OLEH :
RIZKY ALANDA (133110260)
KELAS II.B
DOSEN PEMBIMBING :
Ns.Hj.Elvia Metti M.Kep Sp.Mat
MATA AJAR
POKOK BAHASAN
WAKTU
HARI / TANGGAL
TEMPAT
PELAKSANA
SASARAN
: MATERNITAS
: INFEKSI PUERPERIUM ( INFEKSI PADA IBU NIFAS)
: 30 MENIT
:
:
: MAHASISWA
: IBU NIFAS
A. TUJUAN UMUM
Tujuan umum dari penyuluhan ini adalah setelah dilakukan pendidikan kesehatan
tentang infeksi nifas diharapkan ibu nifas mengerti tentang infeksi yang terjadi pada saat
nifas.
B. TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang infeksi nifas diharapkan:
a.
b.
c.
d.
e.
C. SASARAN
Sasaran pada promosi kesehatan ditujukan kepada masyarakat khususnya para ibu
nifas.
D. PROSES PENYULUHAN
Tahap
Waktu
Kegiatan
Respon
Metode
Orientasi
5 menit -
Memberi
Ceramah
dan berkenalan
-
Menjelaskan
- Bersedia
kontrak waktu
-
kegiatan
Menjelaskan
Tujuan Pengajaran
Kerja
20
menit
pengertian
Menjelaskan
nifas
Menjelaskan
Menjelaskan
Faktor
Predisposisi
Infeksi Nifas
-
Menjelaskan
Gambaran Klinis
Infeksi Nifas
Mendengarkan
yang dijelaskan
Menjelaskan
Menjelaskan cara
pencegahan
dan
pengobatan
dari
infeksi nifas
dan
memperhatikan
infeksi memperhatikan
- Mendengarkan
nifas
-
mengikuti
dan
informasi
Terminasi 5 menit -
Memberikan
kesempatan
Mengajukan pertanyaan
untuk
Ceramah dan
tanya jawab
bertanya
-
Menjawab
pertanyaan
-
Menyimpulkan
materi
yang
Memberi
Memperhatikan
Mendengarkan
penjelasan
telah
disampaikan
-
Menjawab salam
salam
penutup
E. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
F. MEDIA
1. Leaflet
2. Power Point
3. Infocus
G. MATERI
(Terlampir)
A.
PENGERTIAN
Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ
reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar enam
minggu (Fairer, Helen, 2001:225)
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
kira-kira enam minggu (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Ne'bnatal, 2001:122)
Masa nifas atau masa puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah
kira-kira enam minggu (Wiknjosastro, Hanifa, 1999: 237)
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil, lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu
(Mochtar, Rustam, 1998:115)
Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genetalis setelah persalinan.
Suhu 38 C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartum dan diukur peroral
sedikitnya empat kali sehari
B.
b.
Staphylococcus aureus
Masuknya secara eksogen, infeksinya sedang, banyak
ditemukan sebagai penyebab infeksi di rumah sakit dan dalam
Escherichia Coli
Sering
berasal
dari
kandung
kemih
dan
rektum,
Clostridium Welchii
Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi
sangat berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus
kriminalis dan partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah
sakit.
2.
alat yang suci hama, dan yang digunakan untuk merawat wanita dalam
persalinan atau pada waktu nifas.
d. Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting,
kecuali apabila mengakibatkan pecahnya ketuban.
C.
D.
2.
Endometritis
Kadang-kadang lokia tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta dan selaput
ketuban. Keadaan ini dinamakan lokiametra dan dapat menyebabkan kenaikan
suhu. Uterus pada endometritis agak membesar, serta nyeri pada perabaan dan
lembek.
Pada endometritis yang tidak meluas, penderita merasa kurang sehat dan
nyeri perut pada hari-hari pertama. Mulai hari ke-3 suhu meningkat, nadi menjadi
cepat, akan tetapi dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun dan dalam kurang
lebih satu minggu keadaan sudah normal kembali.
Lokia pada endometritis, biasanya bertambah dan kadang-kadang berbau.
Hal ini tidak boleh dianggap infeksinya berat. Malahan infeksi berat kadangkadang disertai oleh lokia yang sedikit dan tidak berbau. c.
3.
4.
Peritonitis
Peritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat
juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika.
Jika terjadi abses, nanah harus dikeluarkan karena selalu ada bahaya
bahwa abses mencari jalan ke rongga perut yang menyebabkan peritonitis, ke
rektum, atau ke kandung kencing.
6.
7.
Mastitis
Mastitis adalah infeksi yang disebabkan adanya sumbatan pada duktus
(saluran susu) hingga puting susu pun mengalami sumbatan. Untuk menghambat
terjadinya mastitis ini dianjurkan untuk menggunakan bra atau pakaian dalam
yang memiliki penyangga yang baik pada bagian payudaranya.
Pengurutan payudara sebelum laktasi merupakan salah satu tindakan yang
sangat efektif untuk menghindari terjadinya sumbatan pada duktus. Usahakan
untuk selalu menyusui dengan posisi dan sikap yang benar. Kesalahan sikap saat
menyusui dapat menyebabkan terjadinya sumbatan duktus. Menggunakan
penyangga bantal saat menyusui cukup membantu menciptakan posisi menyusui
yang lebih baik.
Beberapa indikasi yang menunjukkan terjadinya mastitis:
a. Tiba-tiba muncul rasa gatal pada puting dan berkembang menjadi
adanya rasa nyeri saat bayi menyusui
b. Timbulnya rasa demam dan kemerahan disekitar area hisapan dapat
pula disebabkan mastitis. Sisi yang mengalami sumbatan duktus akan
menunjukkan warna kemerahan dibandingkan daerah lainnya
c. Ibu merasakan gejala menyerupai flu seperti demam, rasa dingin
sementara tubuh terasa pegal dan sakit.
Cara mengurangi efek mastitis:
Masa kehamilan
a. Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia,
malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita
ibu.
b. Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu.
c. Koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hatihati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban. Kalau ini terjadi infeksi
akan mudah masuk dalam jalan lahir.
2.
Selama persalinan
a. Usaha-usaha pencegahan terdiri atas membatasi sebanyak mungkin masuknya
kuman-kuman dalam jalan lahir :
b. Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama/menjaga supaya
persalinan tidak berlarut-larut.
c. Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.
d. Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun
perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.
e. Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang harus
segera diganti dengan tranfusi darah.
f. Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan
masker; yang menderita infeksi pernafasan tidak diperbolehkan masuk ke
kamar bersalin.
g. Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus suci hama.
h. Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan
sterilisasi yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah.
3.
Selama nifas
a. Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alatalat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus
steril.
b. Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus,
tidak bercampur dengan ibu sehat.
c. Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi
sedapat mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Mitra
Cendekia.