Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH FITOTERAPI PADA INFEKSI SALURAN KEMIH

Dosen : Putu Rika Veryanti, M.Farm-Klin., Apt

Di susun oleh :
Puji lestari 16334080
Rizky amelia 16334076
Rini kartini 16334089
Rutini susi elawati 16334097

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA 2019/2020

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................ ii
BAB I ......................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................ 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................................... 2
BAB II ........................................................................................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................................. 3
2.1 Rute terjadinya Infeksi ..................................................................................................................... 3
2.2 Mekanisme Pertahanan Host ............................................................................................................ 4
2.3 Patofisiologi ...................................................................................................................................... 5
2.4 Gejala klinis ...................................................................................................................................... 8
2.5 Cranberry .......................................................................................................................................... 9
BABIII...................................................................................................................................................... 12
PEMBAHASAN ...................................................................................................................................... 12
3.1 kandungan kimia buah Cranberry................................................................................................... 12
3.2 Mekanisme Kerja............................................................................................................................ 12
3.3 Produk Cranberry ........................................................................................................................... 12
3.4 Efek samping .................................................................................................................................. 15
BAB IV .................................................................................................................................................... 16
KESIMPULAN DAN PENUTUP ........................................................................................................... 16
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................................................... 16
4.2 PENUTUP ...................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 18

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Farmasi Industri dengan baik. Kami berterima kasih
kepada Ibu Putu rika veryanti, M farm-Klin ., Apt , sebagai dosen matakuliah fitoterapi yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan bagi pembacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Jakarta, Desember 2019

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi saluran kemih didefinisikan sebagai presentasi klinis dari
mikroorganisme dalam urin yang melebihi batas ambang normal mikroorganisme
tersebut, yang berpotensi menginvasi pada jaringan dan struktur saluran kemih
(dipiro et al, 2005).
Seseorang bisa dikatakan mengalami infeksi saluran kemih pada saluran
kemihnya bila jumlah bakteri di dalam urinnya lebih dari 100.000/mL urin.
Namun pada beberapa pasien wanita, bisa dikatakan infeksi meskipun jumlah
bakterinya kurang dari 100.000/mL urin (Dipiro et al, 2005).
Urinary Tract Infection (UTI) atau lebih dikenal Infeksi saluran kemih
(ISK) merupakan masalah yang banyak dijumpai dalam praktek klinis. Menurut
saluran yang terkena maka ISK dapat dibedakan menjadi bagian atas
(pielonefritis) dan bagian bawah (sisititis, prostatitis, uretritis) (Tisher dan
Wilcox, 1997).
Dari segi klinis ISK dibagi menjadi:

1) Infeksi saluran kemih tidak terkomplikasi (simple / uncomplicated urinary


tract infection) yaitu bila tanpa faktor penyulit dan tidak didapatkan gangguan
struktur maupun fungsi saluran kemih.
2) Infeksi saluran kemih terkomplikasi (complicated urinary tract infection)
yaitu bila terdapat hal-hal tertentu sebagai penyulit ISK dan kelainan
struktural maupun fungsional yang merubah aliran urin,
Wanita lebih beresiko terkena infeksi saluran kemih daripada laki-laki
karena pada wanita panjang uretranya lebih pendek dibandingkan laki-laki. Pada
wanita panjang uretra 1,5 inci dan pada laki-laki panjang uretra 8 inchi (Price dan
Wilson, 1995).
Sekitar 5-7% wanita hamil mempunyai kecenderungan mengalami
penyakit infeksi ini, namun tidak ditemukan symptom. Dengan tidak
terdeteksinya symptom ini, di kemudian hari dapat menyebabkan infeksi dengan
1
gejala-gejala lanjut pada wanita hamil seperti pielonefritis, hipertensi pada wanita
hamil, kelahiran premature, dan fetus mati sebelum dilahirkan atau keguguran
(Anantanaraya dan Paniker, 2000).
Berbagai macam pengobatan dapat dilakukan untuk mengobati ISK,salah
satunya dengan menggunakan bahan herbal.Cranberry secara empiris telah
dipercaya sebagai obat tradisional untuk mengobati ISK,pada makalah ini akan
dibahas mengenai efek klinis dari buah cranberry sebagai obat ISK

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana Rute Terjadinya Infeksi?

b. Bagaimana Mekanisme Pertahanan Host?

c. Bagaimana Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih?

d. Apa Gejala Klinis Infeksi Saluran Kemih?

e. Bagaimana Pemilihan Fitoterapi Infeksi Saluran Kemih?

1.3 Tujuan
a. Memahami Rute Terjadinya Infeksi

b. Memahami Mekanisme Pertahanan Host

c. Memahami Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih

d. Memahami Gejala Klinis Infeksi Saluran Kemih

e. Memahami Pemilihan Fitoterapi Infeksi Saluran Kemih

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rute terjadinya Infeksi
Secara umum, organisme masuk ke dalam saluran kemih melalui tiga rute:
ascending, hematogen (descending), dan jalur limfatik. Uretra wanita biasanya
dilewati bakteri yang berasal dari flora tinja. Panjang pendek urethra perempuan
dan kedekatannya dengan daerah perirectal membuat Kolonisasi dapat
terjadi(Dipiro, 2005).

Faktor lain yang menyebabkan kolonisasi uretra meliputi penggunaan spermisida


dan diafragma sebagai metode kontrasepsi. Walaupun ada bukti pada wanita yang
menalami infeksi kandung kemih , modus masuknya mikroorganisme tidak
sepenuhnya dipahami. Memijat uretra perempuan dan hubungan seksual membuat
bakteri dengan mudah mencapai kandung kemih. Sekali bakteri telah mencapai
kandung kemih, organisme berkembang biak cepat dan dapat naik ke ureter ke
ginjal. Urutan kejadian lebih mungkin terjadi jika reflux vesicoureteral (refluks urin
ke ureter dan ginjal saat berkemih). Kenyataan bahwa ISK lebih umum pada wanita
dari pada laki-laki karena perbedaan anatomi di lokasi dan panjang uretra
cenderung untuk mendukung tingkatan rute infeksi sebagai rute akuisisi(Dipiro,
2005).

Infeksi ginjal oleh penyebaran hematogen dari mikroorganisme biasanya terjadi


sebagai akibat dari penyebaran organisme dari infeksi primer di dalam tubuh.

3
Infeksi Melalui descending rute jarang terjadi dan melibatkan sejumlah relatif kecil
invasif patogen. Bakteremia yang disebabkan oleh S. aureus dapat menyebabkan abses
ginjal. organisme lain termasuk Candida spp, Mycobacterium. TB, Salmonella spp., dan
enterococci. Pada saat tertentu,sulit untuk memproduksi pielonefritis eksperimental
dengan infus administrasi gram- negatif organisme umum seperti E. coli dan P.
aeruginosa. Secara keseluruhan, kurang dari 5% dari hasil UTI didokumentasikan dari
penyebaran mikrorganisme secara hematogenous(Dipiro, 2005).

Ada sedikit bukti yang mendukung peran penting untuk limfatik ginjal dalam
patogenesis UTI. limfatik menghubungkan antara usus dan ginjal, serta antara kandung
kemih dan ginjal. Tidak ada bukti, bahwa mikroorganisme ditransfer ke ginjal melalui
rute ini. Setelah bakteri mencapai saluran kemih, tiga faktor menentukan perkembangan
infeksi adalah: ukuran inokulum, virulensi dari mikroorganisme, dan kompetensi
pertahanan host (manusia) . Sebagian besar ISK mencerminkan kegagalan dalam
mekanisme pertahanan host(Dipiro, 2005)

2.2 Mekanisme Pertahanan Host


Saluran kemih yang normal umumnya resisten terhadap invasi oleh bakteri dan
efisien dengan cepat menghilangkan mikroorganisme yang mencapai kandung kemih. Urin
dalam keadaan normal mampu menghambat dan membunuh mikroorganisme. Faktor-
faktor yang dianggap bertanggung jawab termasuk pH rendah, ekstrem di osmolalitas,
konsentrasi urea tinggi, dan tingginya konsentrasi asam organik. Pertumbuhan bakteri pada
laki-laki terhambat oleh sekresi pada prostat. Adanya bakteri di dalam kandung kemih
merangsang berkemih, dengan diuresis meningkat dan efisien pengosongan kandung
kemih. Faktor-faktor ini sangat penting dalam mencegah inisiasi dan penjegahan infeksi
kandung kemih. Pasien yang tidak mampu

4
untuk membuang urin sepenuhnya berada pada risiko lebih besar untuk mengalami
infeksi. Selain itu, pasien dengan jumlah urin sisa lebih sedikit dalam kandung kemih
mereka menanggapi dengan kurang menyenangkan dibandingkan dengan pasien
yang dapat mengosongkan kandung kemih mereka sepenuhnya .Salah satu faktor
virulensi penting dari bakteri adalah kemampuan mereka untuk masuk ke sel epitel
kemih, sehingga Kolonisasi kemih saluran, infeksi kandung kemih, dan faktor
pyelonephritis(Dipiro, 2005).
Faktor lain yang mungkin mencegah masuknya bakteri adalah imunoglobulin
(Ig) G dan A. Peran Igs dalam mencegah infeksi kandung kemih kurang jelas. Setelah
bakteri benar-benar memiliki menginvasi mukosa kandung kemih, peradangan
respon dirangsang dengan mobilisasi polymorphonuclear leukosit (PMNs) dan
fagositosis yang dihasilkan. PMNs adalah terutama bertanggung jawab untuk
membatasi invasi jaringan dan mengendalikan penyebaran infeksi pada kandung
kemih dan ginjal. Faktor-faktor yang mungkin memainkan peran dalam pencegahan
UTI adalah kehadiran Lactobacillus dalam vagina flora dan estrogen. Pada wanita
premenopause, estrogen mendukung pertumbuhan laktobasilus, yang menghasilkan
asam laktat untuk membantu mempertahankan pH vagina yang rendah, sehingga
mencegah kolonisasi E. Coli di vagina. Yang dapat digunakan Spermisida, β-laktam
antimikroba digunakan, estrogen tingkat rendah(Dipiro, 2005).

2.3 Patofisiologi
Rute infeksi bakteri pada ISK diketahui sebagai berikut:

1) Asenden

Jalur asenden merupakan jalur yang paling sering menyebabkan ISK.


Jalurasenden adalah masuknya bakteri feses ke dalam kandung kemih
melaluiuretra atau ke dalam ginjal melalui ureter. Wanita lebih sering
terkena ISKmelalui jalur ini karena wanita memiliki ukuran uretra yang
pendek.
5
2) Hematogen
Jalur hematogen merupakan jalur yang jarang terjadi bila
dibandingkandengan jalur asenden. Jalur hematogen disebabkan karena
adanya bakteridalam darah. Bakterimia stafilokokus merupakan bakteri
yang seringmenyerang dari jalur ini

3) Perluasan langsung

Infeksi saluran kemih pada jalur ini disebabkan karena pembentukan


absesatau fistula seperti fistula kolovesikalis. Jalur ini yang
menyebabkankambuhnya ISK pada penderitanya

Pada wanita, pendeknya uretra dan berdekatannya antara uretra dan daerah
perirektal menyebabkan kolonisasi dari uretra. Bakteri dapat memasuki kantung
kemih melalui uretra. Setelah berada di kantung kemih, organisme akan
membelah diri dengan cepat dan dapat bergerak keatas menuju ginjal melalui
ureter.

Bakteriuria hanya mengkonfirmasi adanya bakteri dalam kandung


kencing, untuk menentukan tempat infeksi yang lebih tepat, penelitian
menetapkan tempat-tempat yang bisa mempresentasikan tempat adanya infeksi
dari bakteri di tempat infeksi dengan beberapa metode, yaitu:
1) Katerisasi ureter

Prosedur ini dilakukan dengan sara sistoskop dimasukkan ke dalam kandung


kencing, kemudian kandung kencing dicuci dengan larutan irigasi steril.
Kateter dimasukkan ke tiap-tiap mid ureter dan kencing dikumpulkan dari

6
kedua gunjal untuk biakan dan analisis kencing. Hal ini dapat
menentukan tempat dan lokalisasi infeksi pada saluran kemih.

2) Pencucian kandung kencing

Pada prosedur ini kateter multilumen dimasukkan ke dalam


kandung kencing dan biakan kencing dasar diambil. Kandung
kencing kemudian diisi dengan larutan salin yang berisi antibiotik
aminoglikosida selama 30-45 menit, kemudian larutan dicuci
dengan salin dan biakan kencing diambil secara seri dengan
interval 10 menit.
Pada kebanyakan kasus infeksi saluran kemih, biakan pasca cuci
steril. Jika ditemukan bakteri dan bertambah jumlahnya maka
kemungkinan berasal dari ginjal.

3) Deteksi bakteri terselubung antibodi dalam kencing

Prosedur ini hanya melihat hasil fluoresen, bila terdapat fluoresen


(bakteri diselubungi antibodi) dari hasil isolasi kencing pasien
maka dimungkinkan bakteri tersebut menyebabkan pielonefritis.

Teknik lainnya seperti biopsi ginjal, penentuan kemampuan ginjal


membuat konsentrasi maksimum, dan teter serologis semuanya
gagal sebagai criteria yang cukup untuk mendeteksi pielonefritis
kronik (Shulman et al, 1994).

Prinsip-prinsip penatalaksanaan pada ISK berdasarkan biakan urin


dan pemeriksaan faal ginjal sebelum dimulai terapi. Jika hasil
biakan belum ada maka terapi awal menggunakan antibiotik
dilakukan bersama dengan koreksi faktor predisposisi seperti
contohnya ureterolitotomi pada ISK terkomplikasi dengan batu
ginjal. Lalu terapi dilakukan pada penderita berdasarkan

7
simptomatik, bakteriuria yang terjadi setelah instrumentasi saluran
kemih perlu diterapi, dan respons terapi harus dipantau dengan
kultur urin 1-2 minggu setelah terapi selesai (Mangatas dan
Suwitra, 2004).
2.4 Gejala klinis
Pasien yang terkena ISK pada umumnya tidak memberikan gejala
yang berarti, namun biasanya semuanya terkait dengan tempat dan
keparahan infeksi. Gejala-gejala yang dapat timbul meliputi berikut ini,
baik sendirian maupun timbulnya bersama-sama seperti menggigil,
demam, nyeri pinggang, dan sering mual sampai muntah, disuria, sering
terburu-buru kencing, nyeri suprapubik, dan hematuria (Shulman et al,
1994

Terdapat 3 bentuk utama ISK, yaiitu pyelonephritis, cystitis,dan


bakteriuriaasimtomatik

a. Pyelonephritis

Ditandai dengan gejala nyeri abdomen atau flank pain, demam, malaise,
mual, muntah, kadang-kadang terjadi diare

b. Acute Lobar nephronia (Acute lobar nephritis)

Merupakan infeksi bakteri pada renal yang terlokalisasi, meliputi >1 lobus,
yangakan menyebabkan komplikasi pyelonephritis atau stadium awal
berkembangnyaabses renal. Manifestasi klinis indentik dengan
pyelonephritis. Abses renal dapatterjadi mengikuti pyelonephritis atau
sekunder akibat bakterimia primer (S. aureus). Perinephritic abscessdapat
terjadi sekunder akibat infeksi berlanjut yang terjadi di area perirenal
(misalnya: vertebral osteomyelitis, psoas abses) atau pyelonephritisyang
merusak kapsul renal.

8
c. Cystitis

Merupakan infeksi pada vesika urinaria. Gejala yang terjadi meliputi :


d ysuria,urgency, frequency,suprapubic pain,incontinence,malodorous urine
(tidak spesifikuntuk ISK), serta tidak disertai demam dan tidak menyebabkan
renal injury

d.Bakteriuria asimtomatik

Kondisi yang menunjukkan hasil kultur urin yang positif tanpa disertai
manifestasiklinis infeksi. Hal ini sering terjadi pada anak perempuan. Dimana
insidensinyaterjadi pada 1-2% pada usia pra-sekolah dan anak perempuan
usia sekolah, serta 0,3%anak laki-laki. Insidensi menurun sesuai pningkatan
usia. Kondisi bakteriuriaasimtomatik tidak membahayakan dan tidak
menyebabkan renal injury, kecuali padawanita hamil yang mengalami
Asymptomatic bacteriuria, jika tidak diterapi, makaakan menyebabkan ISK
simtomatik.
2.5 Cranberry
Cranberry adalah buah dari golongan berry yang kaya nutrisi dan rendah kalori.
Buah ini berasal dari bagian utara Amerika Serikat.

Buah cranberry sering digunakan untuk mencegah infeksi saluran kencing. Sari buah
cranberry juga dapat mencegah infeksi saluran kemih, tapi kurang efektif untuk
mengobatinya. Cranberry juga digunakan untuk kandung kemih neurogenik (penyakit
kandung kemih di mana fungsi kerja kandung kemih hilang) dan menghilangkan bau
kencing bagi orang yang memiliki masalah dalam mengendalikan buang air kecil.

Beberapa orang juga menggunakan cranberry untuk meningkatkan sirkulasi buang air kecil,
membunuh kuman, mempercepat penyembuhan kulit, dan mengatasi demam. Ada juga
menggunakan buah cranberry untuk diabetes tipe 2, sindrom kelelahan kronis, scurvy
(kekurangan vitamin C), radang selaput paru‐paru (pleuritis), serta kanker.

9
Kingdom: Plantae

Clade: Tracheophytes

Clade: Angiosperms

Clade: Eudicots

Clade: Asterids

Order: Ericales

Family: Ericaceae

Genus: Vaccinium

Subgenus: Vaccinium subg. Oxycoccus

Sebuah tinjauan komprehensif pada tahun 2012 dari penelitian yang ada menyimpulkan
bahwa tidak ada bukti bahwa jus cranberry atau ekstrak cranberry sebagai tablet atau kapsul
efektif dalam mencegah infeksi saluran kemih (ISK). [26] Otoritas Keamanan Pangan Eropa
meninjau bukti untuk satu merek ekstrak cranberry dan menyimpulkan hubungan sebab dan
akibat belum ditetapkan antara konsumsi produk dan mengurangi risiko ISK.

Satu tinjauan sistematis pada tahun 2017 menunjukkan bahwa produk cranberry mengurangi
kejadian ISK, menunjukkan bahwa produk cranberry mungkin efektif untuk individu dengan
infeksi berulang. Ketika kualitas meta-analisis tentang kemanjuran produk cranberry untuk
mencegah atau mengobati ISK diperiksa, besar variasi dan ketidakpastian efek terlihat, yang
dihasilkan dari inkonsistensi penelitian klinis.

Fitokimia
Cranberry mentah, jus Cranberry dan ekstrak Cranberry merupakan sumber polifenol -
termasuk proanthocyanidins, flavonol, dan quercetin. Senyawa fitokimia ini sedang dipelajari
in vivo dan in vitro untuk kemungkinan efek pada sistem kardiovaskular, sistem kekebalan
tubuh dan kanker. Namun, tidak ada konfirmasi dari penelitian pada manusia bahwa
mengonsumsi cranberry polyphenol memberikan manfaat anti kanker, kekebalan tubuh, atau
kardiovaskular. Potensi dibatasi oleh penyerapan yang buruk dan ekskresi yang cepat.

10
Jus cranberry mengandung bahan non-dializable dengan berat molekul tinggi yang sedang
diteliti potensinya untuk mempengaruhi pembentukan plak oleh Streptococcus mutans
patogen yang menyebabkan kerusakan gigi. Komponen jus cranberry juga sedang dipelajari
untuk kemungkinan efek pada pembentukan batu ginjal.

Ekstrak kualitas

Masalah dapat muncul dengan kurangnya validasi untuk mengukur proanthocyanidins A-type
(PAC) yang diekstrak dari cranberry. Misalnya, kualitas dan konten ekstrak PAC dapat
dilakukan dengan menggunakan metode yang berbeda termasuk metode Farmakope Eropa,
kromatografi cair-spektrometri massa atau metode kolorimetri 4-
dimethylaminocinnamaldehyde yang dimodifikasi. Variasi dalam analisis ekstrak dapat
menyebabkan kesulitan dalam menilai kualitas ekstrak PAC dari bahan awal cranberry yang
berbeda, seperti asal daerah, kematangan pada saat panen dan pemrosesan pasca panen.
Penilaian menunjukkan bahwa kualitas sangat bervariasi dari satu produk ekstrak PAC
komersial yang lain

11
BABIII
PEMBAHASAN
3.1 kandungan kimia buah Cranberry
Cranberry Menurut sejarah, buah cranberry Amerika (Vacciniummacrocarpon)
digunakan oleh suku Indian di Amerika Utara untuk mengobati Infeksi Saluran Kemih
(ISK). Buah cranberry terdiri dari air (88%), asam organik (termasuk salisilat), flavan-3-
ols, proanthocyanidins (PAC) tipe A, fruktosa, vitamin C (tingkat tinggi, yaitu, 200
mg/kg buah segar), flavonoid, anthocyanidins, catechin, dantriterpinoids. Buah
cranberry merupakan sumber antioksidan yang poten dan dikenal sebagai tanaman yang
kaya dengan kandungan alami PAC tipe A, yang berfungsi sebagai sistem pertahanan
terhadap bakteri (mekanisme anti adhesi terutama pada E.coli).

3.2 Mekanisme Kerja


Mekanisme buah cranberry dalam pencegahan terjadinya ISK adalah melalui
mekanisme anti adhesi. Salah satu hal penting dari infeksi bakteri E. coli adalah adhesi
bakteri tersebut terhadap jaringan inang (host). Struktur protein utama yang terkait
dengan mekanisme adhesi ini adalah keberadaan protein adhesion pada fimbrae bakteri
E.coli. Dari hasil isolasi pasien dengan pielonefritis dan ISK berulang, didapatkan strain
yang ganas dari E.coli, yang memiliki jenis fimbrae lain, yaitu p-fimbrae (pielonefritis
fimbrae). Berdasarkan hipotesis yang ada, buah cranberry mencegah perlekatan tipe1
dan p-fimbrae, yang perlekatannya dihambat oleh fruktosa dan PAC yang terkandung di
dalam buah cranberry, Tanpa perlekatan ini bakteri tidak dapat menginfeksi mukosa
uroepitelium. Hipotesis lain mengatakan, buah cranberry mengurangi ekspresi p-
fimbrae bakteri E.coli dengan mengubah struktur molekul sehingga menurunkan
Virulensi Bakteri E.coli..

3.3 Review Jurnal

Jurnal 1

Produk buah cranberry yang sudah diuji dalam studi klinis pada ibu hamil, wanita
dewasa, anak-anak, dan wanita usia lanjut adalah jus cranberry atau konsentrat

12
cranberry serta esktrak cranberry powder dalam kapsul atau tablet cranberry.
Mekanisme cranberry dalam mencegah terjadinya Infeksi Saluran Kemih (ISK), yaitu
karena adanya kandungan PAC dalam cranberry yang berperan penting dalam
pencegahan proses infeksi.

Saat ini ada beberapa jenis produk dari buah cranberry yaitu ekstrak cranberry
yang dipakai pada penelitian, yaitu ekstrak yang diambil dari salah satu bagian
buah cranberry dan jenis produk lainnya adalah ekstrak yang diambil dari
keseluruhan buah cranberry, contoh salah satunya adalah ekstrak cranberry
powder.

Penggunaan ekstrak yang diambil dari keseluruhan buah cranberry akan


menimbulkan efek anti adhesi bakteri yang akan tetap tinggi dibandingkan dengan
penggunaan jus cranberry dimana efek anti adhesinya cenderung akan turun
setelah 24 jam. Sudah terdapat uji klinis dari ekstrak cranberry yang berasal dari
keseluruhan buah cranberry, dimana 2 kapsulnya akan setara dengan 500 mg,
yang berisi zat aktif PAC 36 mg. Zat aktif ini bila disetarakan dengan penggunaan
jus cranberry setara dengan 300 ml jus cranberry

Efektivitas Manfaat konsumsi produk buah cranberry sebagai terapi alternatif


ISK sudah banyak dilaporkan. Beberapa peneliti mendapatkan bahwa pemberian
produk buah cranberry pada wanita dewasa dapat menurunkan insiden terjadinya
ISK dibandingkan dengan pasien yang tidak diberikan buah cranberry.

Penelitian lain menunjukkan bahwa konsumsi produk cranberry dapat


mengurangi angka kekambuhan pada pasien dengan ISK berulang. Peneliti yang
sama, juga mendapatkan bahwa penggunaan buah cranberry dapat mengurangi
risiko kekambuhan ISK pada wanita usia lanjut dan pada anak. Sedangkan pada
wanita hamil penelitian menunjukkan bahwa produk buah cranberry mempunyai
efek protektif terhadap ISK.

Cranberry (Vaccinium macrocarpon)Jus cranberry dan bubuk telah berhasil


digunakan Mencegah infeksi saluran kemih. Penggunaan kurma cranberry
Kembali ke suku asli Amerika yang digunakan untuk mengobati-Kondisi saluran
kemih. Secara historis, cranberry dulu Berharap bekerja dengan mengasamkan

13
urin, namun penelitian terbaru telah pH minimum dalam urin. senyawa aktif yang
didistribusikan, proanthocyanidins (PACs),menghambat adhesi bakteri ke dinding
kandung kemih dan menurunkan virulensi bakteri. Dalam percobaan kecil, dosis
72 mgPAC efektif terhadap infeksi E. coli, dengan efeknyatergantung dosis.
Dosis optimalcranberry untuk perawatan ISK saat ini tidak diketahui
Heterogenitas di antara hasil penelitian sebelumnya memiliki mempersulit saran
praktis, dengan variasi dosis dan jenis yang berpartisipasi dalam pembuatan
produk cranberrysangat menantang. percobaan acak menggunakan jus cranberry
atau kapsul dan Menemukan beberapa bukti jus yang dapat dikurangi Jumlah ISK
pada wanita yang rentan tetapi ditemukan tingkat putus sekolah yang tinggi,
disetujui terkait dengan kesulitan untuk disetujui Konsumsi jus harian.

Dalam beberapa percobaan, cranberry adalahterbukti sama efektifnya dengan


antibiotik. Dosis optimal tidak dapat ditentukan oleh studi ini, dengan Penulis
menghargai jus cranberry tidak boleh direkomendasikan.Lebih lanjut dan ekstrak
cranberry harus dipelajari lebih lanjut sepenuhnya.

Percobaan yang lebih baru pada pasien pasca bedah Menemukan 50% dalam ISK
dibandingkan dengan plasebo di antara perempuan diberikan dua kapsul tawaran
(diberikanuntuk dua gelas jus cranberry 8 ons setiap hari) .

Percobaan lain telah dilakukan ISK berulang di lebihpopulasi umum wanita.


Dalam kontrol acak percobaan, jus cranberry dibandingkan dengan bubuk
cranberry dan plasebo pada wanita yang aktif. InsidenISK berulang ditemukan
berkurang dengan disetujui-Hampir 30% di kedua kelompok cranberry.

Dosis yang digunakanDalam penelitian ini adalah 250 mL jus cranberry tiga kali
tablet jus cranberry harian dan terkonsentrasi dua kali sehari.Ukuran tablet yang
digunakan tidak diubah. uji tingkat yang digunakan hanya 30 mL cranberry-
lingonberry concentrate setiap hari, dengan Peluang 20% dalam kekambuhan
melihat.

Studi kecil yang menunjukkan keberhasilan tablet cranberry telah menggunakan


dosis 400 hingga 800 mg dua kali Harian. Ukuran dan desain studio ini dapat
ditawarkanekstrapolasi ke populasi yang lebih besar. Uji coba secara acak wanita

14
yang lebih tua mendapat 500 mg ekstrak cranberry atau 100 mg trimethoprim
menemukan khasiat yang sama dalam memperoleh dari ISK 5. Namun, percobaan
pada wanita yang lebih muda membandingkan500 mg ekstrak cranberry untuk
TMP / SMX yang ditemukanberi menjadi lebih rendah.

Cranberry juga dibawa dengan tingkat resistensi antibiotik yang jauh lebih
rendah. Lebih lanjut studio diperlukan untuk menentukan dosis paling efektif dan
frekuensi suplementasi cranberry.Meskipun produk cranberry sering
digunakanMerawat infeksi akuttelah dipelajari.

3.4 Efek samping


Efek samping jangka panjang dari penggunaan produk buah cranberry dalam
bentuk jus cranberry adalah rasa mual, muntah, serta diare yang dapat disebabkan
oleh sifat asam pada jus cranberry. Untuk itu dikembangkan suatu penelitian
untuk membuat produk buah cranberry dalam bentuk tablet atau kapsul yang
berisi ekstrak cranberry powder yang terbukti memberikan hasil yang lebih baik.
Produk dari buah cranberry juga dilaporkan mempunyai konsentrasi oksalat yang
tinggi, oleh karena itu penggunaannya dibatasi untuk pasien dengan riwayat batu
ginjal. Akan tetapi peningkatan konsentrasi oksalat tersebut perlu diikuti dengan
peningkatan konsentrasi magnesium dan kalium, karena magnesium dan kalium
dapat berperan sebagai inhibitor pembentukan batu ginjal.29 Penelitian pada
wanita hamil menunjukan bahwa konsumsi buah cranberry tidak mempunyai efek
samping pada janin.

15
BAB IV
KESIMPULAN DAN PENUTUP
4.1 Kesimpulan
 Buah Cranberry terdapat senyawa aktif yang didistribusikan, yaitu
proanthocyanidins (PACs),menghambat adhesi bakteri ke dinding
kandung kemih dan menurunkan virulensi bakteri

 Mekanisme buah cranberry dalam pencegahan terjadinya ISK adalah


melalui mekanisme anti adhesi. Salah satu hal penting dari infeksi bakteri
E. coli adalah adhesi bakteri tersebut terhadap jaringan inang (host)

 Produk buah cranberry yang sudah diuji dalam studi klinis pada ibu hamil,
wanita dewasa, anak-anak, dan wanita usia lanjut adalah jus cranberry atau
konsentrat cranberry serta esktrak cranberry powder dalam kapsul atau
tablet cranberry.

 Produk buahcranberry berfungsi sebagai pencegahan dari ISK atau terapi


tambahan pada pasien ISK untuk mempercepat penyembuhan
4.2 PENUTUP
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan
kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan
dan referensi, Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi
lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

16
17
DAFTAR PUSTAKA
Locke, A. B. (2018). Urinary Tract Infection (UTI). Integrative Medicine, 211–217. doi:
10.1016/b978-0-323-35868-2.00022-0

Cranberry and its Antibacterial Activity - A Review . (2014). Journal of Pharmaceutical Science
and Research, 6(1), 41–44. Retrieved from
https://www.jpsr.pharmainfo.in/Documents/Volumes/vol6issue01/jpsr06011411.pdf

Fu, Z., Liska, D., Talan, D., & Chung, M. (2017). Cranberry Reduces the Risk of Urinary Tract
Infection Recurrence in Otherwise Healthy Women: A Systematic Review and Meta-
Analysis. The Journal of Nutrition, 147(12), 2282–2288. doi: 10.3945/jn.117.254961

18

Anda mungkin juga menyukai