DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
KELAS IV B KEPERAWATAN
Adrianus Biasa
Mastang
Ekawati
Nur Afifa
Siti Rahma Rositalia
Hamdana
Yusril Ihza Mahendra
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan asuhan
keperawatan Gangguan perkemihan (ISK) pada lansia, ini tepat pada waktu yang
telah ditentukan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas yang diberikan
dosen mata kuliah Keperawatan Gerontik.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan
masukan dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk
dapat menyelesaikan makalah ini baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, baik
dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan. oleh karen itu, kritik dan saran
yang membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan
semuanya, sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................8
PENDAHULUAN..................................................................................................................8
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................8
A. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................9
B. Tujuan..................................................................................................................10
BAB II................................................................................................................................10
LANDASAN TEORI.............................................................................................................10
A. Pengertian............................................................................................................10
B. Etiologi.................................................................................................................10
C. Patofisiologi..........................................................................................................11
D. Klasifikasi..............................................................................................................12
BAB III...............................................................................................................................16
ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................................................16
A. Pengkajian............................................................................................................16
C. Intervensi Keperawatan.......................................................................................17
BAB IV..............................................................................................................................21
PENUTUP..........................................................................................................................21
A. Kesimpulan...........................................................................................................21
B. Saran....................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian ISK?
2. Apa etiologi ISK?
3. Bagaimana patologi ISK?
4. Apa manifestasi klinis ISK?
5. Bagaimana Klasifikasi ISK?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang ISK?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ISK
2. Untuk mengetahui etiologi ISK
3. Untuk mengetahui patologi ISK
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis ISK
5. Untuk mengetahui klasifikasi ISK
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang ISK
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection
(UTI) adalah suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran
kemih.(Agus Tessy, 2001)Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu
keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. (Enggram, Barbara,
1998).
B. Etiologi
Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:
2. Mobilitas menurun.
4. Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya:
b. Mobilitas menurun
D. Klasifikasi
Jenis Infeksi Saluran Kemih, antara lain:
2. uretra (uretritis)
3. prostat (prostatitis)
4. ginjal (pielonefritis)
3. Hematuria
6. Demam
7. Menggigil
10. Malaise
11. Pusing
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisis
Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting
adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5
leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih.
2. Hematuria : hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB
sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan
patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.
3. Bakteriologis
4. Mikroskopis
5. Metode tes
Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan
nitrit (tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit
positif: maka psien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat,
Griess positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin
normal menjadi nitrit.
6. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS): Uretritia akut akibat
organisme menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis,
neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).
G. Penatalaksanaan
Penanganan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang ideal adalah agens
antibacterial yang secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus
urinarius dengan efek minimal terhaap flora fekal dan vagina.
Terapi Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut dapat dibedakan
atas:
1. Terapi antibiotika dosis tunggal
2. Terapi antibiotika konvensional: 5-14 hari
3. Terapi antibiotika jangka lama: 4-6 minggu
4. Terapi dosis rendah untuk supresi
5. Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko
kekambuhan infeksi. Jika kekambuhan disebabkan oleh bakteri
persisten di awal infeksi, factor kausatif (mis: batu, abses), jika muncul
salah satu, harus segera ditangani. Setelah penanganan dan sterilisasi
urin, terapi preventif dosis rendah.
6. Penggunaan medikasi yang umum mencakup: sulfisoxazole (gastrisin),
trimethoprim/sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim, septra), kadang
ampicillin atau amoksisilin digunakan, tetapi E. Coli telah resisten
terhadap bakteri ini. Pyridium, suatu analgesic urinarius jug adapt
digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat infeksi.
7. Pemakaian obat pada usia lanjut perlu dipikirkan kemungkina adanya:
a. Gangguan absorbsi dalam alat pencernaan
b. Interansi obat
c. Efek samping obat
d. Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya
melalui ginjal
8. Resiko pemberian obat pada usia lanjut dalam kaitannya dengan faal
ginjal:
a. Efek nefrotosik obat
b. Efek toksisitas obat
9. Pemakaian obat pada usia lanjut hendaknya setiasp saat dievalusi
keefektifannya dan hendaknya selalu menjawab pertanyaan sebagai
berikut:
a. Apakah obat-obat yang diberikan benar-benar
berguna/diperlukan/Apakah obat yang diberikan menyebabkan
keadaan lebih baik atau malh membahnayakan/Apakah obat yang
diberikan masih tetap diberikan?Dapatkah sebagian obat
dikuranngi dosisnya atau dihentikan?
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pemerikasaan fisik: dilakukan secara head to toe dan system tubuh.
2. Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko:
a. Adakah riwayat infeksi sebelumnya?
b. Adakah obstruksi pada saluran kemih?
3. Adanya factor yang menjadi predisposisi pasien terhadap infeksi
nosokomial.
a. Bagaimana dengan pemasangan kateter foley?
b. Imobilisasi dalam waktu yang lama.
c. Apakah terjadi inkontinensia urine?
4. Pengkajian dari manifestasi klinik infeksi saluran kemih
a. Bagaimana pola berkemih pasien? untuk mendeteksi factor
predisposisi terjadinya ISK pasien (dorongan, frekuensi, dan
jumlah)
b. Adakah disuria?
c. Adakah urgensi?
d. Adakah hesitancy?
e. Adakah bau urine yang menyengat?
f. Bagaimana haluaran volume orine, warna (keabu-abuan) dan
konsentrasi urine?
g. Adakah nyeri-biasanya suprapubik pada infeksi saluran kemih
bagian bawah
h. Adakah nyesi pangggul atau pinggang-biasanya pada infeksi
saluran kemih bagian atas
i. Peningkatan suhu tubuh biasanya pada infeksi saluran kemih
bagian atas.
5. Pengkajian psikologi pasien:
a. Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan
pengobatan yang telah dilakukan?
b. Adakakan perasaan malu atau takut kekambuhan terhadap
penyakitnya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi saluran kemih atau ISK adalah suatu istilah umum yang
dipakai untuk mengatakan adanya infasi mikroorganisme pada saluran
kemih Infeksi saluran kencing merupakan masalah kesehatan yang cukup
serius bagi jutaan orang di setiap tahun. Infeksi Saluran Kemih merupakan
penyakit infeksi nomor 2 yang paling banyak menyerang manusia di muka
bumi.Umumnya penyakit ini menyerang kaum wanita tapi sering juga
ditemukan laki-laki yang menderita Infeksi Saluran Kemih.
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika suatu organisme
penginfeksi, biasanya suatu bakteri gram negatif seperti E.coli, masuk ke
saluran kencing.Radang area lokal terjadi, diikuti dengan infeksi ketika
organisme bereproduksi.Bakteri radang muncul di kulit area genital dan
memasuki saluran perkemihan melalui pembukaan uretra.Ada dua jalur
utama terjadi isk, yaitu ansending dan hematogen.Dalam penyakit ISK ini
terdapat beberapa klasifikasi yaitu Infeksi Saluran Kemih Bawah dan
Infeksi Saluran Kemih Atas.Pemeriksaan diagnostik penyakit ISK ada
beberapa macam pemeriksaan seperti, tes kultur dan sensitivitas,
cystoscopy, studi sinar x ginjal, ureter, kandung kemih (KUB), prostate
spesific antigen (PSA) test, pengumpulan urin 24 jam, urinalysis, urine
flow studies, voiding cystogram.
B. Saran
Untuk perawat atau teman sejawat agar dapat memprioritaskan
masalah sesuai kebutuhan dasar manusia dan masalah utama klien
tersebut, dan rencana tindakan dapat dilakukan dengan baik. Untuk
perawat agar dapat mendokumentasikan semua data pada klien baik
subjektif maupun obyektif dengan benar sehingga dapat membuat evaluasi
dengan baik. Untuk menunjang pendokumentasian pihak rumah sakit
harus menyediakan lembaran renpra untuk perawat ruangan.
Dan saran untuk penderita penyakit ISK agar lebih menjaga
kebersihan alat genital supaya tidak terjadi atau menderita penyakit yang
sama, dan juga seperti memperhatikan kelembaban daerah kelamin ketika
cebok atau membersihkan alat kelamin harus benar-benar bersih dan
dikeringkan dengan handuk.
DAFTAR PUSTAKA
Parsudi, Imam A. (1999). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi
Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.