Anda di halaman 1dari 19

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN


DI PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN
BUKITTINGGI

FADHILATUN NISA
NINDIA RESVIKASARI
PUSPATIKA DWI PUTRI
RIFQI IFQOR
SAFITRI WULANSARI
INDRA IRAWAN
Puskesmas Plus Mandiangin
Puskesmas Plus
Mandiangin berdiri dan
diresmikan pada tanggal
11 Maret 2011, yang
terletak di Kelurahan
Puhun Pintu Kabun
Kecamatan Mandiangin
Koto Selayanan, dengan
wilayah kerja yang terdiri
dari 2 kelurahan, yaitu
Kelurahan Puhun Pintu Batas wilayah kerja Puskesmas Plus
Kabun dengan luas 3,610 Mandiangin:
km², dan Kelurahan • Sebelah Utara berbatasan dengan
Puhun Tembok dengan Kelurahan Gulai Bancah
luas 0,710 km². •Sebelah Selatan berbatasan dengan
Kelurahan Bukit Apit Puhun Kecamatan
Guguk Panjang
•Sebelah Timur berbatasan dengan
Kelurahan Campago Ipuh
•Sebelah Barat berbatasan dengan
Kelurahan Gulai Bancah
MISI
• Mewujudkan pelayanan kesehatan yang
paripurna, merata, bermutu dan
VISI terjangkau
• Mewujudkan penurunan angka
Mewujudkan Pelayanan kesakitan, angka kematian, stunting dan
penyehatan lingkungan melalui
Kesehatan yang Bermutu pemberdayaan masyarakat
dan Berkesinambungan sertamendorong kemandirian
Untuk Menciptakan masyarakat dan keluarga untuk hidup
sehat
Masyarakat Wilayah Kerja
• Mewujudkan tersedianya pelayanan
Puskesmas Plus jaminan kesehatan yang menyeluruh
Mandiangin Sehat,
Analisis Situasi
(Metode SWOT)
Identifikasi Masalah

1. Program
Promosi
Kesehatan
Dari 7 program promosi kesehatan yang
ada, terdapat 3 program yang tidak
mencapai terget, yaitu :
• Pembinaan perilaku hidup bersih dan
sehat pada institusi pendidikan
(sekolah) (GAP 35%).
• Pembinaan perilaku hidup bersih dan
sehat pada institusi sarana kesehatan
(GAP 35%).
• Mendorong terbentuknya upaya
kesehatan bersumber masyarakat
mandiri (GAP 20%).
Identifikasi Masalah

2. Program Kesling

Terdapat 4 program kesehatan lingkungan


yang belum mencapai target yaitu
• Inspeksi sanitasi sarana air bersih (GAP
94%)
• Persentase sarana air minum yang
dilakukan (GAP 10%)
• Inspeksi sanitasi sarana pembuangan
sampah dan limbah (GAP 9%)
• Pemeriksaan penyehatan lingkungan pada
perumahan (GAP 9%)
Identifikasi
Masalah

3. Program KIA-KB
Terdapat 5 program KIA dan KB yang belum mencapai
target yaitu:
• Pelayanan kesehatan bagi ibu hamil sesuai standar untuk
kunjungan lengkap dengan target 100% dan capaian 75%
(GAP 25%)
• Pelayanan neonatus (KN1) dan neonatus lengkap (KN3)
dengan target 100% sedangkan capaian 80% (GAP 20%)
• Layanan/rujukan ibu hamil beresiko tinggi/komplikasi
dengan target 100% sedangkan capaian 85% (GAP 15%)
• Cakupan keluarga berencana pasca persalinan dengan
target 80% sedangkan capaian 75% (GAP 5%)
Identifikasi Masalah
4. Program P3M
Masih banyak program P3M yang belum
mencapai target diantaranya:
• Pada pelayanan imunisasi terdapat 5
indikator yang tidak mencapai target yaitu
imunisasi DPT 1 pada bayi targetnya 95%
sedangkan capaian 89% (GAP 6%);
imunisasi HBO <7 hari, target 95%
sedangkan capaian 87% (GAP 8%);
imunisasi campak pada bayi targetnya
95% sedangkan capaian 50% (GAP 45%);
imunisasi DT/TD pada anak kelas 1 SD
target 95% sedangkan capaian 27% (GAP
68%); imunisasi TT pada anak SD kelas 2
dan 3 targetnya 95% sedangkan capaian
34% (GAP 61%)
• Pada kasus DBD, angka bebas jentik
belum mencapai target, dengan target 95%
sedangkan capaian 85% (GAP 10%)
Identifikasi Masalah

5. Program Gizi

Pada umumnya telah mencapai target


yang ada, hanya saja terdapat 2
indikator yang belum mencapai target,
diantaranya:
• Persentase balita yang ditimbang berat
badannya (GAP 1%)
• Persentase ibu hamil yang
mendapatkan tablet tambah darah
(TTD) minimal 90 tablet selama masa
kehamilan (GAP 12%)
Prioritas Masalah

Keterangan :
1 : Rendahnya capaian pembinaan PHBS pada institusi pendidikan dan sarana kesehatan (GAP 35%)
2 : Rendahnya capaian inspeksi sanitasi sarana air bersih (GAP 94%)
3 : Rendahnya capaian pelayanan kesehatan ibu hamilsesuai standar untuk kunjungan lengkap
(GAP 25%)
4 : Rendahnya capaian imunisasi MR/DT/TD dan TT pada anak sekolah dasar (GAP 58%)
5 : Rendahnya capaian ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah (TTD) (GAP 12%)

Dari metode MCUA di atas yang menjadi prioritas masalah di Puskesmas Plus Mandiangin adalah
“Rendahnya capaian pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar untuk kunjungan
lengkap (GAP 25%)”.
Analisis Penyebab Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah
Lanjutan….
Implementasi
1. Melakukan advokasi kepada petugas PWS-KIA
Tujuan:
– Meningkatkan kinerja petugas PWS-KIA
– Meningkatkan efektifitas dan disiplin kerja petugas PWS-KIA
– Penyesuaian fungsional kerja petugas
– Peningkatan capaian program kerja PWS-KIA
Sasaran : Pemegang program KIA
Lokasi : Puskesmas Plus Mandiangin
 
2. Melakukan penyuluhan dengan kerjasama bersama kader dan tenaga gizi
serta pembagian booklet tentang ibu hamil resti
Tujuan:
– Meningkatkan kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan
– Meluruskan berbagai stigma yang salah dalam masyarakat terutama
bumil
– Meningkatkan kesadaran ibu hamil akan pentingnya gizi dan
pemeriksaan kesehatan
– Meningkatkan peran serta keluarga dalam pemantauan kesehatan bumil 
Sasaran : Masyarakat dan Ibu hamil
Lokasi : Posyandu, Poskeskel dan Puskesmas Plus Mandiangin
TABEL POA
giatan Inovasi Yang Dilaksanakan

Mendesain dan menyediakan media informasi mengenai


pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar (booklet)
Setelah dilaksanakannya PKL di Puskesmas Plus Mandiangin pada tanggal 27 Januari - 22
Februari 2020 maka dapat diambil kesimpulan kegiatan PKL sebagai berikut :
1. Data bersumber dari data primer yang dilakukan dengan mewawancarai pemegang
program di Puskesmas Plus Mandiangin serta data sekunder yang didapat melalui
Profil Puskesmas Plus Mandiangan tahun 2019
2. Setelah semua data terkumpul dan dilakukan analisis data maka identifikasi masalah
yang ditemukan adalah sebagai berikut.
a. Rendahnya capaian pembinaan PHBS pada institusi pendidikan dan sarana
kesehatan (GAP 35%),
b. Rendahnya capaian inspeksi sanitasi sarana air bersih (GAP 94%),
c. Rendahnya capaian pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar untuk
kunjungan lengkap (GAP 25%),
d. Rendahnya capaian imunisasi MR/DT/TD dan TT pada anak sekolah dasar
(GAP 58%),
e. Rendahnya capaian ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah (TTD)
(GAP 12%).
3. Penetapan prioritas masalah dengan menggunakan metode Multiple Criteria Utility
Assessment (MCUA), yaitu suatu metode yang digunakan dalam mengambil
keputusan dari berbagai masalah didasarkan pada pemberian skor (scoring) dan
pembototan pada masalah yang diidentifikasi.
SARAN

MASYARAKAT PUSKESMAS


Untuk lebih meningkatkan efektifitas dan disiplin kerja
petugas KIA

Untuk selalu mengecek kesehatan secara ●
Lebih aktif dalam turun ke masyarakat
rutin minimal 1x6 bulan. ●
Untuk selalu memantau capaian target kerja
Menambah tenaga kerja untuk menghindari kerja petugas
Untuk selalu melakukan pemerikaan


rangkap
kehamilan secara dini kepada Nakes ●
Melakukan penyesuaian dan evaluasi kinerja petugas

Agar lebih memahami pentingnya ●
Melengkapi media pendukung yang menarik agar ibu hamil
tidak malas untuk datang ke Puskesmas
pemeriksaan kesehatan dan vitamin bagi ●
Melakukan kerjasama lintas sektor di wilayah kerja
ibu hamil Puskesmas (Dinas PU, Dinas Perhubungan, Kepala RT,

Bagi keluarga untuk lebih berperan aktif RW, Lurah, Camat, Tokoh Masyarakat, Kader, dan
sebagainya) untuk meningkatkan capaian program KIA
dalam menjaga kesehatan ibu hamil (siaga) ●
Memaksimalkan kembali kegiatan program dan
pemanfaatan alat-alat dalam bertugas.

Anda mungkin juga menyukai