Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

DI SUSUN OLEH :

DEVI RAHMAWATI

R.15.01.014

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

INDRAMAYU

2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Pokok bahasan : Penyakit Menular Seksual


Sub pokok bahasan : Pengenalan dan Pencegahan PMS
Sasaran : Remaja di Desa Pekandangan
Waktu : 60 menit
Tempat : Balai Desa Pekandangan
Hari/Tanggal : Selasa, 04 september 2018

LATAR BELAKANG

Penyakit kelamin adalah penyakit yang penularannya terutama melalui


hubungan seksual. Cara hubungan kelamin tidak hanya terbatas secara genito-
genital saja, tetapi dapat juga secara ora-genital, atau ano-genital, sehingga
kelainan yang timbul akibat penyakit kelamin ini tidak terbatas hanya pada daerah
genital saja, tetapi apat juga pada daerah – daerah ekstra genital.
Meskipun demikian tidak berarti bahwa semuanya harus melalui hubungan
kelamin, tetapi ada beberapa yang dapat juga ditularkan melalui kontak langsung
dengan alat – alat, handuk, termometer, dan sebagainya. Selain itu penyakit
kelamin ini juga dapat menularkan penyakitnya ini kepada bayi dalam kandungan.
Pada waktu dulu penyakit kelamin di kenal sebagai Veneral Diseases yang
berasal dari kata venus (dewi cinta), dan yang termasuk dalam venereal diseases
ini yaitu sifilis, gonore, ulkus mole, limfogranuloma venereum, dan granuloma
inguinale.
Ternyata pada akhir – akhir ini ditemukan berbagai penyakit lain yang
juga dapat timbul akibat hubungan seksual dan penemuan ini antara lain
disebakan oleh perbaikan sarana dan teknik laboratorium dan penemuan beberapa
jenis penyaki secara epidemi seperti herpes genetalis dan hepatitis B.
Oleh karena itu istilah V.D makin lama makin di tinggalkan dan di
oerkenalkan istilah Sexually Transmitted Diseases (S.T.D) yang berarti penyakit –
penyakit yang dapat di tularkan melalui hubungan kelamin, dan yang termasuk
penyakit ini adalah kelima penyakit V.D. tersebut di tambah berbagai lain yang
tidak masuk V.D istilah S.T.D. ini diindonesiakan menjadi P.M.S. (Penyakit
Menular Seksual), ada pula yang menyebutnya P.H.S. (penyakit hubungan
seksual). Sehubungan P.M.S ini sebagian besar di sebabkan oleh infeksi, maka
kemudian istilah S.T.D telah di ganti menjadi S.T.I (Sexually Transmitted
Infection).

1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan para remaja dapat memahami
tentang pentingnya deteksi dini penyakit menular seksual
b. Tujuan Khusus
1. Memahami arti penyakit menular seksual
2. Memahami macam-macam PMS yang sering ditemukan
3. Memahami penyebab penyakit menular seksual
4. Memahami cara – cara mendeteksi penyakit menular seksual
5. Memahami manfaat melakukan deteksi dini PMS

2. Sub Pokok Bahasan


1. Definisi PMS
2. Macam –macam PMS yang sering ditemukan
3. Penyebab PMS
4. Cara – cara mendeteksi PMS
5. Manfaat melakukan deteksi dini PMS
3. Proses Kegiatan Penyuluhan

No. Tahapan Kegiatan Waktu


1. Pembukaan Salam 10 menit
1.
Memperkenalkan diri
2.
3. Menyampaikan tujuan penyuluhan

2. Penyampaian 1. Menjelaskan tentang definisi PMS 40 menit


materi 1.
2. Menjelaskan tentang Penyebab PMS

Menjelaskan tentang cara – cara


deteksi dini PMS

Menjelaskan tentang Manfaat deteksi


dini PMS

3. Penutup Menyimpulkan secara singkat tentang 10 menit


materi yang telah disampaikan secara 1.
bersama-sama
1.
Mengevaluasi tentang materi yang
telah disampaikan dengan tanya
jawab
2.
3. Menutup pertemuan dan
mengucapkan salam
4.
4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
5. Alat bantu
Leaflet
6. Evaluasi :
1. Apa yang di maksud dengan PMS?
2. Sebutkan macam-macam PMS ?
3. Apa saja penyebab terjadinya PMS ?
4. Bagaimana cara mendeteksi PMS ?
5. Apa saja manfaat deteksi dini PMS ?
MATERI PENYULUHAN
A. Definisi PMS
PMS (penyakit menular seksual) merupakan penyakit yang menular
melalui hubungan seksual (hubungan kelamin). Penyakit menular ini akan
lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti – ganti
pasangan baik melalui vagina, oral, maupun anal.
Penyakit menular seksual adalah penyakit yang timbul atau ditularkan
melalui hubungan seksual dengan manifestasi klinis berupa timbulnya
kelainan-kelainan terutama pada alat kelamin.
Pada laki – laki gejala PMS lebih mudah dikenali atau dirasakan.
Sementara pada wanita, sebagian besar tanpa gejala sehingga cendurung tidak
mencari pengobatan. Justru yang tanpa gejala dapat menjadi sumber penularan
penyakit menular seksual.

B. Macam-macam penyakit menular


a. Gonore (GO atau kencing nanah )
Penyebabnya adalah bakteri Nisseria gonorrhea dengan masa
inkubasi antara 2-10 hari setelah masuk ke dalam tubuh. Umumnya pada
wanita tidak menimbulkantanda dan gejala. Tanda dan gejala bias di
temukan pada sebagian wanita ketika melakukan pemeriksaan antenatal
dan pemeriksaan IUD, seperti keputihan kental , berwarna kekuningan
nyeri pada panggul, sakit sewaktu menstruasi,dan uretritis yang
menimbulkan keluhan nyeri saat kencing.
Sementara pada pria gejala tampak adalah keluarnya cairan putih
kuning kehijau-hijauan, rasa gatal, panas , nyeri di uretra , bengakak pada
uretra dan berwarna kemerahan.
Orang yang terkena infeksi gonorea dapat mengalami komplikasi
seperti radang panggul, kemandulan, infeksi pada mata yang baru
dilahirkan dan dapat mengakibatkan kebutaan, serta lahir premature.
b. Sifilis (raja singa )
Disebabkan oleh Treponema pallidum gengan masa tanpa gejala
antara 2-6 minggu bahkan terkadang sampai 3 bulan sesudah kuman
masuk dalam tubuh melalui hubungan seksual.
Gejala yang di tunjukkan adalh luka pada kemaluan tanpa rasa
nyeri, bercak merah di tubuh, kelainan saraf , jantung, pembulu darah, dan
kulit.
Komplikasi :
1. Dapat menimbulkan kerusakan berat pada otak dan jantung jika tidak
diobati
2. Selama kehamilan dapat di tularkan pada janin dan dapat
menyebabkan keguguran atau lahir cacat
3. Memudahkan penularan HIV

c. Herpes
Disebabkan oleh virus herpes simplex . Masa inkubasi umumnya bekisar
antara 3-7 hari setelah virus berada dalam tubuh, dimulai dengan rasa
terbakar, kesemutan pada tempat masuknya virus.
Gejala :
1. Bintil-bintil berkelompok seperti anggur berair dan nyeri pada
kemaluan
2. Kemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering berkerak, lalu
hilang dengan sendirinya
3. Dapat muncul lagi seperti gejala awal, biasanya hilang dan timbul.
4. Membesarkan kelejar getah bening diselakangan
5. Sulit buang air kecil
Komplikasi :
1. Rasa nyeri berasal dari saraf
2. Tertular pada bayi dan menyebabkan lahir muda , cacat bayi, dan lahir
mati
3. Radang tengorokan (faringitis )
4. Infeksi saluran otak (meningitis )
5. Tertular HIV
6. Kanker leher Rahim

d. AIDS (Acquired immune Deficiency Synrom)


Disebabkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang
dapat menyebabkan penurunan system kekebalan tubuh. Masa
inkubasinya/ masa tunasnya 6 bulan sampai 10 tahun, rata-rata masa
inkubasi 21 bulan untuk anak-anak , 60 bulan untuk dewasa.

C. Penyebab terjadinya PMS


1. Melakukan hubungan seksual dengan berganti – ganti pasangan
Semakin banyak pasangan dalam berhubungan seksual maka resiko
penularan PMS juga akan semakin meningkat. Mempunyai bayak
pasangan harus sadar bahwa pasangan tersebut adalah orang yang juga
suka berganti – ganti pasangan dalam berhubungan seks.
2. Melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom
Pemakaian kondom memang tidak berarti menjamin akan terhindar dari
PMS, namun pemakaian kondom dapat mengurangi resiko transmisi
(penularan).
3. Konsumsi alkohol yang berlebihan
Penggunaan alkohol yang terlalu sering dan dalam jumlah banyak, akan
menyebabkan pikiran tidak jernih untuk mengambil keputusan. Termasuk
perilaku seks yang tidak aman atau bahkan menyimpang (melakukan
hubungan seksual pervagina, peroral dan peranal)
4. Menggunakan obat – obatan terlarang
Penggunaan obat terlarang menyebabkan manusia tidak lagi stabil dalam
mengambil keputusan, termasuk mengenai hubngan seksual . penggunaan
jarum suntik secara bergantian juga akan meningkatkan resiko terkena
HIV dan hepatitis.
5. Tidak ada pembekalan ilmu seks
Remaja maupun dewasa muda khusunya wanita lebih muda terkena PMS
dibandingkan dengan orang yang cukup umur hal ini dikarenakan secara
biologis para perempuan muda mempunyai kondisi fisik yang lebih kecil,
dan akan lebih muda robek saat melakukan intercourse. Servik wanita usia
remaja dan muda belum berkembang dangan sempurna sehingga lebih
rentan terkena Clamydia, gonorhea dan PMS lainnya. Aspek lainnya yang
menigkatkan tingginya PMS pada remaja adalah mereka jarang
menggunakan kondom dan lebih cenderung mengambil resiko dalam hal
seksual.

D. Cara mendeteksi PMS


1. Tampak diwajah
a. Sipilis
Dapat dideteksi dari luka terbuka yang lebar dibibir dan mulutnya.
Luka biasanya muncul sekitar 3 – 6 minggu setelah hubungan seksual
b. Herpes genital
Dapat dideteksi dari luka dingin disekitar mulut,
c. Clamydia
Dapat terlihat di mata (pink eye) dan beresiko menyebabkan kebutaan

2. Mengenali tanda – tanda


Pada wanita :
1. Keputihan berwarna kuning atau hijau
2. Keputihan yang berbau
3. Perdarahan diluar siklus haid atau setelah berhubungan intim
4. Nyeri saat hubungan
5. Nyeri perut bawah

Pada pria :
1. Keluarya cairan pada penis
2. Iritasi pada alat kelamin
3. Dengan pemeriksaan lab
1. Pemeriksaan sampel urine : dapat mendeteksi clamydia dan gonorhea
2. Pemeriksaan sampel darah : dapat mendeteksi herpes, sifilis, dan HIV
3. Pemeriksaan sampel luka (Swab) : kutil kelamin (HPV), kanker servik
pada wanita dan sifilis, gonorhea, clamydia pada wanita dan pria.

E. Manfaat melakukan deteksi dini PMS


Dapat mengenali penyakit menular seksual lebih awal sehingga
penyakit dapat diatasi lebih dini dan tidak sampai terjadi komplikasi. Dan
dapat mengurangi penularan penyakit kelamin.
DAFTAR PUSTAKA

Kumalasari, Intan. 2012. Kesehatan reproduksi. Salemba medika. Jakarta.

Widoyono MPH. 2008. Epidemiologi penularan pencegahan &


pemberantasan penyakit menular. Erlangga.

http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/50-artikel-kesehatan/147-
penyakit-menula r-seksual.html

Anda mungkin juga menyukai