Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL PENELITIAN

“Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tingkat Stres Pada Penderita Hipertensi ”

Dosen Pembimbing: Henri Setiawan, S.Kep., Ners., M.Si., Med

Disusun Oleh:

Andika Abdul Malik 1901277037


Alisa Fikri Aulia NHA 1901277036
Anggi Rosmawati 1901277038
Annisa Fithriani 1901277039
Beti Rostantia 1901277041
Deana Sulistiani 1901277042
Diar Wiarsih 1901277043

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

TAHUN 2021/2022
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu kasus kesakitan
tertinggi yang dapat menyebabkan kematian [1]. Hipertensi sering disebut juga
pembunuh tersembunyi atau sillent killer karena secara tidak langsung membunuh
penderitanya, bahkan memicu terjadinya penyakit lain yang mematikan [2].
Hipertensi bisa disebabkan oleh faktor genetik, dimana tekanan darah anak dengan
orang tua yang memiliki penyakit hipertensi lebih tinggi dibandingkan anak dengan
orang tua yang mempunyai tekanan darah normal [3]. Dampak yang akan timbul
apabila tidak segera diatasi dapat mengakibatkan kelainan pembuluh darah, jantung
(kardiovaskuler) dan gangguan ginjal, stroke dan berakhir kematian [2].
Dampak yang akan timbul apabila tidak segera diatasi dapat menyebabkan
kelainan pembuluh darah, sehingga jantung bekerja lebih keras dan proses perusakan
didinding pembuluh darah berlangsung lebih cepat [4]. Hipertensi meningkatkan
resiko penyakit jantung, resiko stroke, bahkan efek jangka panjangnya yaitu kematian
mendadak [5]. Seseorang dikatakan hipertensi jika tekanan darah systolic berada pada
≥ 140 mmHg sedangkan tekanan darah diastolic berada pada ≥ 90 mmHg [6].
Hipertensi tidak dapat disembuhkan namun hanya dapat di kendalikan. Oleh karena
itu pengendalian terhadap penyakit hipertensi harus selalu dilakukan dengan cara-cara
yang bisa mengontrol tekanan darah [1].
Berdasarkan data World Health Organization (WHO, 2015) terdapat 9.4 juta orang
dari 1 miliyar penduduk didunia yang meninggal akibat penyakit kardiovaskuler.
Prevalensi hipertensi di negara maju sebesar 35.0%, dan di negara berkembang
sebesar 40.0% dari populasi dewasa. Pada tahun 2016 prevalensi hipertensi di
Amerika Sebesar 18.0% dan data diseluruh dunia pada tahun 2015, sekitar 972 juta
orang atau 26.4% penduduk di dunia menderita hipertensi. Angka ini diprediksi akan
mengalami peningkatan menjadi 29.2% ditahun 2025 [4]. Sedangakan menurut Survei
Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) pada tahun 2016 prevalensi hipertensi
mencapai 32.4%. Kota Surabaya memiliki jumlah kasus terbanyak ketiga di Provinsi
Jawa Timur, dengan jumlah kasus hipertensi sebanyak 102.599 kasus (45.3%) pada
tahun 2017 [7]. WHO mengatakan bahwa stres akan menjadi ancaman primer bagi
kesehatan manusia pada tahun 2020. Stres menyampaikan kontribusi sebesar 50.0-
70.0% terhadap munculnya penyakit salah satunya yaitu hipertensi [8].
Stres bisa muncul melalui aktivitas sistem saraf simpatis yang menyebabkan
peningkatan tekanan darah secara intermiten. Individu yang mengalami stres, hormon
adrenalin akan dilepaskan, kemudian tekanan darah akan meningkat melalui
penyempitan arteri dan peningkatan denyut jantung [9]. Faktor lain yang
menyebabkan hipertensi adalah kualitas tidur, kondisi tersebut dapat dicirikan dengan
jumlah, kualitas, dan waktu tidur tidak baik [5]. Kualitas tidur yang tidak teratur
membuat sistem saraf menjadi hiperaktif dan dapat mempengaruhi sistem seluruh
tubuh termasuk jantung dan pembuluh darah. Tidur yang singkat dapat menyebabkan
gangguan metabolisme dan endokrin yang dapat menyebabkan gangguan
kardiovaskuler, sehingga timbulah hipertensi [10].
Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
hubungan kualitas tidur dengan tingkat stres pada penderita hipertensi dengan tujuan
untuk mencari apakah ada hubungan antara kualitas tidur dengan tingkat stres
penderita hipertensi.
BAB II
METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan analitik kuantitatif, dengan desain cross sectional. Studi ini
menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas (independen) berupa kualitas tidur dan
tingkat stres sedangkan variabel terikat (dependen) berupa penderita hipertensi.
Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah orang dewasa berusia 30-50
tahun di Puskesmas Ciamis sebanyak 100 orang. Sampel diperoleh 50 orang menggunakan
teknik Simple random sampling. Penelitian ini memiliki kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
agar mendapatkan populasi yang sesuai. Kriteria inklusi diantaranya bisa menulis dan
membaca, berusia 30-50 tahun dan bersesdia mengisi informed consent. Sedangkan kriteria
eksklusi dalam penelitian ini adalah penderita hipotensi, serta status ekonomi tinggi. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung
dari objek penelitian, dengan cara pengukuran tekanan darah dan membagikan kuesioner
kepada responden. Responden diminta untuk mengisi kuesioner melalui Google Form.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah spignomanometer untuk mengukur
tekanan darah, kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) berjumlah 9 soal tentang
kualitas tidur dengan rentang skor 0-3 yaitu 0 = sangat baik, 1 = cukup baik, 2 = buruk dan 3
= sangat buruk, hasil skor 1-7 dimana baik = ≤ 5 dan buruk = ≥ 5, untuk kuesioner Preceived
Stress Scale 10 (PSS-10) berjumlah 10 soal tentang tingkat stress, rentang skor 0-4 yaitu 0 =
tidak pernah, 1 = hampir tidak pernah, 2 = kadang kadang, 3 = sering dan 4 = sangat sering,
dimana skor 0-7= normal, 8-11 = stres ringan, 12-15 = stres sedang, 16-20 = stres berat dan ≥
21 stres cukup berat yang sebelumnya telah di uji validitas dan reliabilitas. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2021 di Puskesmas Ciamis. Data yang telah diperoleh
akan dianalisis menggunakan aplikasi analisis statistik yaitu SPSS versi 20 untuk window
dengan uji Chi Square. (rumus 50 orang)
DAFTAR PUSTAKA

[1] A. D. Y. Burhan, N. U. Mahmud, and Sumiaty, “Hubungan Gaya Hidup Terhadap


Risiko Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Layang Kota Makassar,”
Wind. Public Heal. J., vol. 1, no. 3, pp. 188–197, 2020.
[2] A. T. L. Sholikhah, Nabilla Putri Nur and Supratman, “Gambaran Tingkat Stres dan
Kecemasan Penderita Hipertensi Di Baki Kabupaten Sukoharjo,” in Prosiding
Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta 2021, 2021,
pp. 69-75 URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/hand.
[3] J. et al Fitriany, “Blood Pressure and Lipid Profiles in Adolescents with Hypertensive
Parents.,” in Pediatrica Indonesiana, LV No. 6, 2015, p. 335.
[4] S. H. J. Ina, J. B. Selly, and F. T. Feoh, “Analisis Hubungan Faktor Genetik Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda (19-49 Tahun) Di Puskesmas Bakunase
Kota Kupang Tahun 2020,” Chmk Heal. J., vol. 4, no. 3, pp. 217–221, 2020.
[5] M. M. Musfirah M, “Analisis Faktor Risiko dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Takalala Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng,” J Kesehat
Glob., vol. 2, no. 2, p. 94, 2019.
[6] H. Ariyanto, A. A. Malik, W. Widianti, and W. Oktavia, “Prevalence and Correlation
of Knowledge Levels with the Physical Activity of Hypertension Patients,” Genius J.,
vol. 1, no. 2, pp. 45–49, 2020.
[7] Riskesdas, “Riset Kesehatan Dasar Provinsi Nusa Tenggara Timur.” p.
http://www.depkes.go.id/resources/dow nload/info_t, 2018.
[8] Musradinur, “Stres dan Cara Mengatasinya Dalam Perspektif Psikologi,” J. Edukasi,
vol. 2, no. 2, pp. 183–200, 2016.
[9] K. M. Andria, “Hubungan Antara Perilaku Olahraga, Stres dan Pola Spiritual Lansia
dengan Gaya Hidup Lansia,” J. Keperawatan Univ. Riau, 2013.
[10] Z. F. Elisabet Marques, Vendi Eko K, “Hubungan Tingkat Stress Dengan Kualitas
Tidur Penderita Hipertensi Di Puskesmas Dukuh Klopo,” Prima Wiyata Heal., vol. 2,
no. 1, pp. 76–87, 2021.

Anda mungkin juga menyukai