Anda di halaman 1dari 10

FITOTERAPI

“OBAT HERBAL UNTUK SALURAN KEMIH”

Disusun oleh :
Kelompok : IV (empat)
Nama Anggota :
Fadillah Djafar (17101105029)
Febrylia Tasya P. (17101105030)
Khumairah Mohtar (17101105031)
Siboantua Simanjuntak (17101105035)
Falinry I. Woran (17101105054)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Obat Herbal
untuk Saluran Kemih” ini dengan segala baik.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fitoterapi. Dalam makalah ini
dibahas tentang obat herbal dalam terapi penyakit saluran kemih. Penulis berharap agar makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis mengetahui bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh sebab itu penulis sangat
mengharapkan kritik maupun saran yang membangun dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik lagi. Terima kasih.

Manado, 15 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 1
BAB II ISI ....................................................................................................................................... 2
2.1 Penyakit Saluran Kemih ................................................................................................... 2
2.2 Terapi Penyakit Saluran Kemih Menggunakan Obat Herbal ........................................... 3
2.2.1 Delima
2.2.2 Kulit Manggis ............................................................................................................ 3
2.2.3 Jahe Merah ................................................................................................................. 4
2.2.4 Bawang Putih............................................................................................................. 5
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... 5
1.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 5
1.2 Saran ................................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit yang terjadi pada saluran kemih yaitu infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu
keadaan yang disebabkan karena adanya invasi bakteri pada saluran kemih. Infeksi saluran kemih
disebabkan oleh bakteri Escherechia coli, Klebsiella pneumonia dan Pseudomonas aeruginosa.
Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik pria maupun wanita dari semua umur baik anak,
remaja, dewasa maupun umur lanjut. Wanita lebih sering terinfeksi dari pria dengan angka
populasi umum kurang lebih 5-15% (Tessy & Suwanto, 2001).
Obat herbal digunakan sebagai alternatif pengobatan, hal telah lama dilakukan jauh
sebelum ada pelayanan kesehatan formal dengan menggunakan obat-obatan moderen. Obat
herbal juga diterima dengan baik di hampir seluruh negara di dunia, baik negara berkembang
maupun negara maju (Oktora, 2006). WHO merekomendasikan penggunaan obat herbal
termasuk dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit
terutama untuk penyakit kronis, degenerative dan kanker. Data statistik WHO menyebutkan
negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai pelengkap
pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari populasi
menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer. Oleh sebab itu, pemberian obat herbal yang
aman dan efektif menjadi faktor penting untuk meningkatkan derajat pelayanan kesehatan secara
keseluruhan (WHO, 2003).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu penyakit saluran kemih?
2. Bagaimana terapi penyakit saluran kemih menggunakan obat herbal?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu penyakit saluran kemih.
2. Untuk mengetahui terapi penyakit saluran kemih menggunakan obat herbal.

1
BAB II
ISI
2.1 Penyakit Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu keadaan dimana kuman atau mikroba tumbuh
dan berkembang biak dalam saluran kemih dalam jumlah bermakna. Istilah ISK umum
digunakan untuk menandakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. ISK
merupakan penyakit dengan kondisi dimana terdapat mikroorganisme dalam urin yang jumlahnya
sangat banyak dan mampu menimbulkan infeksi pada saluran kemih (Haryono, 2012).
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi bakteri yang dapat menyerang baik pria
maupun wanita dari semua umur baik anak, remaja, dewasa maupun umur lanjut, meskipun
wanita lebih sering terinfeksi dari pria. ISK hingga saat ini masih sering menimbulkan masalah
serius terutama berhubungan dengan infeksi nosokomial, angka kesakitan berulang tinggi, dan
memberikan dampak biaya tinggi dalam pengobatannya. ISK pada wanita tua berhubungan
dengan rerata kematian yang tinggi, walaupun pada beberapa kasus ISK asimtomatis bukan
merupakan penyebab kematian.
Risiko terjadinya ISK pada wanita selama hidupnya dapat lebih dari 50% dengan
prevalensi bakteriuri yang meningkat sejalan bertambahnya usia. Pada studi epidemologi
didapatkan 15%-20% prevalensi kejadian bakteriuri pada wanita usia 65-70 tahun dan 20%-50%
prevalensi terjadi pada wanita usia >80 tahun.
Faktor yang berperan pada patogenesis ISK antara lain penjamu, mekanisme pertahanan
tubuh penjamu dan faktor virulensi bakteri. Faktor penjamu berbeda antara laki dan wanita,
dengan adanya kondisi anatomi pada wanita, tindakan instrumentasi pada saat kehamilan dan
adanya kondisi menopasue, membuat wanita lebih rentan terinfeksi. Mekanisme perhanan tubuh
berupa proses berkemih dan anti adesi yang dikeluarkan oleh sel-sel saluran kemih merupakan
respon pertahanan adanya bakteri.
6,7
Bakteri uropathogen penyebab tersering ISK adalah kelompok Eschericia coli, Candida
albican, Enterococcus faecalis, Pseudomonas aeruginosa, Klepsiella pneumoniae dan Proteus
mirabilis. E. coli 80%-90% sebagai penyebab infeksi. Selain kuman-kuman gram negatif, ISK
dapat disebabkan oleh kuman gram positif.
1,2,8,9

2
ISK dapat diklasifikasikan berdasar gejala, berat ringannya gejala, anatomi yang
terinfeksi, faktor resiko, laboratorium dan temuan hasil kultur. Berdasarkan gejala terbagi
menjadi asimtomatis (tanpa gejala klinis) dan simtomatis (dengan gejala klinis). Pada wanita
menopause, ISK dapat merupakan masalah serius, oleh karena rekurensi, berakibat mudahnya
terjadi resistensi bakteri terhadap antibiotik, sehingga terapi antibiotik untuk ISK asimtomatik
pada wanita tua tidak memberikan perbaikan terhadap gejala urogenital, tetapi berhubungan
dengan peningkatan resistensi antibiotik dan efek samping obat.

2.2 Terapi Penyakit Saluran Kemih Menggunakan Obat Herbal


2.2.1 Buah Delima
Dilansir dari Times of India, Saat masa penyembuhan ISK, Anda akan disarankan minum
banyak cairan. Asupan cairan membantu melarutkan urin dan mengurangi sensasi terbakar ketika
Anda buang air kecil. Asupan cairan juga mampu menghilangkan bakteri yang menginvansi
sistem kemih termasuk ginjal Anda. Minum jus buah delima setiap hari dapat membantu
menyingkirkan penyakit yang bikin tidak nyaman ini. Delima ampuh redakan penyakit ISK
lantaran mengandung setiap jenis antioksidan dan vitamin C.
Antioksidan mencegah bakteri dari menempel ke dinding kandung kemih. Sementara itu,
vitamin C membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia agar bisa bekerja maksimal
dalam melawan infeksi.
Sebuah studi dari Universitas California Los Angeles (UCLA) mengungkapkan manfaat
lain dari buah delima. Studi mengatakan bahwa jus delima juga dapat melindungi tubuh dari
penyakit kanker.
Delima juga berfungsi menurunkan risiko seseorang terserang penyakit kardiovaskular.
Anda disarankan mengonsumsi seperempat cangkir jus delima setiap hari agar kesehatan
kardiovaskular meningkatr serta kadar kolesterol turun.
Selain itu, studi dari UCLA mengatakan delima mencegah seseorang terserang penyakit
yang disebabkan oleh inflamasi. Sebab, satu buah delima menyediakan sekitar 40 persen vitamin
C harian yang kita perlukan.
2.2.2 Kulit Manggis
Pemanfaatan kulit buah manggis (Gracinia mangostana L.) di Indonesia banyak
dikembangkan oleh masyarakat luas untuk peremajaan kulit atau sebagai zat warna untuk
makanan dan industri kecil. Selain itu kulit manggis juga sangat bermanfaat sebagai antibakteri,

3
rebusan kulit buah manggis dikatakan memiliki efek anti bakteri (Cahyo dan Agus, 2011).
Menurut Qosim (2007), kulit buah manggis sudah menjadi ramuan tradisional turun temurun
untuk mengobati infeksi pada kulit, luka dan diare. Bahkan di negara seperti di Amerika Serikat,
kulit manggis sudah menjadi suplemen diet yang dianjurkan oleh Food and Drug Administration
(FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Pemerintah Amerika Serikat karena potensial
sebagai antioksidan. Hasil penelitian ilmiah menyebutkan bahwa kulit buah Manggis sangat kaya
akan anti-oksidan. Kulit manggis mempunyai senyawa yang terkandung yaitu xanthone yang
meliputi mangostin, mangosterol, mangostinon A dan B, trapezifolixanthone, tovophyllin B, alfa
dan beta mangostin, garcinon B, mangostanol, gartanin, dan flavonoid epikatekin yang diketahui
bersifat antibakteri (Dungir et al., 2012). Penelitian lain yang dilakukan oleh Noviardini (2010),
menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri senyawa alfa mangostin kulit buah manggis (Garcinia
mangostana L.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan bakteri
Streptococcus sp.
2.2.3 Jahe
Jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman berkhasiat obat sejak lama telah
digunakan. Beberapa komponen hasil ekstrak jahe (Zingiber officinale) dengan beberapa pelarut
seperti air, etanol dan acetone memiliki aktifitas antibakteri. Menurut penelitian yang dilakukan
Dony Rosmana Bimantara, dkk tahun 2016, tentang efektivitas beberapa tanaman obat berkhasiat
yang dilakukan terhadap urin penderita ISK secara in vitro yang didapatkan pertumbuhan kuman
E.coli, K. pneumoniae, P. aeruginosa, E. faecalis dan P.miribalis, semua hampir menunjukan
resistensi terhadap beberapa golongan antibiotik, kemudian diberikan masing-masing ekstrak
tanaman obat berkhasiat (Cinnamomum cassia, Syzygium aromaticum, Zingiber officinale,
Azadirachata India). Didapatkan kemampuan daya hambat pertumbuhan bakteri yang luas
terhadap masing-masing isolat kultur. Hal ini menunjukan kemampuan antibakteri berada pada
beberapa tanaman obat berkhasiat.
2.2.4 Jahe Merah
Jahe merah berbeda dengan jahe pada umumnya, terutama karena memiliki warna
ungu berkat kandungan antosianin di kulitnya. Pengobatantradisional Indonesia sudah terbiasa
dengan menjadikan jahe merah sebagaitanaman herba yang mengandung banyak manfaat untuk
kesehatan. Di Indonesia, jahe merah dipercaya efektif untuk mengatasi rasa nyeri akibat radang
sendi. Sebuah penelitian pada hewan mencoba untuk mengetahui seberapa efektif peran ekstrak
jahe merah untuk meredakan peradangan baik yang bersifat kronis maupun akut. Hasil penelitian

4
tersebut menemukan bahwa ekstrak jahe merah memiliki potensi untuk menekan proses
peradangan yang bersifat akut maupun kronis.
Sebuah penelitan tahun 2007 dan 2015 pada hewan menemukan bahwa jahe adalah obat yang
efektif untuk diare yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Jahe bekerja dengan cara
memblokir bakteri beracun yang menyebabkan diare dan mencegah cairan menumpuk di dalam
usus. Jahe memiliki efek antidiare pada tubuh (Syah, 2017). Jahe merah banyak diresepkan para
herbalis sebagai salah satu obat asma. Menurut dr. Suwijiyo Pramono Dosen Fakultas Farmasi
UGM, efek antihistamin pada jahe merah yang dapat meredakan asma (Setyawan, 2015, hlm.
30). Adapun komponen jahe merah paling utama adalah gingerol yang bersifat antikoagulan.
Fungsi gingerol yaitu mencegah penggumpalan darah, sehingga pembuluh darah tidak akan
tersumbat. Seperti kita ketahui bahwa penyumbatan pembuluh darah merupakan penyebab utama
stroke dan serangan jantung (Setyawan, 2015, hlm. 34). Selain itu jahe merah sering
dimanfaatkan sebagai bahan baku obat herbal karena aromanya yang sangat tajam. Khasiatnya
antara lain membuat lambung menjadi nyaman, mengeluarkan angin, serta melawan pilek dan flu
(Setyawan, 2015).
2.2.5 Bawang Putih
Bawang putih dikenal sebagai antibakteri alami. Zat bioaktif yang berperan sebagai
antibakteri dalam bawang putih adalah allicin yang mudah menguap (volatil) dengan kandungan
sulfur. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa bawang putih mampu menghambat
bakteri, baik bakteri Gram positif maupun Gram negatif. Penelitian Prihandani et al. (2015)
menunjukkan bahwa bawang putih efektif menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus, E.coli, S.
typhimurium dan P. aeruginosa pada konsentrasi 50%, 25% dan 12,5%. Semakin tinggi
konsentrasi bawang putih, semakin besar diameter daya hambat (DDH) yang dihasilkan, artinya
aktivitas antibakteri semakin tinggi.

BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Buah Delima, Kulit manggis, jahe merah dan bawang putih yang mengandung senyawa
anti bakteri E. Coli yang merupakan penyebab utama infeksi saluran kemih (ISK). Sehingga
5
tumbuhan/bagian tumbuhan tersebut dapat digunakan sebagai obat herbal dalam terapi
penyakit saluran kemih.
1.2 Saran
Berdasarkan makalah ini disarankan untuk lebih menambah referensi tentang herbal yang
dapat digunakan untuk penyakit saluran kemih.

6
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai