Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) SIFILIS DAN

TRIKOMONIASIS

GURU PEMBIMBING: FAHROROZI, S.pd

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK 4
NAMA KELOMPOK:
1. REGINA NAAFI’AH
2. FATMA VANIA SURIYANTI
3. NOFANDA DWI ANGGRAINI
4. ERIKSON MANURUNG
5. MUHAMMAD FARHAN
6. RABBYL DEUTA RUSMAN
7. TRI GENTA PRATITA

KELAS XII IPS 1


TAHUN AJARAN 2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami, dari kelompok
4 telah menyelesaikan Makalah Penjaskes ini tentang materi Sifilis dan
Trikomoniasis.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui apa itu pengertian
Penyakit Menular Seksual, Pengertian PMS dari Sifilis dan Trikomoniasis, apa
yang menyebabkannya, gejala yang ditimbulkan, serta pengobatan penyakit
menular seksual tersebut.
Dalam penyusunan makalah ini, kami akui masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah
penyempurnaan makalah. Dan kami akan menerimanya dengan baik.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat menjadi inspirasi dan bermanfaat bagi
semua orang dan lebih kurang proses pembuatannya kami minta maaf
sebesar-besarnya.

PEKANBARU, 5 SEPTEMBER 2022


PENULIS
I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................I
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN MASALAH
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................2
1. PENYAKIT MENULAR SEKSUAL SIFILIS
2. PENYAKIT MENULAR SEKSUAL TRIKOMONIASIS
BAB III PENUTUP........................................................................................3
1. KESIMPULAN
2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA........................................................................4
BAB 1
PENDAHULUAN
1) LATAR BELAKANG
Pemahaman individu dan masyarakat dalam mengerti PMS sangat minim. Padahal di zaman yang
berkembang ini sudah cukup banyak perantara untuk menyampaikan informasi secara berkala dan
meluas. Bagi individu-individu yang mengetahui dampak PMS secara menyeluruh pun tidak
memperhatikan lagi konsekuensinya. Mereka cenderung acuh tak acuh dan selalu merasa menyesal
saat penyakit itu telah becongkol dalam tubuhnya.

Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang
ke orang yang lain melalui kontak seksual Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan
PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik
generasi lama PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang
disebabkan oleh virus, belum dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut bahkan dapat
mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, dan bahkan gonore seluruhnya sudah pernah
dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti
Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi. Sehingga pendidikan
mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan.

Penting untuk diperhatikan bahwa kontak seksual beresiko menjadi penyebab penularan PMS,
terutama kontak seksual yang tidak aman Satu satunya yang betul-betul aman adalah abstinensia
yaitu tidak melakukan hubungan seksual diluar pernikahan. Kebanyakan orang menganggap
berciuman sebagai aktivitas yang aman. Sayangnya, sifilis, herpes dan penyakit-penyakit lain dapat
menular lewat aktivitas yang nampaknya tidak berbahaya. Penyebaran PMS dapat terjadi melalui
darah segar, sperma, dan cairan tubuh lainnya.

 GEJALA DARI PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)


Penyakit menular seksual tidak selalu menimbulkan gejala atau hanya menyebabkan gejala ringan.
Oleh karena itu, penderita terkadang baru menyadari dirinya menderita penyakit menular seksual
setelah muncul komplikasi atau ketika pasangannya terdiagnosis menderita infeksi menular seksual.
Gejala yang dapat muncul akibat penyakit menular seksual beda tergantung pada jenis penyakitnya,
tetapi umumnya berupa:
1. Benjolan, luka, atau lepuhan di sekitar penis, vagina, anus, atau mulut
2. Rasa gatal di vagina atau penis
3. Rasa terbakar dan nyeri ketika buang air kecil atau berhubungan intim
4. Keluar cairan dari penis (kencing nanah) atau vagina (keputihan)
5. Nyeri di perut bagian bawah
6. Demam dan menggigil
 PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)
Cara utama untuk mencegah penyakit menular seksual adalah dengan menerapkan perilaku seks
yang aman, yaitu dengan menggunakan kondom setiap berhubungan intim dan tidak bergonta-ganti
pasangan seksual. Beberapa tindakan pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah:
1. Bersikap setia pada satu pasangan seksual
2. Menjalani vaksinasi, terutama vaksin HPV dan hepatitis B
3. Menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala, khususnya yang berkaitan dengan
organ reproduksi
4. Tidak menggunakan NAPZA, terutama dengan berbagi penggunaan jarum suntik
5. Tidak berhubungan intim jika di diagnosis menderita penyakit menular seksual sampai
dinyatakan sembuh oleh dokter.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu definisi Penyakit Menular Seksual (PMS)?
2. Apa saja gejala yang ditimbulkan akibat PMS ini?
3. Bagaimana cara mencegah PMS?
4. Mengapa pada zaman sekarang semakin marak terjadinya seks bebas tanpa adanya ikatan
pernikahan?

3. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui apa itu Penyakit Menular Seksual (PMS)
2. Mengetahui apa saja gejala yang ditimbulkan akibat PMS ini
3. Mengetahui bagaimana cara mencegah PMS
4. Mengetahui mengapa pada zaman sekarang semakin marak terjadinya seks bebas tanpa
adanya ikatan pernikahan
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. SIFILIS
 PENGERTIAN PMS SIFILIS (RAJA SINGA)
Raja singa atau sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri. Gejala sifilis
diawali dengan munculnya luka yang tidak terasa sakit di area kelamin, mulut, atau dubur. Luka
atau ulkus pada area kelamin yang menjadi gejala sifilis (sipilis) sering kali tidak terlihat dan tidak
terasa sakit sehingga tidak disadari oleh penderitanya. Meski begitu, pada tahap ini, infeksi sudah
bisa ditularkan ke orang lain. Tanpa penanganan yang cepat dan tepat, sifilis dapat merusak otak,
jantung, dan organ lain. Pada ibu hamil, infeksi juga berbahaya karena dapat menyebabkan kondisi
janin tidak normal, bahkan kematian pada bayi. Oleh karena itu, kondisi ini perlu didiagnosis dan
diobati sedini mungkin.

 PENYEBAB DAN GEJALA PMS SIFILIS


Sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum yang menyebar melalui hubungan seksual dengan
penderita raja singa. Bakteri penyebab sifilis juga bisa menyebar melalui melalui kontak fisik dengan luka di
tubuh penderita. Gejala sipilis digolongkan sesuai dengan tahap perkembangan penyakitnya. Tiap jenis sifilis
memiliki gejala yang berbeda.

Bakteri Treponema pallidum

Berikut adalah penjelasannya:


 Sifilis Primer
Gejala muncul antara 10–90 hari setelah penderita terpapar bakteri penyebab sifilis. Awalnya, gejala yang
muncul berupa luka kecil di kulit (chancre) yang tidak terasa sakit. Luka ini timbul di lokasi masuknya bakteri ke
dalam tubuh, biasanya di sekitar kelamin. Luka sifilis juga dapat muncul di area mulut atau dubur. Tidak hanya
di bagian luar, luka akibat sipilis juga bisa muncul di bagian dalam vagina, dubur, atau mulut sehingga tidak
terlihat. Luka tersebut terkadang tidak menimbulkan rasa sakit sehingga penderita bisa tidak menyadari
terkena sifilis.
 Sifilis Sekunder
Beberapa minggu setelah luka menghilang, gejala sifilis sekunder berbentuk ruam bisa muncul di bagian
tubuh mana pun, terutama di telapak tangan dan kaki. Ruam tersebut dapat disertai kutil pada area kelamin
atau mulut, namun tidak menimbulkan rasa gatal. Biasanya, ruam yang muncul berwarna merah atau merah
kecoklatan dan terasa kasar, tetapi ruam tersebut sering terlihat samar sehingga penderita tidak
menyadarinya. Selain timbul ruam, gejala sipilis (sifilis) tahap sekunder juga bisa disertai gejala lain, seperti
demam, lemas, nyeri otot, sakit tenggorokan, pusing, pembengkakan kelenjar getah bening, rambut rontok,
serta penurunan berat badan.

 Sifilis Laten
Pada sifilis tahap ini, bakteri tetap ada, tetapi sifilis tidak menimbulkan gejala apa pun selama bertahun-
tahun. Selama 12 bulan pertama tahap sifilis laten, infeksi masih bisa ditularkan. Setelah 2 tahun, infeksi masih
ada di dalam tubuh, tetapi tidak bisa menular kepada orang lain lagi.
 Sifilis Tersier
Infeksi pada tahap ini dapat muncul antara 10–30 tahun setelah terjadinya infeksi pertama. Sifilis
pada tahap tersier ditunjukkan dengan kerusakan organ permanen sehingga bisa berakibat fatal bagi
penderitanya. Pada tahap ini, sifilis bisa berdampak pada mata, otak, jantung, pembuluh darah, hati,
tulang, dan sendi-sendi. Akibatnya, penderita bisa terkena kebutaan, penyakit jantung atau stroke.
 Sifilis Kongenital
Ibu hamil yang terkena sipilis dapat menyebarkan penyakit ini kepada anaknya, baik sejak dalam
kandungan maupun saat persalinan. Kondisi ini sering menimbulkan komplikasi serius saat
kehamilan, seperti keguguran, kematian janin, atau kematian bayi beberapa saat setelah dilahirkan.
Bila berhasil hidup, bayi yang lahir dengan sifilis kongenital biasanya tidak menunjukkan gejala
tertentu pada awalnya. Namun, beberapa bayi dapat mengalami ruam di bagian telapak tangan atau
telapak kaki, serta pembengkakan kelanjar getah bening dan organ limpa.

 PENGOBATAN PMS SIFILIS


Secara umum, pengobatan utama sifilis adalah dengan suntikan antibiotik penisilin yang dosisnya
tergantung pada kondisi tiap penderita. Pada sifilis yang masih di tahap awal, suntik penisilin cukup
dilakukan satu kali (dosis tunggal). Sedangkan pada sifilis tahap lanjut, diperlukan dosis tambahan
sesuai petunjuk dokter. Sipilis termasuk penyakit yang dapat disembuhkan, terutama jika cepat
terdeteksi dan ditangani. Bila sifilis baru diobati saat sudah terjadi kerusakan organ, pengobatan
sifilis tidak bisa memperbaiki kerusakan organ. Antibiotik penisilin juga diberikan kepada ibu hamil
yang menderita sifilis dan bayi yang dilahirkan dari ibu penderita sifilis. Bagi penderita yang alergi
terhadap penisilin, diskusikan kembali manfaat dan risiko penggunaan penisilin, serta tanyakan
kepada dokter kulit mengenai pengganti obat penisilin.

Setelah disuntik antibiotik penisilin, beberapa penderita bisa merasakan reaksi Jarisch-Herxheimer.
Reaksi ini dapat menimbulkan gejala berupa demam, sakit kepala, dan nyeri otot atau sendi. Reaksi
ini bukan suatu kondisi yang serius dan biasanya hanya berlangsung selama 1 hari. Selama
pengobatan berlangsung, penderita tidak boleh berhubungan seksual sampai dinyatakan sembuh.
Untuk mencegah penularan, beri tahu pasangan tentang kondisi yang dialami agar pasangan segera
melakukan tes sifilis dan segera diobati.

Setelah pengobatan, penderita tetap diminta untuk menjalani tes darah secara berkala. Tujuannya
adalah untuk memastikan bahwa infeksi telah sembuh total. Penderita juga harus tetap waspada
karena masih bisa terinfeksi sifilis kembali, meski sudah diobati dan dinyatakan sembuh.
2. TRIKOMONIASIS
 PENGERTIAN PMS TRIKOMONIASIS
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trichomonas
Vaginalis. Penyakit yang dikenal dengan istilah “trich” ini lebih sering menyerang perempuan, tapi
bisa juga menyerang laki-laki. Trikomoniasis pada pria biasanya tidak menunjukkan gejala apapun.
Namun pada perempuan, infeksi ini dapat menyebabkan keputihan berbau tidak sedap, rasa gatal di
vagina, dan rasa sakit ketika buang air kecil. Trikomoniasis yang parah dan terlambat ditangani dapat
menyebabkan risiko melahirkan bayi prematur, apabila infeksi terjadi dalam masa kehamilan. Risiko
penularan penyakit Trikomoniasis dapat dihindari dengan menggunakan kondom ketika
berhubungan seksual dan menghindari bergonta-ganti pasangan seksual.

 PENYEBAB DAN GEJALA PMS TRIKOMONIASIS


Trikomoniasis disebabkan oleh parasit Trichomonas Vaginalis yang menyebar melalui hubungan
seksual. Parasit ini juga bisa menular akibat berbagi pakai alat bantu seks yang tidak dibersihkan

terlebih dahulu.

Bakteri Trichomonas Vaginalis

Risiko terjadinya trikomoniasis akan meningkat pada seseorang yang:


 Sering bergonta-ganti pasangan seksual
 Tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual
 Pernah menderita trikomoniasis
 Pernah menderita penyakit menular seksual
Parasit ini tidak bisa menular melalui seks oral, seks anal, ciuman, dudukan kloset, atau berbagi
pakai alat makan.

Kebanyakan penderita Trikomoniasis tidak merasakan gejala apa pun. Meski begitu, penderita
tetap bisa menularkan Trikomoniasis kepada orang lain. Bila terdapat gejala, biasanya keluhan akan
muncul 5–28 hari setelah terinfeksi.

Pada wanita, Trikomoniasis dapat ditandai dengan gejala berikut:

 Keputihan yang banyak dan membuat vagina bau amis


 Keputihan berwarna kuning kehijauan, bisa kental atau encer, serta berbusa
 Gatal yang disertai kemerahan dan rasa terbakar di area vagina
 Nyeri saat berhubungan seksual atau saat buang air kecil

Sedangkan pada pria, gejala Trikomoniasis yang dapat muncul antara lain:
1. Sakit, bengkak, dan kemerahan di area ujung penis
2. Keluar cairan putih dari penis
3. Nyeri saat buang air kecil atau setelah ejakulasi
4. Lebih sering buang air kecil dari biasanya

 PENGOBATAN PMS TRIKOMONIASIS


Untuk mengobati trikomoniasis, dokter akan meresepkan metronidazole. Obat ini dapat
dikonsumsi sekali minum dalam dosis besar, atau dalam dosis yang lebih kecil selama 5–7 hari, dua 2
kali sehari. Perlu diketahui, untuk mencegah reinfeksi, pasangan seksual pasien juga harus
mendapatkan pengobatan yang sama tanpa harus menjalani pemeriksaan terlebih dahulu. Selama
masa pengobatan, pasien dilarang berhubungan seksual sampai dinyatakan sembuh oleh dokter.
Pasien juga tidak boleh mengonsumsi minuman beralkohol sampai 24 jam setelah minum
metronidazole, karena bisa menyebabkan mual dan muntah. Trikomoniasis biasanya sembuh dalam
7 hari. Meski demikian, pasien perlu periksa kembali ke dokter dalam 3 minggu hingga 3 bulan
setelah pengobatan. Hal ini untuk memastikan dirinya tidak terinfeksi kembali.
2

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Pemahaman individu dan masyarakat dalam mengerti PMS sangat minim. Padahal di zaman yang
berkembang ini sudah cukup banyak perantara untuk menyampaikan informasi secara berkala dan
meluas. Bagi individu-individu yang mengetahui dampak PMS secara menyeluruh pun tidak
memperhatikan lagi konsekuensinya. Mereka cenderung acuh tak acuh dan selalu merasa menyesal
saat penyakit itu telah becongkol dalam tubuhnya.

Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke
orang yang lain melalui kontak seksual Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang
mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama
PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh
virus, belum dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut bahkan dapat mematikan. Sifilis,
AIDS, kutil kelamin, herpes, dan bahkan gonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab
kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul
(PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi. Sehingga pendidikan mengenai penyakit ini dan
upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan.

2. SARAN
Di zaman sekarang, Pendidikan seksual pada remaja sebaiknya dimulai melalui obrolan antara
orang tua dan anak. Sayangnya, penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang tua di
Indonesia tidak membicarakan seksualitas dan kesehatan reproduksi kepada anak-anak
mereka. Padahal di era keterbukaan informasi ini, keterlibatan orang tua dan komunitas lebih
dibutuhkan dari sebelumnya.

Oleh karena itu, sebaiknya juga kita harus mengetahui apa itu penyakit menular seksual,
apa dampak yang timbul di masa depan, serta tahu apa konsekuensinya. Remaja pada zaman
sekarang tidak memperhatikan lagi konsekuensinya. Mereka cenderung acuh tak acuh dan selalu
merasa menyesal saat penyakit itu telah becongkol dalam tubuhnya.
3

DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/sifilis

https://www.alodokter.com/trikomoniasis

https://images.app.goo.gl/tyfwz2uCm1BEM4Dw6
https://images.app.goo.gl/PbHm3djysTLBVFQR6
4

Anda mungkin juga menyukai