Anda di halaman 1dari 57

ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI SALURAN KEMIH

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah

KMB I ( Askep Sistem Perkemihan )

Dosen Pengampu : Damon Wicaksi, SST, M.Kes

Disusun oleh:

Novelia Indah Dhea Ayu P.A ( 21.03714.0040 )

Nurul Fadhilah ( 21.03714.0039 )

Sri Nurfaizah Istiqamah ( 21.03714.0051 )

PROGRAM STUDI DIII

KEPERAWATAN UNIVERSITAS

BONDOWOSO

2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT atas limpahan
Rahmat serta karunianya semata sehingga tugas mata kuliah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Tugas ini bertujuan untuk memenuhi mata kuliah KMB
I (Askep Sistem Perkemihan). yang menjadi salah satu mata kuliah yang wajib di
Program Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso. Penulis yakin tanpa
adanya bantuan dari semua pihak, maka tugas ini tidak akan dapat diselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada.

1. Ibu Yuana Dwi Agustin SKM, M.Kes sebagai ketua Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso.
2. Bapak Damon Wicaksi, SST, M.Kes sebagai dosen pengampu mata kuliah
KMB I (Askep Sistem Perkemihan).
3. Semua pihak yang telah membantu mengerjakan makalah ini.

Semoga sumbangsih yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan


imbalan dari ALLAH SWT, dan penulis sangat menghrapkan kritik dan saran
yang sangat membangun dari semua pihak untuk bahan perbaikan penulisan
makalah ini.

Bondowoso, 11 Agustus 2022

Penulis

i
Daftar isi

KATA PENGANTAR...................................................................................I

DAFTAR ISI................................................................................................II

BAB 1 Landasan Teori & WOC

Definisi 1
Etiologi 3
Manifestasi Klinis 3
Patofisiologi 4
Woc 8
Pemeriksaan Penunjang 9
Penatalaksanaan 9
Pencegahan 10
Komplikasi 12

BAB II ASKEP Teori

Pengkajian 14

Masalah Keperawatan.......................................................................19

Intervensi 20

BAB III PENUTUP

Kesimpulan 25
Saran 26

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................27

REVRENSI..................................................................................................28

ii
BAB I

LANDASAN TEORI

Definisi

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu keadaan dimana kuman atau

mikroba tumbuh dan berkembang biak dalam saluran kemih dalam jumlah

bermakna. Istilah ISK umum digunakan untuk menandakan adanya invasi

mikroorganisme pada saluran kemih. ISK merupakan penyakit dengan kondisi

dimana terdapat mikroorganisme dalam urin yang jumlahnya sangat banyak dan

mampu menimbulkan infeksi pada saluran kemih.

Gambar 2.2 Anatomi saluran kemih manusia

Infeksi saluran kemih adalah kondisi ketika organ yang termasuk ke

dalam sistem kemih mengalami infeksi. Organ tersebut

bisa ginjal, ureter, uretra,

1
atau kandung kemih. Namun, infeksi saluran kemih umumnya terjadi di uretra dan

kandung kemih. Berawal dari ginjal, zat sisa di dalam darah disaring dan

dikeluarkan dalam bentuk urine. Selanjutnya, urine dialirkan dari ginjal melalui

ureter menuju kandung kemih. Setelah ditampung di kandung kemih, urine akan

dibuang ke luar tubuh melalui saluran yang disebut uretra.

Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri masuk ke saluran kemih

melalui uretra. Setelah itu, bakteri berkembang biak di dalam kandung kemih. Jika

tidak ditangani, bakteri dapat menyebabkan infeksi sampai ke ginjal.

(ISK) adalah keadaan adanya infeksi yang ditandai dengan pertumbuhan

dan perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih, meliputi infeksi parenkim

ginjal sampai kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna. (ISK)

adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran

kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus

atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih dapat terjadibaik di pria maupun

wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering

menderita daripada pria). (ISK) merupakan faktor resiko yang penting pada

terjadinya insufisiensi ginjal atau stadium terminal sakit ginjal. Infeksi saluran

kemih terjadi secara asending oleh sistitis karena kuan berasal dari flora fekal

yang menimbulkan koloni perineum lalu kuman masuk melalui uretra. (ISK) ialah

istilah umum untuk menyatakan adanya pertumbuhan bakteri di dalam saluran

kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih.

Pertumbuhan bakteri yang mencapai > 100.000 unit koloni per ml urin segar

pancar tengah (midstream urine) pagi hari, digunakan sebagai batasan diagnosa

ISK.

2
Etiologi

Infeksi saluran kemih paling sering disebabkan oleh infeksi

bakteri Escherichia coli (E. coli) di saluran kemih. Bakteri ini sebenarnya hidup di

saluran pencernaan, tetapi bisa menginfeksi saluran kemih dan

menyebabkan infeksi kandung kemih (sistitis) hingga infeksi ginjal (pielonefritis).

Infeksi saluran kemih sebagian besar disebabkan oleh bakteri,virus dan jamur

tetapi bakteri yang sering menjadi penyebabnya. Penyebab ISK terbanyak adalah

bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus dan akan

naik ke sistem saluran kemih antara lain adalah Escherichia coli, Proteus sp,

Klebsiella, Enterobacter. Pasca operasi juga sering terjadi infeksi oleh

Pseudomonas, sedangkan Chlamydia dan Mycoplasma bisa terjadi tetapi jarang

dijumpai pada pasien ISK. Selain mikroorganisme, ada faktor lain yang dapat

memicu ISK yaitu faktor predisposisi.

Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis infeksi saluran kemih sangat bervariasi, dari tanpa gejala

(asimptomatis) ataupun disertai gejala (simptom) dari yang ringan (panas,

uretritis, sistitis) hingga cukup berat (pielonefritis akut, batu saluran kemih dan

bakteremia).

Gejala yang timbul antara lain rasa nyeri pada saluran kemih, rasa sakit saat

buang air kecil atau setelahnya, anyang-anyangan, warna air seni sangat pekat

seperti air teh, nyeri pada bagian pinggang, hematuria (kencing berdarah),

perasaan tertekan pada perut bagian bawah, rasa tidak nyaman pada bagian

3
panggul serta tidak jarang pula penderita mengalami panas tubuh. Kasus

asimptomatik berhubungan dengan meningkatnya resiko terjadinya infeksi

simptomatik berulang yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal.

Manifestasi klinis infeksi saluran kemih juga bergantung pada lokalisasi

infeksi dan umur penderita. Infeksi saluran kemih atas pielonefritis yang paling

sering dijumpai, ditandai dengan adanya demam, nyeri perut atau pinggang, mual,

muntah, kadang-kadang disertai diare. Pielonefritis pada neonatus umumnya tidak

spesifik berupa mudah terangsang, tidak nafsu makan dan berat badan yang

menurun, pada anak usia <2 tahun dapat disertai demam.

Patofisiologi

Patofisiologi infeksi saluran kemih (ISK) umumnya melibatkan infeksi bakteri

yang dapat terjadi melalui jalur ascending atau hematologi dan limfatik.

E.Coli adalah bakteri yang paling umum untuk menyebabkan infeksi seluran

kemih.

Patofisiologi ISK melalui jalur hematogen melibatkan mikroorganisme

seperti Staphylococcus aureus, Candida sp., Salmonella sp. dan Mycobacterium

tuberculosis, yang menyebabkan infeksi primer ditempat lain pada tubuh manusia.

Ginjal merupakan lokasi yang sering ditemukan abses pada pasien dengan

bakterimia atau endokarditis yang disebabkan oleh bakteri gram

positif, Staphylococcus Aureus

Patofisiologi ISK melalui jalur limfatik sangat jarang terjadi dengan bukti

kejadian yang sedikit. Sedangkan jalur ascending adalah yang paling sering.

4
Pada sebagian besar kasus ISK, infeksi awal bermula dari uretra lalu ke kandung

kemih melalu jalur ascending. Infeksi yang naik dan berkelanjutan ke ureter dan

ginjal merupakan jalur utama penyebab infeksi pada parenkim ginjal. Hal ini

memberikan penjelasan yang logis terhadap tingkat kejadian ISK yang lebih

tinggi pada wanita, dimana saluran uretra wanita yang lebih pendek dibandingkan

pria akan memudahkan bakteri untuk menginfeksi saluran kemih.

Kemunculan bakteri pada kandung kemih tidak selalu mengarah kepada

infeksi yang berkelanjutan dan bergejala. Interaksi antara inang, bakteri patogen

dan faktor lingkungan menentukan apakah invasi jaringan dan infeksi yang

bergejala akan terjadi

1. Faktor Inang

Individu memiliki mekanisme pertahanan untuk menghalangi akses bakteri ke

saluran kemih, yaitu aliran urin yang tinggi, frekuensi berkemih yang sering, efek

baterisidal dari mukosa kandung kemih, sekresi protein yang berikatan dengan

adhesi fimbrial pada dinding bakteri, dan respon inflamasi yang dimediasi oleh

PMN (polymorphonuclear leukocytes) dan sitokin.

Faktor predisposisi pada wanita usia muda adalah:

 Anatomi uretra yang pendek

 Hubungan seksual

 Tidak berkemih setelah berhubungan seksual

 Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yang terpasang di

serviks

5
 Pemakaian spermisida yang akan meningkatkan pH vagina dan bersifat

toksik terhadap flora normal juga meningkatkan pengikatan E.

coli terhadap sel epitel vagina

Pada wanita post menopause, defisiensi estrogen menyebabkan perubahan

flora vagina, seperti lactobacilli protektif yang merupakan flora normal dan akan

digantikan dengan E.coli dan uropatogen lainnya.

Pada wanita tertentu dengan antigen p1 dalam darah, ditemukan reseptor sel

epitelial yang dapat berikatan dengan E.coli sehingga memudahkan terjadinya

invasi dan kolonisasi bakteri.

2. Bakteri Patogen

E.coli memiliki faktor virulensi berupa fimbrae (P fimbrae dan tipe-1

fimbrae) yang bersifat spesifik berikatan dengan sel uroepitelial, hal tersebut

meningkatkan patogenitas bakteri untuk menginvasi dan menginfeksi saluran

kemih.

Beberapa bakteri uropatogen gram negatif yang dapat menyebabkan ISK

adalah Proteus mirabilis dan Klebsiela sp yang juga mampu menempel atau

berikatan pada sel periuretral dan vaginal.

Staphylococcus saprophyticus (bakteri gram positif) memiliki potensi

lebih tinggi untuk menyebabkan infeksi pada saluran kemih dibandingkan

dengan Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidirmidis. Hal tersebut

disebabkan kemampuanya dalam berikatan dengan sel uroepitelial.

6
Pada individu dengan kelainan struktural dari saluran kemih ataupun pada

pemakaian kateter, beberapa organisme dengan patogenitas yang rendahpun dapat

menyebabkan infeksi pada saluran kemih.

3. Faktor lingkungan

Ekologi vagina merupakan faktor penting yang mempengaruhi terjadinya

ISK. Kolonisasi flora saluran pencernaan (biasanya E. coli) pada introitus vagina

dan area periuretral merupakan tahap awal yang penting dalam terjadinya ISK.

Setiap kondisi yang menyebabkan stasis urin ataupun obstruksi akan

menyebabkan peningkatan risiko terjadinya ISK, seperti; refluks vesikoureteral,

obstruksi ureteral sekunder akibat hipertrofi prostat, neurogenic baldder, operasi

pengalihan urin, batu saluran kemih, dan pemasangan kateter urin.

Adanya benda asing seperti batu atau kateter urin akan membuat perlukaan

pada mukosa saluran kemih sehingga memudahkan kolonisasi bakteri dan

membentuk biofilm yang persisten.

7
WOC ISK

Jenis Umur Abnormalitas Mikroorganisme enterokokus,


kelamin struktur dari klebsiella, echerichia
kandung kemih coli,stafilococcus saprofitikus,
neurogenik
Pemasangan Hormon stroke neuropati streptokokus faecalis
kateter estrogen otonom pada stroke

Traktus Urinarius

Kandung kemih
Ureter Uretra

Sisitis
Ureteritis Uretiritis

Reaksi antigen
antibodi Otot saluran kemih
Inflamasi
terlalu lemah

Peningkatan suhu Pembengkakan


tubuh MK : Inkontinensia
jaringan
Urin Urgensi

MK : HIPERTERMI
Obstruksi Nyeri saat
saluran kemih berkemih

Kekhawatiran
klien akan
MK :Gangguan MK:Nyeri akut penyakitnya
Eleminasi Urin

MK : Ansietas

8
Pemeriksaan penunjang

Menurut Wong (2008), jenis-jenis pemeriksaan diagnostic pada infeksi

saluran kemih (ISK) yaitu :

1. Biopsi ginjal : Pengambilan jaringan ginjal dengan teknik terbuka atau

perkutan untuk pemeriksaan dengan menggunakan pemeriksaan

mikroskop cahaya, electron, atau imunofluresen.

2. Pemeriksaan USG ginjal atau kandung kemih : Transmisi gelombang

ultrasonic melalui parenkim ginjal, di sepanjang saluran ureter dan di

daerah kandung kemih.

3. Pemeriksaan USG (skrotum) : Transmisi gelombang ultrasonic

melewati si skrotum dan testis.

4. Computed tomography (CT) : Pemeriksaan dengan sinar-X pancaran

sempit dan analisis computer akan menghasilkan rekonstruksi area

yang tepat.

Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan non medis

Menurut M. Clevo Rendy dan Margareth TH (2012 : hal.

221), pengobatan infeksi saluran kemih bertujuan untuk menghilangkan

gejala dengan cepat, membebaskan saluran kemih dari mikroorganisme

dan mencegah infeksi berulang, sehingga dapat menurunkan angka

kecacatan serta angka kematian. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan

dengan Perawatan dapat berupa :

a) Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari bila tidak ada

kontraindikasi.

9
b) Perubahan pola hidup diantaranya :

1. Membersihkan perineum dari depan ke belakang

2. Pakaian dalam dari bahan katun

3. Menghindari kopi, alkohol

b. Penatalaksanaan Medis

a) Obat-obatan

1. Anti biotik : Untuk menghilangkan bakteri.

2. Anti biotik jangka pendek dalam waktu 1 –2 minggu

3. Anti biotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau

di ganti )

dalam jangka waktu 3 – 4 minggu.

Pencegahan

Berikut ini cara mencegah infeksi saluran kemih, meliputi:

1. Tidak menahan kencing;

2. Selalu membersihkan area kemaluan dari depan ke belakang setelah

berkemih;

3. Minum banyak air;

4. Semprotan kebersihan area wanita, pewangi area kewanitaan, dan produk-

produk lain untuk area kewanitaan harus dihindari karena hanya akan

mengiritasi mukosa;

5. Bersihkan area genital sebelum melakukan hubungan intim;

10
6. Setelah berhubungan intim, buang air kecil. Hal ini bertujuan untuk

menyingkirkan bakteri yang mungkin telah masuk ke uretra;

7. Jangan menggunakan celana dalam selama berhari-hari; dan

8. Jangan menggunakan pakaian bawahan yang ketat karena akan

meningkatkan kelembapan.

Jika infeksi ini tidak segera diatasi, kondisi ini akan memicu urosepsis, yaitu

kondisi ketika bakteri di ginjal yang terinfeksi menyebar ke darah. Hal tersebut

berbahaya jika urosepsis terjadi karena tekanan darah turun, hingga syok sampai

kematian, jika urosepsis terjadi.

11
Komplikasi

ISK kerap tidak disadari oleh penderitanya, ini menyebabkan penyakit ini

tidak ditangani dengan cepat. Padahal, ISK yang tidak dirawat dengan cepat dan

tepat bisa menyebabkan komplikasi. Bahkan, ISK juga bisa mengarah pada

konsekuensi yang serius.

Merangkum dari Mayo Clinic, beberapa komplikasi ISK yang mungkin terjadi

saat tidak tertangani dengan baik di antaranya:

1. Infeksi berulang

Hal ini lebih rentan terjadi pada perempuan. Wanita bida mengalami dua

atau lebih ISK dalam periode enam bulan.

2. Kerusakan ginjal permanen

ISK juga dapat terjadi di sekitar ginjal. Infeksi ginjal akut atau kronis

(pielonefritis) akibat ISK dapat menyebabkan kerusakan ginjal permanan.

Jika sudah begitu, hal ini tidak dapat diobati.

3. Risiko bayi prematur atau berat lahir rendah

ISK juga bisa disebabkan oleh kehamilan. Pada kasus-kasus ibu hamil,

ISK dapat menyebabkan kondisi yang tidak diharapkan seperti berat badan

bayi lahir rendah atau kelahiran prematur.

4. Penyempitan uretra (striktur).

Kondisi ini terjadi pada pria. Penyebabnya adalah uretritis rekuren, yang

sebelumnya terlihat dengan uretritis gonokokal.

12
5. Sepsis

Sepsis merupakan suatu komplikasi infeksi yang berpotensi mengancam

jiwa, terutama jika infeksi berjalan dengan cara naik ke saluran kemih ke

ginjal Anda.

13
BAB II

(ASKEP TEORI)

Pengkajian
1) Identitas klien

Pada klien penderita Infeksi saluran kemih dapat terjadi baik di pria maupun

wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih

sering menderita dari pada pria (Sudoyo Aru,dkk,2009).

2) Keluhan utama penyakit infeksi saluran kemih

Keluhan utama yang sering terjadi pada pasien infeksi saluran kemih ,nyeri

saat berkemih, sering bolak balik kamar mandi tetapi kemih yang di

keluarkan hanya sedikit.

3) Riwayat penyakit sekarang

Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian mengenai penyakit yang di derita

oleh klien dan mulai timbulnya keluhan yang di rasakan sampai klien

dibawa ke Rumah Sakit, dan apakah pernah memeriksakan diri ke tempat

lain selain Rumah Sakit umum serta pengobatan apa yang pernah di berikan

dan bagaimana perubahan data yang didapatkan saat periksa.

4) Riwayat penyakit dahulu

Adanya penyakit infeksi saluran kemih

5) Riwayat penyakit keluarga

Perlu ditanyakan pada keluarga apakah salah satu anggota keluraga ada

yang pernah mengalami sakit yang sama dengan pasien atau penyakit yang

lain yang ada di dalam keluarga.

6) Riwayat psikososial

Meliputi informasi mengenai perilku, perassan dan emosi yang dialami

14
penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga

terhadap penyakit penderita.

7) Pola fungsi kesehatan

a. Pola persepsi

Pola persepsi menggambarkan persepsi klien terhadap penyakitnya tentang

pengetahuan dan penatalaksanaan infeksi saluran kemih dengan gangguan

eliminasi urine.

b. Pola nutrisi

Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan mengalami penurunan

akibat nafsu makan yang kurang karena mual, muntah saat makan hanya

sedikit bahkan tidak makan sama sekali.

c. Pola eliminasi

Eliminasi alvi klien tidak dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah

baring lama. Sedangkan eliminasi urine mengalami gangguan karena ada

organisme yang masuk sehingga urine tidak lancar.

d. Pola aktivitas/istirahat

Penderita sering mengalami susah tidur, letih, lemah, karena nyeri yang di

alami.

e. Nilai dan keyakinan

Gambaran tentang penyakit infeksi saluran kemih dengan penyakit yang

dideritanya menurut agama dan kepercayaan, kecemasan akan kesembuhan,

tujuan dan harapan akan sakitnya.

15
1. Pemeriksaan fisik persistem

1. Keadaan umum

Di dapatkan klien tampak lemah

2. Kesadaran

Normal GCS 4-5-6

A. Secara Kualitatif

1) Composmentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar

sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan

sekelilingnya.

2) Apatis, yaitu keadaan yang segan untuk berhubungan dengan

sekiranya, sikapnya acuh tag acuh.

3) Delerium, yaitu gelisah, disorentasi (orang, tempat waktu),

memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.

4) Somnolen (obtundasi, letargi), yaitu kesadaran menurun, respon

psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat

pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi,

mampu memberi jawaban verbal.

5) Stupor yaitu kesadaran seperti tertidur lelap, tetapi ada respon

terhadap nyeri.

6) Coma yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap

rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah,

mungkin tidak ada respon pupil terhadap cahaya.

16
2. Secara Kuantitatif dengan GCS (Glasgow Coma Scale)

Tabel 2.1 Glasgow Coma Scale(GCS) (Junaidi, 2011)

N
Komponen Nilai Hasil
o

Tidak berespon
1
Suara tidak dapat dimengerti
2
Bicara kacau atau kata-kata
1 Verbal 3
tidak tepat
4
Bicara membingungkan
5
Orientasi baik

1 Tidak berespon

2 Ekstensi abnormal

3 Flexi abnormal
2 Motorik
4 Menarik area nyeri

5 Melokalisasi nyeri

6 Dengan perintah

1 Tidak berespon
Reaksi
2 Rangsang nyeri
3 membuka
3 Dengan perintah
mata
4 Spontan

17
Nilai Motorik

Tabel 2.2 Glasgow Coma Scale (GCS) (Junaidi, 2011)

Respon Skala

Kekuatan normal 5

Kelemahan sedang 4

Kelemahan berat (antigravity) 3

Kelemahan berat (not antigravity) 2

Gerakan trace 1

Tak ada gerakan 0

7) Sistem Pernafasan

Pernafasan normal yaitu 16-20x/menit

8) Sistem Kardiovaskuler

Terjadi penurunan tekanan

darah

9) Sistem Neurologi

Terjadi penurunan sensori, parathesia, anastesia, mengantuk, reflek lambat, kacau

mental, disorentasi.

10) Sistem Perkemihan

Inspeksi : Pada pasien ISK , Lakukan inspeksi pada daerah meatus ( pembukaan

yang dilalui urine untuk meninggalkan tubuh) apakah terjadi adanya oliguria, dan

disuria.

Palpasi : pada palpasi biasanya terjadi nyeri hebat dan distensi

Perkusi : pada perkusi terdapat nyeri tekan pada abdomen bagian bawah abdomen

dan nyeri saat berkemih

18
11) Sistem Pencernaan

Terdapat polifagia, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dihedrasi,

perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.

12) Sistem Integument

Turgor kulit menurun, kulit kering.

Masalah Keperawatan

1. Nyeri Akut

2. Gangguan Eleminasi Urine

3. Inkontinensia Urin Urgensi

4. Ansietas

5. Hipertermia

19
Intervensi

TGL/ DIAGNOSA TUJUAN DAN RENCANA


JAM
KEPERAWATA KRITERIA TINDAKAN
N HASIL
Nyeri akut Tujuan : Dalam waktu SIKI (1.08238)
SDKI (D.0077)
3x24 jam klien tidak Observasi

merasakan nyeri 1. Identifikasi lokasi nyeri, karakteristik,

KH : SLKI (L.08066) durasi, frekuensi, kualitas, intensitas

1. Keluhan nyeri nyeri

menurun (5)
2. Identifikasi skala nyeri

2. Meringis menurun
Terapeutik
(5)
1. Kontrol lingkungan yang memperberat

3. Sikap protektif rasa nyeri (suhu ruangan)

menurun (5)
2. Fasilitasi istirahat dan tidur

4. Gelisah menurun
Edukasi
(5)
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu

rasa nyeri

2. Jelaskan strategi meredakan nyeri

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika

perlu

20
Gangguan Setelah dilakukan tindakan Dukungan Perawatan Diri BAK ( I.11349 )

eliminasi urine keperawatan selama 4 x 24 Observasi :

SDKI (D.0040) jam diharapkan gangguan 1. Identifikasi kebiasaan BAK sesuai usia

eliminasi teratasi 2. Monitor integritas kulit

Kriteria Hasil : pasien Terapeutik :

1. Desakan berkemih 1. Buka pakaian yang diperlukan untuk

(urgensi) (5) memudahkan eliminasi

2. Distensi kandung 2. Dukung penggunaan

kemih (5) toilet/commode/pispot/urinal

3. Disuria secara konsisten

(5) Ket : 3. Jaga privasi selama eliminasi

5 = Menurun 4. Sediakan alat bantu (mis. kateter

eksternal, urinal) jika perlu

Edukasi :

1. Anjurkan BAK secara rutin

2. Anjurkan ke kamar mandi/toilet, jika perlu

Inontinensia Urin Tujuan : Dalam waktu SIKI (I.04163)

Urgensi 4x24 jam dapat Observasi

mengendalikan - Identifikasi penyebab inkontinensia urine

pengeluaran urin - Identifikasi perasaan dan persepsi

KH : SLKI pasien terhadap inkontinensia urine

L.04036 yang di alaminya

1. Dribbling menurun (5) - Monitor kebiasaan BAK

2. sensasi berkemih Tarapeutik

21
membaik(5) - Bersihkan genital dan kulit sekitar

Frekuensi berkemih secara rutin

membaik (5) - Ambil sampel urine untuk pemeriksaan

urine lengkap atau kultur

Edukasi

- Jelaskan definisi, jenis

inkontinensia, penyebab inkntinensia

urine

- Jelaskan program

penanganan inkontinensia

urine

- Anjurkan memantau cairan keluar

dn masuk serta pola eleminasi urine

Kolaborasi

Rujuk ke ahli inkontinensia jika perlu

22
Ansietas Tujuan : Dalam waktu SIKI (1.09314)
SDKI (D.0080)
4x24 jam klien tidak Observasi

merasakan kekhawatiran 1. Identifikasi saat tingkat ansietas

dan rasa cemas yang berubah (kondisi, waktu, stresor)

berkebih 2. Monitor tanda-tanda ansietas (verba

KH : SLKI (L.09093) dan nonverba)

1. Verbalisasi Terapeutik

khawatir akibat 1. Ciptakan suasana terapeutik

kondisi yang yang menumbuhkan kepercayaan

dihadapi (5) 2. Temani pasien untuk mengurangi

2. Perilaku gelisah (5) kecemasan, jika memungkinkan

23
3. Pucat (5) 3. Pahami situasi yang membuat ansietas

4. Pola tidur (5) dengan penuh perhatian

5. Pola berkemih (5) 4. Gunakan pendekatan yang tenang dan

meyakinkan

5. Motivasi mengidentifikasi situasi

yang memicu kecemasan

Edukasi

1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi

yang mungkin dialami

2. Informasikan secara faktual

mengenai diagnosis, pengobatan, dan

prognosis

3. Anjurkan keluarga untuk untuk tetap

bersama pasien, jika perlu

4. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan

persepsi

5. Latih kegiatan pengalihan untuk

mengurangi ketegangan

6. Latih teknik

relaksasi Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian obat antlansietas,

jika perlu
Hipertermia Tujuan : Dalam waktu SIKI (1.15506)
SDKI (D.0130)
3x24 jam klien tidak Observasi

merasakan hipertermia 1. Identifikasi penyebab hipertermia

24
KH : SLKI (L.14134) (dehidrasi)

1. Menggigil (4) 2. Monitor suhu tubuh

2. Pucat (5) 3. Monitor haluaran

3. Suhu tubuh (5) urine Terapeutik

4. Tekanan darah (5) 1. Berikan cairan oral

2. Hindari pemberian antipiretik atau

aspirin

Edukasi

1. Anjurkan tirah baring

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian cairan dan

elektrolit intravena, jika perlu

25
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Infeksi saluran kemih atau ISK adalah suatu istilah umum yang

dipakai untuk mengatakan adanya infasi mikroorganisme pada saluran

kemih Infeksi saluran kencing merupakan masalah kesehatan yang cukup

serius bagi jutaan orang di setiap tahun. Infeksi Saluran Kemih merupakan

penyakit infeksi nomor 2 yang paling banyak menyerang manusia di muka

bumi.Umumnya penyakit ini menyerang kaum wanita tapi sering juga

ditemukan laki-laki yang menderita Infeksi Saluran Kemih.

Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika suatu organisme

penginfeksi, biasanya suatu bakteri gram negatif seperti E.coli, masuk ke

saluran kencing.Radang area lokal terjadi, diikuti dengan infeksi ketika

organisme bereproduksi.Bakteri radang muncul di kulit area genital dan

memasuki saluran perkemihan melalui pembukaan uretra.Ada dua jalur

utama terjadi isk, yaitu ansending dan hematogen.Dalam penyakit ISK ini

terdapat beberapa klasifikasi yaitu Infeksi Saluran Kemih Bawah dan

Infeksi Saluran Kemih Atas.Pemeriksaan diagnostik penyakit ISK ada

beberapa macam pemeriksaan seperti, tes kultur dan sensitivitas,

cystoscopy, studi sinar x ginjal, ureter, kandung kemih (KUB), prostate

spesific antigen (PSA) test, pengumpulan urin 24 jam, urinalysis, urine flow

studies, voiding cystogram. Adapun Diagnosa Keperawatan yaitu Nyeri

Akut , Ganggauan Eleminasi Urin, Ansietas, Hipertermia

26
Saran
Untuk perawat atau teman sejawat agar dapat memprioritaskan

masalah sesuai kebutuhan dasar manusia dan masalah utama klien tersebut,

dan rencana tindakan dapat dilakukan dengan baik. Untuk perawat agar

dapat mendokumentasikan semua data pada klien baik subjektif maupun

obyektif dengan benar sehingga dapat membuat evaluasi dengan baik.

Untuk menunjang pendokumentasian pihak rumah sakit harus menyediakan

lembaran renpra untuk perawat ruangan.

Dan saran untuk penderita penyakit ISK agar lebih menjaga

kebersihan alat genital supaya tidak terjadi atau menderita penyakit yang

sama, dan juga seperti memperhatikan kelembaban daerah kelamin ketika

cebok atau membersihkan alat kelamin harus benar-benar bersih dan

dikeringkan dengan handuk.

27
DAFTAR PUSTAKA

Syahidah, Ahieqah Asy.2017. “patofisiologi infeksi saluran kemih “ ,


https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/infeksi-saluran-
kemih/patofisiologi. Diakses tanggal 13 september 2021
Nareza, Meva. 2021. “Infeksi Saluran Kmeih”,
https://www.alodokter.com/infeksi- saluran-kemih. Diakses tanggal 13
september 2021.
Makarim, Rial Fadli. 2021. “Infeksi Saluran Kemih “
https://www.halodoc.com/kesehatan/infeksi-saluran-kemih. Diakses tanggal
13 september 2021..
Sartika, Resa Eka Ayu. 2020. “ Infeksi saluran kemih, Gejala,penyebab, komplikasi,
hinggapencegaan”,
https://health.kompas.com/read/2020/07/22/090000568/infeksi-saluran-
kemih--gejala-penyebab-komplikasi-hingga- pencegahan?
newnavbar=1&page=4. Diakses tanggal 13 september 2021.
http://repository.unimus.ac.id/1381/8/BAB%20II.pdf. Diakses tanggal 13
september 2021.
TIM POKJA SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
definisi dan indicator dan diagnostic. DPD PPNI. Jakarta Selatan.
TIM POKJA SLKI DPP PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
definisi dan kriteria hasil keperawatan. DPD PPNI, Jakarta Selatan.
TIM POKJA SIKI DPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
definisi dan tindakan keperawatan. DPD PPNI.Jakarta Selatan,

28
REVERENSI

29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54

Anda mungkin juga menyukai