SEKSUALITAS DENGAN
Dosen Pengampu:
DISUSUN OLEH :
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dengan
ini saya mengucapkan segala puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Konsep Dasar Keperawata
ini.
Adapun makalah KDK ini adalah tentang “Seksualitas dengan gejala penyakit ISK” yang
telah Saya selesaikan dengan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak
pihak.
Ucapan terima kasih kepada kepada semua pihak yang dengan ikhlas telah membantu
saya dalam penyelesaian makalah ini. Saya ucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Lily Yuniar. S.,
Kep. M.Pd selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan.
Semoga makalah ilmiah ini dapat dipahami bagi siapapun yang telah membacanya.
Sekiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
saya mohon kritik dan saran yang membangun dari ibu demi perbaikan makalah ini untuk waktu
yang akan datang.
Singkawang, 13 Desember
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
A. Latar Belakang ...................................................................................
B. Rumusan Masalah .............................................................................
C. Tujuan ...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................
B. Klasifikasi ..........................................................................................
C. Etiologi ISK ........................................................................................
D. Patofisiologi ......................................................................................
E. Tanda dan Gejala ..............................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ..........................................................................................
B. Saran ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI)
adalah suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus
Tessy, 2001). Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi
bakteri pada saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu ISK ?
2. Apa saja macam – macam Infeksi pada saluran kemiih ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mahasiswa mampu memahami apa itu ISK
2. Mahasiswa dapat membedakan macam – macam infeksi pada saluran kemih
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah ditemukannya bakteri pada urin di kandung kemih, yang
umumnya steril. Istilah ini dipakai secara bergantian dengan istilah infeksi urin, termasuk pula
berbagai infeksi disaluran kemih yang tidak hanya mengenai kandung kemih (protatitis uretritis).
B. Etiologi
Biasanya bakteri enteric, terutama Escherichia coli pada wanita. Gejala bervariasi tergantung
dari variasi jenis bakteri tersebut. Pada pria dan pasien di rumah sakit, 30 – 40% disebabkan
proteus, stapilokok, dan bahkan pseudomonas. Bila ditemukan, kemungkinan besar terdapat
kelainan salauran kemih. Namun harus dip[erhitungkan kemungkinan kontaminasi jika
ditemukan lebih dari satu organisme. Selain itu terdapat factor-faktor predisposisi yang
mempermudah terjadinya ISK yaitu :
1. Bendungan aliran urin : anomaly congenital, batu saluran kemih, oklusi ureter (sebagian atau
total).
2. Refluks Vesikoureter
3. Urin sisa dalam buli-buli karena hipertropi prostate
4. Penyakit metabolic (diabetes, gout, batu)
5. Peralatan kedokteran (terutama kateter tinggal)
6. Kehamilan
7. Jenis kelamin
8. Penyalahgunaan analgesic secara kronik
9. Penyakit ginjal
10. Personal Hygiene
C. Patofisiologi
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui; penyebaran endogen yaitu
kontak langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen, eksogen sebagai akibat
pemakaian alat berupa kateter, atau sistoskopi. Dua jalur utama terjadinya ISK ialah, hematogen
dan asending, tetapi dari dua cara ini asendinglah yang paling sering terjadi.
1. Hematogen
Infeksi Hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang
rendah, karena menderita suatu penyakit kronik, atau pada pasien yang sementara mendapat
pengobatan imunosupresif. Penyebaran hematogen bias juga timbul akibat focus infeksi di salah
satu tempat.
Ginjal yang normal biasanya mempunyai daya tahan terhadap infeksi E.coli karena itu jarang ada
infeksi hematogen E.coli.
i 2. manifestasi klinis
Gejala yang sering ditemukan ialah disuria, polakisuria, nyeri suprapubik dan daerah
pelvis. Polakisuri terjadi akibat kandung kemih tidak dapat manampung urin lebih dari 500 ml
karena mukosa yang meradang sehingga sering kencing. Nokturia ialah cenderung sering
kencing pada malam hari akibat kapasitas kandung kemih menurun.
Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi sebagai berikut :
a. Pada ISK bagian bawah
Jika di ueretra, tanda-tanda infeksi akan muncul, vasokonstriksi, vasodilatasi pada tempat
peradangan kemerahan, peningkatan permeabilitas dinding terjadi, bengkak, perembesan protein.
Pada fesika urinary, gejala yang nampak yaitu nyeri karena system persarafan terganggu, nyeri
abdomen sampai kebelakang, nokturia, nanah. Keluhan pasien biasanya berupa rasa sakit atau
panas di uetra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit, serta rasa tidak enak di daerah
suprapubik.
b. Pada ISK bagian atas
Pada ISK bagian atas (pielonefritis) dapat ditemukan gejala sakit kepala, malaise, mual muntah,
anoreksia, demam, menggigil, nyeri pinggang, kekakuan abdomen, output urin menurun.
Beberapa pasien mengeluh bau yang tidak menyenengkan atau keruh dan mungkin kematuran.
E. Penatalaksanaan
F. Macam ISK
1. ISK Primer
2. ISK Sekunder
ISK ini merupakan akibat dari penyakit atau kelainan yang lain. ISK berulang merupakan
pertanda dari ISK sekunder, karena penanganan yang tidak tepat. Penatalaksanaan ISK sekunder
sesuai dengan penyebab ISK tersebut. Penyebab ISK Sekunder penyebabnya adalah obstruksi
saluran kemih (seperti batu saluran kemih, pembesaran prostat, dan striktur uretra).
1) Uretritis (uretra)
2) Sistisis (kandung kemih)
3) Pielonefritis (ginjal)
H. Pemeriksaan diagnostic
1. Urinalisis
a) Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih
b) Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.
2. Bakteriologis
a) Mikroskopis ; satu bakteri lapangan pandang minyak emersi.
102 – 103 organisme koliform/mL urin plus piuria.
b) Biakan bakteri
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. IDENTITAS KLIEN
Nama :Ny.N
Umur :23 Tahun
Jenis kelamin :Perempuan
Agama :Islam
Pekerjaan :Swasta
Alamat :Jl Habib Husein Mempawah
Tanggal Masuk :18-Desember 2021
Diagnosa medis :Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Disuria
Poliuria
Nyeri
Terdesak kencing yang berwarna terjadi bersamaan.
b. Riwayat penyakit sekarang
Penyebab dari disuria disebabkan karena masuknya organisme eschericea coli kedalam kolon.
Biasanya klien cemas, bagaimana koping mekanisme yang digunakan gangguan dalam beribadat
karena klien lemah.
Pandangan pasien tentang penyakitnya dan cara yang dilakukan pasien menangani penyakitnya.
Biasanya pasien mengalami penurunan aktifitas berhubungan dengan kelemahan tubuh yang
dialami. Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total agar tidak terjadi
Istirahat dan tidur sering mengalami gangguan karena nyeri yang dialami
Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan mengalami penurunan akibat nafsu makan
yang kurang karena mual, muntah saat makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan
sama sekali.
e. Eliminasi
Eliminasi alvi klien tidak dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring lama. Sedangkan
eliminasi urine mengalami gangguan karena ada organisme yang masuk sehingga urine tidak
lancar.
Perasaan menerima dari pasien dengan keadaannya, kebanyakan pasien tidak mengalami
Kemampuan pasien untuk melaksanakan peran sesuai dengan jenis kelamin. Kebanyakan pasien
Perubahan pola peran hubungan dalam tanggung jawab atau perubahan kapasitas fisik untuk
melakukan peran.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
2. Tingkat Kesadaran
3. Sistem Respirasi
4. Sistem Kardiovaskuler
5. Sistem Integumen
6. Sistem Gastrointestinal
7. Sistem Muskuloskeletal.
8. Sistem Abdomen
Pada palpasi didapatkan adanya nyeri tekan pada ginjal akibat adanya peradangan akut
maupun kronis dari ginjal atau saluran kemih yang mengenai pelvis ginjal, pielonefritis, cystitis,
uretra.
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Infeksi berhubungan Tidak terjadinya - kaji TTV - mengetahui tanda-
dengan masuknya kuman infeksi setelah - catat karakteristik tanda infeksi
ke kandung kemih. diberikan tindakan urine - untuk mengetahui
Ditandai dengan: keperawatan - tampung urine mid adanya kuman penyebab
DS : pasien mengeluh ditandai dengan: sternum - menghindari
nyeri Tidak ada nyeri dan - anjurkan mandi penyebaran infeksi
- wajah meringis tanda-tanda infeksi menggunakan
- adanya tanda-tanda infeksi sabun anti bakteri
- hindari mandi
rendam
- kolaborasi untuk
pemberian
antibiotic 3-5 hari - membantu
parenteral dan obat
penurun panas.
2 Nyeri berhubungan dengan Tidak adanya nyeri . - kajih sifat, - mengetahui keadaan
infeksi saluran kemih. Dengan criteria intensitas, lokasi, pasien untuk
Ditandai dengan: hasil: lamanya dan factor melaksanakan tindakan
DS Pasien mengeluh nyeri DS : Tidak ada keluhan pencetus serta selanjutnya
seperti terbakar waktu nyeri waktu BAK penurun nyeri
buang air kecil, mengeluh dan tidak ada nyeri menghilangkan infeksi
nyeri pada daerah pinggul pada daerah pinggul
membantu menurunkan
untukpemberianant
suhu tubuh.
i pireutik
5 Perubahan pemenuhan Kebutuhan nutrisi - Kaji frekuansi - Mengetahui
kebutuhan nutrisi kurang terpenuhi dengan makan pasien perkembangan asukan
dari kebutuhan tubuh criteria: perhari nutrisi
berhubungan dengan mual DS : Adanya nafsu - Timbang berat - Mengetahui
dan muntah. Ditandai makan badan perkembangan status
dengan : nutrisi pasien
DS : Anoreksia - Beri makan porsi - Usaha untuk
sedikit tapi sering memenuhi kebutuhan
- Kolaborasi nutrisi tubuh
dengan dokter
untuk pemberian
6 Intoleransi aktivitas Pasien dapat - Kaji tingkat
antiemetika - Mengetahui tingkat
berhubungan dengan melakukan aktifitas. kemampuan dalam kemampuan pasien
adanya nyeri dan Dengan
DO : Porsi criteria
makan melakukan aktifitas dalam melaksanakan
kelemahan fisik: hasil: aktifitas
DS
DO :: pasien mengatakan
Porsi makan DS : Pasien mengatakan
tidak - Bantu pasien - Kebutuhan pasien
nyeri saat bergerak dapat bergerak dan dalam memenuhi dapat terpenuhi
melakukan aktifitas kebutuhannya - Membantu
7 Ansietas berhubungan Ansietas berkurang. - Kaji tingkat - Mengetahui tingkat
dengan kurangnya Dengan criteria pengetahuan pasien pengetahuan
pengetahuan tentang hasil: tentang penyakit pasiententang
penyakit ISK. Ditandai DS : pasien ISK penyakitnya
dengan :
DO : pergerakan terbatas menyatakan - Observasi situs -
- Mengetahui tingkat
Meningkatkan
Pasien bertanya tentang pengetahuan yang psikis pasien kexcemasan dan
penyakitnya akurat tentang mekanisme koping
penyakitnya - Beri penjelasan pasien
tentang - Diharapkan pasien
penyakitnya memahami tentang
penyakitnya sehingga
- Ajarkan nama mengurangi ansietas
obat, dosis, waktu,