Oleh
KELOMPOK II :
Fitriadi Reski Alviani
Inras Susanti
Mardiana Sriani Tatali
Nurita Iriyanti Siti Rasida Nurdin
Sari Ramadhany Zulfachri bakri
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat Rahmat dan Hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah
yang berjudul “INFEKSI MASA NIFAS” ini merupakan salah satu bagian dari
proses pembelajaran yang dilakukan dalam mata kuliah MATERNITAS
Makalah ini masih banyak kekurangan maka dari itu saya mengharapkan kritik
dan saran kepada Ibu selaku dosen pengajar mata kuliah MATERNITAS.Mudah-
mudahan makalah ini bermanfaat bagi perkembangan mahasiswa(i)
Makassar,
Januari 2012
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................................................i
Kata Pengantar..............................................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN…………………..............................................................1
A. Latar Belakang………………………………………….....................................1
B. Rumusan Masalah………………………............................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................1
BAB II : KONSEP MEDIS..........................................................................................2
A. Pengertian..........................................................................................................2
B. Etiologi..............................................................................................................2
C. Manifestasi Klinik.............................................................................................2
D. Pemeriksaan Penunjang.....................................................................................4
E. Pengobatan ........................................................................................................5
BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................6
A. Pengkajian..........................................................................................................6
B. Diagnosa Keperawatan......................................................................................9
C. Intervensi...........................................................................................................9
D. Evaluasi ……………………………………………………………….12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Apakah pengertian dari Infeksi Masa nifas ?
Bagaimanakah etiologi Infeksi Masa nifas ?
Bagaimanakah manifestasi klinis dari Infeksi Masa Nifas ?
Pemeriksaan penunjang apa saja untuk Infeksi Masa Nifas ?
Bagaimanakah pengobatan Infeksi Masa nifas ?
Bagaimanakah asuhan keperawatan dari Infeksi Masa Nifas ?
C. TUJUAN
Mengerti Pengertian dari Infeksi Masa Nifas
Mengetahui etiologi Infeksi MasaNifas
Menjelaskan Manifestasi Klinis dari Infeksi Masa Nifas
Mengetahui Pemeriksaan penunjang Infeksi Masa Nifas
Mengatahui pengobatan untuk Infeksi Masa Nifas
Menjelaskan Asuhan Keperawatan dari Infeksi Masa Nifas
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Infeksi nifas adalah Infeksi luka jalan lahir postpartum biasanya dari
endometrium, bekas insersi plasenta.Infeksi nifas adalah semua peradangan yang
disebabkan oleh masuknya kuman-kuman kedalam alat-alat genetalia pada waktu
persalinan dan nifas.Infeksi nifas yaitu Infeksi yang terbatas pada perineum,
vulva, vagina, servix, dan endometrium. Penyebaran melaui vena, saluran limfe,
permukaan endometrium.
B. ETIOLOGI
Bermacam-macam jalan masuk kedalam alat kandungan seperti eksogen
(luar), autogen (dari dalam tubuh), endogen (dari jalan lahir sendiri, penyebab
yang terbanyak dan lebih dari 80% adalah streptococcus anaerob yang
sebenarnya tidak pathogen sebagai penghuni normal jalan lahir.
Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi :
1. Streptococcus haemolitik aerobic
2. Staphylococcus aureus
3. Escherchia Coli
Faktor Predisposisi
1. Partus lama, partus terlambat, dan ketuban pecah lama
2. Tindakan obsetri operatif baik pervaginam maupun perabdominal
3. Tertinggalnya sisa-sisa uri,selaput ketuban dan bekuan darah dalam rongga
rahim.
C. MANIFESTASI KLINIK
Infeksi nifas dibagi atas 2 golongan yaitu :
a. Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina dan endometrium
2
Tanda dan gejala :
1. Rasa nyeri dan panas pada tempat infeksi, disuria dengan atau tanpa
distensi urin
2. Jahitan luka mudah lepas, merah dan bengkak
3. Suhu sekitar 380 C, nadi kurang dari 100 X/i
4. Demam bisa meningkat sampai 39 0 – 400 C, kadang – kadang disertai
menggigil
5. Endometritis
6. Kadang – kadang lochea tertahan dalam uterus oleh darah, sisa plasenta
dan selaput ketuban yang disebut locheometra
7. Pengeluaran lochea bias banyak / sedikit, kadang – kadang berbau /
tidak, lochea berwarna merah / coklat
8. Suhu badan meningkat mulai 48 jam post partum, sering kali dengan
pola gigi gergaji (38,50 – 400 C) menggigil, nadi biasanya sesuai dengan
kurva suhu badan
9. Sakit kepala, sulit tidur, anoreksia
10. Nyeri tekan pada uterus, uterus agak membesar dan lembek, HIS susulan
biasanya sangat mengganggu
11. Leukositosis dapat berkisar antara 13000 – 15000 / mm3
b. Penyebaran dari tempat – tempat infeksi melalui vena – vena jalan limfe dan
permukaan endometrium
1. Septikemia dan Piemia
- Septikemia : Permulaan klien sudah sakit dan lemah sampai 3 hari post
partum, suhu meningkat dengan cepat, disertai menggigil suhu sekitar
390 – 400 C, keadaan umum cepat memburuk, nadi sekitar 140 – 160
X /I atau lebih, Pasien dapat meninggal dalam 6 – 7 hari pasca persalinan
- Piemia : Tidak lama post partum pasien sudah merasa sakit, perut nyeri,
suhu tinggi, menggigil setelah kuman dengan emboli memasuki
3
peredaran darah umum. Ciri khas : Berulang – ulang suhu meningkat
disertai menggigil, diikuti oleh turunnya suhu lambat laun akan timbul
gejala abses paru, pneumonia dan pleuritis
2. Peritonitis
- Peritonitis umum : Suhu badan tinggi, nadi cepat dan kecil, perut nyeri
tekan (defence muskulare), pucat, mata cekung yang disebut dengan
muka hipokrates (facies hipocratica), kulit dingin
- Peritonitis yang terdapat dipelvis : Pasien demam, nyeri perut bawah,
nyeri periksa dalam kavum douglasi menonjol karena adanya abses
3. Selvitis pelvika (parametrisis)
- Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu disertai rasa nyeri
dikiri / di kanan dan nyeri pada periksa dalam. Pemeriksaan dalam dapat
diraba tahanan padat dan nyeri disebelah uterus. Ditengah jaringan yang
mengandung bisa timbul abses. Dalam keadaan ini suhu yang mula –
mula tinggi menetap menjadi naik turun disertai menggigil
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sel darah putih
2. LED dan SDM
3. HB / HT
4. Kultur dari bahan intra uterus / intra servikal / drainase luka / pewarnaan
gram darilochea servik dan uterus
5. Urinalisis dan kultur
6. Ultra sonografi
7. Pemeriksaan biomanual
4
E. PENGOBATAN
5
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
2. Riwayat Kesehatan
Biasanya klien mengeluh badan lemah, demam, nadi cepat, nafas sesak, badan
menggigil, gelisah, nyeri pada daerah luka operasi
3. Pemeriksaan Fisik
-Aktivitas / istirahat
- Sirkulasi
-Eliminasi
- Makanan / Cairan
6
Biasanya anoreksia, mual / muntah, haus, membran mukosa kering, distensi
abdomen,
-Neurosensori
-Pernafasan
-Nyeri / Ketidaknyamanan
Biasanya nyeri abdomen bawah / uteri, nyeri tekan / nyeri local, disuria,
-Integritas Ego
-Keamanan
Biasanya terjadi peningkatan suhu tubuh yang merupakan tanda infeksi dan
dapat pula
-Seksualitas
lochea bau busuk dan banyak / berlebihan, tepi insisi kemerahan, edema,
keras, nyeri
7
tekan / memisah dengan drainase purulen
-Kebiasaan perorangan
-Makan / Minum
-Tidur
Biasanya tidur klien mengalami gangguan karena suhu badan meningkat dan
badan
Menggigil
6. Data Psikologis
8
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan rasa nyaman nyeri b / d respon tubuh pada agen tidak efektif
C. INTERVENSI
a.Gangguan rasa nyaman nyeri b / d respon tubuh pada agen tidak efektif
Intervensi :
9
payudara listrik / manual
Ras : Mencegah ketidaknyamanan dari pembesaran payudara,
meningkatkan keadekuatan suplai ASI pada klien menyusui
5. Kolaborasi :
a. Berikan analgetik / antipiretik
Ras : Menurunkan ketidaknyamanan dari infeksi
b. Berikan kompres panas local dengan menggunakan lampu
pemanas / rendam duduk sesuai indikasi
Ras : Kompres panas meningkatkan vasodilatasi dan kenyamanan
local
Intervensi :
10
4. Demonstrasikan masase fundus yang tepat
Ras : Meningkatkan kontraktilitas uterus dan involusi
5. Monitor TTV
Ras : Peningkatan TTV menyertai infeksi, fluktuasi
6. Observasi tanda infeksi lain
Ras : Memungkinkan identifikasi awal dan tindakan, meningkatkan
resolusi infeksi
7. Anjurkan posisi semi powler
Ras : Meningkatkan aliran lochea dan drainase uterus
8. Anjurkan ibu menyusui secara periodic memeriksa mulut bayi
terhadap adanya bercak putih
Ras : Sariawan oral pada bayi baru lahir adalah efek samping umum
dari terapi antibiotic
9. Kolaborasi :
- Pantau pemeriksaan laboratorium
- Anjurkan penggunaan pemanasan yang lembab
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b / d intake yang tidak adekuat
Tujuan : Kebutuhan nutrisi tubuh dapat terpenuhi
Kriteria : - Hb/ Ht dalam batas normal
Intervensi :
1. Anjurkan pilihan makanan tinggi protein, zat besi dan vitamin C bila
masukan oral dibatasi
Ras : Protein membantu meningkatkan pemulihan dan regenerasi
jaringan baru. Zat besi untuk sintesis Hb, vitamin.C memudahkan
absorbsi zat besi dan untuk sintesis dinding sel
11
2. Tingkatkan masukan sedikitnya 2000 ml/ hari jus, sup dan cairan
nutrisi
Ras : Memberikan kalori dan nutrien untuk memenuhi kebutuhan
metabolic, mengganti kehilangan cairan
4. Kolaborasi
- Berikan cairan/ nutrisi parenteral
Ras : Untuk mengatasi dehidrasi, mengganti kehilangan cairan
D. IMPLEMENTASI
Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya
rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan
terpadu guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan
E. VALUASI
Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan terhadap
perilaku dan sejauh mana masalah klien dapat teratasi. Disamping itu perawat
juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan ditetapkan belum
berhasil
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Infeksi nifas merupakan suatu kegiatan dalam melaksanakan
pelayaan kesehatan keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan status
kesehatan ibu. Dalam hal ini kita sebagai tenaga kesehatan harus bisa
mengidentifikasi masalah infeksi nifas yang terjadi pada ibu di masyarakat.
B. SARAN
Sebagai perawat kita harus mampu mengenali tanda-tanda dari pasien
yang mengalami infeksi masa nifas dan mampu memberikan asuhan keperawatan
pada pasien secara benar.
13
DAFTAR PUSTAKA
14