Saat ini banyak masyarakat yang masih bingung mengenai hukum pandangan
Agama Islam terhadap Aborsi dan Keluarga Berencana (KB).Aborsi dalam bahasa Arab
disebut “ijhadh”, yang memiliki beberapa sinonim yakni isqath (menjatuhkan), ilqa‟
(membuang), tharah (melempar) dan imlash (menyingkirkan). Para ulama (para fuqaha)
sepakat bahwa pengguguran janin sesudah ditiupkan ruh adalah haram.Namun, dalam hal
janin yang belum ditiupkan ruh mengenai penggugurannya, para fuqaha berbeda pendapat,
ada yang membolehkan, ada berpendapat mubah dan ada yang mengharamkan.
Namun Menurut kesehatan jika tidak mengatur jarak kelahiran antara anak yang satu
dengan anak yang lainya maka dapat menyebabkan banyak kerugian baik fisik maupun
psikologi.
A. pengertian aborsi
suatu tindakan yang bertujuan untuk mengakhiri masa kehamilan atau pengguguran
kandungan dengan cara mengeluarkan janin (embrio) sebelum memiliki kemampuan untuk
bertahan hidup di luar rahim. Aborsi dalam bahasa Arab disebut “ijhadh”, yang memiliki
beberapa sinonim yakni isqath (menjatuhkan), ilqa‟ (membuang), tharah (melempar) dan
imlash (menyingkirkan).
Di kalangan ahli kedokteran dikenal dua macam abortus atau aborsi (keguguran
kandungan) yakni abortus spontan dan abortus buatan.Abortus spontan adalah merupakan
mekanisme alamiah yang menyebabkan terhentinya proses kehamilan sebelum berumur 28
minggu. Penyebabnya dapat oleh karena penyakit yang diderita si ibu ataupun sebab-sebab
lain yang pada umumnya berhubungan dengan kelainan pada sistem reproduksi.Lain halnya
dengan abortus buatan, abortus dengan jenis ini merupakan suatu upaya yang disengaja untuk
menghentikan proses kehamilan sebelum berumur 28 minggu, dimana janin (hasil konsepsi)
yang dikeluarkan tidak bisa bertahan hidup di dunia luar dengan cara operasi mengeluarkan
janin dari Rahim maupun dengan cara lainnya.
b. Birth Control
Penerapan metode ini menekankan jumlah anak, atau menjarangkan kelahiran, sesuai dengan
situasi dan kondisi suami istri. Hal ini lebih mirip dengan istilah Bahasa Arab :
ْ َّت َ ْح ِد ْيد ُ الن
)Membatasi keturunan( س ِل
Artinya: “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah
yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh
mereka adalah suatu dosa yang besar. Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya
zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. Dan janganlah kamu
membunuh jiwa yang diharamkan Allah, melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan
barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan
kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh.
Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan”. (Q.S. al-Isra’ : 31-33)
Artinya : “Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka.
Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar”.
Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang pelaksanaan KB
diantaranya ialah surat al-Qashas: 77, al-Baqarah: 233, Lukman: 14, al-Ahkaf: 15, al-Anfal:
53, dan
at-Thalaq: 7.
Dari ayat-ayat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang perlu dilaksanakan
dalam KB antara lain, menjaga kesehatan istri, mempertimbangkan kepentingan anak,
memperhitungkan biaya hidup brumah tangga.
Pandangan Hadist tentang Keluarga Berencana
Hadist Al Bukhari No.2537
“sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan
berkecukupan dari pada meninggalkan mereka menjadi beban atau tanggungan orang
banyak.”
Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang biaya rumah
tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak mereka menjadi beban bagi
orang lain. Dengan demikian pengaturan kelahiran anak hendaknya dipikirkan bersama.
2.3 Hukum Aborsi dan Keluarga Berencana Dalam Islam
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri (para ulama & pemerintah) di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya" (QS. Annisa' [4] : 59)
Begitu juga di dalam Ayat lain diwajibkannya rakyat untuk patuh terhadap keputusan ulama
dan pemerintah, sebagaimana Firman Allah Swt sebagai berikut,
Artinya : "Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun
ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul
dan Ulil Amri (Para ulama & pemerintah) di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin
mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan para ulama
& pemerintah]). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah
kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu)" (QS. Annisa' [4] : 83)
Aborsi yang diperbolehkan selagi usia kandungan belum mencapai setelah umur 120 hari
dari awal kehamilannya (sebelum adanya ruh pada janin), dan menggugurkan setelah janin
berusia diatas 120 hari (sudah adanya ruh), maka hukumnya adalah 'Haram'.
Bagi pelakunya yang menggugurkan dan yang meminta digugurkan dapat dijerat dengan
hukum pidana, sama hukumnya seperti pelaku pembunuhan (menghilangkan nyawa orang
lain). Di antara Aborsi yang boleh atau tidak boleh dilakukan diantaranya sebagai berikut:
1. Malu karena hamil di luar nikah sebab perzinahan, meskipun usia wanita yang hamil masih
anak di bawah umur. Maka hukumnya mutlak adalah "Haram". Jika alasannya karena usia
anak masih di bawah umur, masih sekolah, masih labil, dan lain sebagainya. Kondisi seperti
ini, maka kedua orang tua baik dari pihak laki-laki dan wanita harus ikut bertanggung jawab
menjaga, memelihara dan melindunginya. Jika kedua orang tua mereka wafat atau tidak ada,
maka pemerintah wajib memberikan perlindungan kepada mereka sampai mereka bisa
mandiri. Jadi hamil sebab karena pezinahan (suka sama suka) sama ada usianya masih di
bawah umur apalagi usia sudah dewasa (apapun alasannya), maka Haram hukumnya
digugurkan. Tentang status anak hamil di luar nikah dapat dilihat tulisan KH.Ovied. R
dengan judul "Hukum Nikah Hamil di Luar Nikah/tahun 2005"
2. Malu hamil karena sebab pemerkosaan dan usia wanita yang hamil masih di bawah umur
atau sudah dewasa, maka menggugurkan kandungannya diperbolehkan dengan syarat:
a. Sebagaimana pendapat mayoritas Ulama, boleh menggugurkan kandungan selama janin
belum ada ruh (sebelum usia janin mencapai lebih 120 hari dari awal kehamilan), dan mutlak
hukumnya adalah "Haram" jika menggugurkan janin yang sudah memiliki ruh".
b. Bagi yang ingin menggugurkan kehamilannya harus ada izin dari lembaga yang
berkompeten dan payung hukum undang-undang Negara yang membolehkannya.
c. Tempat menggugurkannya (rumah sakit atau tempat bersalin) harus yang sudah mendapat
izin dan payung hukum dari pemerintah.
3. Sebab penyakit ganas (seperti penyakit HIV/AIDS, kanker, dan penyakit ganas lainnya).
Namun jika usia janin sudah berusia di atas 120 hari (sudah adanya ruh), maka tidak boleh
digugurkan dan hukumnya adalah tetap "Haram".
4. Bolehnya menggugurkan kandungan karena udzur yaitu karena alasan kesehatan, seperti
dapat menyebabkan kematian sang Ibu, jika janin yang dikandung tidak digugurkan malah
keduanya akan mati (anak dan ibunya). Kondisi ini berlaku Kidah
"I'tibar Almashalih Wa Dar-ull Mafasid; mendahulukan kemaslahatan, dan meninggalkan
kerusakan". Sebab 'udzur Syar'I, maka boleh digugurkan meskipun janin sudah ada ruh (usia
janin di atas 120 hari).
Hukum Keluarga berencana dalam Islam
1. a. Menurut al-Qur’an dan Hadits
Sebenarnya dalam al-Qur’an dan Hadits tidak ada nas yang shoreh yang melarang atau
memerintahkan KB secara eksplisit, karena hukum ber-KB harus dikembalikan kepada kaidah hukum
Islam,Tetapi dalam al-Qur’an ada ayat-ayat yang berindikasi tentang diperbolehkannya mengikuti
program KB, yakni karena hal-hal berikut:
• Menghawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. Hal ini sesuai dengan firman Allah pada
potongan surat Al-Baqarah surah 2 ayat 195
Alat-alat konrasepsi lainnya adalah kondom, diafragma, tablet vagmat, dan tiisu yang dimasukkan
kedalam vagina. Disamping itu ada cara kontrasepsi yang bersifat tradisional seperti jamuan, urut
dsb.