Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN SOLUSIO PLASENTA

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampu : Neli Sunarni, S.ST.,M.Keb

Disusun oleh :

Annisa Fithriani 1901277039

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS

Jl. K.H. Ahmad Dahlan No.20 Tlp. (0265) 773052 Fax. (0265) 771931

website : stikesmucis.ac.id Email : mucis06@yahoo.com

1
Daftar Isi

Cover.........................................................................................................................1

Daftar isi....................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3

A. Latar Belakang.............................................................................................3
B. Tujuan..........................................................................................................4
C. Manfaat penulisan........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................5

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN............................................................................................8

BAB IV PENUTUP..................................................................................................................23

a. Kesimpulan............................................................................................................26
b. Saran…………………………………………………………………………….26
Daftar pustaka.....................................................................................................................27

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bertambahnya jumlah populasi di dunia, memungkinkan peningkatan


berbagai macam kondisi dan keadaan serta tindakan yang menyebabkan banyak
penyakit  berkembang akibat perubahan gaya hidup, kebiasaan, dan pemahaman
terkait kesehatan. Adanya perubahan tersebut mengakibatkan semua orang
menjadi rentan terhadap penyakit. Khususnya pada individu dengan keadaan
khusus, seperti ibu hamil dan penderita penyakit bawaan. Hal itu, tentunya
mempengaruhi  pada semua sistem yang ada di dalam tubuh individu tersebut.
Salah satu penyakit yang dapat timbul yaitu infeksi saluran kemih (ISK). Dengan
adanya peningkatan  jumlah populasi khususnya di Indonesia, seperti yang
dipaparkan diatas. Sehingga  penulis ingin memberikan sedikit gambaran terkait
ISK. Pada umumnya ISK atau infeksi saluran kemih ini banyak terjadi pada wanita,
hal itu kemungkinan besar dikarenakan uretra wanita lebih pendek sehingga
mikroorganisme dari luar lebih mudah mencapai kandung kemih dan juga
letaknya dekat dengan daerah perianal dan vagina.

Infeksi Saluran Kemih (ISK) juga menjadi suatu komplikasi pada saat masa
nifas hal itu dikarenakan berbagai faktor penyebab baik langsung ataupun tidak
langsung pada ibu nifas. Saluran kencing yang pendek pada perempuan dan
kebersihan daerah sekitar kelamin luar yang menjadi bagian yang sulit dipantau
pada perempuan hamil akan mempermudah ISK. ISK postpartum adalah infeksi
bakteri pada traktus urinarius, terjadi sesudah melahirkan, ditandai kenaikan suhu
sampai 38 derajat celcius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca
persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama. Keperawatan memiliki peran
penting dalam memberikan pelayanannya terhadap klien yang menderita ISK,
sehingga perlu pemahaman yang baik tentang konsep ISK pada klien serta asuhan
keperawatan yang dapat diberikan pada klien yang menderita ISK dengan harapan
perawat dapat menjalankan perannya dalam memberikan asuhan dengan baik
dan  benar

3
Setelah melahirkan pasien wanita mengalami peningkatan resiko untuk
mengalami masalah kemih karena diuresis pos partum normal, penurunan
sensitivitas kandung kemih, dan kemungkinan terhambatnya persyarafan setelah
anestesia. Yang mungkin mengalami kesulitan berkemih karena trauma jaringan,
pembengkakan, dan nyeri perineal. Kemih dalam jumlah sedikit dan dengan
interval sering, menandakan retensi dengan aliran yang berlebihan. Bila urine
tertahan maka akan menjadi pertumbuhan bakteri yang amat baik dan
kemungkinan terjadi ISK pada ibu hamil.

B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan dari penulisan makalah dengan
pembahasan mengenai Infeksi Sauran Kemih pada Klien Post Partum ini adalah
sebagai berikut.

1. Mengetahui anatomi dan fisiologi sistem reproduksi;


2. Mengetahui definisi dari infeksi saluran kemih pada klien
post partum;
3. Mengetahui epidemiologi terjadinya infeksi saluran kemih
pada klien post  partum
4. Mengetahui etiologi terjadinya infeksi saluran kemih pada
klien post  partum;
5. Mengetahui tanda dan gejala infeksi saluran kemih pada
klien post partum;
6. Mengetahui patofisiologi infeksi saluran kemih pada klien
post partum;
7. Mengetahui cara pencegahan infeksi saluran kemih pada
klien post  partum;
8. Mengetahui cara pengobatan dari infeksi saluran kemih
pada klien post  partum;
9. Mengetahui asuhan keperawatan untuk pasien post partum
dengan infeksi saluran kemih
C. Manfaat
1. Bagi Pembaca
Memberikan pengetahuan dan informasi mengenai pemeliharaan kesehatan
manusia terutama pada wanita dengan komplikasi infeksi saluran kemih saat

4
postpartum sehingga dapat meningkatkan  pemeliharaan kesehatan. Serta dapat
mengurangi angka kejadian ISK.

2. Bagi Penyusun
Memberikan informasi sekaligus pemahaman yang lebih terhadap  penyusun
sehingga nantinya dapat menerapkan dalam praktik klinik tentang konsep
keperawatan mengenai infeksi saluran kemih khususnya pada wanita postpartum.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
ISK adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran
kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus
atau mikroorganisme lain.Infeksi Saluran Kemih adalah suatu keadaan adanya
infeksi bakteri pada saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998).Infeksi saluran
kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih.  Kejadian
infeksi saluran kemih pada masa nifas relative tinggi dan hal ini dihubungkan
dengan hipotoni kandung kemih akibat trauma kandung kemih waktupersalinan,
pemeriksaan dalam yang sering, kontaminasi kuman dari perineum, atau
katerisasi yang sering (Krisnadi, 2005).

B. Penyebab
Sebagian besar ISK diawali dan disebabkan oleh bakteri Eschericia Coli (80%-90%).
Sebagian besar sisa kasus ISK disebabkan oleh Staphylococcus saprophyticus dan
C. Trachomatis ISK dapat terjadi setelah kelahiran dari hipotonia kandung kemih,
stasis kencing, luka kelahiran, kateterisasi, pemeriksaan vagina yang rutin, atau
obat bius epidural. Selama kelahiran, kandung kemih dan uretra terluka dengan
tekanan janin yang turun. Setelah kelahiran, kandung kemih dan uretra yang
hipotonik dapat meningkatkan stasis perkemihan dan retensi urin.

C. Manifestasi klinis
 Disuria
 Urgensi perkemihan
 Sering bekemih
 Warna yang tidak biasa pada urin
 Leikositosis
 Kram pada area suprapubis
 Nyeri pada punggung bawah sampai tengah
 Demam
 Anoreksia
 Mual, muntah
 Malaise

6
D. Patofisiologi
Terdapat 2 hal utama mengapa ISK dapat terjadi:

1. Rute infeksi
Terdapat 3 rute invasi bakteri ke dalam saluran kemih, antara lain:

 Ascending route : Bakteri periurethral melalui uretra bermigrasi ke


atas menuju vesika urinaria yang jika terus berlanjut dapat
mencapai ureter hingga ginjal. Dapat pula terjadi akibat aktivitas
seksual atau pada pemasangan kateter yang tidak higienis.
 Hematogenik : Sering kali disebabkan oleh Staphylococcus aureus;
Sering ditemukan pada pasien immunocompromised
 Lymphogenic : Rute infeksi ini masih memiliki bukti scientific yang
minimal.

2. Host-defence
Normalnya, ISK dapat dicegah dengan adanya proses wash-out oleh saluran kemih
sehingga bakteri-bakteri yang ada dapat dikeluarkan melalui urin. Di dalam urin
juga terdapat pH, osmolalitas, dan kadar urea yang dapat menghambat
perkembangan bakteri.Jika mekanisme pertahanan host tersebut terganggu,
misalkan akibat retensi urin, statis atau refluks urin, bakteri-bakteri tersebut dapat
berkembang biak dan berkolonisasi sehingga bisa menimbulkan infeksi.

E. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan
Nyeri dan ketidaknyamanan dapat dikurangi dengan ketika antimikrobia dimulai.
Agen antispamodic mebantu dalam mengurangi iritabilitas kandung kemih dan
nyeri. Aspirin, pemanasan perineum dan mandi rendam panas membantu
mengurangi ketidaknyamanan dan spasme.

2. Mengurangi frekuensi (berkemih), urgency dan hesitancy


Pasien didorong untuk minum dengan bebas sejumlah cairan (air adalah pilihan
terbaik) untuk mendukung aliran darah renal dan untuk membilas bakteri dari
traktur urinarius. Hidari cairan yang dapat mengiritasi kandung kemih (misal ;
kopi, teh, cola, alkohol).

7
3. Pendidikan pasien
Pasien harus menerima perncian instruksi berikut :

A. Mengurangi konsentrasi patogen pada orifisium vagina (khusus


pada wanita) melalui tindakan hygnie : seing mandi pancuran dari
pada rendam karena bakteri dalam air bak dapat masuk ke uretra,
bersihkan sekeliling perineum dan meatus uretra setiap selesai
defekasi dengan gerakan dari depan ke belakang.
B. Minum dengan bebas sejumlah cairan dalam sehari untuk membilas
keluar bakteri dan hindari untuk minum kopi, teh, cola dan alkohol.
C. Berkemih setiap 2-3 jam dalam sehari dan kosongkan kandung
kemih dengan sempurna hal ini mencegah distensi kandung kemih
yang berlebihan dan gangguan terhadap suplai darah ke dinding
kandung kemih yang merupakan predisposisi systitis.
D. jika bakteri tetap muncul dalam urin, terapi antimikrobia jangka
panjang diperlukan untuk mencegah kolonisasi area periuretral dan
kekambuhan infeksi.
E. Konsul ke tenaga kesehatan secara teratur untuk tindak lanjut,
kekambuhan gejala atau infeksi nonresponsif terhadap
penanganan.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisis
 Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting
adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5
leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih
 Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB
sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan
patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.
2. Bakteriologis
 Mikroskopis
 Biakan bakteri
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme
spesifik
4. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per
milliliter urin dari urin tampung aliran tengah atau dari
specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria utama

8
adanya infeksi.
5. Metode tes
 Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit
(tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif:
maka psien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess
positif  jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal
menjadi nitrit.
 Tes Penyakit Menular Seksual (PMS):
 Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal,
klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).
 Tes- tes tambahan:
 Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP), msistografi, dan
ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah
infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu,
massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate.
Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur
urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab
kambuhnya infeksi yang resisten.

9
Bab III

Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian       : 22 Februari 2012

Tanggal Masuk              : 22 Februari 2012

Ruang                            : Syifa

Nomor Register             : 1066805

Diagnosa Medis             : febris,gastritis akut, suspec kandung kemih

1. Identitas Klien
Nama Klien              : Ny. R

Jenis Kelamin           :  perempuan

Usia                          : 40 tahun

Status Perkawinan   :  menikah

Agama                      : Islam

Pendidikan               : SMA

Bahasa                      : bahasa indonesia

Pekerjaan                  : Ibu rumah tangga

Alamat                     : blok R RT 013/001 pondok gede

Sumber biaya           : pribadi

Sumber informasi     : Klien

2. Resume
Ny. R 40 tahun dibawa ke ruang UGD pada tanggal 22 februari 2012 jam 00.39
dengan keluahan utama panas 1minggu, perdarahan spontan (-) mual (-) muntah
(-) nyeri ulu hati (+), sakit saat menelan, BAB dan BAK normal, KU: lemah,

10
kesadaran: composmentis, hasil observasi TTV: TD=90/60, SH=38,5, N-100x/mnt,
RR=22x/mnt, mata: ca -/-, s1 -/-, thorax: c/p s1 s2 reg, rhonki -/-,whizing -/-,
abdomen: supel NU(+), WT(+), epigastrium H/L ttm, ekstremitas hangat,
penciuman: normal, cara masuk dengan kursi roda, pemeriksaan penunjang:
laboratorium hasil LAB tanggal 22 februari 2012: diabetes: GDS= 149, fungsi ginjal:
ureum= 29, kreatinin= 1,24, fungsi hati: SGOT=21, SGPT=10, hematologi: HB=11,2,
leukosit=7700, thrombosit=331.000, HT=35%, serologi/imunologi: widal: S. Typhi
O(-), S. Typhy H(-), S. Parathypi A-O(-), S. Parathypi B-O(-), S. Parathypi C-O(-), S.
Parathypi A-H (-), S. Parathypi B-H(-), S. Parathypi C-H(-), urinalisa: warna: kuning,
kejernihan: keruh, PH=6,5, BJ: 1,025, albumin: positif 1, urobilinogen: 0,2,
bilirubin(-), keton (-), darah samar positif 1, nitrit(-), sedimen: eritrosit 4-5,
leukosit: 20-25, epitel (+), kristal (-), silinder(-), bakteri positif 2, tindakan/ therapi
yang dilakukan di UG: infus RL: 20tts/mnt, injeksi cefatoxil 2x1gr, ranitidin
2x1amp, ondacentron 3x4J, PCT 3x500, unspcy 3x1, rencana tindak lanjut dirawat
di ruang Syifa pada tanggal 22 februari 2012, pukul 01:00. Dengan diagnosa febris,
ISK+gastritis akut, masalah keperawatan yang muncul: nyeri berhubungan dengan
infeksi kandung kemih, gangguan pola eliminasi berhubungan dengan infeksi
saluran kemih, infeksi berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih.
Evaluasi: S: klien mengatakan lemas, neyri tekan pada perut bagian bawah, O:
KU:lemas, infus RL 20tts/mnt, A: masalah belum teratasi, P: intervensi dilanjutkan

3. Riwayat keperawatan

a.       Riwayat kesehatan sekarang.

1)      Keluhan utama : nyeri ulu hati, panas, nyeri perut bagian bawah

b.      Riwayat kesehatan masa lalu.

1)      Riwayat penyakit sebelumnya: riwayat hipertensi dan muntaber

2)      Riwayat alergi                      : tidak ada

3)      Riwayat pemakaina obat      : tidak ada

c.       Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi factor resiko:

Tidak ada

11
d.      Riwayat psikososial dan spiritual

1)      Orang terdekat dengan klien : anak klien

2)      Masalah yang mempengaruhi klien : anak tidak ada yang ngurus

3)      Mekanisme koping terhadap stress : tidur 

4)      Persepsi klien terhadap pemyakitnya : ingin cepat sembuh agar dapat bekerja
kembali

5)      System nilai kepercayaan : berdoa, sholat dan mengaji

6)      Kondisi lingkungan rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini :

baik

7)      Pola kebiasaan

Hal yang di kaji Pola kebiasaan

Sebelum sakit/sebelum di Di rumah sakit


Rumah sakit

Polpola nutrisi 2 3
a.       Frekuensi makan tidak Tidak baik
b.      Nafsu makan mual Mual
Alasan ½ ½
c.       Porsi makan yang dihabiskan Tidak ada Tidak ada
d.      Makanan yang tidak disukai gorengan gorengan
e.       Makanan yang membuat alergi gorengan gorengan
f.       Makanan pantangan Makanan lunak
g.      Makanan diet promag Tidak ada
h.      Pengunaan obat sebelum Tidak ada Tidak ada
makan
       Penggunaan alat bantu

Polpola eliminasi 1 kali 2 kali


a.       B.A.K Kuning jernih Kuning keruh
1)      Frekuensi Nyeri tekan perut bagian kiri Nyeri tekan peut bagian kiri

12
2)      Warna Tidak ada tidak ada
3)      Keluhan
4)      Penggunaan alat bantu 1 tidak ada

b.      B.A.B Pagi tidak ada

1)      Frekuensi Coklat tidak ada

2)      Waktu keras tidak ada

3)      Warna Tidak ada Tidak ada

4)      Konsistensi Tidak ada Tidak ada

5)      Keluhan
6)      Penggunaan laxative

P pola perssonal hygiene 2 Tidak ada


a.       Mandi Pagi dan sore Tidak ada
1)      Frekuensi
2)      Waktu 2 Tidak ada

b.      Oaral Hygiene Pagi dan sebelum tidur Tidak ada

1)      Frekuensi
2)      Waktu 2x/hari
Tidak ada

c.       Cuci rambut
1)      Frekuensi

Polpola istirahat  dan tidur


a.       Lama tidur siang - -
b.      Lama tidur malam 6-8. Jam -

Polpola aktifitas dan latihan


a.       Waktu bekerja - -
b.      Olahraga - -
c.       Jenis olahraga - -
d.      Frekuensi - -
e.       Keluhan dalam aktifitas Tidak ada -

Ke pola kebiasaan yang

13
mempengaruhi kesehatan
a.       Merokok - -
1)      Frekuensi - -
2)      Jumlah - -
3)      Lama pemakaian Tidak -
b.      Minuman keras/NABZA -
1)      Frekuensi -
2)      Jumlah -
3)      Lama pemakaian -

4.      Pengkajian Fisik

a.       Pemeriksaan fisik umum

1)      Berat badan              : 40 kg                                     (sebelum sakit:) 42kg

2)      Tinggi badan            : 145 cm

3)      Keadaan umum        : ringan

4)      Pembesaran kelenjar getah bening   : tidak

b.      System penglihatan       

1)      Posisi mata                           : simetris

2)      Kelopak mata                       : normal

3)      Pergerakan bola mata           : normal

4)      Konjungtiva                         : merah muda

5)      Kornea                                 : normal

14
6)      Sclera                                   : anikterik

7)      Pupil                                     : isokor

8)      Otot-otot mata                     :tidak ada kelainan

9)      Fungsi penglihatan               : kabur

10)  Tanda-tanda radang             :tidak ada

11)  Pemakaian kaca mata           : tidak

12)  Pemakaian lensa kontak       : tidak

13)  Reaksi terhadap cahaya       : normal

c.       System pendengaran

1)      Daun telinga                         : normal

2)      Karakteristik serumen          : tidak ada

3)      Kondisi telinga tengah         : normal

4)      Cairan pada telinga              : tidak ada

5)      Perasaan penuh di telinga    : tidak

6)      Titinus                                  : tidak ada

7)      Fungsi pendengaran             : normal

8)      Gangguan keseimbangan     : tidak ada

9)      Pemakaian alat bantu           : tidak ada

d.      System wicara                            : normal

e.       System pernafasan        

1)      Jalan nafas                            : ada sumbatan

15
2)      Pernafasan                            : -

3)      Penggunaan otot bantu        : tidak

4)      Frekuensi                              : 22 x/menit

5)       Irama                                   : teratur

6)      Jenis pernafasan                   : spontan

7)      Kedalaman                           : dalam

8)      Batuk                                   : Ya

9)      Sputum                                 : Ya

10)  Konsistensi                           : Kental

11)  Terdapat darah                     : tidak

12)  Palpasi dada                         : tidak ada nyeri

13)  Perkusi dada                                    : redup

14)  Suara nafas                           : Vesikuler

15)  Penggunaan alat bantu nafas: tidak

f.       System kardiovaskular

1)      Sirkulasi perifer

a.       Nadi                               :  68 x/ menit

b.      Tekanan darah                : 110/70 mmHg

c.       Distensi vena jugularis   : tidak

d.      Temperature kulit           : hangat

e.       Warna kulit                    : pucat

f.       Pengisian kapiler            : < 3 detik

16
g.      Edema                            : tidak ada

2)      Sirkulasi jantung

a)      Kecepatan denyut apical:  88 x/menit

b)      Irama                              : teratur

c)      Kelaianan bunyi jantung: tidak ada

d)     Sakit dada                      : tidak

g.      System hematologi

1)      Pucat                                                : Ya

2)      Perdarahan                           : tidak

h.      Sisitem saraf pusat

1)      Keluhan sakit kepala            : tidak

2)      Tingkat kesadaran                : compos mentis

3)      GCS                                     : E: 4    M: 6     V: 5

4)      Tanda-tanda PTIK               : tidak ada

5)      Pemeriksaan reflex               : positf

i.        System pencernaan

1)      Gigi                                      : terdapat caries

2)      Penggunaan gigi palsu         : tidak

3)      Stomatitis                             : tidak

4)      Lidah kotor                          : Ya

17
5)      Salifa                                    : normal

6)      Muntah                                 : tidak

7)      Nyeri daerah perut               : Ya

8)      Skala nyeri                           :6

9)      Lokasi                                  : kiri bawah

10)  Bising usus                           : 6x/mnt

11)  Hepar                                   : -

12)  Abdomen                             : lembek

j.        System endokrin

Pembesaran kelenjar tiroid         : tidak ada

Nafas bau keton                         : tidak

k.      System urogenital

Balance cairan    :  1720             intake: 2800                output: 1080

Perubahan pola kemih                : retensi

Warna bak                                  : kuning jernih

Distensi kandung kemih                        : Ya

Keluhan sakit pinggang             : tidak ada

l.        System integumen

Turgor kulit                                            : elastis

Temperature kulit                                   : dingin

Warna kulit                                            : pucat

18
Keadaan kulit                                         : baik

Kelainan kulit                                         : tidak ada

Kondisi kulit daerah pemasangan infuse: baik tidak ada plebitis

Keadaan rambut                                     : tekstur baik, dan bersih

m.    System musculoskeletal

Kesulitan dalam pergerakan                   : tidak ada

Sakit pada tulang, sendi, kulit               : tidak ada

Fraktur                                                   : tidak ada

Kelainan bentu tulang sendi                  : tidak ada

Kelainan bentuk tulang belakang           : tidak

Keadaan tonus otot                                : baik

Kekuatan otot                                        :  5555  5555

                                                               5555    5555

5.      Data Tambahan (pemahama tentang penyakit)

Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya

6.      Data Penunjang

Hasil Lab tanggal 22 Februari 2012

Diabetes:

GDS= 149

Fungsi ginjal:

ureum= 29 ( N: 20-40mg/dl)

kreatinin= 1,24 (N: 0,5-1,5mg/dl)

19
Fungsi hati:

SGOT=21    (N: L: <23 P: <31) 

SGPT=10     (N: L: <42 P: <32)

Hematologi:

HB=11,2      thrombosit=331.000

leukosit=7700          HT=35%

Serologi/imunologi:

Widal:

S. Typhi O(-)

S. Typhy H(-)

S. Parathypi A-O(-)

S. Parathypi B-O(-)

S. Parathypi C-O(-)

S. Parathypi A-H (-)

S. Parathypi B-H(-)

S. Parathypi C-H(-)

Urinalisa:

warna: kuning

kejernihan: keruh

PH=6,5

BJ: 1,025

albumin: positif 1, urobilinogen: 0,2(N: 0,2-1)

bilirubin(-), keton (-), darah samar positif 1, nitrit(-)

Sedimen: eritrosit 4-5(N:0-2 Lpb)

20
leukosit: 20-25 (N: 0-5 Lpb),

epitel (+), kristal (-), silinder(-), bakteri positif 2

7.      Penatalaksanaan

Diet makanan lunak

Rl: 20 tts/mnt

Cefotaxim 2x1(infeksi)

Ondancentron 3x4(antiemetik)

PCT 3x500(penurun panas)

Ulsft 3x2

Urispes 3x1(anti ulserasi)

Ranitidin (mengurangi nyeri)

Data subjektif Data objektif


Klien mengatakan nyeri Ku : sedang
Klien mengatakan BAK tidak TTV :
lancar ·         TD : 100/70
Klien mengatakan sakit saat
·         N   : 68 x/m
menelan
·         RR : 16 x/m
Klien mengatakan batuk
Klien mengatakan badan panas·         S    : 34,9 c

saat sebelum masuk rumah Terpasang infus RL 20


tetes/menit
sakit
Klien mengatakan nyeri pada Gigi ompong

saat perut bawah bagian kiri di Hasil LAB tgl 22 februari


2012
tekan
Klien mengatakan BAK 1x ~ urinalisa

dalam sehari ·         Warna : kuning 


Klien mengatakan makan ·         Ph : 6,5
hanya habis ½ porsi sehari ·         Albumin : + 1
·         Bilirubin (-)
·         Darah samar (+1)
·         Kejernihan : keruh

21
·         BJ : 1,025
·         Urobilinogen : 0,2
·         Keton (-)
·         Nitrit (-)
·         Sedimen :
~ Entrosit (4-5)  ~ leukosit :
20-25
~ epitel (+)         ~ Kristal (-)
~ slinder (-)          ~ bakteri
(+2)

BB : 40kg
TB : 145cm
Kekuatan otot
5555 5555
5555 5555
Skala nyeri 6
Balance cairan
  Intake

~ makan = 3 x 100 =  300cc


~ minum                 =  500cc
~ infuse = 4 kolf      = 2000cc
                               --------------
-+
                                   2800cc
  Output

~ BAK = 480cc
~ BAB =   -
~ IWL  = 15 x 40 = 600
             --------------------+
                  1080
2800 – 1080 = 1720 cc

  BB : 40 kg    TB : 412 kg

22
Analisis Data

No Data Masalah Etiologi


1 DS : klien mengtakan nyeri Nyeri Inflamasi /
tekan di bagian kiri perut infeksi saluran
bawah kemih

DO : klien tampak meringis


kesakitan
~ KU : sedang
~ terpasang RL 20tts/m

2 DS : klien mengatakan Perubahan pola Infeksi saluran


hanya BAK 1x dalam sehari eliminasi kemih

DO :
~ ku : sedang
~ terpasang RL 20tts/m
~ BAK = 480cc
~ Balance cairan
  Intake

~ makan = 3 x 100 =  300cc


~ minum                 =  500cc
~ infuse = 4 kolf      = 2000cc
                               -------------
--+
                                   2800cc
  Output : 1080

3 DS : - Infeksi Bakteri pada


saluran kemih
DO :
TTV = ~ TD  : 100/70
           ~ N    : 68x/m
           ~ RR : 16x/m

           ~ S    :  34,9 
·         Hasil Lab tgl 22 Februari

23
2012
·         Darah samar (+1)
·         leukosit : 20-25
·         bakteri (+2)

4 DS : klien mengatakan tidak Kurang nya Defisit volume


tahu tentang penyakitnya. pengetahuan tentang
penyakitnya
DO : klien tampak bingung
ketika di Tanya tentang
penyakitnya.

5 DS : klien mengatakan nyeri Nyeri ulu hati Peningkatan


di uluh hatinya asam.
Lambung
DO :
~ skala nyeri 6
~ ku : sedang
~ terpasang RL 20tts/m

Diagnosa keperawatan

No Diagnosa Tanggal Tanggal Nama jelas


keperawatan ditemukan teratasi
1 ~ nyeri b/d 22 Februari
inflamasi dan 2012
infeksi
kandung
kemih,
~ nyer uluh hati
b/d
peningkatan
asam lambung

2 ~ gangguan 22 februari
perubahan 2012
pola eliminasi

24
urine b/d
infeksi saluran
kemih
3 ~ infeksi b/d 22 Februari
adanya bakteri 2012
pada saluran
kemih,
4 ~  kurangnya 24 Februari
pengetahuan 2012
b/d kurangnya
informasi
tentang proses
penyakit.

Perencanaan keperawatan

Tangg N Diagnosa Tujuan dan Rencana Rasional Par


al o keperawata kriteria hasil tindakan af
n dan
na
ma
jela
s
22 1 nyeri b/d Setelah di
berikan meningkatkan
Febru inflamasi lakukan tindakan relaksasi

ari dan infeksi tindakan nyaman menurunkan


kandung keperawatan seperti tegangan
2012
kemih, selama 3x24 pijatan di otot
jam daerah 2.    untuk
DS : klien diharapkan perut mencegah
mengtakan nyeri 2.    berikan kontaminasi
nyeri tekan berkurang perawatan uretra
di bagian perineal 3.    relaksasi,
kiri perut Kh : 3.    alihkan menghindari
bawah ~Klien perhatian terlalu
tampak pada hal merasakan
DO : klien relaks yang nyeri

25
tampak ~melaporka menyenang4.    mengevaluas
sedikit  meri n nyeri kan i tempat
ngis hilang 4.    catat lokasi, obstruksi
~ ku : dengan lamanya dan
sedang spasme intesitas penyebab
~ skala terkontrol nyeri skala nyeri
nyeri 6 ~menunjukk (1-10) 5.    untuk
an perilaku
5.    anjurkan membantu
mengontrol minum klien dalam
nyeri. banyak 2-3 berkemih
liter jika
6.    untuk
tidak ada mengidentifi
kontra kasi indikasi
indikasi kemajuan
6.    pantau atau
perubahan penyimpang
warna, pola an dari hasil
kemih, yang di
masukkan harapkan
dan
keluarkan
setian 8 jam
dan pantau
hasil
urinalisa
ulang

kolaborasi
1.    berikan obat
analgetik
sesuai
dengan
program analgetik
terapi memblok
ranitidin lintasan
nyeri

26
2 gangguan Setelah bantu klien ke
untuk
perubahan dilakukan kamar kecil, memudahka
pola tindakan memakai n klien di
eliminasi keperawatan pispot / dalam
urine b/d selama 3x24 urinal berkemih
infeksi jam 2.    bantu klien
2.    supaya klien
saluran diharapkan mendapatka tidak sukar
kemih. klien dapat n posisi untuk
mempertaha berkemih berkemih
DS : klien nkan pola yang 3.    untuk
mengataka eliminasi nyaman mencegah
n hanya secara 3.    anjurkan terjadinya
BAK 1x edukasi untuk penumpukka
dalam berkemih n urine
sehari KH : setiap 2-3 dalam
~klien dapat jam 4.    untuk
DO : berkemih 4.    ukur dan mengetahui
1.     ku : sedang setiap 3 jam catat urin adanya
2.    terpasang ~klien tidak setiap kali perubahan
RL 20tts/m kesulitan berkemih warna dan
3.    BAK = pada saat
5.    palpasi untuk
480cc berkemih kandung mengetahui
~klien dapat kemih tiap 4 input/output
bak dengan jam 5.    untuk
berkemih mengetahui
Kolaborasi adanya
1.    awasi distensi
pemeriksaa kandung
n lab : kemih
elektrolit,
bun,
kreatinin
2.    lakukan 1.    pengawasan
tindakan terhadap di
untuk fungsi ginjal
memelihara2.    asam urin
asam urin: menghalangi

27
tingkatan timbulnya
masukkan kuman.
sari buah
beri dan
berikan
obat-obatan
untuk
meningkatk
an asam
urine.

3 infeksi b/d Setelah di


anjurkan pasien
untuk mencegah
adanya lakukan untuk adanya
bakteri tindakan mengosong distendi
pada keperawatan kan kandung
saluran selama 3x24 kandung kemih
kemih, jam kemih 2.    untuk
diharapkan secara menjaga
DS : - pasien komplit kebersihan
memperlihat setiap kali dan
DO : kan tidak berkemih menghindari
TTV = ~ adanya 2.    berikan bakteri yang
TD  : tanda-tanda perawatan membuat
100/70 infeksi. perineal, infeksi uretra
           ~ pertahankan
3.    mengetahui
N    : 68x/m KH : agar tetp seberapa
           ~ ~tanda – bersih dan jauh efek
RR : 16x/m tanda dalam kering pengobatan
           ~ batas normal
3.    monitor 4.    untuk
S    :  34,9  ~nilai kultur pemeriksaa mencegah
urine n ulang statis urine

·         Hasil Lab negative urine kultur


5.    ttv

tgl….. ~urine dan menandaka


berwarna sensivitas n adanya
·         Darah
bening dan untuk perubahan
samar (+1)
tidak bau menentukan di dalam
·         leukosit :
respon tubuh
20-25

28
·         bakteri terapi
(+2) 4.    anjurkan
pasien
untuk
minum 2-3
liter jika
tidak ada
kontra
indikasi
5.    kaji tubuh
pasien
setiap 4 jam
dan lapor
jika suhu d
atas 38,50c

4 kurangnya Setelah berikan waktu


mengetahui
pengetahua dilakukan kepada sejumlah
n b/d tindakan pasien mana
kurangnya keperawatan untuk ketidaktahua
informasi (penkes) menanyaka n n pasien
tentang selama 1x20 n apa yang tentang
proses menit di tidak penyakitnya
penyakit. harapkan diketahui
klien tentang
DS : klien mengerti penyakitnya
mengataka tentang 2.    kaji ulang
2.    memberi
n tidak tahu penyakitnya proses pengetahua
tentang penyakit n dasar
penyakitny KH : dan harapan dimana
a. ~mengataka yang akan pasien dapat
n mengerti datang membuat
DO : klien tentang 3.    berikan pilihan
tampak kondisi informasi berdasarkan
bingung ~tindakan tentang: informasi
ketika di perawatan sumber 3.    pengetahuan
Tanya diri preventif infeksi, yang di

29
tentang ~klien tindakan dapat
penyakitny tenang untuk mengurangi
a. mencegah ansietas dan
penyebaran. membantu
Jelaskan mengemban
pemberian gkan
antibiotik, kepatuhan
pemeriksaa klien
n diagnosis, terhadap
tujuan, rencana
perawatan terapetik
sesudah 4.    pasien sering
pemeriksaa menghentika
n n obat
4.    anjurkan mereka, jika
pasien tanda –
untuk tanda
menggunak penyakit
an obat mereda,
yang cairan
diberikan, menolong
minum membalas
sebanyakny ginjal
a kurang
lebih 8
gelas/hari

5 nyer uluh Setelah berikan memberikamn


hati b/d dilakukan tindakan rasa
peningkata tindakan kenyamana nyaman
n asam keperawatan n minsal, relaks pada
lambung selama 2x24 posisi klien
jam
DS : klien diharapkan 2.    alihkan
mengataka nyeri ulu hati pasien dari
2.    dengan
n nyeri di berkurang rasa nyeri melakukan
uluh atau hilang aktivitas

30
hatinya pasien dapat
KH : melupakan
DO : ~menyataka perhatian
~ skala n nyeri dari rasa
nyeri 6 hilang 3.    kaji tingkat nyeri
~ ku : ~ttv dalam nyeri yang
sedang keadaan di alami
3.    untuk
~ terpasang normal klien mengetahui
RL 20tts/m beberapa
4.    tingkatkan berat nyeri
telah baring, yang di
bantulah alami
kebutuhan 4.    menurunkan
perawatan gerakan
yang yang dapat
penting meningkatka
n nyeri
Kolaborasi
1.    pemberian
obat
analgetik
2.    ranitidin
1.    mengurangi
nyeri

2.    untuk
mengurangi
nyeri uluh
hati.

Pelaksanaan keperawatan

Tanggal/waktu No.DK Tindakan Paraf dan jelas


keperawatan dan
hasil
22 Februari 2012 1 Mengobservasi

31
dan mengukur
tanda – tanda vital
klien

S : klien
mengatakan nyeri
ulu hati dan  klien
mengatakan nyeri
perut bagian kiri
bawah bila di tekan

O : nyeri ulu hati


berskala 6
      ~TD :
100/70mmhg S:
34,9 RR:
16x/mnt  N:
68x/mnt
1

Memberi obat
ranitidine 3cc lewat
intravena

S : klien
mengatakan agak
sakit ketika obat di
masukkan

O : ~ ranitidine
sudah masuk ke
cairan infuse
sebanyak 3cc,
klien tampak
meringis
~terpasang infuse
RL 20tts/m

32
23 Februari 2012 1.2.4 Mengobservasi,
mengukur tanda –
tanda vital klien,
member penkes
kepada klien

S : ~ klien
mengatakan sudah
tidak nyeri
     ~ klien
mengatakan tidak
tahu tentang
penyakitnya
     ~ klien
mengatakan hanya
1 BAK dalam
sehari
      ~ klien
mengatkan pernah
sakit muntaber

O : ~ TD :
140/90mmhg N :
84x/mnt  S :
35,70c  RR :
24x/mnt
      ~ klien tampak
mendengarkan
penkes yang
diberikan oleh
mahasiswa

24 Februari 2012 1.2 Mengganti cairan


infus klien

S : klien

33
mengatakan
infusnya (kolf)
habis

O : tinggal sedikit
1.2
RL di kolf

Mengobservasi
dan mengukur
tanda – tanda vital

S : klien
mengatakan sudah
jauh mendingan

O : TD :
120/70mmhg  S :
35,3°c  N :
60x/mnt  RR :
58x/mnt

EVALUASI

No.Dk Hari/tanggal/jam Evaluasi hasil Paraf dan nama


jelas
1.2 24 Februari 2012 S : ~ klien
mengatakan nyeri
ulu hati
     ~ klien
mengatakan lemas
     ~ klien
mengatakan nyeri
perut bagian kiri
bawah bila di
tekan

34
O : ~nyeri ulu hati
berskala 6
      ~TD : 100/70
S: 34,9 RR:
16x/m  N: 68x/m
      ~ infuse Rl
20tts/m

A : masalah belum
teratasi

P : intervensi di
lanjutkan

1.2.4 24 Februari 2012 S : ~ klien


mengatakan
sudah tidak nyeri
     ~ klien
mengatakan tidak
tahu tentang
penyakitnya
     ~ klien
mengatakan
hanya 1 BAK
dalam sehari

O : ~ TD : 140/90
N : 84x/m  S :
0
35,7 c  RR : 24x/m
      ~ klien tampak
mendengarkan
penkes yang
diberikan oleh
mahasiswa

35
A : masalah
teratasi

P : intervensi di
hentikan

1.2.3.4 21 Februari 2012 S : klien


mengatakan
sudah tdk nyeri
dan jauh
mendingan, badan
sudah enak

O : TD :
120/70  S : 35,3  N
: 60  RR : 58x/m

A : masalah
teratasi

P : intervensi
dihentikan

Pasien sudah
pulang kemarin
sore atas izin
dokter

36
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. R usia 40 tahun dengan


Infeksi saluran kemih berupa pengumpulan data subjektif, pemeriksaan fisik dan
data penunjang untuk memperoleh data objektif, menentukan analisa untuk
mengetahui masalah yang terjadi pada pasien serta penatalaksanaan yang telah
diberikan, maka dapat disimpulkan sebagai berik

B. Saran

Saran yang diberikan ditujukan untuk :

1. Lahan Praktik

Mempertahankan kualitas agar masyarakat tetap mempercayai kinerja dari RS


yang telah sesuai standar.

3. Klien dan Keluarga

Klien dan keluarga mampu memahami tentang tanda bahaya pada Infeksi saluran
kemih.

37
DAFTAR PUSTAKA

http://asuhankeperawatandankasus.blogspot.com/2012/11/isk-infeksi-saluran-
kemih.html?m=1

38

Anda mungkin juga menyukai