Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENYAKIT INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Terminologi Medis

Disusun oleh:
Kelas II B
Kelompok 6
1. Agung Pratama
2. Debytrie Ferdianti
3. Dinar Muziatun Rahmawati
4. Iik Novi Setia
5. Maharani Puspitasari
6. Minggi Utari

AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA


KESEHATAN (APIKES)
BANDUNG
2014
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa,yang
mana telah memberikan berkat-Nya kepada kami untuk menyelesaikan tugas Mata
Kuliah Terminologi Medis Laboratorium.
Kami berterima kasih kepada dosen kami Dr.Vita Rahmawati yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini. Dan juga teman-teman yang
telah ikut membantu dalam menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata, kami menyadari betapa masih banyak nya kekurangan dari
makalah kami ini, Kami mengharapkan kritik dan saran yang cukup membantu
dari teman-teman semua. Terima Kasih.

Bandung, Mei 2014

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................4
A. Definisi....................................................................................................4
B. Etiologi....................................................................................................5
C. Patofisiologi............................................................................................5
D. Tanda dan Gejala.....................................................................................5
E. Manifestasi Klinis...................................................................................6
F. Pemeriksaan Fisik...................................................................................6
G. Pemeriksaan Penunjang..........................................................................7
H. Penatalaksanaan......................................................................................8
I. Pengobatan..............................................................................................10
J. Komplikasi..............................................................................................11
K. Pencegahan..............................................................................................11
BAB III PENUTUP...........................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................13
B. Saran.........................................................................................................13
TERMINOLOGI MEDIS.................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................15

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk
menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi
ISK di masyarakat makin meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pada
usia 40 – 60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2 %. Sedangkan pada usia
sama atau diatas 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar
20%. Infeksi saluran kemih dapat mengenal baik laki-laki maupun wanita dari
semua umur baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia.
Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering dari pria
dengan angka populasi umum kurang  lebih 5-15%. Untuk menyatakan
adanya ISK harus ditemukan adanya bakteri dalam urin. Bakteriuria yang
disertai dengan gejala saluran kemih disebut bakteriuria simptomatis.
Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria asimptomatis. Dikatakan
bakteriuria positif pada pasien asimptomatis bila terdapat lebih dari 105
koloni bakteri dalam sampel urin midstream, sedangkan pada pasien
simptomatis bisa terdapat jumlah koloni lebih rendah.
Prevalensi ISK yang tinggi pada usia lanjut antara lain disebabkan karena sisa
urin dalam kandung kemih meningkat akibat pengosongan kandung kemih
kurang efektif, mobilitis menurun, pada usia lanjut nutrisi sering kurang baik,
sistem imunitas menurun. Baik seluler maupu humoral, adanya hambatan
pada aliran urin, hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat. Infeksi saluran
kemih (ISK) merupakan penyakit yang perlu mendapat perhatian serius.
Di Amerika dilaporkan bahwa setidaknya 6 juta pasien datang kedokter setiap
tahunnya dengan diagnosis ISK. Disuatu rumah sakit di Yogyakarta ISK
merupakan penyakit infeksi yang menempati urutan ke-2 dan masuk dalam
10 besar penyakit (data bulan Juli – Desember). Infeksi saluran kemih terjadi
adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Untuk menegakkan
diagnosis ISK harus ditemukan bakteri dalam urin melalui biakan atau kultur

3
(Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001) dengan jumlah signifikan (Prodjosudjadi,
2003).
Tingkat signifikansi jumlah bakteri dalam urin lebih besar dari 100/ml urin.
Agen penginfeksi yang paling sering adalah Eschericia coli, Proteus sp.,
Klebsiella sp., Serratia, Pseudomonas sp. Penyebab utama ISK (sekitar 85%)
adalah Eschericia coli.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan ISK?
2. Apa penyebab terjadinya ISK?
3. Bagaimana patofisiologinya?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari ISK?
5. Bagaimana pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk ISK?
6. Apa pemeriksaan penunjang yang dianjurkan untuk ISK?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari ISK?
8. Apa pengobatan dan tindakan yanng dapat dilakukan untuk ISK?
9. Apa saja komplikasi dari ISK?
10. Apa saja pencegahan yang dapat dilakukan untuk ISK?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ISK
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya ISK
3. Untuk mengetahui patofisiologinya
4. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis dari ISK
5. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk
ISK
6. Untuk mengetahui apa pemeriksaan penunjang yang dianjurkan untuk
ISK
7. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari ISK
8. Untuk mengetahui pengobatan dan tindakan yanng dapat dilakukan untuk
ISK

4
9. Untuk mengetahui komplikasi dari ISK
10. Untuk mengetahui pencegahan yang dapat dilakukan untuk ISK

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Infeksi Saluran Kemih atau urinarius Troctus infection adalah suatu keadaan
adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001).
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang di
sebabkan oleh bakteri terutama escherichia coli, resiko dan beratnya
meningkat dengan kondisi seperti refluksvesikouretral, obstruksi saluran
perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen baru, septikemia.
(Susan Martin Tucker, dkk,1998).
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk
mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy,
Ardaya, Suwanto, 2001).
1. Klasifiksi infeksi saluran kemih sebagai berikut :
a. Ginjal (pielonefritis)
Pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi bakteri
piala ginjal, tubulus dan jaringan intertisial dari satu atau kedua
ginjal. Inflamasi pelvis ginjal yang paling sering adalah kuman yg
berasal dari kandung kemih menjalar ke pelvis ginjal. Pielonefritis
ada yang akut dan kronis/menahun.
b. Kandung kemih (sistitis)
Sistitis (inflamasi pada vesika urinari) lebih sering terdapat pada
wanita dari pada pria karna dekatanya muara uretra dan vagina
dengan daerah anal. Organisme gram negative dapat sampai ke
saluran kemih selama bersetubuh, trauma uretra, atau karana kurang
higinies.
Biasanya organisme ini cepat di keluarakan sewaktu berkemih
(Miksi). Pada pria secret prostat memiliki sifat antibacterial. Akibat

6
paling bahaya dari sistitis adalah pielonefritis, dengan naiknya
kuman kuman dari kandung kemih ke pelvis ginjal. Manifestasi
klinis menunjukkan bakteriuria pada 60-70% kasus, dysuria, sering
berkemih, merasa ingin berkemih terus, sakit di atas suprapubis.
Setiap pasien yang di pasang kateter memiliki resiko tinggi terkena
sisititis.
c. Uretritis
Infeksi yang terjadi pada uretra. Sama halnya dengan sistitis, uretritis
ini disebabkan oleh Organisme gram negative yang di dapat selama
bersetubuh, trauma uretra, atau karna kurang higinies.

B. Etiologi
1. Bakteri (Eschericia coli)
2. Jamur dan virus
3. Prostat hipertropi (urine sisa)/BPH

C. Patofisiologi
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui :
1. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat infeksi terdekat
2. Hematogen
Infeksi Hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan
tubuh yang rendah, karena menderita suatu penyakit kronik, atau pada
pasien yang sementara mendapat pengobatan imunosupresif.
Ginjal yang normal biasanya mempunyai daya tahan terhadap infeksi
E.coli karena itu jarang ada infeksi hematogen E.coli.
3. Asending
4. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter, atau sistoskopi.

D. Tanda dan Gejala


1. Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah adalah :
a. Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih

7
b. Spasame pada area kandung kemih dan suprapubis
c. Hematuria, kehadiran sel-sel darah merah (eritrosit) dalam urin.
d. Nyeri punggung dapat terjadi
2. Tanda dan gejala ISK bagian atas adalah :
a. Demam
b. Menggigil
c. Nyeri panggul dan pinggang
d. Nyeri ketika berkemih
e. Malaise,  perasaan umum tidak sehat, tidak nyaman, atau lesu (tidak
enak badan)
f. Pusing
g. Mual dan muntah.

E. Manifestasi Klinis
Disuria,urgensi dan frekuensi urine yang sering, nyeri abdomen rendah atau
area suprapubik, ketidaknyamanan punggung bagian bawah, dan
kemungkinan hematuria. Sebagai tambahan tanda dan gejala sistitis,
pielonepritis dicirikan dengan kekeruhan urine dan tanda sistemik seperti
demam tinggi, menggigil,mual, dan muntah-muntah, malaise, kelelahan, nyeri
panggul berat, dan nyeri tekan pada sudut kostovertebral.

F. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Didapatkan klien tampak lemah
2. Tingkat Kesadaran
Normal GCS 4-5-6
3. Sistem Respirasi
Pernafasan normal yaitu 16-20x/menit
4. Sistem Kardiovaskuler
Terjadi penurunan tekanan darah ( Hipotensi )
5. Sistem Integumen

8
Kulit kering, turgor kulit menurun, rambut agak kusam.
6. Sistem Gastrointestinal
Bibir kering pecah-pecah, mukosa mulut kering, lidah kotor.
7. Sistem Muskuloskeletal.
Klien lemah, terasa lelah tapi tidak didapatkan adanya kelainan.
8. Sistem Abdomen
Pada palpasi didapatkan adanya nyeri tekan pada ginjal akibat adanya
peradangan akut maupun kronis dari ginjal atau saluran kemih yang
mengenai pelvis ginjal, pielonefritis, cystitis, uretra.

G. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
1. Urinalisis
d. Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih
e. Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.
2. Bakteriologis
a. Mikroskopis ; satu bakteri lapangan pandang minyak emersi.
102 – 103 organisme koliform/mL urin plus piuria.
b. Biakan bakteri
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik.
4. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin
dari urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter
dianggap sebagai criteria utama adanya infeksi.
5. Metode tes
a. Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit
(tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif:
maka psien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif
jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi
nitrit.
b. Tes Penyakit simplek
c. Tes- tes tambahan :

9
Urogram intravena (IVU), Pielografi (IVP), msistografi, dan
ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah
Menular Seksual (PMS) :
Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal,
klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes infeksi akibat
dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau
abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IV atau
evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat
dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang
resisten.

H. Penatalaksanaan
1. Medis
a. Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun
gram negatif. Amoxicillin 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis. Co-
trimoxazole atau trimethoprim 6-12 mg trimethoprim/kg/hari dalam
2 dosis. Cephalosporin seperti cefixime atau cephalexin. Co-
amoxiclav digunakan pada ISK dengan bakteri yang resisten
terhadap cotrimoxazole.
b. Obat-obatan seperti asam nalidiksat atau nitrofurantoin tidak
digunakan pada anak-anak  yang dikhawatirkan mengalami
keterlibatan ginjal pada ISK.
c. Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau
refluks, maka diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut.
d. Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk
membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk
wanita harus membilas dari depan ke belakang untuk menghindari
kontaminasi lubang urethra oleh bakteri feces.

10
2. Non Medis
a. Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk
membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk
wanita harus membilas dari depan ke belakang untuk menghindari
kontaminasi lubang urethra oleh bakteri.
b. Daun Sirsak
Daun Sirsak dipercaya mampu mengobati berbagai macam jenis
penyakit karena daun sirsak memiliki kandungan yang sangat bagus
untuk kesehatan tubuh, seperti acetogenins, annocatacin,
annocatalin, annohexocin, annonacin, annomuricin, anomurine,
anonol, caclourine, gentisic acid, gigantetronin, linoleic acid,
muricapentocin. kandungan tersebut yang membuat daun sirsak
mampu mengobati berbagai macam jenis penyakit.
c. Daun sirsak memiliki khasiat yang sangat luar biasa yakni mampu
menghambat pertumbuhan bakteri, menghambat perkembangan
virus, menghambat perkembangan parasit, menghambat
pertumbuhan tumor, merileksasi otot, anti kejang, meredakan nyeri,
menekan peradangan, menghambat mutasi gen, menurunkan kadar
gula darah, menurunkan demam, menurunkan tekanan darah tinggi,
menguatkan saraf, menyehatkan jantung, meningkatkan produksi asi
pada itu hamil, melebarkan pembuluh darah, membunuh cacing
parasait, mengurangi stres, menguatkan pencernaan dan
meningkatkan nafsu makan. Yang paling luar biasa adalah daun
sirsak memiliki zat antikanker (acetogenins) yang kekuatannya
10.000 kali lipat lebih kuat dibandingkan dengan kemoterapi.
d. Buah Manggis
Begitu banyak manfaat yang dapat kita rasakan dalam kulit manggis,
karena kulit manggis mengandung Xanthone sebagai antioksidan,
antiproliferativ, antiinflamasi dan antimikrobial. Sifat antioksidan
manggis melebihi vitamin E dan vitamin C. Xanthone yg terdapat di
manggis merupakan subtansi kimia alami yang tergolong senyawa

11
polyhenolic. Peneliti dari Universitas Taichung di Taiwan telah
mengisolasi xanthone dan deviratnya dari kulit buah manggis di
antaranya diketahui adalah 3-isomangoestein, alpha mangostin,
Gamma-mangostin, Garcinone A, Garcinone B, C, D dan garcinone
E, maclurin, mangostenol. Sebuah penelitian di Singapura
menunjukan bahwa sifat antioksidan pada buah manggis jauh lebih
efektif bila dibandingkan dengan antioksidan pada rambutan dan
durian.
Xanthone tidak ditemui pada buah-buahan lainnya kecuali pada buah
manggis, oleh sebab itu buah manggis diberikan julukan sebagi
”Queen of Fruit” atau Si Ratu Buah. Dari berbagai penelitian,
kandungan xanthone dan derivatnya efektif melawan kanker
payudara secara in-vitro, dan obat penyakit jantung.
Kasiat garcinone E (devirat xanthone) ini jauh lebih efektif untuk
menghambat kanker bila dibandingkan dengan obat kanker seperti
flaraucil, cisplatin, vincristin, metohotrexete, dan mitoxiantrone.

I. Pengobatan
1. Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram
negatif.
a. Amoxicillin 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis.
b. Co-trimoxazole atau trimethoprim 6-12 mg trimethoprim/kg/hari
dalam 2 dosis.
c. Cephalosporin seperti cefixime atau cephalexin.
d. Co-amoxiclav digunakan pada ISK dengan bakteri yang resisten
terhadap cotrimoxazole.
e. Obat-obatan seperti asam nalidiksat atau nitrofurantoin tidak
digunakan pada anak-anak  yang dikhawatirkan mengalami
keterlibatan ginjal pada ISK.

12
f. Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau
refluks, maka diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut.
g. Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk
membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk
wanita harus membilas dari depan ke belakang untuk menghindari
kontaminasi lubang urethra oleh bakteri faeces.

J. Komlikasi
1. Pembentukan Abses ginjal atau perirenal
2. Gagal ginjal

K. pencegahan
1. Minum air
Minum air putih sebanyak delapan gelas sehari adalah cara pertama
untuk mencegah infeksi saluran kemih. Sebab air membantu saluran
kemih mengusir bakteri yang menyebabkan infeksi.
2. Cranberry
Jus cranberry sudah sering disebut sebagai minuman yang ampuh
mengatasi infeksi saluran kemih. Selain minum jus cranberry satu gelas
setiap hari, konsumsi suplemen cranberry juga menjadi pilihan lain yang
lebih praktis.
3. Menahan pipis
Jangan pernah menahan pipis jika memang kandung kemih sudah
menampung banyak urine. Segera pergi ke kamar mandi demi mencegah
timbulnya bakteri yang memicu iritasi dan infeksi.
4. Kebersihan
Jangan malas ganti celana dalam dan kenakan bawahan yang tidak terlalu
ketat. Ketika selesai mencuci bagian intim setelah buang air, keringkan
sebelum memakai kembali celana dalam dan bawahan. Kebersihan
adalah tips utama untuk mencegah infeksi saluran kemih.

13
5. Celana dalam
Sementara untuk celana dalam, pilih yang berbahan katun dan nyaman
ketika dipakai. Sebab beberapa bahan celana dalam justru sifatnya
mengganggu gerak dan bisa memicu iritasi.
6. Mandi
Tips berikutnya untuk mencegah saluran kemih adalah rajin mandi dan
membersihkan bagian intim. Cara ini dilakukan demi mengurangi jumlah
bakteri jahat yang bersarang di sana.
7. Pembersih Miss V
Bagi para wanita, beberapa produk Miss V sebaiknya jangan terlalu
sering dipakai. Sebab penggunaannya justru bisa mengurangi jumlah
bakteri baik yang melindungi Miss V.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Infeksi Saluran Kemih atau urinarius Troctus infection adalah suatu keadaan
adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001).
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang di
sebabkan oleh bakteri terutama escherichia coli, resiko dan beratnya
meningkat dengan kondisi seperti refluksvesikouretral, obstruksi saluran
perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen baru, septikemia.
(Susan Martin Tucker, dkk,1998)
Dimana ISK terbagi menjadi 3 bagian :
1. Uretritis ( Infeksi pada uretra)
2. Pielonefritis ( Infeksi pada ginjal )
3. Sistitis ( Infeksi pada vesika urinary )

B. Saran
Kami sebagai mahasiswa mahasiswi keperawatan sangat sangat berharap
dengan adanya makalah ini dapat memberi manfaat dan memeberi
pengetahuan lebih tantang pentingnya menjaga kebersihan tubuh terlebih lagi
pada organ vital kita, terutama pada wanita, karna ISK ini sering sekali terjadi
pada wanita dari pada laki laki, tpi bukan berarti yang laki laki tenang tenang
saja, tetap jaga kebersihan itu sangat penting untuk kesehatan tubuh. Semoga
bermanfaat.

15
TERMINOLOGI MEDIS

 Sistitis adalah istilah medis untuk peradangan pada kandung kemih.


Peradangan sering disebabkan oleh infeksi bakteri. Sistitis adalah istilah medis
untuk peradangan pada kandung kemih. Peradangan sering disebabkan oleh
infeksi bakteri.
 Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies

utama bakteri gram negatif


 Klamidia trakomatis : adalah salah satu dari tiga spesies bakteri dalam genus
 Neisseria gonorrhoeae adalah kuman gram negatif bentuk diplokokus yang
merupakan penyebab infeksi saluran urogenitalis.
 Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) adalah penyebab umum untuk luka-luka
demam (cold sore) di sekeliling mulut.
 Sulfonamide: dapat menghambat baik bakteri gram positif dan gram negatif
 Hidronefrosis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada
salah satu atau kedua ginjal akibat terkumpulnya urin di dalam ginjal.
 Hiperplasia prostat merupakan hiperplasi kelenjar periurethal ( sel – sel
glanduler dan interstitial ) dari prostat.
 Mikroskopis adalah sebutan untuk makhluk hidup yang tidak bisa di lihat
secara langsung dan perlu bantuan alat untuk dapat kita lihat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Tambayong jan.2000.Patofisiologi untuk keperawatan.Jakarta. EGC

Price, Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses


penyakit: pathophysiologi clinical concept of disease processes. Alih Bahasa:
Peter Anugrah. Edisi: 4. Jakarta: EGC.

Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &


Suddart. Alih Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC.

Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi
Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI

http://lianerako.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-infeksi-saluran.html

http://puspaeureka.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-isk.html

http://nurse-dessyariani.blogspot.com/2012/10/laporan-pendahuluan-askep-
infeksi.html  Di akses harisenin tanggal 23 september 2013

http://www.merdeka.com/sehat/7-tips-mencegah-infeksi-saluran-kemih.html

http://nurse-dessyariani.blogspot.com/2012/10/laporan-pendahuluan-askep-
infeksi.html

http://networkedblogs.com/e4KiA

http://dianalmira.blogspot.com/2013/12/askep-infeksi-saluran-kemih.html

http://dhanwaode.wordpress.com/2011/01/04/askep-isk-infeksi-saluran-kemih/

17

Anda mungkin juga menyukai