Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia dikatakan bahwa yang

dimaksud dengan lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun keatas. Di Indonesia jumlah

penduduk lanjut usia terus menerus meningkat. Pada tahun 1970 jumlah penduduk yang

mencapai umur 60 tahun ke atas (lansia) berjumlah sekitar 5,31 juta orang atau 4,48% dari total

penduduk Indonesia. Pada tahun 1990 jumlah tersebut meningkat hampir dua kali lipat yaitu

menjadi 9,9 juta jiwa. Pada tahun 2020 jumlah lansia diperkirakan meningkat sekitar tiga kali

lipat dari jumlah lansia pada tahun 1990.

Meningkatnya jumlah lansia tersebut perlu memperoleh perhatian yang serius terutama untuk

mengusahakan bagaimana agar lansia tetap mandiri dan berguna. Sementara itu kondisi lanjut

usia mengalami berbagai penurunan atau kemunduran baik fungsi biologis maupun psikis.

Penurunan fungsi biologis dan psikis ini mempengaruhi mobilitas dan juga kontak sosial.

Menurunnya kontak sosial ini sering membawa lanjut usia kepada masalah depresi.

Depresi merupakan gangguan psikologis yang paling umum terjadi pada tahun-tahun terakhir

kehidupan individu. Depresi pada lanjut usia ini muncul dalam bentuk keluhan fisik seperti ;

insomnia, kehilangan nafsu makan, masalah pencernaan, dan sakit kepala. Depresi merupakan

kondisi yang mudah membuat lanjut usia putus asa, kenyataan yang menyedihkan karena

kehidupan kelihatan suram dan diliputi banyak tantangan. Lansia dengan depresi biasanya lebih

menunjukkan keluhan fisik daripada keluhan emosi. Keluhan fisik sebagai akibat depresi kurang

mudah untuk dikenali, yang sering menyebabkan keterlambatan dalam penanganannya. Keluhan

fisik yang muncul sulit dibedakan apakah disebabkan faktor fisik atau psikis, sehingga depresi

sering terlambat untuk dideteksi.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep pada lansia?

2. Bagaimana konsep depresi?

3. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada lansia?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui konsep lansia

2. Untuk menegtahui konsep depresi

3. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada lansia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP LANSIA

1. Defenisi

a. Menurut UU no 4 tahun 1945 Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 55 tahun,

tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan

menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000).

b. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan

fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki

kerusakan yang diderita (Constantinides 1994).

c. Proses menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut) secara alamiah dimulai

sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup (Nugroho Wahyudi, 2000).

2. Batasan lansia

Menurut WHO, batasan lansia meliputi:

a. Usia Pertengahan (Middle Age), adalah usia antara 45-59 tahun

b. Usia Lanjut (Elderly), adalah usia antara 60-74 tahun

c. Usia Lanjut Tua (Old), adalah usia antara 75-90 tahun

d. Usia Sangat Tua (Very Old), adalah usia 90 tahun keatas

3. Tipe lansia

Pada umumnya lansia lebih dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri daripada tinggal

bersama anaknya. Menurut Nugroho W ( 2000) adalah:

a. Tipe Arif Bijaksana: Yaitu tipe kaya pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan

zaman, ramah, rendah hati, menjadi panutan.

b. Tipe Mandiri: Yaitu tipe bersifat selektif terhadap pekerjaan, mempunyai kegiatan.

3
c. Tipe Tidak Puas: Yaitu tipe konflik lahir batin, menentang proses penuaan yang

menyebabkan hilangnya kecantikan, daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, jabatan,

teman.

d. Tipe Pasrah: Yaitu lansia yang menerima dan menunggu nasib baik.

e. Tipe Bingung: Yaitu lansia yang kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder,

pasif, dan kaget.

4. Teori – teori penuaan

Teori penuaan terdiri dari 2 bagian yaitu:

a. Teori biologi

1) Teori genetic dan mutasi (Somatik Mutatie Theory)

Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies

tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang terprogramoleh

molekul-molekul atau DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.

2) Teori radikal bebas

Tidak setabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan organik yang

menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.

3) Teori autoimun

Penurunan sistem limfosit T dan B mengakibatkan gangguan pada keseimbangan

regulasi system imun (Corwin, 2001). Sel normal yang telah menua dianggap benda

asing, sehingga sistem bereaksi untuk membentuk antibody yang menghancurkan

sel tersebut. Selain itu atripu tymus juga turut sistem imunitas tubuh, akibatnya

tubuh tidak mampu melawan organisme pathogen yang masuk kedalam tubuh.Teori

meyakini menua terjadi berhubungan dengan peningkatan produk autoantibodi.

4) Teori stress

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi

jaringan tidak dapat mempertahankan kesetabilan lingkungan internal, dan stres

menyebabkan sel-sel tubuh lelah dipakai.

4
5) Teori telomer

Dalam pembelahan sel, DNA membelah denga satu arah. Setiap pembelaan akan

menyebabkan panjang ujung telomere berkurang panjangnya saat memutuskan

duplikat kromosom, makin sering sel membelah, makin cepat telomer itu memendek

dan akhirnya tidak mampu membelah lagi.

6) Teori apoptosis

Teori ini disebut juga teori bunuh diri (Comnit Suitalic) sel jika lingkungannya

berubah, secara fisiologis program bunuh diri ini diperlukan pada perkembangan

persarapan dan juga diperlukan untuk merusak sistem program prolifirasi sel tumor.

Pada teori ini lingkumgan yang berubah, termasuk didalamnya oleh karna stres dan

hormon tubuh yang berkurang konsentrasinya akan memacu apoptosis diberbagai

organ tubuh.

b. Teori psikologis

1) Aktifitas atau kegiatan (Activity theory)

Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif

dan ikut banyak kegiatan social.

2) Keperibadian lanjut (Continuity theory)

Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia

sangat dipengaruhi tipe personality yang dimilikinya.

3) Teori pembebasan (Disengagement theory)

Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur melepaskan diri dari

kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini

mengakibatkan interaksi lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas.

5. Faktor – faktor yang mempengaruhi penuaan

a. Hereditas atau keturunan/genetik

b. Nutrisi atau makanan

c. Status kesehatan

5
d. Pengalaman hidup

e. Lingkungan

f. Stres

6. Perubahan yang terjadi pada lansia

a. Perubahan-perubahan fisik

1) Sistim persyarafan

2) Sistim penglihatan

3) Sistim kardiovaskuler

4) Sistim kulit

5) Rambut

6) Telinga

7) Sistem meskuluskletal

b. Perubahan-perubahan mental

c. Perubahan-perubahan psikososial

d. Perubahan Spiritual

B. KONSEP DEPRESI

1. Defenisi

a. Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen

psikologik : rasa susah , murung, sedih, putus asa dan tidakbahagia, serta komponen

somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab ( rasa dingin ), tekanandarah dan denyut

nadi sedikit menurun.

b. Depresi adalah suatu perasaan sedih danpesimis yang berhubungan dengan suatu

penderitaan. Dapat berupa serangan yangditujukan pada diri sendiri atau perasaan

marah yang dalam. ( wahjudi nugroho,2000 )

6
2. Tanda dan gejala depresi

Frank J.Bruno dalam Bukunya Mengatasi Depresi (1997) mengemukan bahwa ada

beberapa tanda dan gejala depresi, yakni:

a. Secara umum tidak pernah merasa senang dalam hidup ini

b. Distorsi dalam perilaku makan.

c. Gangguan tidur.

d. Gangguan dalam aktivitas normal seseorang.

e. Kurang energi.

f. Keyakinan bahwa seseorang mempunyai hidup yang tidak berguna, tidak efektif.

g. Kapasitas menurun untuk bisa berpikir dengan jernih dan untuk memecahkan masalah

secara efektif.

h. Perilaku merusak diri tidak langsung.

i. Mempunyai pemikiran ingin bunuh diri.

3. Pengobatan

Anti depresan trisiklik yang bersifat sedatif : Amitriptilin, Dotipin, Trasodon,

Mianserin

Sedikit bersifat sedatif : Imipramin, Nortriptilin, Protriptilin, Maprotilin,

Lofepramin, Flukfosamin. (Van der Cammen,1991).

4. Pencegahan

a. Pencegahan primer : HE

b. pencegahan sekunder : skrining status mental (MMSE,BDI), memodifikasi lingkungan

fisik dan sosial

c. Pencegahan tersier : modalitas kelompok

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Data demografi

7
b. Riwayat masa lalu

c. Riwayat sekarang

- aktivitas atau istirahat

- integritas ego

- higiene

d. Pengkajian Aspek Psikososial

2. Diagnosa keperawatan

a. Ketidakberdayaan, Immobilitas fisik b.d gangguan konsep diri, depresi, ansietas berat.

b. Gangguan pola tidur b.d ansietas

c. Risiko bunuh diri b.d perasaan tidak berharga dan putus asa.

3. Intervensi

 Ketidakberdayaan, Immobilitas fisik b.d gangguan konsep diri, depresi, ansietas berat.

a. Tujuan :

 Berpartisipasi dalam memutuskan perawatan dirinya

 Melakukan kegiatan dalam menyelesaikan masalahnya

b. Intervensi :

1) Bicara secara langsung dengan klien; hargai individu dan ruang pribadinya jika

tepat

2) Beri kesempatan terstruktur bagi klien untuk membuat pilihan perawatan

3) Susun sasaran aktivitas progresif dengan klien

4) Bersama keluarga memilih kemampuan yang bisadilakukan pasien saat ini

5) Bantu pasien utk melakukan aktivitas yg telah ditetapkan

6) Berikan pujian (jika pasien dpt melakukannya)

7) Tanyakan perasaan pasien(jika mampu melakukannya)

8) Sepakati jadwal pelaksanaan kegiatan secara teratur

 Gangguan pola tidur b.d ansietas

a. Tujuan :

8
 Mengidentifikasi penyebab gangguan pola tidur

 Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur

b. Intervensi :

1) Identifikasi gangguan dan variasi tidur yang dialami daripola yang biasanya

2) Anjurkan latihan relaksasi, seperti mendengarkan musik lembut sebelum tidur

3) Anjurkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang tenang untuk

memfasilitasi agar pasien dapat tidur.

4) Diskusikan cara-cara utk memenuhi kebutuhan tidur: (kurangi tidur

siang,minum hangat sbl tidur, hindari minum kafein-coca cola, mandi air hangat

sbl tidur, dengar musik lembut sblm tidur)

5) Anjurkan pasien memilih cara yg sesuai dgn kebutuhannya

6) Berikan pujian jika pasien memilih cara yg tepat utk memenuhi kebutuhan

tidurnya

 Risiko bunuh diri b.d perasaan tidak berharga dan putus asa.

a. Tujuan :

 Pasien tidak membahayakan dirinya sendiri

 Memilih alternatif penyelesaian masalah yang konstruktif

b. Intervensi

1) Identifikasi derajat resiko / potensi untuk bunuh diri

2) Lakukan tindakan pencegahan bunuh diri

3) Mendiskusikan dengan keluarga koping positif yang pernah dimiliki klien

dalam menyelesaikan masalah

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

 Depresi adalah keadaan emosional yang ditandai:

• Gangguan tidur

• Lelah, lemas, tdk menikmati kehidupan sehari-hari

• Mudah tersinggung, sedih berkepanjangan

• Kebersihan diri terabaikan

• Konsentrasi dan daya ingat menurun

• Putus asa dan merasa tdk berguna

• Napsu makan turun

• Timbul ide bunuh diri

 Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat perlu melakukan pendekatan kepada klien

dan sebisa mungkin, selalu melibatkan keluarga dalam aktivitas klien.

B. SARAN

1. Sebagai calon perawat hendaknya kita mengerti dan memahami tentang depresi pada lansia.

2. Dengan memahami depresi pada lansia diharapkan kita dapat melaksanakan asuhan

keperawatan tentang penyakit tersebut dengan benar

3. Demi kepentingan bersama dan kesempurnaan makalah ini, kritik, saran dan masukan yang

bermanfaat dari teman – teman sangat kami butuhkan. Mohon di baca dengan teliti dan di

mengerti.

10
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A.2006. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jawa Timur :

Depkes

Darmojo, dkk. 2006. Geriatri Ilmu Usia Lanjut. Jakarta : FKUI

Nugroho, W. 2000. Keperawatan Gerontik & Geriatric. Edisi 3. Jakarta : EGC

Stuart and Sudder.1993. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Tim keperawatan jiwa.1999. Kumpulan Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : FKUI

11

Anda mungkin juga menyukai