Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA INFEKSI


SALURAN KEMIH (ISK)

TINGKAT III B
Kelompok 4 :

1. Nila Roviqoh : 1910035058


2. Devita Natalia : 1910035059
3. Siti Nur Aisyah : 1910035060
4. Mega Eshi Marsauli : 1910035061

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat-nya makalah
ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam marilah kita ucapkan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, semoga kita mendapat syafa’at
beliau di akhir zaman. Terimakasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada
Koordinator mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II Bapak Ns. Mayusef
Sukmana, S.Kep, M.Kep, CWCS yang telah membimbing kami dam juga kepada
kawan-kawan tingkat III serta pihak lain yang telah terlibat selama proses
penulisan makalah ini. Terimakasih atas semua bantuan dan masukan yang telah
diberikan kepada kami.

Dengan adanya makalah ini, kami berharap makalah ini dapat memberikan
pengetahuan dan wawasan serta dapat membantu dalam proses pembelajaran
untuk kita semua. Kami sadar bahwa makalah yang kami susun ini masih sangat
jauh dari kata sempurna, oleh karena ini kami meminta dan memohon kritik
ataupun saran yang membangun kepada semua pihak yang membaca makalah ini.
Mungkin ini yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat untuk semua, terima
kasih.

Samarinda, 18 Agustus 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................ii
BAB I
KONSEP PENYAKIT
1.1 Konsep Dasar Infeksi Saluran Kemih ................................................1
A. Pengertian Infeksi Saluran Kemih ...................................................1
B. Etiologi .............................................................................................2
C. Patofisiologi .....................................................................................3
D. Klasifikasi ........................................................................................5
E. Tanda dan Gejala ..............................................................................5
F. Pemeriksaan Diagnostik ...................................................................6
G. Komplikasi .......................................................................................7
H. Prognosis ..........................................................................................7

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Konsep Asuhan Keperawatan Infeksi Saluran Kemih .....................9
A. Pengkajian .......................................................................................9
B. Diagnosis Keperawatan ..................................................................12
C. Standar Luaran Keperawatan Indonesia .........................................12
D. Intervensi Keperawatan Indonesia ..................................................14

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................19


3.2 Saran .......................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................20

ii
BAB I

KONSEP PENYAKIT

1.1 Konsep Dasar Infeksi Saluran Kemih


A. Pengertian Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi dimana kuman atau mikroba
yang tumbuh dan berkembang biak di dalam saluran kemih dalam jumlah
bermakna. Istilah ISK sendiri umumnya digunakan untuk menandakan adanya
invasi mikroorganisme pada saluran kemih. ISK juga merupakan penyakit
dengan kondisi dimana urine yang mengandung mikroorganisme dalam jumlah
yang sangat banyak dan dapat memicu infeksi pada saluran kemih 1

Gambar. 1.1 Anatomi Saluran Kemih Manusia


ISK adalah kondisi dimana terdapat infeksi yang ditandai dengan
pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri di dalam saluran kemih, meliputi
diantaranya yaitu infeksi parenkim ginjal sampai kandung kemih dalam jumlah
bacteriuria yang bermakna. ISK adalah infeksi saluran kemih yang di akibatkan
oleh berkembang biaknya mikroorganisme di dalamnya, yang dengan keadaan
normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus, atau mikroorganisme
lainnya. Imfeksi saluran kemih juda dapat terjadi pada pria maupun wanita dari
semua golongan umur, dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih
sering menderita daripada pria.2

1
Iinfeksi saluran kemih termasuk factor risiko yang penting pada terjadinya
insufisiensi ginjal atau stadium terminal sakit ginjal. Infeksi saluran kemih
terjadi secara asending oleh sistitis karena kuman berasal dari flora fekal yang
dapat menimbulkan koloni perineum lalu kuman masuk melalui uretra. (ISK)
merupakan istilah yang umum untuk menyatakan adanya pertumbuhan bakteri
yang terdapat pada saluran kemih. Pertumbuhan bakteri yang dapat mencapai
angka > 100.000 unit koloni/ml urine segar pancar tengah (midstream urine)
pagi hari, digunakan sebagai batasan diagnose pada ISK. 3

Gambar

B. Etiologi
Etiologi dari infeksi saluran kemih penyebab terseringnya adalah E.coli.
penyebab lain adalah klebsiela, enterobakteri, streptokok, dan stafilokok.
1. Jenis- jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan ISK, yaitu :
a) Escherichia Coli : 90% penyebab ISK uncomplicated
b) Pseudomonas, proteus, klabsiella : penyebab ISK complicated
c) Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan lain-
lain

2
2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, yaitu :
a) Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat
pengososngan kandung kemih yang kuran efektif.
b) Mobilitas menurun
c) Nutrisi yang kurang baik
d) System immunitas menurun, baik seluler maupun humoral
e) Adanya hambatan pada aliran darah
f) Hilangnya efek bakterisid dan sekresi prostat
Berbagai jenis oragnisme yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran kemih,
Escherichia coli (80% kasus) dan organisme enteric garam-negatif lainnya
merupakan organisme yang paling sering menyebabkan ISK kuman-kuman ini
biasanya dpat ditemukan di daerah anus dan perineum. Organisme lain yang
menyebabkan ISK antara lain Proteus, Pseudomonas, Klebsiella,
Staphylococcus aureus, Haemophilus, dan Staphylococcus koagulase negative.
4

C. Patofisiologi
Saluran kemih terdiri dari kandung kemih, uretra dan dua ureter dan ginjal.
Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urin bebas dari mikroorganisma
atau steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme ke dalam
saluran kemih dan berkembang biak di dalam media urin. Mikroorganisme
penyebab ISK umumnya berasal dari flora usus dan hidup secara komensial
dalam introitus vagina, preposium, penis, kulit perinium, dan sekitar anus.
Kuman yang berasal dari feses atau dubur, masuk ke dalam saluran kemih
bagian bawah atau uretra, kemudian naik ke kandung kemih dan dapat sampai
ke ginjal.1
Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui empat cara, yaitu :
1) Ascending, kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang
berasal dari flora normal usus dan hidup secara komensal introitus vagina,
preposium penis, kulit perineum, dan sekitar anus. Infeksi secara
ascending (naik) dapat terjadi melalui empat tahapan, yaitu :
3
a) Kolonisasi mikroorganisme pada uretra dan daerah introitus vagina
b) Masuknya mikroorganisme ke dalam buli-buli
c) Mulitiplikasi dan penempelan mikroorganisme dalam kandung kemih
d) Naiknya mikroorganisme dari kandung kemih ke ginjal

2) Hematogen (descending) disebut demikian bila sebelumnya terjadi infeksi


pada ginjal yang akhirnya menyebar sampai ke dalam saluran kemih
melalui peredaran darah.
3) Limfogen (jalur limfatik) jika masuknya mikroorganisme melalui sistem
limfatik yang menghubungkan kandung kemih dengan ginjal namun yang
terakhir ini jarang terjadi.
4) Langsung dari organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi atau

eksogen sebagai akibat dari pemakaian kateter. 5

Gambar 1.3 Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih

4
D. Klasifikasi
Infeksi saluran kemih dapat di klasifikasikan menjadi dua macam yaitu:
ISK uncomplicated (sederhana) dan ISK (rumit). Istilah ISK uncomplicated
(sederhana) adalah infeksi saluran kemih pada pasien tanpa disertai kelainan
anatomi maupun kelainan struktur saluran kemih. ISK complicated (rumit)
adalah infeksi saluran kemih yang terjadi pada pasien yang menderita kelainan
anatomik atau struktur saluran kemih, atau adanya penyakit sistemik kelainan
ini akan menyulitkan pemberantasan kuman oleh antibiotika. Klasifikasi
infeksi saluran kemih dapat dibedakan berdasarkan anatomi dan klinis. Infeksi
saluran kemih diklasifikasikan berdasarkan anatomi, yaitu :
1) Infeksi saluran kemih bawah Berdasarkan presentasi klinis dibagi menjadi
2 yaitu :
a) Perempuan, sistitis adalah infeksi saluran kemih disertai bacteriuria
dan sindroma uretra akut
b) Laki-laki berupa sistitis, prostatis, epididymis, dan uretritis
2) Infeksi saluran kemih atas Berdasarkan waktunya terbagi menjadi 2 yaitu :
a) Pielonefritis akut (PNA), adalah proses inflamasi parenkim ginjal
yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
b) Pielonefritis kronis (PNK), mungkin terjadi akibat lanjut dari infeksi
bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil.
3) Berdasarkan klinisnya, ISK dibagi menjadi 2 yaitu :
a) ISK sederhana (tak berkomplikasi)
b) ISK berkomplikasi

E. Tanda dan Gejala


Beberapa gejala Infeksi Saluran Kemih yang dapat diketahui seperti
demam, susah buang air kecil, nyeri setelah buang air besar (disuria terminal),
sering buang air kecil, kadang terasa panas ketika berkemih, nyeri pada
pinggang dan nyeri suprapubic. Namun, tidak selalu ditemukan dan di ketahui
gejala-gejala klinis pada penderita ISK 5.
5
Didapatkan lima gejala klinis terbanyak yaitu muntah, riwayat demam,
nafsu makan menurun, diare, kencing tidak lancar, Gejala lain terbanyak
berdasarkan urutan adalah mual, sering berkemih, menangis atau sakit jika
berkemih, nyeri perut, konstipasi dan inkontinensia 2.

F. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis pada Infeksi saluran kemih dapat ditegakkan berdasarkan, hasil
anamnesis, pemeriksan fisik pada klien, dan pemeriksaan penunjang serta
pemeriksaan laboratorium.
1. Anamnesis
Pada hal ini kita sebagai perawat perlu mencari keluhan-keluhan yang
seperti pada manifestasi klinis.

2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tanda-tanda lokal : nyeri tekan pada suprasimpisis atau
abdominal, nyeri ketok costovertebrae. Terdapat kelainan ganetalia seperti
fimosis, retensi smegma, sinekia vulva, kelainan pada kongenital anorektal
dengan fistulasi ke system urogenital.

3. Pemeriksaan Penunjang
Melakukan analisa urin, kultur urin, dan jumlah kuman/mL urin merupakan
protokol standar untuk pendekatan diagnosis ISK. Pemeriksaan radiologis
untuk mengetahui ada batu atau kelainan anatomis faktor predisposisi ISK.
Renal imaging procedures untuk faktor predisposisi ISK termasuk
Radiografi, Ultrasonogram (USG), isotop scanning 6

4. Leukosuria
Leukosit merupakan sel darah putih yang berfungsi melawan infeksi
bakteri. Dinyatakan positif terdapat >5 leukosit perlapangan besar (LPB)
sedimen kemih. Adanya leukosit silinder menunjukkan keterlibatan ginjal.
ISK dapat dinyatakan positif apabila ditemukan >5 leukosit per lapang
pandang besar (LPB) sedimen air kemih. Adanya leukosit silinder pada
6
sedimen urine dapat menunjukkan adanya keterlibatan ginjal. Namun
adanya leukosaria tidak selalu menyatakan bahwa adanya ISK karena dapat
ditemui pada inflamasi tanpa infeksi. Apabila di dapatkan leukosaria yang
bermakna perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan ukur. 2

G. Komplikasi
Infeksi saluran kemih juga memiliki bebrapa penyulit ataupun komplikasi,
adapun komplikasi pada infeksi saluran kemih antara lain adalah gagal ginjal
akut, urosepsis, nekrosis peppila ginjal, terbentuknya batu ginjal suprasi atau
pembentukan abses dan granuloma. Gagal ginjal akut adalah edema yang
terjadi akibat inflamasi akutpada ginjal yang dapat mendesak system
pelvikalises sehingga dapat menimbulkan gangguan pada aliran urin, selain itu
urosepsis dapat menyebabkan nekrosis pada tubulus ginjal akut. Nekrosis
papilla pada ginjal dan nefritis interstitialis merupakan infeksi ginjal pada
pasien dengan diabetes, dimana sering menimbulkan pengelupasan papilla
ginjal dan nefritis interstitialis. Batu saluran kemih merupakan adanya papilla
yang terkelupas akibat infeksi saluran kemih serta debris dari bakteri
merupakan nidus pembentukam batu saluran kemih. Selain itu, terddapat
beberapa kuman yang dapat memecah urea dan mampu mengubah suasana pH
urin menjadi basa yang dapat memungkinkan timbul berbagai unsur
pembentukan batu dan mengendap di dalam urine serta membentuk batu pada
saluran kemiih. Surpurasi adalah infeksi saluran kemih yang mengenai ginjal
sehingga dapat menimbulkan abses pada ginjal dan dapat meluas ke rongga
perirenal dan bahkan pararenal, demikian juga yang mengenai pada bagian
prostat serta testis dapat memicu abses pada prostat dan abses testis 7.

H. Prognosis
Infeksi saluran kemih dapat menjadi awal dari penyakit dengan gagal
ginjal, pada hal ini sering terjadi pada wanita karena konstruksi pada saluran
kemih nya terkena infeksi bakteri/virus. Infeksi pada saluran kemiih yang tidak
dapat terkontrol akan menyebabkan peradangan pada kandung kemih dan dapat

7
meluas hingga ke ginjal sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada bagian
ginjal 8.
Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang saluran
kemih, termasuk ginjal itu sendiri, akibat proliferasi suatu mikroorganisme.
Faktor-faktor predisposisi dalam perkembangan infeksi saluran kemih dan
pielonefritis kronik yaitu obstruksi saluran kemih, jenis kelamin, umur
kehamilan, reflik vesikuler, peralatan kedokteran, kandung kemih neurogenik,
penyalahgunaan analgesik secara kronik, penyakit ginjal, penyakit metabolik
(diabetes,gout, batu) 8

8
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Konsep Asuhan Keperawatan Infeksi Saluran Kemih
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap yang sistematis dalam mengumpulkan data
tentang individu, keluarga, dan kelompok. 9
1. Identitas Klien
Biasanya pada identitas data ini terdiri dari nama, umur, jenis kelamin,
alamat klien, diagnose medis dan tanggal masuk serta tanggal pengkajian
dan identitas penanggung jawab/wali klien.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama merpukan kesehatan klien pada saat ini yang meliputi
keluhan-keluhan klien, jika klien mengalami ISK bagian bawah maka
keluhan klien dapat berupa rasa sakit atau rasa panas pada uretra sewaktu
buang air kecil dengan air kemih sedikit-sdikit serta rasa sakit tidak enak
di suprapubic. Dan jika klien mengalami ISK pada bagian atas maka
keluhan klien dapat berupa sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam,
menggigil, rasa tidak enak atau nyeri pada pinggang.
3. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Yaitu riwayat kesehatan klien pada saat ini yang meliputi keluhan
klien, biasanya apabila klien mengalami ISK pada bagian bawah maka
keluhan klien dapat berupa rasa sakit atau merasakan panas pada uretra
sewaktu buang air kecil dengan pengeluaran air kemih sedikit-sedikit
serta merasa sakit tidak enak di suprapubrik. Dan apabila klien
mengalami ISK pada bagian atas maka keluhan klien dapat berupa rasa
sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, dan menggigil serta rasa
tidak enak atau nyeri pada pinggang.

9
Pengkajian nyeri dapat dilakukan dengan cara menggunakan skala
nyeri PQRST : P (pemicu) yaitu merupakan factor yang dapat
mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri. Q (quality) dari nyeri,
apakah rasa tajam, tumpul atau tersayat. R (region) yaitu merupakan
daerah perjalanan nyeri itu sendiri. S (severty) adalah tingkat
keparahan atau intensitas nyeri. T (time) adalah selang durasi/waktu
serangan atau frekuensi nyeri.
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada data pengkajian ini biasanya dapat ditemukan pada kemungkinan
penyebab infeksi saluran kemih dan memberikan petunjuk berapa lama
infeksi saluran kemih sudah di alami klien.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Merupakan riwayat kesehatan keluarga yang dapat memperburuk
keadaan klien akibat adanya gen yang membawa penyakit turunan
seperti DM, hipertensi, dan lain-lain. Infeksi saluran kemih bukanlah
penyakit turunan karena penyakit ini lebih disebabkan oleh dari
anatomi reproduksi, hygiene seseorang dan gaya hidup seseorang,
namun apabila memiliki penyakit turunan maka dapat di curigai bisa
memperburuk atau memperparah keadaan klien.
d) Riwayat Psikososial
Terdapat kecemasan, mekanisme koping yang menurun dan kurangnya
berinteraksi dengan orang lain sehubungan dengan proses penyakit.
e) Riwayat Kesehatan Lingkungan
Lingkungan yang kotor/buruk dapat memicu terjadinya
perkembangbiakan penyakit seperti stafilokok, juga kuman lainnya
yang dapat menimbulkan terjadinya infeksi saluran kemih.
f) Pola Kebiasaan
Kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Henderson (2008) 10
1) Pernapasan
2) Makan dan Minum
3) Eliminasi
4) Istirahat dan Tidur
10
5) Memilih, mengenakan dan melepaskan pakaian
6) Suuhu tubuh
7) Kebersihan dan Kesegaran Tubuh
8) Pasien infeksi saluran kemih dengan mobilitas terbatas dalam
melakukan personal hygiene dan dibantu oleh perawat serta
keluarga.
9) Mengihndari bahaya
10) Beribadah sesuai keyakinan
11) Komunikasi dengan orang lain
12) Mengerjakan dan melaksanakan sesuai perasaan
13) Berpartisipasi dalam bentuk rekreasi
14) Belajar dan memuaskan keingintahuan yang mengarah pada
perkembangan kesehatan klien. Klien sering meminta
informasi tentang penyakit yang dideritanya dan perkembangan
kesehatannya.
4. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tanda-tanda local : nyeri tekan pada bagian suprasimpisis
atau abdominal, nyeri ketok costovertebrae. Adanya kelainan genetalia
seperti fimosis, retensi smegma, sinekia, vulva, kelainan kongenital
anorectal dengan kemungkinan fistulasi ke system urogenital 11.
5. Pemeriksaan Penunjang
Analisa urin rutin, serta jumlajh kuman/ml urin merupakan bagian dari
protocol standar untuk melakukan pendekatan diagnosis infeksi saluran
kemih. Pengambilan dan koleksi urin, suhu, dan teknik transportasi sampel
urin harus sesuai dengan protocol yang sudah di anjurkan. Investigasi
lanjutan imaging procedures tidak boleh terlalu rutin, harus berdasarkan
indikasi yang sangat kuat. Pemeriksaan radiologis dimaksudkan untuk
mengetahui apakah adanya batu atau kelainan anatomis yang merupakan
termasuk factor predisposisi infeksi saluran kemih. Renal procedures
untuk investigasi factor predisposisi ISK termasuk ultrasonogram (USG),
radiografi (foto polos perut, pielografi IV, micturating cystogram), dan
isotop scanning 11.
11
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnose keperawatan pada infeksi saluran kemih menurut buku Standar
Diagnosa Keperawatan Indonnesia 2017 yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan
tampak meringis (D.0077)
2. Retensi urin berhubungan dengan peningkatan tekanan uretra ditandai
dengan distensi kandung kemih (D.0050)
3. Ansietas berhubungan dengan kenutuhan tidak terpenuhi ditandai dengan
tampak gelisah (D.0080)
4. Risiko Infeksi ditandai dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder (D.0142)
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya control tidur di
tandai dengan mengeluh sering terjaga (D.0055)
6. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar infromasi
ditandai dengan menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran (D.0111)

C. Standar Luaran Keperawatan Indonesia


Standar luaran keperawatan pada infeksi saluran kemih menurut buku Standar
Luaran Keperawatan Indonesia 2019 yaitu :

1.1 Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan


kerusakan jaringan actual (L.08066)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 1x24 jam maka tingkat nyeri
menurun.

Kriteria Hasil :
1) keluhan nyeri menurun
2) Meringis menurun
3) Gelisah menurun
12
4) Kesulitan tidur menurun
5) perasaan depresi menurun
1.2 Definisi : Keseluruhan rasa nyaman dan aman secara fisik, psikologis,
spiritual, social, budaya, dan lingkungan (L.08064)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam maka status kenyamanan
meningkat.
Kriteria Hasil :
1) keluhan tidak nyaman menurun
2) Gelisah menurun
3) Keluhan sulit tidur menurun
4) Merintih menurun
5) Pola tidur membaik

1.3 Definisi : kondisi emosi dan pengalaman subyektif terhadap objek yang tidak
jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman (L.09093)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan 1x24 jam maka Tingkat Ansietas
menurun.
Kriteria Hasil :
1) Perilaku Gelisah menurun
2) Pucat menurun
3) Pola berkemih membaik

1.4 Definisi : Derajat Infeksi berdasarkan observasi atau sumber informasi.


(L.14137)
Tujuan : Setelah dilakukan 1x24 jam maka Tingkat Infeksi Menurun
Kriteria Hasil :
1) Demam Menurun
2) Nyeri Menurun
3) Kultur urin Membaik

1.5 Definisi : Keadekuatan kualitas dan kuantitas tidur (L.05045)


13
Tujuan : setelah dilakukan 1x24 jam maka pola tidur membaik
Kriteria Hasil :
1) Keluhan sulit tidur menurun
2) Keluhan sering terjaga menurun
3) Keluhan tidak puas tidur menurun
4) Keluhan istirahat tidak cukup menurun

1.6 Definisi : Kecukupan informasi kogitif yang berkaitan dengan topik tertentu
(L.12111)
Tujuan :
Kriteria Hasil :
1) Perilaku sesuai anjuran meningkat
2) Verbalisasi minat dalam belajar meningkat
3) Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai
dengan topik meningkat
4) Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat
5) Persepsi yang keliru terhadap masalah munurun
6) Perilaku membaik

D. Intervensi Keperawatan Indonesia


Intervensi Keperawatan pada infeksi saluran kemih menurut buku Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia
1.1 Manajemen nyeri (I.08238)
(Observasi)
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi nyeri nonverbal
- Identifikasi faktor yang mempeberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
14
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik

(Terapeutik)

- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,


hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
- Fasilitasi Istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri

(Edukasi)

- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri


- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik yang tepat
- Ajarkan teknik nyeri nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

(Kolaborasi)

- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

1.2 Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan ( I.12361)

(Observasi )

- Identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan

(Terapeutik)

- Buat Komitmen menjalani program pengobatan dengan baik


- Buat jadwal pendampingan keluarga untuk bergantian menemani pasien
selama menjalani program pengobatan, jika perlu
- Dokumentasikan aktivitas selama menjalani proses pengobatan
- Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung atau menghambat berjalannya
program pengobatan

15
- Libatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang dijalani

(Edukasi)

- Informasikan program pengobatan yang harus dijalani


- Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika teratur menjalani program
pengobatan

1.3 Reduksi Ansietas (I.09314)


(Observasi)
- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor)
- Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
- Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
(Terapeutik)
- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
- Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan penuh perhatian
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi yang memberi kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
- Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
(Edukasi)
- Jelaskan prosedur, termasuk sensai yang mungkin di alami
- Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan dan
prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
- Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
- Latih untuk teknik relaksasi
(Kolaborasi)
- Kolaborasikan pemberian obat ansietas, jikaperlu

16
1.4 Pencegahan Infeksi (I.14539)
(Obervasi)
- Monitor tanda dan gejala infeksi local
(Terapeutik)
- Batasi jumlah pengunjung
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan psaien dan lingkungan
pasien
- Pertahankan tehnik aseptic pada psien berisiko tinggi
(Edukasi)
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan

1.5 Dukungan Tidur (I.05174)


(Observasi)
- Identifikasi pola aktivitas tidur
- Identifikasi factor pengganggu tidur (fisik dan/atau psikologis)
- Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur
(Terapeutik)
- Modifikasi lingkungan
- Fasilitasi menghilangkan stress, jika perlu
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
- Sesuaikan jadwal pemberian obat/atau tindakan untuk menunjang skilus
tidur-terjaga
(Edukasi)
- Ajarkan factor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur
- Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara nonfaramakologi

1.6 Edukasi Kesehatan (I.12383)


17
(Observasi)
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi actor-faktor yang dapat meningkatkan dan mennurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
(Terapeutik)
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepkatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
(Edukasi)
- Jelaskan factor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi dimana kuman atau mikroba
yang tumbuh dan berkembang biak di dalam saluran kemih dalam jumlah
yang banyak. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi dimana kuman atau
mikroba yang tumbuh dan berkembang biak di dalam saluran kemih dalam
jumlah banyak. ISK juga merupakan penyakit dengan kondisi dimana urine
yang mengandung mikroorganisme dalam jumlah yang sangat banyak dan
dapat memicu infeksi pada saluran kemih.
Infeksi saluran kemih dapat menjadi awal dari penyakit dengan gagal
ginjal, pada hal ini sering terjadi pada wanita karena konstruksi pada saluran
kemih nya terkena infeksi bakteri/virus.

3.2 Saran
Untuk menghindari terjadinya infeksi pada saluran kemih terutama yang
banyak terjadi pada kalangan wanita, hendaknya sedari dini untuk tidak
sering menahan buang air kecil karena kebanyakan wanita sering mengalami
pada saat bepergian atau tidak nyaman untuk buang air kecil jika tidak di
rumah. Dan membudayakan kebiasaan sehat lainnya seperti meminum air
putih, mengkonsumsi buah dan sayuran, berolahraga secara teratur, serta
menghindari kebiasaan buruk (menahan untuk buang air kecil).

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Achmad, I. A., Tarmono, Noegroho, B. S. & Taher, A. Guidelines


Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih Dan Genitalia Pria 2007.
Guideline Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih Dan Genitalia Pria
2015 (2007).

2. Miesien, M., Tambunan, T. & Munasir, Z. Profil Klinis Infeksi Saluran


Kemih Pada Anak Di Rs Dr. Cipto Mangunkusumo. Sari Pediatr. 7, 200
(2016).

3. Prasetyoningsih, D. A. Studi Penggunaan Antibiotik Ciprofloxacin Pada


Pasien Infeksi Saluran Kemih(Penelitian Di Rsud Dr. R. Sosodoro
Djatikoesoemo Bojonegoro). (2018).

4. Cempaka, C. Asuhan Keperawatan Pada An.S Dengan Infeksi Saluran


Kemih Di Ruang Rawat Inap Anak Rsud Dr.Achmad Mochtar Bukittingi
Tahun 2018. (2018).

5. Ayu, D. Studi Penggunaan Antibiotik Ciprofloxacin Pada Pasien Infeksi


Saluran Kemih. Univ. Muhammadiyah Malang 6–23 (2018).

6. Lacy, Et Al. Infeksi Saluran Kemih. J. Inf. 10, 1–16 (2006).

7. Hardianty, C. A. Studi Penggunaan Antibiotika Golongan Sefalosporin


Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih (Penelitian Dilakukan Di Rsud

20
Kertosono). (2019).

8. Maria Joana Barolah, Ratag, B. T. & Langi, F. L. F. G. Faktor-Faktor


Yang Berhubungan Dengan Penyakit Ginjal Kronis Pada Pasien Di
Instalasi Rawat Jalan Rsu Pancaran Kasih Manado. Kesmas 8, (2019).

9. Cempaka, 2018. Http://Repo.Upertis.Ac.Id/123/.

10. Bppsdmk.Kemkes.

11. Nurochmi, S. G. Gambaran Jumlah Leukosit Sedimen Urin Pada


Penderita Infeksi Saluran Kencing Di Rsud Kabupaten Karanganyar.
(2018).

12. PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Indikator Diagnostik, Edisi 1 Jakarta: DPP PPNI.

13. PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

14. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

21

Anda mungkin juga menyukai