untuk anak-
anak
- Cara menyikat gigi yang baik
dan benar

4 Gerakan Sikat Gigi Massal Rabu, 20 Karies Gigi dan Cara - Pengertian karies - Alat peraga (model
- Penyuluhan Kesehatan November Pencegahannya - Penyebab terjadinya karies gigi)

74 | P a g e
Gigi dan Mulut 2019/SDN - Pencegahan Karies - Sikat gigi
- Sikat Gigi Massal Siswa/i 10 Puhun - Makanan yang Sebaiknya di - Pasta gigi
Kelas 1 dan 2 Pintu Kabun konsumsi dan dihindari - Gelas kumur
untuk mencegah terjadinya
karies
- Pemilihan sikat gigi dan pasta
gigi yang sesuai untuk anak-
anak
- Cara menyikat gigi yang baik
dan benar

5 Gerakan Sikat Gigi Massal Kamis, 21 Karies Gigi dan Cara - Pengertian karies - Alat peraga (model
- Penyuluhan Kesehatan November Pencegahannya - Penyebab terjadinya karies gigi)
Gigi dan Mulut 2019/SDI - Pencegahan Karies - Sikat gigi
- Sikat Gigi Massal Siswa/i Al-Ikhwan - Makanan yang Sebaiknya di - Pasta gigi
Kelas 1 dan 2 Bukittinggi konsumsi dan dihindari - Gelas kumur
untuk mencegah terjadinya
karies
- Pemilihan sikat gigi dan pasta
gigi yang sesuai untuk anak-
anak
- Cara menyikat gigi yang baik

75 | P a g e
dan benar

6 Gerakan Sikat Gigi Massal Jumat, 22 Karies Gigi dan Cara - Pengertian karies - Alat peraga (model
- Penyuluhan Kesehatan November Pencegahannya - Penyebab terjadinya karies gigi)
Gigi dan Mulut 2019/SDI - Pencegahan Karies - Sikat gigi
- Sikat Gigi Massal Siswa/i Al-Falah - Makanan yang Sebaiknya di - Pasta gigi
Kelas 1 dan 2 Bukittinggi konsumsi dan dihindari Gelas kumur
untuk mencegah terjadinya
karies
- Pemilihan sikat gigi dan pasta
gigi yang sesuai untuk anak-
anak
- Cara menyikat gigi yang baik
dan benar

C. UKGM (Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat)

Tabel 5.9. Jadwal Kegiatan UKGM

76 | P a g e
No Nama Kegiatan Waktu/ Tema Topik Alat dan Bahan
Tempat
1 Kegiatan Penyuluhan Kamis, 14 Kesehatan gigi dan mulut - Penyebab gigi berlubang - Alat peraga (model gigi)
Kesehatan Gigi dan Mulut November pada balita - Cara pencegahan gigi - Sikat gigi
untuk Balita 2019/ berlubang
Posyandu - Cara memelihara
Balita kesehatan gigi dan mulut
Kantor pada balita
Lurah - Cara menyikat gigi yang
baik dan benar
- Waktu yang tepat untuk
menyikat gigi

2 Kegiatan Penyuluhan Senin, 18 Permasalahan rongga mulut - Penyakit gigi yang sering - Alat peraga (model gigi)
Kesehatan Gigi dan Mulut November pada lansia terjadi pada lansia - Sikat gigi
bagi Lansia 2019/ - Pentingnya menggunakan
Posyandu gigi tiruan sebagai
Dahlia pengganti gigi asli
Puhun - Cara merawat gigi tiruan
Pintu Kabun - Makanan yang baik
untuk lansia

77 | P a g e
3 Kegiatan Penyuluhan Selasa, 19 Pentingnya menjaga - Penyakit gigi dan mulut - Leaflet
Kesehatan Gigi dan Mulut November kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi pada - Alat peraga (model gigi)
bagi ibu hamil 2019/ bagi ibu dan janin ibu hamil - Sikat gigi
Posyandu - Cara memelihara
Cemara kesehatan gigi dan mulut
Gurun Buai bagi ibu hamil
- Cara menyikat gigi yang
baik dan benar
- Asupan nutrisi untuk
kesehatan ibu dan janin

4 Kegiatan Penyuluhan Kamis, 21 1. Manifestasi penyakit - Manifestasi oral penyakit -


Manifestasi Oral Penyakit November sistemik pada rongga sistemik
Sistemik serta Kesehatan 2019/ mulut
Gigi dan Mulut untuk Posbindu
Lansia Raflesia
2. Permasalahan rongga - Penyakit gigi yang sering - Alat peraga (model gigi)
mulut pada lansia terjadi pada lansia - Sikat gigi
- Pentingnya menggunakan
gigi tiruan sebagai
pengganti gigi asli

78 | P a g e
- Cara merawat gigi tiruan
- Makanan yang baik
untuk lansia

79 | P a g e
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Setelah pelaksanaan program DPH di Puskesmas Plus

Mandiangin, dapat disimpulkan bahwa hasil pencapaian program UKM

esensial, UKM pengembangan, dan upaya kesehatan perorangan di

Puskesmas pada umumnya sudah berjalan dengan baik, namun ada

beberapa kinerja program yang belum mencapai target. Hal ini

dipengaruhi dari faktor internal Puskesmas, lintas sektor terkait, dan

masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas.

B. SARAN
1. Perlu diadakan kelas menyusui bagi ibu hamil trimester 3 untuk

melatih keterampilan menyusui.

2. Puskesmas diharapkan menyediakan kantong penyimpan ASI untuk

ibu menyusui yang bekerja.

80 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta:


Depkes RI. Keleher, H., MacDougall, C. dan Murphy, B. 2007.
Understanding Health Promotion. Victoria Australia: Oxford University
Press.

Kementrian Kesehatan 2018. Kementrian Kesehatan RI tentang Profil


Kesehatan Indonesia. Diakses Bulan November 2019.

Notoadmodjo,S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka


Cipta.

Peraturan Menteri Kesehatan Rrepublik Indonesia Nomor 033 Tahun 2012.

Yusrina, A.,Shrimarti, R. D. 2016. Faktor yang mempengaruhi niat ibu


memberikan ASI Eksklusif di kelurahan Magersari, Siduarjo.
Universitas Airlangga: Surabaya.

81 | P a g e
Lampiran 1. Master Table

pendidikan

Kategori

Kategori

Kategori
Umur

Pengetahuan Sikap Perilaku


No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
1 b e 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5 5 5 T 5 5 1 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 1 5 5 5 B
2 b d 5 5 1 5 5 5 1 1 5 5 5 5 R 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
3 b e 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 1 5 5 5 5 5 5 5 B
4 c d 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
5 b e 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
6 b e 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 1 5 5 5 5 5 5 5 B
7 d d 5 5 5 5 1 5 1 1 1 1 1 5 R 5 5 5 5 5 1 5 5 B 1 5 5 5 1 5 5 5 Br
8 c d 5 5 1 5 5 5 1 1 5 1 1 5 R 5 5 1 5 1 5 5 5 Br 1 5 5 5 5 5 5 5 B
9 b d 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
10 c d 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
11 c e 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 1 5 5 5 B
12 c e 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 T 5 1 5 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 5 5 B
13 c d 5 1 5 5 5 5 5 5 5 1 1 5 R 5 1 5 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 5 5 B
14 b d 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 1 5 R 5 1 5 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 5 5 B
15 b d 1 1 1 5 1 5 5 5 5 5 1 5 R 5 1 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
16 c d 1 1 1 5 5 5 5 5 5 1 1 5 R 5 5 5 5 5 5 5 5 B 1 5 5 5 1 5 5 5 Br
17 c b 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 1 5 R 5 5 1 5 5 5 5 5 B 1 5 5 5 5 5 5 5 B
18 c d 5 5 5 5 1 5 1 1 1 5 1 5 R 5 5 1 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
19 c c 1 1 1 5 1 5 5 5 5 5 1 5 R 5 1 5 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 1 5 5 5 B
20 c d 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B

82 | P a g e
21 b e 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
22 b d 1 1 1 1 5 1 5 5 5 1 1 5 R 5 5 5 1 5 1 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 5 5 B
23 b d 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 1 5 R 5 1 5 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 5 5 B
24 b d 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 1 1 R 5 1 5 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 5 5 B
25 b d 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 1 5 T 5 1 5 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 5 5 B
26 b d 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 T 5 1 5 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 1 5 B
27 d e 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 1 5 5 5 1 5 1 5 Br
28 c d 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 1 5 R 5 1 5 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 1 5 B
29 b c 1 1 1 5 1 1 1 1 5 1 1 5 R 5 5 5 5 5 5 5 5 B 1 5 5 5 1 5 5 5 Br
30 b d 5 5 1 5 5 5 5 5 5 1 1 5 R 5 1 1 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 5 5 B
31 c b 1 1 1 5 5 5 5 5 5 1 5 5 R 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
32 c b 1 1 1 5 5 5 1 1 5 1 1 5 R 5 1 1 1 5 5 5 5 Br 1 5 5 5 5 5 5 5 B
33 b c 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 T 5 1 1 1 5 5 1 5 Br 1 5 5 5 5 5 5 5 B
34 b d 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 T 5 1 1 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 5 5 B
35 b e 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
36 b d 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 T 5 1 1 1 5 5 5 5 Br 1 5 5 1 5 5 5 5 Br
37 c d 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 T 5 5 5 5 5 5 1 5 B 1 5 5 1 5 5 5 5 Br
38 b e 5 5 1 5 5 5 5 5 5 1 5 5 T 5 5 5 5 5 1 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
39 c d 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 1 5 5 5 5 5 5 5 B
40 b d 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 R 5 5 5 5 5 5 5 5 B 1 5 5 5 1 5 5 5 Br
41 c d 5 5 5 5 1 1 5 5 5 5 5 5 T 5 1 1 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 1 5 1 5 Br
42 c d 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 T 5 1 1 5 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 1 5 5 5 B
43 c d 5 5 1 5 5 5 5 5 5 1 5 5 T 5 1 1 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 5 5 B
44 c b 5 5 5 5 5 5 1 1 1 5 5 5 R 5 1 1 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 5 5 B
45 b c 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
46 c d 5 5 1 5 5 5 5 5 1 5 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
47 c b 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 T 5 1 1 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 5 5 B

83 | P a g e
48 c d 5 1 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
49 b d 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 T 5 1 1 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 5 5 B
50 d a 5 5 5 5 1 1 5 5 5 1 1 5 R 5 1 1 1 5 5 5 1 Br 5 5 5 1 1 5 5 5 Br
51 c b 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 5 T 5 5 1 5 5 5 5 5 B 5 5 5 1 5 5 5 5 B
52 b e 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 T 5 1 1 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 5 5 B
53 b d 5 5 5 5 5 5 1 1 5 1 5 5 R 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 1 5 B
54 b e 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
55 c c 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5 5 5 T 5 5 5 5 5 1 5 1 Br 5 5 5 5 5 5 5 5 B
56 c e 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 T 5 5 1 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
57 b e 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
58 c d 5 5 1 5 5 5 1 1 5 1 5 5 R 5 5 5 5 5 5 5 1 B 1 5 5 5 5 5 5 5 B
59 c e 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
60 c d 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
61 c e 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
62 c d 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
63 b d 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 1 5 5 5 5 B
64 c d 5 5 5 5 5 1 1 5 5 5 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 1 5 5 5 B
65 c e 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 T 5 1 1 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 5 5 B
66 b d 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5 5 5 T 5 1 1 1 5 1 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 5 5 B
67 b d 5 5 5 5 1 5 1 1 5 5 5 5 R 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
68 b d 5 5 5 5 1 5 1 1 5 5 5 5 R 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
69 b e 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 T 5 1 1 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 1 5 5 5 5 B
70 b e 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5 1 5 R 5 5 5 5 5 5 1 5 B 1 5 5 5 5 5 5 5 B
71 b e 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5 1 5 R 5 5 5 5 5 5 1 5 B 5 5 5 1 5 5 5 5 B
72 b d 5 5 5 5 5 5 1 1 5 1 1 5 R 5 5 5 5 5 5 1 5 B 5 5 5 1 5 5 5 5 B
73 b d 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
74 c e 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5 5 5 T 5 1 1 1 5 5 5 5 Br 1 5 5 5 1 5 5 5 Br

84 | P a g e
75 b e 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 1 5 5 5 5 B
76 c e 5 5 5 5 5 5 1 1 5 1 5 5 R 5 5 1 5 5 5 5 5 B 1 5 5 5 5 5 5 5 B
77 b d 5 5 1 5 5 5 5 5 5 1 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
78 b c 5 1 5 5 1 5 5 5 1 5 5 1 R 5 1 1 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 5 5 B
79 c e 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 T 5 1 1 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 5 5 B
80 b c 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 1 5 5 5 B
81 b c 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 1 5 5 1 Br
82 b d 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 T 5 1 1 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 5 1 B
83 b d 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 T 5 1 1 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 5 1 B
84 c e 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 T 5 1 1 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 5 5 B
85 c d 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 T 5 5 5 5 5 1 1 5 Br 5 5 5 5 1 5 5 5 B
86 c d 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 T 5 5 1 5 5 1 5 5 Br 5 5 5 5 1 5 5 5 B
87 b e 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 1 5 B
88 b e 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5 5 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
89 c e 5 5 1 5 5 5 5 1 5 1 5 5 R 5 5 1 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
90 b e 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5 1 5 R 5 5 1 1 5 5 5 5 Br 5 5 5 5 5 5 5 5 B
91 b d 5 5 5 5 5 5 1 1 5 1 5 5 R 5 5 5 5 5 5 5 5 B 5 5 5 5 5 5 5 5 B
92 b d 5 5 5 5 1 5 5 1 1 5 1 5 R 5 5 1 1 5 5 5 5 Br 1 5 5 5 5 5 5 5 B

85 | P a g e
Lampiran 2. Kuesioner

Identitas

1. Nama:
2. Alamat:
3. Umur:
a. < 20 tahun
b. 20-30 tahun
c. 31-40 tahun
d. > 40 tahun
4. Pendidikanformal terakhir :
a. Tidaksekolahatautidaktamat SD
b. SD / sederajat
c. SLTP / sederajat
d. SLTA / sederajat
e. Akademik / perguruantinggi
5. Penghasilanperbulan:
a. < Rp.650.000
b. >Rp 650.000
6. Berapajumlahanak yang berumur 7-23bulan ?
a. 0 c.2
b. 1 d. >2

PENGETAHUAN

1. Apakah pengertian ASI eksklusif menurut Ibu ?


a. Pemberian ASI + susu kaleng dari umur 0-6 bulan
b. Pemberian ASI saja dari umur 0-6 bulan
c. Tidak tahu
2. Apa kepentingan pemberian ASI Eksklusif bagi bayi?
a. Memberi nutrisi
b. Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak
c. Tidak tahu
3. Darimana Ibu tahu tentang ASI eksklusif ?
a. Tenaga kesehatan
b. Tetangga
c. Tahu sendiri
4. Menurut Ibu apakah ASI dapat melindungi bayi dari suatu
penyakit ?
a. Ya
b. Tidak
( Bila jawabanTIDAK, langsung ke pertanyaan no.6)

5. Bila jawaban no. 4 ya, apakah alasannya ?


a. Terdapat zat antibodi pada ASI
b. Bayi tidak mengalami kekurangan gizi
c. Tidak tahu

6. Bila jawaban tidak, apakah alasannya ?


a. ASI tidak mengandung apa-apa
b. ASI hanya asupan biasa
c. Tidak tahu
7. Menurut Ibu apakah ASI dapat diganti dengan makanan lain
Pengganti ASI (PASI)?
a. Ya
b. Tidak

86 | P a g e
( Bila jawaban TIDAK, langsung kepertanyaan no.11 )

8. Bila jawaban no. 7 ya, dengan apa ASI dapat diganti ?


a. Susu formula
b. Teh
c. Tidak tahu
9. Menurut Ibu kapan sebaiknya PASI mulai diberikan pada bayi ?
a. Saat bayi berumur 6 bulan
b. Sesegara mungkin
c. Tidak tahu
10. Menurut Ibu apakah keuntungan memberikan ASI eksklusif ?
a. Bayi menjadi lebih sehat dibanding bayi yang diberikan susu
kaleng
b. Lebih mendekatkan hubungan ibu dan anak
c. Tidak tahu
11. Menurut ibu apakah nama air susu yang pertama kali keluar
setelah melahirkan?
a. ASI masa peralihan
b. Kolostrum
c. ASI mature
12. Menurut ibu, apa manfaat dari air susu yang pertama kali
keluar tersebut?
a. Membuat bayi cepat kenyang
b. Mengandung zat-zat yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh
c. Tidak tahu

SIKAP

1. Apakah Ibu setuju bila setiap bayi berhak menerima ASI eksklusif ?
a. Iya
b. Tidak
2. Apakah Ibu setuju bahwa dalam pemberian ASI diperlukan keahlian
atau latihan khusus ?
a. Setuju
b. Tidak
( Bila jawaban TIDAK, langsung ke pertanyaan no. 4 )

3. Bila jawaban no. 2 setuju, apakah alasannya ?


a. Produksi asi lebih lancar
b. Posisi yang nyaman bagi ibu dan bayi saat menyusui
c. Tidak tahu
4. Bila jawaban tidak, apakah alasannya ?
a. Sudah terjadi secara alamiah
b. Tahu dari tetangga
c. Sudah diajari turun temurun
5. Apakah Ibu setuju dengan anjuran pemerintah,menyusui bayi
sampai berumur 2 tahun ?
a. Setuju
b. Tidak
( Bila jawaban TIDAK, langsung ke pertanyaan no. 7 )

6. Bila jawaban no. 5 setuju, apakah alasannya ?


a. Bermanfaat bagi bayi
b. Tanggung jawab seorang ibu
c. Tidak tahu
7. Apakah Ibu melihat ada perbedaan dalam pertumbuhan dan
perkembangan di antara bayi yang diberi ASI dan yang tidak ?
a. Ya

87 | P a g e
b. Tidak
8. Apakah Ibu melihat ada perbedaan dalam daya tahan tubuh di
antara bayi yang diberi ASI dan yang tidak ?
a. Tidak, keduanya sama saja
b. Ya, bayi yang diberikan ASI lebih sehat
c. Ya, bayi yang tidak diberikan ASI lebih sehat

PERILAKU
1. Apakah Ibu hanya memberikan ASI saja atau ditambah dengan susu
formula ?
a. ASI saja
b. Asi + susu botol/susu formula
c. Susu botol/ susu formula saja
2. Apakah Ibu pernah gagal dalam menyusui (ASI tidak keluar/sedikit,
sakit sewaktu menyusui, tidak sempat memberikan ASI dan diganti
dengan susu formula)?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah ibu pernah gagal dalam memberikan ASI?
a. Produksi ASI yang sedikit dan tidak ada sama sekali
b. Gaya hidup
c. Dan lain-lain
4. Apakah semua anak Ibu diberi ASI ?
a. Ya
b. Tidak
5. Bila Ibu bekerja, bagaimana cara ibu memberi ASI ?
a. ASI disimpan di lemari es
b. Ganti dengan susu kaleng
c. Tidak diberikan ASI
6. Apakah Ibu akan memberikan ASI eksklusif ?
a. Ya
b. Tidak
7. Kapan Ibu mulai memberikan ASI pada bayi ?
a. Segera setelah dilahirkan
b. 1 hari setelah dilahirkan
c. Tidak memberikan ASI
8. Apakah Ibu memberikan ASI yang pertama kali keluar pada bayi?
Kenapa ?
a. Ya, karena
b. Tidak, karena

88 | P a g e
Lampiran 3. Silabus Promosi Kesehatan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ASI EKSKLUSIF

1. KEGIATAN

Penyampaian materi dengan metode ceramah dan tanya jawab

2. TEMA

Pentingnya Pemberian ASI Eksklusif untuk Ibu dan Bayi

3. SASARAN

Ibu hamil di Kelurahan Puhun Pintu Kabun dan Kelurahan Puhun

Tembok. Adapun jumlah ibu hamil di kelurahan tersebut adalah 306

orang.

4. TUJUAN

a. Umum

Setelah mengikuti penyuluhan tentang pentingya ASI eksklusif,

diharapkan ibu hamil Puhun Pintu Kabun dan Puhun mengetahui

tentang pentingnya ASI eksklusif

b. Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan pentingya ASI eksklusif,

diharapkan dapat:

 Mengetahui pengertian ASI Eksklusif

 Mengetahui manfaat pemberian ASI Eksklusif untuk Bayi

 Mengetahui manfaat pemberian ASI Eksklusif untuk Ibu

 Mengetahui nutrisi yang terdapat di dalam ASI

5. SDM

Penanggung jawab kegiatan : Pemegang Program KIA, dibantu oleh

Nabilah Aulia Fitri, Rahmat Dwi Putra Perkasa, Tasha Octaricha.

6. ALAT BANTU

Alat bantu yang dibutuhkan untuk kegiatan ini adalah

a. Laptop

89 | P a g e
b. Proyektor

c. Meja

d. Kursi

e. Sound system

f. Pointer

g. Leaflet

7. TEMPAT

Kegiatan ini akan dilaksanakan di Ruang Pertemuan Puskesmas Plus

Mandiangin

8. EVALUASI

Evaluasi dilakukan dengan metode tanya jawab langsung dengan

peserta, dan dianggap berhasil apabila peserta mampu menjawab dan

tahu mengenai materi yang telah disampaikan

9. Proses Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Waktu
1 Pendahuluan:
- Memberikan salam pembuka dan
memperkenalkan diri
5 menit
- Menjelaskan maksud dan tujuan
- Kontrak waktu

2 Penyampaian materi:
- Menjelaskan pengertian ASI
Eksklusif
- Menjelaskan manfaat ASI Eksklusif
20 menit
untuk Ibu dan Bayi
- Menjelaskan nutrisi yang terdapat di
dalam ASI

3 Penutup:
- Tanya jawab
- Menyimpulkan hasil penyuluhan 15 menit
- Membagikan leaflet
- Memberikan salam penutup
10. MATERI

90 | P a g e
a. Pengertian ASI Esklusif

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja terhadap bayi sampai

usia 6 bulan, tanpa tambahan makanan maupun air (WHO, 2001).

PemberianASI Eksklusif memiliki manfaat yang sangat besar untuk

bayi, diantaranya yaitu membantu mengoptimalkan pertumbuhan otak

dan fisik bayi dan menurunkan risiko infeksi saluran pencernaan pada

bayi. Pemberian ASI dapat dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun dan

disertai dengan makanan pendamping lainnya (WHO, 2011., Kemenkes,

2018 ).

b. Manfaat ASI Eksklusif untuk Bayi

- ASI mudah diserap dan dicerna oleh pencernaan bayi yang

belum sempurna

- Bayi tidak mudah terserang alergi dan penyakit, karena ASI

merupakan kolostrum yang mengandung zat kekebalan tubuh

dan juga mengandung anti peradangan yang baik untuk bayi.

- ASI menurunkan risiko bayi terkena infeksi saluran pencernaan

karena ASI mengandung bakteri baik yang dapat membantu

proses pembentukan feses bayi

- ASI yang di dapat bayi akan memenuhi kebutuhan nutrisinya

sehingga dapat menunjang perkembangan otak dan fisik bayi.

- Mengisap ASI membuat bayi mudah mengoordinasi saraf

menelan, mengisap, dan bernapas menjadi lebih sempurna dan

bayi menjadi lebih aktif dan ceria

- Mendapatkan ASI dari mengisap di payudara membuat kualitas

hubungan psikologis ibu dan bayi menjadi semakin dekatbayi

yang diberi ASI akan lebih ehat dibandingkan dengan bayi yang

diberi susu formula. Pemberian susu formula pada bayi dapat

meningkatkan risiko infeksi saluran kemih, saluran napas, dan

telinga. Bayi juga bisa mengalami diare, sakir perut, dan

penyakit saluran cerna kronis.

91 | P a g e
c. Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu

Selain bagi bayi, pemberian ASI eksklusif bagi ibu menyusui juga

memiliki manfaat, diantaranya: (Roesli, 2000., Nisman, 2011.,WHO,

2011., Kemenkes RI, 2018)

- Mengatasi rasa trauma

Setelah melahirkan biasanya ibu rentan mengalami baby blues

syndrome, yaitu gangguan emosi ringan yang terjadi dalam

kurun waktu 2 minggu setelah melahirkan, terlebih lagi hal

tersebut biasanya terjadi pada sang ibu yang belum terbiasa

bahkan tidak bersedia memberikan ASI eksklusifnya untuk bayi

mereka. Namun dengan menyusui, secara perlahan rasa trauma

pun akan hilang sendirinya dan ibu pun akan terbiasa menyusui

bayinya.

- Mencegah kanker payudara

Selain membuat kondisi kesehatan dan mental ibu menjadi lebih

stabil, ASI eksklusif juga bisa meminimalkan timbulnya risiko

kanker payudara. Sebab salah satu pemicu penyakit kanker

payudara pada ibu menyusui ialah kurangnya pemberian Asi

eksklusif untuk bayi mereka sendiri.

- Mencegah kanker indung telur

- Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil

- ASI lebih murah sehingga ibu tidak perlu membeli

- Lebih hemat waktu dan tidak merepotkan

- ASI mudah disajikan dan tanpa kontaminasi bahan berbahaya

dari luar serta steril dari bakteri

-  ASI tersedia setiap saat dan dapat diberikan kapanpun

-  Portabel (mudah dibawa kemana-mana) dan praktis

d. Kandungan zat gizi yang terdapat di dalam ASI

 Pengelompokan/stadium ASI

92 | P a g e
- ASI Stadium I (Kolostrum)

- ASI Stadium II (Transisi/Peralihan)

- ASI Stadium III (Matur)

 Nutrisi di dalam ASI

- Protein

- Karbohidrat

- Lemak

- Mineral

- Vitamin

- Air

DAFTAR PUSTAKA

Nisman, W. A. 2011. Panduan Pintar Ibu Menyusui. Yogyakarta: ANDI.

93 | P a g e
WHO. 2001. Nutrition: The World Health Organization's infant feeding recommendation.
Di akses bulan November 2019.

WHO. 2011. Media Centre: Exclusive breastfeeding for six months best for babies
everywhere. Di akses bulan November 2019.

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu dan Bayi. Diakses bulan
November 2019.

Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.

Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan

SDN 05 PINTU KABUN (UKGS)

94 | P a g e
SDN FRANSISKUS (UKGS)

POSYANDU LANSIA (UKGM)

KELAS IBU HAMIL (UKGM)

POSYANDU BALITA (UKGM)

95 | P a g e
POSYANDU PTM (UKGM)

RAPID SURVEY

SDI AL-FALAH (UKGS)

96 | P a g e
SDI AL-IKHWAN (UKGS)

SDN 12 PINTU KABUN

PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF (PROMKES)

97 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai