Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH PEMENUHAN NUTRISI TERHADAP PENDERITA GASTRITIS

Annisa Fithriani ¹ Nadiya Salsabilla ² Winda Siti Nur kholipah ³


STIKes Muhammadiyah Ciamis

ABSTRAK

Latar belakang: Gastritis adalah suatu kondisi dimana terjadi peradangan pada mukosa
lambung sehingga mengakibatkan pembengkakakn pada mukosa lambung bahkan hingga
lepasnya epitel mukosa superfisial yang menyebabkan gangguan saluran pencernaan.
Tujuan: memberikan gambaran asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
pasien gastritis.
Metode:
Hasil:
Kesimpulan:

PENDAHULUAN

Gastritis (inflamasi mukosa lambung) Persentase dari angka kejadian gastritis di


sering akibat diet yang salah. Kadang, Indonesia didapatkan mencapai angka
gastritis dapat menyebabkan pendarahan 40,8%. Berdasarkan profil kesehatan
pada lambung, tapi hal ini jarang menjadi Indonesia tahun 2009, gastritis merupaka-
parah kecuali bila pada saat yang sama n salah satu penyakit di dalam sepuluh
juga terjadi luka kronis pada lambung. penyakit terbanyak pada pasien rawat
Pendarahan pada lambung dapat menyeb- inap di rumah sakit di Indonesia dengan
abkan muntah darah atau terdapat darah jumlah 30.154 kasus (4,9%). Angka
pada feces dan memerlukan perawatan kejadian gastritis pada beberapa daerah di
segera (Rafani,2009). Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi
274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa
Banyaknya faktor yang dapat menyebabk-
penduduk. Didapatkan data bahwa di kota
an gastritis yang membuat angka kejadian
Surabaya angka kejadian Gastritis sebesar
gastritis juga meningkat menurut World
31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di
Health Organization (WHO) angka
Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi
kematian di dunia akibat kejadian gastritis
sebesar 91,6% (Thahir & Nurlela, 2018).
di rawat inap yaitu 17-21% dari kasus yang
ada pada tahun 2012. Di Indonesia
Gastritis yang dibiarkan tidak terawat
menurut WHO (2012) adalah 40,8%.
akan terus menerus mengalami
Angka kejadian gastritis pada beberapa
kekambuhan dan memberikan efek
daerah di Indonesia cukup tinggi dengan
negatif pada kondisi kesehatan lansia
prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952
(Waluyo &Suminar 2017).
jiwa penduduk (Waluyo &Suminar 2017).
Pola makan adalah perilaku paling penting
yang dapat mempengaruhi keadaan gizi.
Keadaan gizi yang baik dapat sekresi asam lambung dan memicu
meningkatkan kesehatan individu dan timbulnya perdarahan pada lambung,
masyarakat (Kemenkes RI, 2014). maka dari itu dengan memenuhi
kebutuhan nutrisi penderita gastritis,
Pola makan yang tidak teratur, lambung produksi asam lambung akan terkontrol
menjadi sensitif bila asam lambung dan dapat mencegah timbulnya
meningkat. Produksi HCl (asam lambung) perdarahan saluran cerna (Black, 2014)
yang berlebihan dapat menyebabkan
terjadinya gesekan pada dinding lambung Faktor risiko gastritis adalah
dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri menggunakan obat aspirin atau anti-
yang disebut tukak lambung. Gesekan radang non steroid, infeksi kuman
akan lebih parah kalau lambung dalam helicobacter pylori, memiliki kebiasaan
keadaan kosong akibat makan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol,
teratur yang pada akhirnya akan memiliki kebiasaan merokok, sering
mengakibatkan perdarahan pada lambung mengalami stres, pola makan yang tidak
(Rafani, 2009). teratur serta terlalu banyak
mengkonsumsi makanan yang pedas dan
Orang yang memiliki pola makan tidak
asam (Zilmawati, 2007).
teratur, mudah terserang penyakit ini.
Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan
METODE PENELITIAN
kosong, atau ditundanya pengisian, asam
lambung akan mencerna lapisan mukosa Metode pada studi kasus ini
lambung, karena ketika kondisi lambung menggunakan metode deskriptif. Pada
kosong, akan terjadi gerakan peristaltik studi kasus diambil satu pasien menderita
lambung bertambah intensif yang akan gastritis. Dengan keluhan nyeri perus di
merangsang peningkatan produksi asam sebelah kiri, mual dan muntah. Keluarga
lambung sehingga dapat timbul rasa nyeri pasien mengatakan pasien hanya dapat
diulu hati (Ikawati, 2010). makan 3 sendok sekali makan karena
mual dan ada keinginan untuk muntah
Pola makan atau pola konsumsi pangan yang mengakibatkan intake tidak adekuat.
merupakan susunan jenis dan jumlah Dari kaus diatas tersebut menurut ....
makanan yang dikonsumsi seseorang atau Kasus tersebut dapat diatasi dengan
sekelompok orang pada waktu tertentu. manajemen pemenuhan nutrisi. Langkah
Pola makan merupakan variabel yang erat pertama yang harus dilakukan observasi
kaitannya dengan kejadian gastritis atau kaji makanan yang disukai pasien dan
(Rahma, dkk, 2012). tidak disukai pasien. Berilah makanan
yang disukai (makanan yang sehat dan
Masalah utama yang perlu ditangani pada tidak membahayakan pasien) dan sajikan
penderita gastritis adalah pemenuhan makanan pada pasien yang hangat tapi
kebutuhan nutrisi, karena pada penderita sedikit dengan frekuensi yang sering,
gastritis akan mengalami nyeri epigastriu- anjurkan keluarga untuk terus mengontrol
m, mual, muntah dan anoreksia yang pola makan klien seperti berapa sendok
berakibat pada tidak terpenuhinya nutrisi pasien bisa makan dalam sekali makan.
sehingga menyebabkan peningkatan
HASIL DAN PEMBAHASAN sklera putih kemerahan, pupil miosis
(mengecil) saat terkena cahaya.
Pengumpulan data pasien berasal dari
Pemeriksaan Telinga: bersih, simetris,
berbagai sumber : wawancara, observasi
tidak terdapat benjolan. Pemeriksaan
rumah keluarga dan fasilitasnya,
hidung: bersih, penciuman berfungsi
pengalaman yang dilaporkan anggota
dengan baik.
keluarga.
Pemeriksaan mulut: bibi pucat, lembab,
Sesuai dengan teori yang dijabarkan diatas
gusi merah muda, gigi bersih, tidak
penulis melakukan pengkajian pada
terdapat caries ,pemeriksaan lidah:
keluarga Ny.B dengan menggunakan
bersih, berfungsi dengan baik.
format pengkajian metode wawancara,
Pemeriksaan leher: besih,tidak ada
observasi dan pemeriksaan fisik untuk
benjolan. Pemeriksaan kulit: turgor kulit
menambah data yang diperlukan.
jelek, kulit lembab, tekstur kulit halus,
warna kulit pucat. Pemeriksaan dada:
Pengkajian dan Pemeriksaan Penunjang
keadaan dada simetris, tidak terdapat
benjolan, tidak ada nyeri tekan.
Berdasarkan hasil pengkajian pada pasien
Pemeriksaan abdoment : abdoment
dengan asuhan keperawatan manajemen
terlihat bersih, keadaan kulit abdomen
nutrisi pada pasien hipertensi di Garut. Ny
datar, bising usus tidak normal, perut
B perempuan berumur 35 tahun alamat
pasien kembung, terdapat nyeri pada
garut pada tanggal 17 Desember 2020
abdomen kiri. Pemeriksaan genetalia :
dengan keluhan mual,muntah,dan tidak
keadaan genetalia bersih dan tidak ada
nafsu makan ketika sedang makan.
penyakit kelamin. Pemeriksaan
ekstremitas : ekstremitas simetris, tidak
Pengkajian dilakukan pada tanggal 17
ada kelemahan otot.
Desember 2020 pasien mengeluh mual,
muntah dan tidak nafsu makan. terdapat
Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan
defisit nutrisi berdasarkan intake dan
output yang tidak adekuat.Hasil
Pengkajian pada tanggal 17 Desember
pengkajian tanda-tanda vital tekanan
2020 didapatkan data subjektif Klien
darah 110/70 suhu 36,5°C pernapasan
mengeluh nyeri perut bagian kiri sejak 2
20x/menit berat bahan 58kg dan tinggi
hari yang lalu Data objektife Klien tampak
badan 158 cm.
meringis dan gelisah Klien tampak
memegang daerah nyeri. Sehingga
Selanjutnya pemeriksan secara head to
diperoleh data, Nyeri akut b.d iritasi
toe yang dimulai dari pemeriksaan kepala
mukosa lambung d.d nyeri perut bagian
terlihat Kepala terlihat tidak ada luka,
kiri, tampak meringis dan gelisah,
tidak ada benjolan dan ukuran kepala
memegang daerah nyeri.
simetris. Keadaan kulit kepala bersih tidak
ada ketombe, kulit kepala sedikit
Data subjektif Klien mengatakan mual dan
berminyak, pemeriksaan Rambut: terlihat
muntah lebih dari 3 kali dalam sehari,
bersih, panjang dan tipis. Pemeriksaan
Klien mengatakan tidak nafsu makan Data
mata: Mata simetris, konjungtiva pucat,
Objektif Klien terlihat mual dan muntah
saat makan. Sehingga diperoleh data, setelah dilakukan asuhan keperawatan
Defisit nutrisi b.d intake dan output yang pasien memiliki asupan nutrisi yang
tidak adekuat d.d mual dan muntah, tidak adekuat.
nafsu makan
Evaluasi
Data subjektif Klien mengeluh tidak bisa
tidur Data objektif Klien terlihat menguap Hasil intervensi yang telah diberikan klien
beberapa kali sehingga diperoleh data, bisa menghabiskan makanannya, status
Gangguan pola tidur b.d nyeri perut nutrisi klien mulai membaik. Dari hasil
bagian kiri d.d tidak bisa tidur, tampak intervensi dapat dibuktikan bahwa
menguap beberapa kali management nutrisi yang dilakukan
secara aktif dan konsisten dapat
Intervensi Keperawatan meningkatkan asupan nutrisi klien yang
adekuat. Klien mulai memakan makanan
Tujuan Diagnosa keperawatan: setelah sesuai pedoman diet, Status nutrisi klien
dilakukan asuhan keperawatan selama mulai membaik dan Klien tampak
2x24 jam diharapkan keadekuatan asupan menghabiskan makanannya.
nutrisi klien meningkat dengan kriteria
hasil: Porsi makanan yang dihabiskan Tabel 1. Hasil Evaluasi Penelitian
meningkat dengan skala 5, Frekuensi No Tanggal Evaluasi
makan membaik dengan skala 5, Nafsu 1 19 S:
makan membaik dengan skala 5, Desember  Klien mengatak
Membran mukosa membaik dengan skala 2020 asupan makanan
sudah adekuat
5
 Klien mulai
memakan
Implementasi Keperawatan makanan sesuai
Implementasi merupakan pelaksanaan pedoman diet
dari asuhan keperawatan untuk
O:
membantu pasien mencapai tujuan yang
 Status nutrisi kl
sudah ditetapkan. Upaya mencapai tujuan mulai membaik
tersebut perawat harus memiliki  Klien tampak
kemampuan membina hubungan saling menghabiskan
percaya, kemampuan komunikasi makanannya
terapeutik, kemampuan advokasi,
A : Masalah
kemampuan psikomotor dan kemampuan sebagian teratasi
evaluasi. Implementasi pada intervensi
management nutrisi yaitu melakukan
mengidentifikasi status nutrisi,
mengidentifik-asi alergi dan intoleransi
makanan, memonitor asupan makanan,
memfasilitasi dalam menentukan
pedoman diet, memberikan makanan
tinggi serat, memberikan makanan tinggi
protein tanpa lemak. Dengan harapan

Anda mungkin juga menyukai