Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“SIFILIS (RAJA SINGA)”


Mata Pelajaran Ilmu Dunia Kesehatan
Yang Dibina Oleh : Rawi Asisanto, S. Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


 Ferdi Ardiansyah
 Nur Afika
 Salman Alfarisi
 Istika Maura
 Hamdani
 Moh. Ainul Yakin
 Ulil Albab

YAYASAN PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH


SMK AL-HIDAYAH ARJASA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan lahir dan batin beserta hidayahnya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam melaksanakan dan menyusun makalah ini kami banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karenanya dengan
hati yang tulus menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya terutama kepada Guru pembimbing dan semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik bentuk, isi, dan penyusunannya. Oleh karena itu, baik
keterbatasan kemampuan maupun waktu serta keterbatasan literatur yang
diperoleh kami.
Kami dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun kesempurnaan makalah ini dan diharapkan dapat memberi manfaat
bagi pembaca.

Arjasa, 05 Februari 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A.    Latar Belakang..................................................................................................................4
B.     Rumusan Masalah............................................................................................................4
C.     Tujuan Penulisan.............................................................................................................5
BAB II............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
A.    Sifilis...................................................................................................................................6
B.     Penularan Sifilis...............................................................................................................6
C.     Stadium Sifilis..................................................................................................................7
D.    Gejala-Gejala Penyakit Sifilis..........................................................................................8
E.     Pencegahan Penyakit Sifilis...........................................................................................10
BAB III.........................................................................................................................................11
PENUTUP....................................................................................................................................11
A.    Simpulan..........................................................................................................................11
B.     Saran...............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Sifilis atau Raja Singa adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema
pallidum , yang merupakan penyakit kronis dan bersifat sistemik . Selama perjalanan
penyakit ini dapat menyerang seluruh organ tubuh. Selain itu penyakit sifilis ini juga
bersifat laten dan kronis, juga dapat kambuh lagi sewaktu-waktu.
Sifilis dimasa lalu, merupakan salah satu penyakit yang dikatakan dalam
masyarakat sebagai penyakit kutukan karena tubuh penderita akan digrogoti oleh kuman
sifilis ini dan sulit untuk dilakukan pengobatan jika sudah terkena. Penyebaran dari
penyakit sifilis terjadi dengan kontak langsung dengan penderita salah satunya adalah
dengan seks. Orang-orang yang termasuk rentan untuk penyakit sifilis adalah para
pekerja seks seperti gigolo dan wanita pekerja seks, namun tidak menutup kemungkinan
juga pada orang yang sering bergonta-ganti pasangan.
Insiden sifilis telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, dilaporkan 53.000
kasus pada tahun 1996, sedangkan pada tahun 1992 113.000 kasus. Namun, jumlah kasus
sifilis primer dan sekunder meningkat pada tahun 2000-2007.Pada tahun 2007, 11.466
kasus dilaporkan kepada US Centers for Disease Control and Prevention.Sebagian besar
dari peningkatan ini terjadi pada pria, terutama pada pria yang berhubungan seks dengan
pria lain. Keseluruhan kasus yang dilaporkan pada wanita menurun. Lebih dari 80%
kasus yang dilaporkan di selatan Amerika Serikat. Kecenderungan untuk kasus sifilis
kongenital terjadi penurunan selama sepuluh tahun terakhir.
Namun pada abad modern seperti sekarang ini sudah ditemukan obat dari sifilis
sehingga penderita sifilis dapat berkurang secara signifikan, namun tidak hilang. Selama
penderita melakukan kontak langsung (seks) dengan pasangan-pasangannya sifilis tidak
dapat dikatakan sudah tertangani sepenuhnya. Dari pembahasan diatas maka penulis
mencoba memberikan pemahaman lebih mengenai penyakit sifilis mulai dari definisi,
tanda terkena penyakit sifilis (gejala), diagnosis, dan khususnya cara penularannya yaitu
dengan kontak langsung.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apakah yang dimaksud dengan sifilis.?


2.      Bagaimanakah cara sifilis menular.?
3.      Apa saja stadium yang dilalui oleh penyakit sifilis.?
4.      Bagaimana gejala dari penyakit sifilis.?
5.      Bagaimana cara mencegah penyakit sifilis.?

C.     Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan penyakit sifilis


2.      Untuk mengetahui cara dan proses penularan dari penyakit sifilis
3.      Untuk mengetahui stadium-stadium yang dilalui oleh penyakit sifilis
4.      Untuk mengetahui gejala-gejala awal dari penyakit sifilis
5.      Untuk mengetahui cara mencegah penyakit sifilis
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sifilis

Sifilis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri spiroset
Treponema pallidum sub-spesies pallidum. Rute utama penularannya melalui kontak
seksual; infeksi ini juga dapat ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan atau saat
kelahiran, yang menyebabkan terjadinya sifilis kongenital. Penyakit lain yang diderita
manusia yang disebabkan oleh Treponema pallidum termasuk yaws (subspesies
pertenue), pinta (sub-spesies carateum), dan bejel (sub-spesies endemicum) (Anonim,
2014).
Sifilis atau penyakit Raja Singa adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS)
yang kompleks, disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum. Perjalanan
penyakit ini cenderung kronis dan bersifat sistemik. Hampir semua alat tubuh dapat
diserang, termasuk sistem kardiovaskuler dan saraf. Selain itu wanita hamil yang
menderita sifilis dapat menularkan penyakitnya ke janin sehingga menyebabkan sifilis
kongenital yang dapat menyababkan kelainan bawaan atau bahkan kematian. Jika cepat
terdeteksi dan diobati, sifilis dapat disembuhkan dengan antibiotika. Tetapi jika tidak
diobati, sifilis dapat berkembang ke fase selanjutnya dan meluas ke bagian tubuh lain di
luar alat kelamin (Hartono Olivia R, 2008: 2).
Asal penyakit ini tidak jelas. Sebelum tahun 1492, penyakit ini belum dikenal di
Eropa. Ada yang berpendapat bahwa penyakit ini berasal dari penduduk indian yang
dibawa oleh anak buah Christopher Colombus sewaktu mereka kembali ke Spanyol dari
benua Amerika pada tahun 1492. Pada tahun 1494 terjadi epidemi di Napoli, Italia. Pada
abad ke 18 baru diketahui bahwa penyebaran sifilis dan gonore terutama disebabkan oleh
senggama dan keduanya dianggap sebagai infeksi yang sama. Dengan berjalannya waktu,
akhirnya diketahui bahwa kedua penyakit itu disebabkan oleh jenis kuman yang berbeda
dan gejala klinisnyapun berlainan (Hartono Olivia R, 2008: 2-3).

B.     Penularan Sifilis

Sifilis terutama ditularkan melalui kontak seksual atau selama kehamilan dari ibu
ke janinnya, spiroseta mampu menembus membran mokusa utuh atau ganguan kulit. Oleh
karena itu dapat ditularkan melalui mencium area di dekat lesi, serta seks oral, vaginal,
dan anal. Sekitar 30 sampai 60% dari mereka yang terkena sifilis primer atau sekunder
akan terkena penyakit tersebut. Contoh penularannya, seseorang yang disuntik dengan
hanya 57 organisme mempunyai peluang 50% terinfeksi. Sebagian besar (60%) dari
kasus baru di United States terjadi pada laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.
Penyakit tersebut dapat ditularkan lewat produk darah. Namun, produk darah telah diuji
di banyak negara dan risiko penularan tersebut menjadi rendah. Risiko dari penularan
karena berbagi jarum suntik tidaklah banyak. Sifilis tidak dapat ditularkan melalui
dudukan toilet, aktifitas sehari-hari, bak panas, atau berbagi alat makan serta pakaian
(Anonim, 2014).

C.     Stadium Sifilis

Penyakit sifilis memiliki empat stadium yaitu primer, sekunder, laten dan tersier. Tiap
stadium perkembangan memiliki gejala penyakit yang berbeda-beda dan menyerang
organ tubuh yang berbeda-beda pula.
1.      Stadium Dini (primer) Tiga minggu setelah infeksi, timbul lesi pada tempat masuknya
Treponema pallidum. Lesi pada umumnya hanya satu. Terjadi afek primer berupa
penonjolan-penonjolan kecil yang erosif, berkuran 1-2 cm, berbentuk bulat, dasarnya
bersih, merah, kulit disekitarnya tampak meradang, dan bila diraba ada pengerasan.
Kelainan ini tidak nyeri. Dalam beberapa hari, erosi dapat berubah menjadi ulkus
berdinding tegak lurus, sedangkan sifat lainnya seperti pada afek primer. Keadaan ini
dikenal sebagai ulkus durum. Sekitar tiga minggu kemudian terjadi penjalaran ke kelenjar
getah bening di daerah lipat paha. Kelenjar tersebut membesar, padat, kenyal pada
perabaan, tidak nyeri, tunggal dan dapat digerakkan bebas dari sekitarnya. Keadaan ini
disebut sebagai sifilis stadium 1 kompleks primer. Lesi umumnya terdapat pada alat
kelamin, dapat pula di bibir, lidah, tonsil, putting susu, jari dan anus. Tanpa pengobatan,
lesi dapat hilang spontan dalam 4-6 minggu, cepat atau lambatnya bergantung pada besar
kecilnya lesi.
2.      Stadium II (sekunder) Pada umumnya bila gejala sifilis stadium II muncul, sifilis stadium
I sudah sembuh. Waktu antara sifilis I dan II umumnya antara 6-8 minggu. Kadang-
kadang terjadi masa transisi, yakni sifilis I masih ada saat timbul gejala stadium II. Sifat
yang khas pada sifilis adalah jarang ada rasa gatal. Gejala konstitusi seperti nyeri kepala,
demam, anoreksia, nyeri pada tulang, dan leher biasanya mendahului, kadang-kadang
bersamaan dengan kelainan pada kulit. Kelainan kulit yang timbul berupa bercak-bercak
atau tonjolan-tonjolan kecil. Tidak terdapat gelembung bernanah. Sifilis stadium II
seringkali disebut sebagai The Greatest Immitator of All Skin Diseases karena bentuk
klinisnya menyerupai banyak sekali kelainan kulit lain. Selain pada kulit, stadium ini juga
dapat mengenai selaput lendir dan kelenjar getah bening di seluruh tubuh.
3.      Sifilis Stadium III Lesi yang khas adalah guma yang dapat terjadi 3-7 tahun setelah
infeksi. Guma umumnya satu, dapat multipel, ukuran milier sampai berdiameter beberapa
sentimeter. Guma dapat timbul pada semua jaringan dan organ, termasuk tulang rawan
pada hidung dan dasar mulut. Guma juga dapat ditemukan pada organ dalam seperti
lambung, hati, limpa, paru-paru, testis dll. Kelainan lain berupa nodus di bawah kulit,
kemerahan dan nyeri.
4.      Sifilis Tersier Termasuk dalam kelompok penyakit ini adalah sifilis kardiovaskuler dan
neurosifilis (pada jaringan saraf). Umumnya timbul 10-20 tahun setelah infeksi primer.
Sejumlah 10% penderita sifilis akan mengalami stadium ini. Pria dan orang kulit
berwarna lebih banyak terkena. Kematian karena sifilis terutama disebabkan oleh stadium
ini. Diagnosis pasti sifilis ditegakkan apabila dapat ditemukan Treponema pallidum.
Pemeriksaan dilakukan dengan mikroskop lapangan gelap sampai 3 kali (selama 3 hari
berturut-turut) (Hartono Olivia R, 2008:3-4).

D.    Gejala-Gejala Penyakit Sifilis

Tanda dan gejala sifilis bervariasi bergantung pada fase mana penyakit tersebut
muncul (primer, sekunder, laten, dan tersier). Fase primer secara umum ditandai dengan
munculnya chancre tunggal (ulserasi keras, tidak menimbulkan rasa sakit, tidak gatal di
kulit), sifilis sekunder ditandai dengan ruam yang menyebar yang seringkali muncul di
telapak tangan dan tumit kaki, sifilis laten biasanya tidak memiliki atau hanya
menunjukkan sedikit gejala, dan sifilis tersier dengan gejala gumma, neurologis, atau
jantung. Namun, penyakit ini telah dikenal sebagai "peniru ulung" karena kemunculannya
ditandai dengan gejala yang tidak sama. Diagnosis biasanya dilakukan melalui tes darah;
namun, bakteri juga dapat dilihat melalui mikroskop. Sifilis dapat diobati secara efektif
dengan antibiotik, khususnya dengan suntikan penisilin G (yang disuntikkan untuk
neurosifilis), ataupun ceftriakson, dan bagi pasien yang memiliki alergi berat terhadap
penisilin, doksisiklin atau azitromisin dapat diberikan secara oral atau diminum (Anonim,
2014).
a.       Primer
Sifilis primer umumnya diperoleh dari kontak seksual secara langsung dengan orang yang
terinfeksi ke orang lain. Sekitar 3 sampai 90 hari setelah awal kedapatan (rata-rata 21
hari) luka di kulit dinamakan chancre, tampak pada saat kontak. Lesi ini biasanya (40 %
dari waktu) tunggal, kokoh, tanpa rasa sakit, pemborokan kulit tanpa rasa gatal dengan
dasar yang bersih serta berbatasan tajam antara ukuran 0,3 dan 3,0 cm. Walau
bagaimanapun luka bisa dikeluarkan hampir dalam bentuk apapun. Pada bentuk yang
umum, luka baerkembang dari macule ke papule dan akhirnya ke erosion atau ulcer.
Kadang-kadang, lesi ganda mungkin muncul (~40%). Lesi ganda lebih umum ketika
koinfeksi dengan HIV. Lesi mungkin nyeri atau perih (30%), dan bisa terjadi di luar
kelamin (2–7%). Letak paling umum pada wanita adalah di cervix (44%), penis laki-laki
heteroseksual (99%), dan anal serta rektal umumnya secara relatif (laki-laki yang
berhubungan seks dengan laki-laki) (34%). Pelebaran nodus limfa;(80%) sering kali
terjadi di sekitar daerah infeksi, terjadi selama 10 hari setelah pembentukan tukak. Lesi
dapat bertahan selama tiga hingga enam minggu tanpa pengobatan (Anonim, 2014).
b.      Fase Skunder
Fase sekunder biasanya dimulai dengan suatu ruam kulit, yang muncul dalam waktu 6-12
minggu setelah terinfeksi. Ruam ini bisa berlangsung hanya sebentar atau selama
beberapa bulan. Meskipun tidak diobati, ruam ini akan menghilang. Tetapi beberapa
minggu atau bulan kemudian akan muncul ruam yang baru. Pada fase sekunder sering
ditemukan luka di mulut. Sekitar 50% penderita memiliki pembesaran kelenjar getah
bening di seluruh tubuhnya dan sekitar 10% menderita peradangan mata. Peradangan
mata biasanya tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang terjadi pembengkakan saraf mata
sehingga penglihatan menjadi kabur (Anonim, 2008).
c.       Fase Laten
Setelah penderita sembuh dari fase sekunder, penyakit akan memasuki fase laten dimana
tidak nampak gejala sama sekali. Fase ini bisa berlangsung bertahun-tahun atau berpuluh-
puluh tahun atau bahkan sepanjang hidup penderita. Pada awal fase laten kadang luka
yang infeksi kembali muncul (Anonim, 2008).
d.      Tersier
Sifilis tersier bisa terjadi kira-kira 3 hingga 15 tahun setelah infeksi awal, dan bisa dibagi
kedalam tiga bentuk berbeda; sifilis gummatous (15%), akhir neurosifilis (6.5%),dan
kardiovaskular sifilis (10%). Tanpa pengobatan, ketiga dari orang yang terinfeksi
berkembang ke penyakit tersier. Orang dengan sifilis tersier adalah bukan penular. Sifilis
gummatous atau sifilis akhir benign biasanya terjadi 1 hingga 46 tahun setelah infeksi
awal, dengan rata-rata 15 tahun. Fase ini ditandai oleh pembentukan gumma kronik, yang
lembut,mirip peradangan bola tumor yang bisa bermacam-macam dan sangat signifikan
bentuknya gumma umumnya mempengaruhi kulit, tulang, dan liver, tetapi bisa terjadi
dimanapun. Neurosifilis merujuk pada infeksi yang melibatkan sistem saraf pusat yang
bisa terjadi dini, menjadi tak bergajala atau dalam bentuk dari meningitis sifilistik yang
berhubungan dengan keseimbangan yang lemah dan nyeri kilat pada ekstrimitas lebih
rendah. Akhir neurosifilis umumnya terjadi 4 hingga 25 tahun setelah infeksi awal. Siflis
meningovaskular umumnya muncul dengan apati dan sawan, serta telah umum dengan
demensia dan dorsalis. Juga di sana mungkin terdapat pupil Argyll Robertson, tempat
pupil kecil bilateral menyempit ketika orang fokus pada objek dekat, tapi tidak
menyempit ketika terkena cahaya terang. Sifilis kardiovaskular biasanya terjadi 10-30
tahun setelah infeksi awal. Komplikasi yang paling umum adalah syphilitic aortitis, yang
dapat mengakibatkan pembentukan aneurisme (anonim, 2014).

E.     Pencegahan Penyakit Sifilis

Tidak ada vaksin yang efektif untuk pencegahan. Berpantang dari kontak fisik
intim dengan orang yang terinfeksi secara efektif mengurangi penularan sifilis, seperti
penggunaan yang tepat dari kondom lateks. Namun, penggunaan kondom, tidak
sepenuhnya menghilangkan risiko.[13][10] Oleh karena itu, Centers for Disease Control and
Prevention merekomendasikan hubungan jangka panjang dengan satu pasangan yang
tidak terinfeksi dan menghindari zat seperti alkohol dan zat terlarang lainnya yang dapat
meningkatkan risiko perilaku seksual. Sifilis bawaan pada bayi dapat dicegah dengan
penapisan ibu selama awal kehamilan dan mengobati mereka yang terinfeksi. United
States Preventive Services Task Force (USPSTF) sangat merekomendasikan penapisan
universal pada semua wanita hamil, sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia
menyarankan agar semua wanita dites pada kunjungan pertama antenatal dan sekali lagi
pada trimester ketiga. Jika mereka positif, mereka menganjurkan agar pasangan mereka
juga dirawat. Meskipun demikian, sifilis bawaan masih banyak terjadi di negara
berkembang, karena banyak wanita yang sama sekali belum menerima perawatan
antenatal, dan bahkan perawatan lain sebelum melahirkan yang diterima tidak termasuk
penapisan, dan ini terkadang masih terjadi di negara maju, karena mereka yang
kemungkinan besar tertular sifilis (melalui penggunaan obat-obatan terlarang, dll.) adalah
yang paling sedikit menerima perawatan selama kehamilan. Beberapa langkah untuk
meningkatkan akses ke tes tampaknya efektif untuk mengurangi tingkat sifilis bawaan di
negara berpendapatan rendah sampai menengah. Sifilis adalah penyakit yang harus
dilaporkan di beberapa negara, termasuk di Kanada Uni Eropa , dan Amerika Serikat. Ini
berarti penyedia layanan kesehatan diwajibkan untuk memberitahukan kepada otoritas
Kesehatan Masyarakat, yang idealnya nanti akan memberikan pemberitahuan pasangan
kepada pasangan pasien. Dokter juga dapat mendorong pasien untuk mengirim pasangan
pasien untuk mencari perawatan kesehatan. CDC merekomendasikan laki-laki yang aktif
secara seksual yang melakukan hubungan seks dengan laki-laki dites sekurang-kurangnya
sekali dalam setahun (Anonim, 2014).
BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Penyakit sifilis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidium,
merupakan penyakit kronis dan laten. Penyakit ini dapat menyerang dan merusak seluruh
tubuh jika tidak ditangani secepatnya. Penyakit sifilis dapat ditularkan melalui banyak
cara yaitu dengan jalan kontak langsung seperti berhubungan seks, menerima donor darah
dari orang yang telah infeksi penyakit ini, dapat juga ditularkan dari ibu kepada bayinya
selama didalam kandungan.
Tidak ada vaksin khusus untuk mencegah penularan penyakit raja singa ini, hanya saja
dapat dilakukan pencegahan dari penularan penyakit ini yaitu dengan setia terhadap satu
pasangan dan tidak bergonta-ganti pasangan.

B.     Saran
Penyakit sifilis dimasa kini sudah dapat ditangani penyakit ini tetap ada meskipun
penyebarannya sudah dapat ditekan. Setia pada satu pasangan dan tidak bergonta-ganti
pasangan adalah salah satu cara yang efektif untuk mencegah penyakit ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Sifilis. (Online) http://id.wikipedia.org/wiki/Sifilis. Diakses pada senin 16


Maret 2015 pukul 06.35 WIB.
Anonim. 2013. Makalah Sifilis.(Online)
http://artiasofftiyani.blogspot.com/2013/10/makalah-sifilis.html. Diakses pada 16 Maret
2015 Pukul 06.50)
Hartono Olivia R, 2008. Treponema Pallidium. Forum Penelitian, 1 (1) : 2.

Anda mungkin juga menyukai