Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MATA KULIAH KODIFIKASI TERKAIT SISTEM

GENITOURINARIA DAN REPRODUKSI (A-F)


“ Kelainan Pada Sistem Urogenitalia atau Patologi Urogenitalia”
Dosen Pengajar : Yeti Suryati,S.Kep.,Ners.,M.M.Pd.

Disusun Oleh :
Salsa Aulya E712111032

PROGRAM STUDI REKAM MEDIS DAN


INFORMASI KESEHATAN
POLITEKNIK TEDC BANDUNG
2022 – 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik allah SWT. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah
SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul PATOFISIOLOGI UROGENITALIA.
Dalam makalah ini penyusun menjelaskan mengenai “patofisiologi  dan patogenensis”.
Adapun tujuan penyusun menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari
dosen Ibu Yeti Suryati sebagai dosen KODIFIKASI TERKAIT SISTEM GENITOURINARIA DAN
REPRODUKSI (A-F) Di sisi lain ,penyusun menulis makalah ini untuk mengetahui lebih rinci
mengenai patologi urogenitalia. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu,diharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah saya
untuk kedepannya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
mahasiswa-mahasiswa yang mengikuti mata kuliah patologi.

Bandung, 16 Maret 2023

Salsa Aulya
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................
1.3 Tujuan ........................................................................................................................
Untuk mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang (diagnostic) dari infeksi
saluran kemih / ISK ....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................

2.1 Pengertian Urogenitalia ............................................................................................

2.2 Patologi Sistem Urogenitalia .....................................................................................

2.2.1 Infeksi Saluran Urogenitalia ................................................................................

2.2.2 Penyakit Glomerular ...........................................................................................

2.2.3 Obstruksi Saluran Kemih ....................................................................................

2.3 Patologi Genitalia ......................................................................................................

2.3.1 Gangguan Organ Reproduksi Wanita................................................................

2.3.2 Gangguan Organ Reproduksi Pria......................................................................

2.4 Patologi Uretritis .......................................................................................................

BAB III PENUTUP .................................................................................................................

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infeksi Saluran Kemih atau sering di singkat ISK, akhir-akhir ini menjadi topic yang ramai
dibicarakan di kalangan masyarakat terutama orang tua yang mempunyai anak remaja
perempuan. Infeksi saluran kemih atau ISK merupakan masalah kesehatan yang cukup
serius di bagi jutaan orang tiap tahun. ISK merupakan penyakit infeksi nomor 2 paling
banyak menyerang manusia. Walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk
buangan, biasanya urin tidak mengandung bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau
ginjal dan berkembang biak dalam urin, terjadilah ISK. Jenis ISK yang paling umum adalah
infeksi kandung kemih yang sering juga disebut sebagai sistitis.
Bakteri atau kuman yang paling sering mengakibatkan ISK antara lain Escherichia coli,
Klebsiella dan Pseudomonas. Dari penderita, menurut penelitian, kira-kira ada sekitar 10%
yang tidak bergejala.Tidak semua ISK menimbulkan gejala, ISK yang tidak menimbulkan
gejala disebut sebagai ISK asimtomatis. Dalam hal ini penderita tidak merasakan apa-apa.
Mungkin gejalanya ada tetapi orang tersebut menganggapnya sebagai gejala biasa. Untuk
yang tidak bergejala baru diketahui setelah diperiksa melalui tes urine dimana dalam
urinenya terdapat banyak bakteri.

1.2 Rumusan Masalah


1.      Bagaimana infeksi bisa terjadi?
2.      Bagaimana jalannya penyakit tersebut?
3.      Bagaimana penyakit urethritis bisa terjadi?

1.3 Tujuan
1.      Mahasiswa mengerti dan memahami definisi (pengertian) dari urogenitalia,
2.      Mahasiswa mengerti dan memahami etiologi, factor resiko dan epidemiologi dari
urethritis.
3.      Mahasiswa mengerti dan memahami patofisiologi dari urethritis.
4.      Mahasiswa mengerti dan memahami pemeriksaan penunjang (diagnostic) dari Infeksi
Saluran Kemih (ISK / UTI)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Urogenitalia
Sistem perkemihan atau biasa disebut system urogenital adalah suatu system dimana
terjadinya proses penyaringan darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Adapun susunan system perkemihan (istem urinaria) didalam tubuh manusia adalah ginjal,
ureter, vesica urinaria, dan uretra.

2.2 Patologi Sistem Urogenitalia


Dalam sistem Perkemihan, bisa saja terjadi gangguan – gangguan. Terperinci, gangguan
gangguan itu adalah sebagai berikut.
2.2.1 Infeksi Saluran Urogenitalia
Infeksi saluran urogenital umumnya disebabkan oleh bakteri Escherichia
coli. Dapat pula disebabkan oleh proteus, klebsiella, dan staphylococcus
terutama bila sedang terasang kateter. Pada saluran urogenital dapat terjadi
penyakit, seperti:
a. Sistitis
Sistitis adalah infeksi saluran kemih, yang lebih banyak menyerang wanita
dari pada pria, karena pada wanita muara uretra dan vagina dekat
dengan daerah anal. Factor resiko sititis adalah
bersetubuh,kehamilan,kandung kemih neurogenis, pemasangan
kateter,keadaan-keadaan obstruktif dan diabetes mellitus. Apabila
berlanjut, akan menyebabkan kuman-kuman naik dari kandung kemih ke
pelvis ginjal, yang disebut dengan pielonefritis. Penderita sistitis akan
merasakan keluhan seperti dysuria (nyeri saat miksi), sering berkemih,
merasa ingin berkemih terus, dan sakit diatas daerah suprapubis.
b. Pielonefritis
Pielonefritis adalah radang pelvis ginjal. Penyebab paling sering
penyakitini adalah kuman yang berasal dari kandung kemih yang menjalar
naik ke pelvis ginjal. Pielonefritis ada yang akut da nada yang menahun.
Pielonefritis menahun ada dua tipe yaitu pielonefritis yang disebabkan
oleh refluks vesikouretral yang dapat menyebabkan infeksi papilla
senyawa perifer dan jaringan parut dikutub ginjal. Dan pielonefritis yang
disebabka oleh obstruksi saluran kemih yang menimbulkan tegangan
tinggi aliran balik urine, yang menyebabkan infeksi semua papila, jaringan
parut ginjal menyebar dan penipisan lapisan korteks ginjal.

2.2.2 Penyakit Glomerular


a. Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi di
nasofaring oleh Streptococcus β-hemolitik. Lebih sering menyerang anak-
anak, dengan gejala yaitu edema akut, oiguria, proteinuria, urine berwarna,
dan biasa disertai dengan hipertensi. Penyakit ini merupaka penyakit
autoimun karena terbentuk antibodi yang merusak membran basal
gromerulus tubuh itu sendiri. Penyakit ini dapat menyebabkan gagal ginjal.
b. Sindrom Nefrotik (nefrosis)
Nefrosis dapat menyebabkan glomerulonefritis, gejala yang dominan adalah
albuminaria (>3,5 gram/hari). Hilangnya protein akibat meningkatnya
permeabilitas membran basal glomerulus. Akibatnya terjadi
hipoalbuminemia yang menyebabkan edema generalisata.

2.2.3 Obstruksi Saluran Kemih


Obstruksi saluran kemih disebabkan oleh hipertrofi prostat, batu ginjal dan
tumor ginjal. Gangguan obstruktif dapat menyebabkan disfungsi ginjal berat
yang meliputi hemoragi dan gagal ginjal, bila tidak diatasi.
a. Hipertrofi Prostat
Penyebabnya diduga ketidakseimbangan hormon kelamin pria dan wanita,
yang terjadinya dengan meningkatnya usia. Biasanya testosteron adalah
androgen utama dalam darah dan membentuk dua metabolit, yaitu:
dihidrotestosteron dan β-estradiol. Estradiol adalah steroid yang memiliki
sifat-sifat estrogenik. Ia biasanya bekerja sama dengan androgen, namun
dapat bekerja independen dengan menimbulkan efek berlawanan dengan
androgen. Testosteron serta metabolitnya bekerja sama menghasilkan
hiperplasia prostat. Pada pria dia atas 60 tahun, testosteron plasma
menurun, namun hipertrofi prostat sudah dapat timbul 10-20 tahun
sebelum adanya penurunan kadar plasma itu.
b.  Gagal Ginja
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama
sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga
keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium
didalam darah atau produksi urine. Penyakit gagal ginjal ini dapat
menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau terluka dimana
hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal
lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum
lanjut usia.
 Gagal Ginjal Akut
Ginjal akut adalah sindrom klinis dimana fungsi ginjal yang menurun
dengan cepat dalam beberapa hari atau minggu sehingga ginjal tidak
lagi mengekskresikan produk limbah metabolisme, biasanya karena
hipoperfusi ginjal. Laju filtrasi glomerulus yang menurun dengan cepat
menyebabkan azotemia (uremia) yaitu:
Peningkatan produk limbah nitrogen dalam darah (kreatinin serum dan
nitrogen urea darah/BUN (Blood Urea Nitrogen)
 Oliguria
Gejala dan tanda-tanda kliniknya, hipotensi, oligria, ketidakseimbangan
elektrolit, anemia, azotemia (peningkatan kreatinin, fosfat, dan urea
dalam darah akibat pemecahan protein otot dan ketidakmampuan
mengekskresikan metabolit).
Beberapa masalah ginjal terjadi cepat, misalnya kecelakaan yang
melukai ginjal. Kehilangan banyak darah dapat menyebabkan
kegagalan ginjal secara tiba-tiba. Beberapa obat dan racun dapat
menghentikan pekerjaan ginjal. Penurunan fungsi ginjal secara tiba-
tiba ini disebut sebagai kegagalan ginjal akut (acute renal failure/ARF).
ARF dapat mengakibatkan kehilangan fungsi ginjal secara permanen.
Tetapi bila ginjal tidak dirusakkan secara berat, kegagalan ginjal ini
mungkin pulih.
 Nekrosis Tubular Akut
Penyebab Nekrosis Tubular Akut (NTA) adalah iskemia dan nefrotoksin.
Iskemia selama 25 menit atau kurang berakibat kerusakan ringan dan
masih reversibel. Iskemia 2 jam menimbulkan kerusakan berat yang
irreversibel. Nefrotoksik berupa antibiotik (aminoglikosida, penisilin,
sefalosporin, tetrasiklin, dan sulfonamida), logam berat (sisplatin),
agen radiokontras, toksin endogen (mioglobin, hemoglobin).
 Gagal Ginjal Kronik
Perjalanan gagal ginjal kronik atau menahun meliputi tahap yang
dimulai dengan penurunan cadangan ginjal, selanjutnya terjadi
insufisiensi ginjal, gagal ginjal, dan terakhir uremia (tahap terakhir
gagal ginjal). Keadaan irreversibel ditandai dengan fungsi nefron yang
berkurang. Kerusakan ginjal berlangsung progresif. Perjalanan menuju
uremia berlangsung berangsur untuk waktu yang cukup lama
(beberapa tahun). Jika ginjal tak dapat lagi mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit maka diperlukan dialisis
(hemodialisis atau dialisis peritoneal).

2.3. Patologi Genitalia

Sistem reproduksi pada manusia rentan mengalami penyakit, kelainan juga


gangguan. Gejala tersebut bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Bisa saja karena
tumor, virus, bakteri atau memang disfungsi organ reproduksi yang disebbakan oleh
hal-hal yang tak terduga misalnya makanan atau zat-zat kimia yang masuk ke dalam
tubuh manusia. Pada artikel ini akan dibahas penyakit pada sistem reproduksi
manusia dan dibagi ke dalam dua kelompok yakni penyakit dan gangguan pada
reproduksi wanita dan penyakit dan gangguan pada organ reproduksi pria.

1. Gangguan Organ Reproduksi Wanita


Penyakit yang bisa menyerang sistem reproduksi wanita bisa berupa gangguan
menstruasi, kanker di wilayah genital, infeksi pada vagina dan juga
endometriosis.
a.  Gangguan Menstruasi
Gangguan atau penyakit ini bisa berupa amenore primer dan juga amenore
sekunder. Amenore primer merupakan gejala dimana menstruasi tidak
terjadi hingga usia 17 tahun dan diikuti dengan tidak berkembangnya unsur
seksual sekunder. Sementara itu, amenore sekunder adalah tidak terjadinya
proses menstruasi selama 3 hingga 6 bulan pada wanita yang telah
mengalami suklus menstruasi sebelumnya.
b. Kanker Pada Wilayah Genital
Penyakit pada sistem reproduksi manusia ini banyak dijumpai biasanya pada
wilayah ovarium, serviks dan juga vagina. Kanker vagina ini belum diketahui
apa penyebab pastinya. Namun, para ahli menduga hal tersebut disebabkan
oleh infeksi virus. Pengobatan kanker pada vagina ini bisa dengan kemoterapi
ataupun bedah menggunakan laser. Sementara itu, kanker pada mulut rahim
atau serviks terjadi jika ada sel yang tumbuh secara abnormal di wilayah
lapisan epiter mulut rahim. Dan kanker pada ovarium sendiri tidak
menujukan tanda-tanda yang jelas namun biasanya disertai berbagai keluhan
seperti rasa pegal luar biasa pada panggul, terdapat perubahan saluran
pencernaan dan muncul pendarahan yang abnormal pada vagina.
c. Endometriosis
Merupakan gejala dimana jaringan endometrium wanita berada di luar
wilayah rahim yakni di ovarium, oviduk, ataupun di jalur luar rahim wanita.
Gejala yang paling lazim muncul antara lain nyeri pada bagian perut, wilayah
pinggang yang sakit, serta rasa tak nyaman yang berlebihan saat menstruasi.
d. Infeksi vagina
Penyakit ini menampakkan gejala antara lain keputihan berlebih dengan bau
yang sangat menyengat dan disertai dengan rasa gatal. Infeksi ini biasanya
menyerang wanita pada usia yang produktif khususnya bagi mereka yang
telah memiliki pasangan dan aktif melakukan kegiatan seksual. Penyebab
utamanya adalah hubungan seksual.
e. Penyempitan Pada Oviduk
Oviduk atau saluran telur bisa mengalami penyakit dimana ia akan
menyempit. Penyebabnya disinyalir genetis namun ada juga yang disebabkan
oleh kuman jenis tertentu. Saluran telur yang sempit akan membuat wanita
sulit mendapatkan anak sebab jalan sperma terhalangi.
2. Gangguan Organ Reproduksi Pria
Adapun gangguan dan penyakit reproduksi yang bisa menyerang pria antara lain
kriptorkidisme, prostatitis, hipogonadisme, epididimitis, dan juga orkitis.
a. Hipogonadisme
Merupakan gejala dimana terdapat penurunan fungsi testis pada pria dan
disebabkan oleh adanya gangguan interaksi hormon yakni androgen dan juga
estrogen. Penyakit ini bisa berujung pada kemandulan dan juga
berkurangnya karakter maskulin pada pria.
b.  Kriptorkidisme
Adalah suatu kegagalan satu atapun dua testis untuk turun dari abodemen
menuju scrotum saat pria masih bayi. Hal ini membuat hormon testoteronnya
tidak berkembang dengan baik.
c.   Prostatitis
Adalah gejala dimana prostat meradang. Penyebabnya adalah bakteri
bernama Escherichia colia.

2.4 Patologi Uretritis

Uretritis adalah iritasi dan pembengkakan uretra yang disebabkan oleh bakteri, jamur
ataupun virus yang menyerang organ seksual pada wanita dan laki-laki.
Uretritis adalah suatu inflamasi uretra atau suatu infeksi yang menyebar naik yang
digolongkan sebagai infeksi gonoreal dan nongonoreal. Namun demikian kedua kondisi
tersebut dapat terjadi pada satu pasien.

1. Etiologi

Penyebab uretritis adalah bakteri yang menyebabkan infeksi saluran kemih secara
umum (e. coli) atau bakteri penyakit menular seksual (klamidia, gonore, dll). Virus
herpes seperti herpes simpleks dan sitomegalovirus juga dapat menyebabkan
uretritis.

kebanyakan kasus, bakteri berasal dari usus besar dan sampai ke vagina melalui
anus. Uretritis seringkali ditemukan pada pria usia antara 25 dan 35 tahun. Pria lebih
jarang mengalami urethritis.

Jasad renik yang ditularkan melalui hubungan seksual (misalnya Neisseria


gonorrhoeae penyebab gonore), masuk ke vagina atau penis pada saat melakukan
hubungan seksual dengan mitra seksual yang terinfeksi dan bisa menjalar ke uretra.
Uretritis pada pria paling sering disebabkan oleh gonokokus. Pada beberapa kasus,
uretritis tidak disebabkan oleh infeksi tetapi oleh iritasi atau kerusakan pada uretra
karena pemakaian sabun, masturbasi.

2. Gejala

a.  Cairan berwarna keruh yang keluar dari ujung penis

b.  Cairan vagina yang tidak normal

c.   Demam

d.    Kulit yang dingin pada kaki dan tangan

e.    Menderita dispareunia

f.     Nyeri saat buang air kecil (disuria)

g.    Rasa sakit pada panggul

h.    Sakit perut

i.     Sering buang air kecil.


3. Pathogenesis

Urethra paling sering terkena infeksi dan menyebabkan peradangan, urethra pada
bagian distal sebenarnya telah didiemi oleh spesies-spesies difteroid, strepcoccus,
stafilokokus, tetapi tidak sering dijumpai bakteri gram negatif yang biasanya
menyebabkan infeksi pada saluran kemih.
Factor yang mempengaruhi pathogenesis urethritis:

a.       Jenis kelamin  

b.      Faktor genetik

c.       Faktor aktivitas seksual.

4. Patofisiologi
Uretra Gonorhoeal disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae dan ditularkan
melalui kontak seksual. Pada pria inflamasi orifosium meatal terjadi disertai rasa
terbakar ketika urinasi. Rabas uretral purulen muncul dalam 3-4 hari setelah kontak
seksual. Pada wanita rabas uretral tidak selalu muncul dan penyakit bersifat
asimtomatik. Pada pria melibatkan jaringan disekitar uretra menyebabkan
periuretritis, prostitis, epididimis dan striktur uretra.
Uretra gonorhoeal tidak berhubungan dengan neisseria gonorrhoeae biasanya
disebabkan oleh Klamidia trakomatik atau Ureaplasma urelytikum. Pada pria adalah
asimtomatik, pasien akan disuria tingkat sedang-parah dan rabas uretral dengan
jumlah sedikit-sedang.
   5. Pemeriksaan penunjang
Pada kasus uretritis hal-hal yang perlu diperiksa untuk mendukung diagnosa
adalah;
a.  pemeriksaan urine lengkap
b.  pemeriksaan sekret uretra
c.  test sensitivitas dan kultur untuk menentukan antibiotika yang akan
dipakai.

6. Diagnose
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala gejalanya.Untuk mengetahui
penyebabnya,bisa diambil contoh cairan yang keluar dari uretra dan dianalisa di
laboratorium.
7. Pengobatan
a.       Pengobatan tergantung kepada mikroorganisme penyebabnya, Jika
penyebabnya adalah bakteri, maka diberikan antibiotik.
b.      Jika penyebabnya adalah virus herpes simpleks, maka diberikan obat anti-virus
(misalnya asiklovir).
BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
Sistem perkemihan atau biasa disebut system urogenital adalah suatu system dimana
terjadinya proses penyaringan darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Adapun susunan system perkemihan (istem urinaria) didalam tubuh manusia adalah
ginjal,ureter,vesica urinaria,dan uretra.
Dalam sistem perkemihan ini, bisa saja terjadi gangguan-gangguan. Terperinci, gangguan-
gangguan itu adalah sebagai berikut
 Infeksi Saluran Urogenital
  Sititis 
Pielonefritis
 Penyakit Glomerular
Glomerulonefritis
Sindrom Nefrotik (nefrosis)
  ObstruksiSaluranKemih
Hipertrofi Prostat
  GagalGinjal
Gagal GinjalAkut
NekrosisTubularAkut
Gagal Ginjal Kronik
   Uretritis

DAFTAR PUSTAKA
     http://sehat-sakit-stikes.blogspot.com/2012/07/askep-uretritis.html
    http://kelasbiologiku.blogspot.com/2013/03/beberapa-penyakit-pada-sistem.html

   http://anfis-mariapoppy.blogspot.com/2013/01/uretritis.html

http://sesififa.blogspot.com/2011/03/laporan-pendahuluan-uretr

Anda mungkin juga menyukai