DAFTARISI_______________________________________________________ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan__________________________________________________________1
1.4 Manfaat________________________________________________________ 1
2.2 Etiologi________________________________________________________2
2.3 Patofisiologi 3
2.5 Klasifikasi_____________________________________________________ 5
2.8 Komplikasi___________________________________________________ 8
1
2.9 Tes diagnostic 9
3.3 Intervensi________________________________________________13
BAB IV PENUTUP
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA_________________________________________20
LAMPIRAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
B. Infeksi Saluran kemih (ISK)
Infeksi saluran kencing atau ISK merupakan masalah kesehatan yang cukup
serius bagi jutaan orang di setiap tahun.Infeksi Saluran Kemih merupakan
penyakit infeksi nomor 2 yang paling banyak menyerang manusia di muka
bumi.Umumnya penyakit ini menyerang kaum wanita tapi sering juga
ditemukan laki-laki yang menderita Infeksi Saluran Kemih (Milagros. 2012).
Infeksi ini umumnya memang terjadi pada wanita.Namun bukan berarti pria
tidak pernah terjadi gejala penyakit ini.Hal ini dikarenakan, berdasarkan fakta
infeksi saluran kemih terjadi pada pria.Gejala awal Infeksi Saluran Kemih
adalah urin yang dikeluarkan tampak lebih keruh dan berbau, ingin selalu
buang air kecil namun hanya sedikit urin yang keluar dan menyebabkan rasa
terbakar atau sakit pada saluran urin saat buang air kecil (Valentina L. 2008).
Gejala infeksi saluran kemih akut dan gejala infeksi saluran kemih kronis
memiliki persamaan pada proses timbul yang lambat dan radang yang ringan.
Pada umumnya gejala infeksi saluran kemih kronis akan terjadi dalam kurun
waktu jangka panjang dan juga akan terjadi penanahan berulang kali pada
urine atau eritrosit. Pada pasien-pasien ini umumnya memiliki catatan riwayat
infeksi saluran kemih akut, batu ginjal serta pertumbuhan yang abnormal atau
faktor lainnya. Oleh karena itu,harus dilakukan pemeriksaan yang lebih lanjut
(Depkes RI, 2014).
Infeksi saluran kemih juga merupakan salah satu penyakit akut terbesar dari
anak-anak atau remaja dan kira-kira berpengaruh pada 6,5% perempuan dan
3,3% laki-laki pada satu tahun pertama kehidupannya. Serta biasanya terjadi
refluks vesika urinari yang mana memperlihatkan 30% sampai 40% dari anak
- anak dengan infeksi saluran kemih yang dapat menjelaskan resiko untuk
infeksi berulang dan pembentukan jaringan parut pada ginjal (Depkes RI,
2014).
4
1.2 Rumusan Masalah
Apa pengertian infeksi saluran kemih (ISK)?
Jelaskan etiologi atau penyebab ISK?
Bagaimana patofisiologi atau jalannya penyakit ISK?
Apa saja manifestasi klinis ISK?
Apa saja klasifikasi ISK?
Bagaimana gambaran penyimpangan KDM ISK?
Apa saja yang termasuk pemeriksaan penunjang ISK?
Jelaskan komplikasi dari ISK?
Bagaimana penatalaksanaan dari ISK?
Bagaimana cara pemeriksaan atau tes diagnostik pada pasien ISK?
Bagaimana proses asuhan keperawatan ISK itu?
1.3 Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui pengertian ISK
Mahasiswa dapat mengetahui etiologi ISK
Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi ISK
Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi ISK
Mahasiswa dapat mengetahui penyimpangan KDM ISK
Mahasiswa dapat mengetahui yang termasuk pemeriksaan penunjangnya
Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui komplikasinya
Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui penatalaksanaan ISK
Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan atau tes diagnostik pada
pasien ISK
Mahasiswa diharapkan mampu membuat asuhan keperawatan ISK.
5
1.4 Manfaat
Manfaat Teoritis
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
wawasan bagi pembaca khususnya perawat dan tenaga kesehatan lainnya.
Manfaat Praktis
Hasil dari makalah ini dapat memberikan sumbangan dan masukan mengenai
Penyakit infeksi pada saluran perkemihan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan
adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto,
2001).
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang disebabkan
oleh bakteri terutama Escherichia coli ; resiko dan beratnya meningkat dengan
kondisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan,
pemakaian instrumen uretral baru, septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk, 1998).
Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang
berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan
jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam
cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius. Akibatnya UTI pada
pria jarang terjadi, namun ketika gangguan ini terjadi kali ini menunjukkan adanya
abnormalitas fungsi dan struktur dari traktus urinarius.
2.2 Etiologi
7
Sisa urine dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan
kandung kemih yang kurang efektif
Mobilitas menurun
Nutrisi yang kurang baik
Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
Adanya hambatan pada aliran urin
Hilangnya efek bakteri dari sekresi prostat.
2.3 Patofisiologi
8
saluran kelenjar prostate dikenal sebagai anti bakteri yang
sangat kuat.
Faktor tekanan urin pada waktu miksi
Mikroorganisme naik ke kandung kemih pada waktu miksi
karena tekanan urin. Dan selama miksi terjadi refluks ke dalam
kandung kemih setelah pengeluaran urin.
Faktor lain, misalnya: kebersihan alat kelamin bagian luar,
naiknya bakteri dari kandung ke ginjal.
2.5 Klasifikasi
a. Kandung kemih (sistitis)
Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh
menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik
irin dari utetra kedalam kandung kemih (refluks urtovesikal), kontaminasi
fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.
9
b. Uretra (uretritis)
Uretritis adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang di golongkan
sebagai gonoreal atau non gonoreal. Uretritis gonoreal disebabkan oleh
niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis non
gonoreal adalah uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria
gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea
plasma urelytikum.
c. Ginjal (pielonefritis)
Pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi bakteri piala
ginjal, tubulus dan jaringan intertisial dari dalah satu atau kedua ginjal.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut, dibedakan menjadi :
ISK uncomplicated (simple)
ISK sederhana terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak
baik, anatomic maupun fungsional normal. ISK ini pada usia lanjut
terutama menmgenai penderita wanita dan infesi hanya mengenai
mucosa superficial kandung kemih.
ISK complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman
penyebab sulit di berantas, kuman penyebab sering resisten
terhadap beberapa macam antibiotika, sering terjadu bakterimia,
sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila terdapat keadaan-keadaan
sebagai berikut :
kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex
vesiko uretral obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia,
kateter kandung kencing menetap dan prostatitis.
Kelainan faal ginjal; GGA maupun GGK
Gangguan daya tahan tubuh.
10
11
2.6 Penyimpangan KDM
12
2.7 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Analisa urin (Urinalisis) seperti, leukosuria (ditemukannya leukosit
dalam urin), hematuria (ditemukannya eritrosit dalam urin).
b. Pemeriksaan bakteri (bakteriologis) seperti:
Mikroskopis
Bahan: urin segar (tanpa diputar, tanpa pewarnaan). Positif jika
ditemukan 1 bakteri per lapang pandang (LPB)
Biakan bakteri
c. Pemeriksaan kimia
Tes ini dimaksudkan sebagai penyaring adanya bakteri dalam urin.
Contohnya, tes reduksi griess nitrate. Tingkat kepekaannya mncapai 90%.
d. Tes dip slide (tes plat-celup)
Untuk menentukan jumlah bakteri per Cc urin. Kelemahannya yaitu tidak
mampu mengetahui jenis bakteri.
e. Pemeriksaan penunjang lainnya seperti, radiologis (rontgen), IVP (pielografi
intra vena), USG dan scanning.
13
2.8 Komplikasi
a. Pielonefritis akut yaitu nfeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux
urethrovesikal dan jaringan intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal.
b. Gagal ginjal terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang
atau tidak diobati dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik
secara akut dan kronik.
c. Obstruksi, seperti tumor, hipertrofi prostat, calculus.
d. Gangguan inervasi kandung kemih, seperti malformasi sumsum tulang
belakang kongenital, multiple sclerosis.
e. Penyakit kronis, seperti gout, DM, hipertensi, penyakit sickle cell.
f. Instrumentasi, contohnya prosedur kateterisasi. Penggunaan fenasetin secara
terus menerus dan tidak pada tempatnya.
14
2.9 Tes diagnostic
Menurut Mary. 2014 mineral terlarut lain dapat mencetuskan terbentunya batu.
a. Tes kultur dan sensitivitas
Tes kultur melihat kemungkinan adanya bakteri didalam urin. Tes
sensitivitas menentukan antibiotik apa yang dapat digunakan untuk
membunuh bakteri. Laboratorium membagi spesimen urin menjadi dua;
satu bagian dikultur untuk menentukan bakteri mana yang
berkembang.Laporan persiapan harus tersedia dalam 24 jam.Bagian kedua
digunakan untuk menentukan pada antibiotik mana organisme tersebut
peka.
b. Cystoscopy
Tes ini menguji dinding kandung kemih untuk melihat kemungkinan
pertumbuhan dan tumor. Ini juga digunakana sebagai alat untuk
memindahkan tumor kecil, batu dan benda asing dan untuk mendilatasi
saluran kencing (uretra) dan saluran ginjal(ureter). Suatu cystoscope
dimasukan kedalam uretra ke kandung kemih, yang membuat struktur
benar-benar divisualisasikan; misalnya uretra, kandung kemih, ureter dan
prostat.
c. Studi sinar x ginjal, ureter, kandung kemih (KUB)
Studi KUB adalah sinar x abdominal yang digunakan untuk mendeteksi
batu ginjal, bisul abdominal, paralytic ileus atau obstruksi.
d. Prostate spesific antigen (PSA) test
Tes ini mengukur tingkat PSA didalam darah. Tes ini juga digunakan
untuk memonitor perawatan dan untuk menguji kekambuhan kanker
prostat.
e. Pengumpulan urin 24 jam
15
digunakan untuk mengukur volume dan berbagai faktor fungsi ginjal dan
juga untuk menentukan pengeluaran sehari-hari unsur tertentu seperti
protein, elektrolit dan lain-lain.
16
gentisic acid, gigantetronin, linoleic acid, muricapentocin. kandungan
tersebut yang membuat daun sirsak mampu mengobati berbagai
macam jenis penyakit.
Buah manggis, kulit manggis mengandung Xanthone sebagai
antioksidan, antiproliferativ, antiinflamasi dan antimicrobial.
c. Infeksi saluran kemih akut
Antipiretika dan rawat inap dengan cairan intravena diperlukan bila
pielonefritis disertai dengan mual dan muntah yang bermakna atau
urosepsis
Penanganan suplemen antibiotika dengan analgesik sistem Perkemihan
(pyridium tersedia sebagai obat yang dijual bebas) atau obat
kombinasi, seperti Urised.
Dorong asupan cairan yang memadai; hindari iritan kandung kemih.
17
BAB III
18
Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan
yang telah dilakukan?
Adakakan perasaan malu atau takut kekambuhan terhadap penyakitnya
Intervensi :
Pantau perubahan warna urin, pantau pola berkemih, masukan dan keluaran
setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang.
19
Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) nyeri.
Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan.
Jika dipasang kateter, perawatan kateter 2 kali per hari.
Alihkan perhatian pada hal yang menyenangkan.
Kolaborasi pemberian analgetik.
b. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan sering berkemih,
urgensi dan hesitancy.
Tujuan : Pola eliminasi urine membaik
KH : Pola eliminasi urine membaik ditandai dengan klien
melaporkan berkurangnya frekuensi ( sering berkemih) urgensi dan
hesistensi.
Intervensi :
Intervensi :
20
Kurangi kebisingan dan lampu
Kolaborasi pemberian obat, seperti analgetik dan sedative.
d. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan reaksi iflamasi.
Tujuan : Suhu tubuh kembali normal
KH :Suhu tubuh kembali normal ditandai dengan klien melaporkan
tidak demam, tidak terba panas, TTV dalam batas normal
Intervensi :
Intervensi :
21
KH :Mempertahankan volume cairan yang adekuat dibuktikan
oleh membran mukosa lembab,turgor kulit bagus, keseimbangan intake
dan haluaran dengan urine normal dalam konsentrasi jumlah.
Intervensi :
Intervensi :
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
nfeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika suatu organisme penginfeksi, biasanya
suatu bakteri gram negatif seperti E.coli, masuk ke saluran kencing.Radang area lokal
terjadi, diikuti dengan infeksi ketika organisme bereproduksi.Bakteri radang muncul
di kulit area genital dan memasuki saluran perkemihan melalui pembukaan
uretra.Ada dua jalur utama terjadi isk, yaitu ansending dan hematogen.Dalam
penyakit ISK ini terdapat beberapa klasifikasi yaitu Infeksi Saluran Kemih Bawah
dan Infeksi Saluran Kemih Atas.Pemeriksaan diagnostik penyakit ISK ada beberapa
macam pemeriksaan seperti, tes kultur dan sensitivitas, cystoscopy, studi sinar x
ginjal, ureter, kandung kemih (KUB), prostate spesific antigen (PSA) test,
pengumpulan urin 24 jam, urinalysis, urine flow studies, voiding cystogram.
4.2 Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
http://neareihaa.blogspot.com/2017/04/makalah-isk.html
http://zhoghyearhye.blogspot.com/2014/07/makalah-isk-infeksi-saluran-
kemih_10.html
http://merawatindonesiabisa.blogspot.com/2015/07/lp-kep-infeksi-saluran-
kemih.html
https://www.scribd.com/document/360150229/Penyimpangan-KDM-ISK
http://adriananers.blogspot.com/2011/12/laporan-pendahuluan-infeksi-
saluran.html
Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman
untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa:
I Made Kariasa, Ni made Sumarwati. Edisi: 3. Jakrta: EGC.
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam:
Infeksi Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI
24