D
I
S
U
S
U
N
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran,tenaga maupun materinya. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN.................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................5
ISI...............................................................................................................................................5
A. SIFILIS...........................................................................................................................5
B. PENULARAN SIFILIS.................................................................................................5
C. STADIUM SIFILIS.......................................................................................................6
D. GEJALA-GEJALA PENYAKIT SIFILIS......................................................................7
E. PENCEGAHAN PENYAKIT SIFILIS..........................................................................9
BAB III.......................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................9
A. KESIMPULAN...............................................................................................................9
B. SARAN........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11
LAMPIRAN.............................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sifilis atau Raja Singa adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema
pallidum , yang merupakan penyakit kronis dan bersifat sistemik . Selama perjalanan
penyakit ini dapat menyerang seluruh organ tubuh. Selain itu penyakit sifilis ini juga bersifat
laten dan kronis, juga dapat kambuh lagi sewaktu-waktu.
Sifilis dimasa lalu, merupakan salah satu penyakit yang dikatakan dalam masyarakat
sebagai penyakit kutukan karena tubuh penderita akan digrogoti oleh kuman sifilis ini dan
sulit untuk dilakukan pengobatan jika sudah terkena. Penyebaran dari penyakit sifilis terjadi
dengan kontak langsung dengan penderita salah satunya adalah dengan seks. Orang-orang
yang termasuk rentan untuk penyakit sifilis adalah para pekerja seks seperti gigolo dan
wanita pekerja seks, namun tidak menutup kemungkinan juga pada orang yang sering
bergonta-ganti pasangan.
Insiden sifilis telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, dilaporkan 53.000 kasus
pada tahun 1996, sedangkan pada tahun 1992 113.000 kasus. Namun, jumlah kasus sifilis
primer dan sekunder meningkat pada tahun 2000-2007.Pada tahun 2007, 11.466 kasus
dilaporkan kepada US Centers for Disease Control and Prevention.Sebagian besar dari
peningkatan ini terjadi pada pria, terutama pada pria yang berhubungan seks dengan pria lain.
Keseluruhan kasus yang dilaporkan pada wanita menurun. Lebih dari 80% kasus yang
dilaporkan di selatan Amerika Serikat. Kecenderungan untuk kasus sifilis kongenital terjadi
penurunan selama sepuluh tahun terakhir.
Namun pada abad modern seperti sekarang ini sudah ditemukan obat dari sifilis
sehingga penderita sifilis dapat berkurang secara signifikan, namun tidak hilang. Selama
penderita melakukan kontak langsung (seks) dengan pasangan-pasangannya sifilis tidak dapat
dikatakan sudah tertangani sepenuhnya. Dari pembahasan diatas maka penulis mencoba
memberikan pemahaman lebih mengenai penyakit sifilis mulai dari definisi, tanda terkena
penyakit sifilis (gejala), diagnosis, dan khususnya cara penularannya yaitu dengan kontak
langsung.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan sifilis.?
2. Bagaimanakah cara sifilis menular.?
3. Apa saja stadium yang dilalui oleh penyakit sifilis.?
4. Bagaimana gejala dari penyakit sifilis.?
5. Bagaimana cara mencegah penyakit sifilis.?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan penyakit sifilis
2. Untuk mengetahui cara dan proses penularan dari penyakit sifilis
3. Untuk mengetahui stadium-stadium yang dilalui oleh penyakit sifilis
4. Untuk mengetahui gejala-gejala awal dari penyakit sifilis
5. Untuk mengetahui cara mencegah penyakit sifilis
BAB II
ISI/PEMBAHASAN
A. SIFILIS
B. PENULARAN SIFILIS
Sifilis terutama ditularkan melalui kontak seksual atau selama kehamilan dari ibu
ke janinnya, spiroseta mampu menembus membran mokusa utuh atau ganguan kulit. Oleh
karena itu dapat ditularkan melalui mencium area di dekat lesi, serta seks oral, vaginal, dan
anal. Sekitar 30 sampai 60% dari mereka yang terkena sifilis primer atau sekunder akan
terkena penyakit tersebut. Contoh penularannya, seseorang yang disuntik dengan hanya 57
organisme mempunyai peluang 50% terinfeksi. Sebagian besar (60%) dari kasus baru di
United States terjadi pada laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki. Penyakit
tersebut dapat ditularkan lewat produk darah. Namun, produk darah telah diuji di banyak
negara dan risiko penularan tersebut menjadi rendah. Risiko dari penularan karena berbagi
jarum suntik tidaklah banyak. Sifilis tidak dapat ditularkan melalui dudukan toilet, aktifitas
sehari-hari, bak panas, atau berbagi alat makan serta pakaian (Anonim, 2014).
C. STADIUM SIFILIS
Penyakit sifilis memiliki empat stadium yaitu primer, sekunder, laten dan tersier. Tiap
stadium perkembangan memiliki gejala penyakit yang berbeda-beda dan menyerang organ
tubuh yang berbeda-beda pula.
1. Stadium Dini (primer) Tiga minggu setelah infeksi, timbul lesi pada tempat
masuknya Treponema pallidum. Lesi pada umumnya hanya satu. Terjadi afek
primer berupa penonjolan-penonjolan kecil yang erosif, berkuran 1-2 cm,
berbentuk bulat, dasarnya bersih, merah, kulit disekitarnya tampak meradang, dan
bila diraba ada pengerasan. Kelainan ini tidak nyeri. Dalam beberapa hari, erosi
dapat berubah menjadi ulkus berdinding tegak lurus, sedangkan sifat lainnya
seperti pada afek primer. Keadaan ini dikenal sebagai ulkus durum. Sekitar tiga
minggu kemudian terjadi penjalaran ke kelenjar getah bening di daerah lipat paha.
Kelenjar tersebut membesar, padat, kenyal pada perabaan, tidak nyeri, tunggal dan
dapat digerakkan bebas dari sekitarnya. Keadaan ini disebut sebagai sifilis
stadium 1 kompleks primer. Lesi umumnya terdapat pada alat kelamin, dapat pula
di bibir, lidah, tonsil, putting susu, jari dan anus. Tanpa pengobatan, lesi dapat
hilang spontan dalam 4-6 minggu, cepat atau lambatnya bergantung pada besar
kecilnya lesi.
2. Stadium II (sekunder) Pada umumnya bila gejala sifilis stadium II muncul,
sifilis stadium I sudah sembuh. Waktu antara sifilis I dan II umumnya antara 6-8
minggu. Kadang-kadang terjadi masa transisi, yakni sifilis I masih ada saat timbul
gejala stadium II. Sifat yang khas pada sifilis adalah jarang ada rasa gatal. Gejala
konstitusi seperti nyeri kepala, demam, anoreksia, nyeri pada tulang, dan leher
biasanya mendahului, kadang-kadang bersamaan dengan kelainan pada kulit.
Kelainan kulit yang timbul berupa bercak-bercak atau tonjolan-tonjolan kecil.
Tidak terdapat gelembung bernanah. Sifilis stadium II seringkali disebut sebagai
The Greatest Immitator of All Skin Diseases karena bentuk klinisnya menyerupai
banyak sekali kelainan kulit lain. Selain pada kulit, stadium ini juga dapat
mengenai selaput lendir dan kelenjar getah bening di seluruh tubuh.
3. Sifilis Stadium III Lesi yang khas adalah guma yang dapat terjadi 3-7 tahun
setelah infeksi. Guma umumnya satu, dapat multipel, ukuran milier sampai
berdiameter beberapa sentimeter. Guma dapat timbul pada semua jaringan dan
organ, termasuk tulang rawan pada hidung dan dasar mulut. Guma juga dapat
ditemukan pada organ dalam seperti lambung, hati, limpa, paru-paru, testis dll.
Kelainan lain berupa nodus di bawah kulit, kemerahan dan nyeri.
4. Sifilis Tersier Termasuk dalam kelompok penyakit ini adalah sifilis
kardiovaskuler dan neurosifilis (pada jaringan saraf). Umumnya timbul 10-20
tahun setelah infeksi primer. Sejumlah 10% penderita sifilis akan mengalami
stadium ini. Pria dan orang kulit berwarna lebih banyak terkena. Kematian karena
sifilis terutama disebabkan oleh stadium ini. Diagnosis pasti sifilis ditegakkan
apabila dapat ditemukan Treponema pallidum. Pemeriksaan dilakukan dengan
mikroskop lapangan gelap sampai 3 kali (selama 3 hari berturut-turut) (Hartono
Olivia R, 2008:3-4).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN