Disusun Oleh :
1. Enida Inang Baezura (220501016)
2. Ahyatun Nafis (220501001)
3. Baiq Haniza (220501008)
4. Herlin Hudairi (220501012)
5. Dina Maharanai (220501013)
6. Aslina (220501005)
7. Esti Apriliyanti (220501018)
Penulis
i
DAFTARISI
Contents
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... i
DAFTARISI .................................................................................................................................... ii
6.2 Tabel Sediaan Yang direkomendasikan untuk trapi antimikroba oral pyelonephritis non-
komplikata................................................................................................................................... 3
7.2 Tabel Regimen yang direkomendasikan untuk terapi antimikroba parenteral dalam
pielonefritis non-komplikata ....................................................................................................... 4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Infeksi Traktus Urinarius (UTI) sering terjadi dan menyerang manusia tanpa memandang
usia, terutama perempuan. UTI bertanggung jawab atas sekitar tujuh juta kunjungan Klien
kepada dokter setiap tahunnya di Amerika Serikat (Stamm,1998). Secara mikro biologi UTI
dinyatakan ada jika terdapat bakteriuria bermakna (ditemukan mikroorganisme patogen 105
ml pada urin pancaran tengah yang dikumpulkan pada cara yang benar).
Abnormalitas dapat hanya berkolonisasi bakteri dari urine (bakteriuria asimtomatik) atau
bakteriuria dapat disertai infeksi simtomatikndari struktur-struktur traktus urinarius/ UTI
umumnya dibagi dalam dua sub kategori besar: UTI bagian bawah (uretritis,sistitis, prostatitis)
dan UTI bagian atas (pielonefritis akut). Sistitis akut (infeksi vesika urinaria) dan pielonefritis
akut ( infeksi pelvis dan interstisium ginjal) adalah infeksi yang paling berperan dalam
menimbulkan morbilitas tetapi jarang berakhir sebagai gagal ginjal progresif.
Pielonefritis merupakan infeksi piala pada ginjal, tubulus dan jaringan interstisial dari salah
satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih melalui uretra dan naik ke ginjal.
Meskipun ginjal menerima 20% sampai 25% curah jantung, bakteri jarang yang mencapai
ginjal melalui aliran darah; kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3%. Pielonefritis
sering sebagai akibat dari refluks ureterivesikal, dimana katup uretevesikal yang tidak
kompeten menyebabkan urine mengalir balik (refluks) ke dalam ureter. Obstruksi traktus
urinarius ( yang meningkatkan kerentanan ginjal terhadap infeksi), tumor kandung kemih,
striktur, hiperplasia prostatik benigna, dan batu urinarius merupakan penyebab yang lain.
Pielonefritis dapat akut dan kronis.
2.1 RUMUSAN MASALAH
Apa definisi dan etiologi dari penyakit PielonefritisApa saja nama obat yang diberikan
Tata laksanakan penyakit Pielonefritis
3.1 TUJUAN
Mampu memahami apa itu penyakit Pielonefritis serta penanganannya
1
BAB II
PEMBAHASAN
1.2 Definisi
Pielonefritis akut non komplikata adalah infeksi akut pada parenkim dan pelvis ginjal
terbatas pada wanita tidak hamil, pre-menopause tanpa adanya abnormalitas dan komorbid
yang relevan.
2.2 Gejala dan Tanda
Pielonefritis akut non komplikata ditandai dengan menggigil, demam (>38oC), nyeri pada
daerah pinggang yang diikuti dengan bakteriuria dan piuria yang merupakan kombinasi dari
infeksi bakteri akut pada ginjal dengan atau tanpa gejala sistitis. Wanita hamil dengan
pielonefritis akut perlu mendapat perhatian khusus, karena infeksi seperti ini tidak hanya
berdampak buruk pada ibu, janin dan meningkatkan risiko kelahiran prematur.
3.2 Klasifikasi Pielonefritis
Klasifikasi Pielonefritis akut diklasifikasikan menjadi dua, yaitu uncomplicated acute
pyelonephritis dan complicated acute pyelonephritis. Uncomplicated acute pyelonephritis
terjadi pada usia muda tanpa abnormalitas struktural dan fungsional saluran kemih serta tanpa
komorbid yang relevan. Complicated acute pyelonephritis terjadi pada pasien dengan saluran
genitourinari yang abnormal secara struktur maupun fungsi atau terdapat kondisi medis yang
menjadi predisposisi. Complicated acute pyelonephritis juga memiliki manifestasi klinis yang
lebih luas, organisme penyebab yang lebih bervariasi atau telah resisten terhadap antibiotik,
dan risiko komplikasi yang lebih tinggi. Komplikasi yang mungkin terjadi antara lain abses
renal dan pielonefritis emfisematous.
4.2 Patofisiologi
E. coli adalah bakteri paling umum yang menyebabkan pielonefritis akut karena
kemampuannya yang unik untuk menempel dan berkoloni di saluran kemih dan ginjal. E.coli
memiliki molekul perekat yang disebut P-fimbriae, yang berinteraksi dengan reseptor pada
permukaan sel uroepitel. Ginjal yang terinfeksi E. coli dapat menyebabkan respon inflamasi
akut yang dapat menyebabkan jaringan parut pada parenkim ginjal. Meskipun mekanisme
terjadinya jaringan parut ginjal masih kurang dipahami, terdapat hipotesis bahwa adhesi
bakteri ke sel ginjal mengganggu penghalang pelindung, yang menyebabkan infeksi lokal,
hipoksia, iskemia, dan pembekuan dalam upaya membendung infeksi.. Sitokin inflamasi,
2
toksin bakteri, dan proses reaktif lainnya selanjutnya menyebabkan pielonefritis total dan,
dalam banyak kasus, gejala sistemik sepsis dan syok.
5.2 Etiologi
Escherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di usus besar) merupakan
penyebab dari 90% infeksi ginjal diluar rumah sakit dan penyebab dari 50% infeksi ginjal di
rumah sakit. Selain E.coli bakteri lain yang juga turut serta dapat mengakibatkan pielonefritis
seperti Klebsiella, golongan Streptokokus. Infeksi biasanya berasal dari daerah kelamin yang
naik ke kandung kemih. Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya bisa
dicegah oleh aliran air kemih yang akan membersihkan organisme dan oleh penutupan ureter
di tempat masuknya ke kandung kemih. Berbagai penyumbatan fisik pada aliran air kemih
(misalnya batu ginjal atau pembesaran prostat) atau arus balik air kemih dari kandung kemih
ke dalam ureter, akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi ginjal. Infeksi juga bisa
dibawa ke ginjal dari bagian tubuh lainnya melalui aliran darah. Keadaan lainnya yang
meningkatkan resiko terjadinya infeksi ginjal adalah:
a. Kehamilan
b. kencing manis
c. keadaan-keadaan yang menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh untuk
melawan infeksi.
6.2 Tabel Sediaan Yang direkomendasikan untuk trapi antimikroba oral pyelonephritis
non-komplikata.
3
Ceftibuten 400mg setiap hari 10 hari Dari antimikroba parenteral long
acting
Sebaiknya diberikan.
7.2 Tabel Regimen yang direkomendasikan untuk terapi antimikroba parenteral dalam
pielonefritis non-komplikata
4
BAB III
PENUTUP
1.3 Kesimpulan
Pielonefritis adalah inflamasi atau infeksi akut pada pelvis renalis, tubula dan jaringan
interstisiel. Penyakit ini terjadi akibat infeksi oleh bakteri enterit (paling umum adalah
Escherichia coli) yang telah menyebar dari kandung kemih ke ureter dan ginjal akibat refluks
vesikouretral. Penyebab lain pielonefritis mencakup obstruksi urine atau infeksi, trauma,
infeksi yang berasal dari darah, penyakit ginjal lainnya, kehamilan, atau gangguan metabolic.
Pielonefritis terbagi menjadi dua yaitu pielonefritis akut dan pielonefritis kronis.
Penyebab dari pielonefritis itu sendiri disebabkan oleh infeksi bakteri yang berasal dari
kelamin naik pada kandung kemih. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan meningkatnya
resiko terjadinya infeksi ginjal antara lain batu ginjal, kehamilan, kencing manis, dan keadaan
yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun. Gejala pada klien dengan pielonefritis
biasanya timbul secara tiba-tiba berupa demam, menggigil, nyeri di punggung bagian bawah,
mual dan muntah. Selain itu, beberapa penderita. menunjukkan gejala infeksi saluran kemih
bagian bawah biasanya sering berkemih dan nyeri ketika berkemih. Pengobatan yang perlu
dilakukan antara lain pemberian antibiotic untuk membunuh bakteri dan pembedahan apabila
ada penyumbatan. Pencengahan terkena infeksi ginjal adalah dengan memastikan tidak pernah
mengalami infeksi saluran kemih, antara lain dengan memperhatikan cara membersihkan
setelah buang air besar, minum banyak air, perhatikan makanan konsumsi, dan istirahat cukup.
5
2.3 Daftar pustaka
Colgan R, Williams M, Johnson JR. Diagnosis and treatment of acute pyelonephritis in women.
Am Fam Physician. 2011;84(5):519– 26.