Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

INFEKSI SALURAN KEMIH (PIELONEPHRITIS)

TINGKAT III B

Kelompok 7 :

1. Della Rulindah (17015)

2. Dewi Guratuaini Suciati (17019)

3. Dina Monica (17022)

4. Jesica Efris Agustine (17044)

5. Nur Qudsyah Octaviana (17071)

6. Sri Devi (17094)

AKADEMI KEPERAWATAN HERMINA MANGGALA HUSADA

Jakarta

September, 2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya, makalah yang berjudul Infeksi Saluran Kemih ini dapat terselesaikan dengan
tepat pada waktunya.

Tujuan dibuatnya makalah tersebut kami harap dapat menambah pengetahuan kami
lebih mendalam tentang terapi bermain pada anak dan untuk para pembaca agar
menambah pengetahuan. Kami ucapkan banyak-banyak terimakasih kepada :

1. Kepada Ns. Suryani Hartati, M.Kep, Sp.Kep.Mat selaku direktur akademi


keperawatan hermina manggala husada
2. Kepada Ns. Rosa Melati, M.Kep, Sp.Kep.An dan Ns. Metha Kemala Rahayu,
M.Kep, Sp.Kep.An selaku koordinator dan dosen pengampu mata ajar
keperawatan anak II
3. Kepada Alviani Arifah dan Dicha Kusniar selaku sipen mata ajar keperawatan
anak
4. Kepada teman teman akademi keperawatan hermina manggala husada yang
telah memberikan dorongan moral

Kami menyadari bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami harapkan adanya kritik dan saran.

Jakarta, 25 September 2019

Kelompok 7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB IPENDAHULUAN.................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3 Tujuan....................................................................................................................................5
1.4 Manfaat..................................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................................................6
2.1 Definisi.............................................................................................................................6
2.2 Gambaran Klinis..............................................................................................................8
2.3 Etiologi.............................................................................................................................8
2.4 Patofisiologi......................................................................................................................9
2.5 Tanda dan gejala.............................................................................................................10
2.6 Diagnosa..........................................................................................................................11
2.7 Penatalaksanaan..............................................................................................................12
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu penyakit infeksi yang terjadi di Indonesia adalah infeksi saluran kemih.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan
adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Infeksi saluran kemih dapat
mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari semua umur baik pada anak, remaja,
dewasa maupun umur lanjut (Tessy dkk, 2004)

Bakteri patogen penyebab infeksi saluran kemih seringkali dapat diperkirakan, dan E.
coli merupakan bakteri patogen utama baik pada pasien rawat jalan maupun rawat inap
(Sahm, et al.,2001). Staphylococcus saprophyticus, Klebsiella spp., Proteus spp.,
Enterococcus spp. dan Enterobacter spp., merupakan patogen lain yang menjadi
penyebab infeksi saluran kemih, namun jarang ditemukan (Sahm, et al., 2001)

Prevalensi penyakit infeksi saluran kemih cukup beragam pada tingkatan usia dan jenis
kelamin, biasanya ditandai dengan adanya bakteri dalam jumlah tertentu di urin
(bakteriuria) yang tidak lazim ditemukan dalam kondisi normal. Pada bayi baru lahir
sampai usia enam bulan misalnya, prevalensi infeksi saluran kemih pada rentang usia
ini hanya sekitar 1% dan umumnya diderita oleh bayi laki-laki. Kejadian infeksi pada
bayi dihubungkan dengan abnormalitas struktur dan fungsional saluran kemihnya,
kelainan anatomi dan fungsional saluran kemih diyakini sebagai salah satu faktor resiko
terkena infeksi saluran kemih. Pada usia 1 sampai 5 tahun prevalensinya meningkat
antara pria dan wanita masing-masing sekitar 4,5% dan 0,5% dan sekitar 8% wanita
pernah mendapat infeksi saluran kemih pada masa kanak-kanaknya. Pada masa remaja,
prevalensi infeksi saluran kemih meningkat secara dramatis dari 1% sebelum puber
hingga menjadi 4% pada masa setelah puber. Kenaikan ini pada umumnya dihubungkan
dengan perilaku seksual, dimana pada usia pertumbuhan sebagian remaja sudah mulai
melakukan aktivitas seksual (Coyle dan Prince, 2005)

ISK merupakan jenis infeksi nosokomial yang sering terjadi dirumah sakit, sejumlah
40% infeksi nosokomial adalah ISK dan 80% ISK terjadi setelah terpasang kateterisasi
(Darmadi, 2008). Schaffer (2007) menjelaskan sekitar 66% - 86% infeksi nosokomial
jenis ISK terjadi setelah instrumentasi traktus urinarius, adanya kateter indwelling
dalam traktus urinarius dapat menimbulkan infeksi. Pemakaian kateter dapat
menyebabkan infeksi saluran kemih (Weber R, 2004)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud infeksi saluran kemih?
2. Bagaimana epidemiologi, etiologi, patofisilogi dari penyakit infeksi saluran kemih?
3. Bagaimana tanda dan gejala ?
4. Bagaimana diagnose dan penatalaksaannya?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud infeksi saluran kemih.
2. Untuk mengetahui etiologi, patofisilogi, tanda dan gejala serta diagnose.
3. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaanya secara umum dan dalam kasus.

1.4 Manfaat
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sebagai penambahan
informasi secara keseluruhan tentang Infeksi Saluran Kemih.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Pielonefritis adalah penyakit yang sebenarnya merupakan bagian dari Infeksi Saluran
Kemi, namun lebih dikenal dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK), ISK merupakan
infeksi bakteri pada piala ginjal, tunulus, dan jaringan interstinal dari salah satu atau
kedua gunjal (Brunner & Suddarth, 2002)

Infeksi Saluran Kemih adalah keadaan ditemukannya mikrorganisme di dalam urin


dalam jumlah tertentu. Dalam keadaan normal, urin juga mengandung mikroorganisme,
umumnya sekitar 102 bakteri/ml urin. Pasien didiagnosis infeksi saluran kemih bila
urinnya mengandung lebih dari 105 bakteri/ml (Coyle dan Prince., 2005)

2.1.1 Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih

Dari segi anatomi infeksi saluran kemih dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam
yaitu

(Coyle dan Prince, 2005)

1. Infeksi saluran kemih bagian atas

Infeksi saluran kemih bagian atas terdiri dari pielonefritis yaitu infeksi yang
melibatkan ginjal. Pada infeksi saluran kemih bagian atas ini diklasifikasikan
lagi berdasarkan waktu terserangnya, yaitu :

a. Pyelonefritis akut
Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulang karena
terapi tidak sempurna atau infeksi baru. 20% dari infeksi yang berulang terjadi
setelah dua minggu setelah terapi selesai.Infeksi bakteri dari saluran kemih
bagian bawah ke arah ginjal, hal ini akan mempengaruhi fungsi ginjal.
Ginjal biasanya membesar disertai infiltrasi interstisial sel-sel inflamasi. Abses
dapat dijumpai pada kapsul ginjal dan pada taut kortikomedularis. Pada
akhirnya, atrofi dan kerusakan tubulus serta glomerulus terjadi.Kronis.
Pielonefritis kronis juga berasal dari adanya bakteri, tetapi dapat juga karena
faktor lain seperti obstruksi saluran kemih dan refluk urin.
b. Pyelonefritis kronis
Pyelonefritis kronis dapat merusak jaringan ginjal secara permanen akibat
inflamasi yang berulangkali dan timbulnya parut dan dapat menyebabkan
terjadinya renal failure (gagal ginjal) yang kronis. Ginjal pun membentuk
jaringan parut progresif, berkontraksi dan tidak berfungsi.
Proses perkembangan kegagalan ginjal kronis dari infeksi ginjal yang
berulang-ulang berlangsung beberapa tahun atau setelah infeksi yang
gawat.Pembagian PielonefritisPielonefritis akutSering ditemukan pada wanita
hamil, biasanya diawali dengan hidro ureter dan hidronefrosis akibat obstruksi
ureter karena uterus yang membesar

2. Infeksi saluran kemih bagian bawah


Infeksi saluran kemih bagian bawah terdiri dari sistitis (kandung kemih),
uretritis (uretra), serta prostatitis (kelenjar prostat). Presentasi klinis ISK bawah
tergantung dari gender. Pada perempuan, terdapat dua jenis ISK bawah pada
perempuan yaitu sistitis dan sindrom uretra akut. Sistitis adalah presentasi
klinis infeksi kandung kemih disertai bakteriuria bermakna. Sindrom Uretra
Akut (SUA) adalah presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan mikroorganisme
(steril), sering dinamakan sistitis bakterialis. Penelitian terkini SUA disebabkan
mikroorganisme anaerob. Pada pria, presentasi klinis ISK bawah mungkin
sistitis, prostatitis, epidimidis, dan uretritis

Dari segi iklinik infeksi saluran kemih dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam
yaitu :

1. Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi (simple/ uncomplicated urinary tract


infection), yaitu bila infeksi saluran kemih tanpa faktor penyulit dan tidak
didapatkan gangguan struktur maupun fungsi saluran kemih.
2. Infeksi saluran kemih terkomplikasi (complicated urinary tract infection),
yaitu bila terdapat hal – hal tertentu sebagai infeksi saluran kemih dan
kelainan struktur maupun fungsional yang merubah aliran urin seperti
obstruksi aliran urin ; batu saluran kemih, kista ginjal, tumor ginjal, abses
ginjal, residu urin dalam kandungan kemih
(Suwitra dan Mangatas, 2004).

2.2 Gambaran Klinis


Menurut Wong (2008), adapun gambaran klinis dari penyakit infeksi
saluran kemih (ISK) yaitu :
1. Periode neonates (Lahir hingga usia 1 bulan)
kemampuan menyusu buru, muntah-muntah (vomitus) , berat badan tidak bertambah,
Respirasi cepat (asidosis), gawat nafas (distres pernafasan), pneumomediastinum atau
pneumotoraks spontan, sering berkemih, pancaran urine buruk, ikterus,
kejang,dehidrasi, anomali atau stigmata lainnya, pembesaran ginjal atau kandung
kemih.
2. Periode bayi (1 bulan hingga 24 bulan)
Kemampuan menyusu buruk, muntah-muntah (vomitus), berat badan tidak bertambah,
rasa haus berlebihan, sering berkemih, mengejan atau menjerit saat berkemih, urine
berbau busuk, pucat, demam, ruam popok persisten, serangan kejang (dengan atau tanpa
demam) , dehidrasi, pembesaran ginjal atau kandung kemih.
3. Periode Kanak-kanak (2 hingg 14 tahun)
Selera makan buruk, muntah-muntah (vomitus), gagal tumbuh, rasa haus berlebihan,
Enuresis, inkontinensia, sering berkemih, nyeri saat berkemih, pembengkakan wajah,
kejang, pucat, keletihan, adanya darah dalam urine, nyeri abdomen atau punggung,
edema, hipertensi, tetanus.

2.3 Etiologi  TULISKAN REFERENSINYA


a. Escherichia coli menyebabkan 75% ISK tanpa komplikasi dan bakteri ini juga sering
ditemukan pada ISK dengan komplikasi.
b. Proteus yaitu suatu batang Gram negatif yang menyebabkan urin basa dan
memudahkan pembentukan batu struvit.
c. Klebsiella sering menyebabkan ISK tanpa komplikasi yang didapatkan dari
komunitas.
d. Enterococcus penyebab terbanyak ISK akibat bakteri Gram positif, sering
disebabkan oleh terapi dengan antibiotika sebelumnya, pemasangan instrumen urologis,
atau uropati obstruktif.
e. Pseudomonas sering disebabkan oleh uropati obstruktif.
f. Staphylococcus (pada pasien yang menderita diabetes) mungkin mengindikasikan
adanya abses intrarenal atau “tumpahan” dari bakteremia alih-alih ISK yang sebenarnya
(Saputra., 2010)
2.4 Patofisiologi  TULISKAN REFERENSINYA
Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urine bebas dari mikroorganisme atau
steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme masuk ke dalam saluran
kemih dan berkembangbiak di dalam media urine. Mikroorganisme memasuki saluran
kemih melalui cara : 1) ascending 2) hematogen seperti,pada penularan M. Tuberculosis
atau S. aureus 3) limfogen dan 4) langsung dari organ sekitarnya yang sebeelumnya
telah terinfeksi. Sebagian besar mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui cara
ascending. Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari floral
normal usus dan hidup secara komensal di dalam inroitus vagina, prepisum kemih
melalui uretra-prostat-vasdeferens-testis (pada pria)- buli buli- dan sampai ke ginjal.
Terjadi infeksi saluran kemih karena adanya gangguan keseimbangan antara
mikroorganisme penyebab infeksi (uroptogen) sebagai agent dan eputel saluran kemih
sebagai host. Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh karena perthankan tubuh
dari bost yang menurun atau karena virulensi agent meningkat (Purnomo, 2011)
2.5 Tanda dan Gejala
Gejala klinis infeksi saluran kemih tidak khas dan bahkan pada sebagian pasien tanpa
gejala. Gejala klinis infeksi saluran kemih sesuai dengan bagian saluran kemih yang
terinfeksi sebagai berikut: (Tessy dkk, 2004).
1. Pasien infeksi saluran kemih bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa rasa
sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikitsedikit serta
rasa tidak enak di daerah suprapubik.
2. Pasien infeksi saluran kemih bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala,
malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri di pinggang.
Selain itu, secara umum gejala dan tanda sebagai berikut :  TULISKAN
REFERENSINYA
a. Gejala biasanya timbul secara tiba-tiba berupa demam, menggigil, nyeri di
punggung bagian bawah, mual dan muntah.
b. Beberapa penderita menunjukkan gejala infeksi saluran kemih bagian
bawah, yaitu sering berkemih dan nyeri ketika berkemih.
c. Bisa terjadi pembesaran salah satu atau kedua ginjal. Kadang otot perut
berkontraksi kuat.
d. Bisa terjadi kolik renalis, dimana penderita merasakan nyeri hebat yang
disebabkan oleh kejang ureter. Kejang bisa terjadi karena adanya iritasi
akibat infeksi atau karena lewatnya batu ginjal.
e. Pada anak-anak, gejala infeksi ginjal seringkali sangat ringan dan lebih sulit
untuk dikenali.
f. Pada infeksi menahun (pielonefritis kronis), nyerinya bersifat samar dan
demam hilang-timbul atau tidak ditemukan demam sama sekali.
2.6 Komplikasi
Menurut Purnomo (2011), adapun komplikasi yang ditimbulkan yaitu :
Gagal ginjal akut, urosepsis, nekrosis papilla ginjal, terbentuknya batu saluran kemih,
supurasi atau pembentukan abses, dan granuloma.
2.7 Penatalaksanaan Medis

Menurut Ikatan Dokter Indonesia IDI (2011), beberapa penatalaksaan medis mengenai
infeksi saluran kemih (ISK) antara lain :

1. Medikamentosa
Penyebab tersering ISK ialah Escherichia coli. Sebelum ada hasil biakan urin dan uji
kepekaan, antibiotik diberikan secara empiric selama 7-10 hari untuk eradikasi infeksi
akut. Jenis antibiotik dan dosis dapat dilihat pada lampiran. Anak yang mengalami
dehidrasi, muntah, atau tidak dapat minum oral, berusia satu bulan atau kurang, atau
dicurigai mengalami urosepsis sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk rehidrasi dan
terapi antibiotik intravena.
3. Bedah
Koreksi bedah sesuai dengan kelainan saluran kemih yang ditemukan.
4. Suportif
Selain pemberian antibiotik, penderita ISK perlu mendapat asupan cairan yang cukup,
perawatan hygiene daerah perineum dan periuretra, serta pencegahan konstipasi.
5. Pemantauan
Terapi Pengobatan fase akut di mulai, gejala ISK umumnya menghilang. Bila belum
menghilang, dipikirkan untuk mengganti antibiotik yang lain. Pemeriksaan kultur dan
uji resistensi urin ulang dilakukan 3 hari setelah pengobatan fase akut dihentikan, dan
bila memungkinkan setelah 1 bulan dan setiap 3 bulan. Jika ada ISK berikan antibiotic
sesuai hasil uji kepekaan.
6. Tumbuh kembang
ISK simpleks umumnya tidak mengganggu proses tumbuh kembang, sedangkan ISK
kompleks bila disertai dengan gagal ginjal kronik akan mempengaruhi proses tumbuh
kembang.
2.8 Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Wong (2008), jenis-jenis pemeriksaan diagnostic pada infeksi saluran kemih
(ISK) yaitu :

1. Biopsi gijal : Pengambilan jaringan ginjal dengan teknik terbuka atau perkutan untuk
pemeriksaan dengan menggunakan pemeriksaan mikroskop cahaya, electron, atau
imunofluresen.

2. Pemeriksaan USG ginjal atau kandung kemih : Transmisi gelombang ultrasonic


melalui parenkim ginjal, di sepanjang saluran ureter dan di daerah kandung kemih.

3. Pemeriksaan USG (skrotum) : Transmisi gelombang ultrasonic melewati isi skrotum


dan testis.

4. Computed tomography (CT) : Pemeriksaan dengan sinar-X pancaran sempit dan


analisis computer akan menghasilkan rekonstruksi area yang tepat.

5. Pemerikaan kultur dan sensitivitas urine : Pengumpulan specimen steril

6. Pemeriksaan urinalisasi dapat di temukan protenuria, leukosituria, (Leukosit


>5/LPB), Hematuria (eritrosit >5/LPB).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Suku Bangsa :
5. Pekerjaan :
6. Pendidikan :
7. Alamat :
8. Tanggal MRS :
9. Diagnosa Medis :
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama : disuria, poliuria, nyeri
2. Riwayat Penyakit Sekarang : awalnya anak-anak biasanya demam, adanya rasa
sakit pada saat buang air kecil. Namun pada anak yang berusia lebih muda, hal tersebut
tidak begitu erlihat. Jika infeksi memburuk, anak dapat mengeluarkan unrine yang
keruh maupun berdarah, bau urine yang menyengat, frekuensi buang air kecil yang
meningkat dan sakit pada area pinggang belakang.
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
a) Prenatal care : berisi pemeriksaan kehamilan, keluhan selama hamil, riwayat
kenaikan BB saat hamil, imunisasi TT, golongan darah ibu dan ayah.
b) Natal : tanyakan pada keluarga pasien; tempat melahirkan, lama dan jenis
persalinan (spontan/SC), penolong persalinan,cara untuk memudahkan
persalinan, komplikasi waktu lahir.
c) Post natal : tanyakan kondisi bayi (BB dan TB), apakah anak mengalami
penyakit, problem menyusui.
4. Riwayat Penyakit Keluarga : adanya riwayat penyakit kongenital, adakah
saudara yang meiliki riwayat ISK
5. Riwayat Psikososial dan Spritual : biasanya klien cemas, bagaimana mekanisme
koping yang digunakan, gangguan dalam beribadah.
c. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : didapatkan klien tampak lemah
2. Tingkat Kesadaran : Normal GCS 4-5-6
3. Sistem Respirasi : pernafasan normal yaitu 16-20 x/menit
4. Sistem Kardiovaskuler : terjadi penurunan tekanan darah
5. System Integumen : kulit teraba kering, turgor kulit menurun, rambut
tampak kusam
6. Sistem Gastrointestinal : bibir kering pecah-pecah, mukosa mulut tampak kering,
lidah tampak kotor.
7. Sistem Muskuloskeletal : klien lemah, terasa lelah tetapi tidak didapatkan adanya
kelainan.
8. Sistem Abdomen : pada palpasi didapatkan adanya nyeri tekan pada ginjal
akibat adanya peradangan akut maupun kronis dari ginjal atau saluran kemih yang
mengenai pelvis ginjal, pielonefritis, cystitis,uretra.
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut NANDA 2009-2011
1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis, fisik, zat kimia, dan psikologis
2. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi anatomi, infeksi saluran
kemih, gangguan sensorik-motorik
3. Defisiensi kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi
TAMBAHKAN 2 DIAGNOSA KEPERAWATAN LAGI
III. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 2. Berikan tindakan
agen cedera biologis, fisik, keperawatan selama … seperti pijatan punggung,
zat kimia, dan psikologis X24jam diharapkan Nyeri lingkungan istirahat
dapat teratasi dengan 3. 2. Bantu atau dorong
kriteria hasil : penggunaan nafas
1. Tidak nyeri saat buang 4. Catat lokasi, lamanya
air kecil itensitas skala (1-10)
2. Tidak nyeri pada penyebaran nyeri
perkusi panggul 5. Pantau haluaran urine
terjadap perubahan warna,
baud an pola berkemih,
masukan dan haluaran
setiap 8 jam dan pantau
urinalisis ulang

Gangguan eliminasi urine Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji keluhan kandung


berhubungan dengan keperawatan selama … kemih
obstruksi anatomi, infeksi X24jam diharapkan 2. Awasi pemasukan dan
saluran kemih, gangguan gangguan eliminasi urine pengeluaran karakteristik
sensorik-motorik dapat teratasi dengan urine
kriteria hasil : 3. Dorong untuk
1. Pola eliminasi meningkatkan pemasukan
membaik cairan
2. Tidak terjadi tanda- 4. Lakukan tindakan untuk
tanda gangguan berkemih memelihara asam urine :
(oliguria, dysuria) tingkatkan masukan sari
buah berry dan berikan
obat-obatan untuk
meningkatkan amurin.

Defisiensi kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji ulang proses


pengetahuan berhubungan keperawatan selama… penyakit dan harapan yang
dengan kurangnya sumber X24jam diharapkan akan dating
informasi defisiensi kurang 2. Berikan informasi
pengetahuan dapat teratasi tentang sumber infeksi,
dengan kriteria hasil : tindakan untuk mecegah
1. Klien menyatakan penyebaran, jelaskan
mengerti tentang kondisi, pemberian antibiotic,
pemeriksaan diagnostik, pemeriksaan diagnostic;
rencana pengobatan dan tujuan, persiapan yang
tindakan perawatan diri dibutuhkan sebelum dan
preventif setelah perawatan
IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan dengan
melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah
direncanakan (Aziz, 2006)
V. EVALUASI
1) Nyeri teratasi  SEBUTKAN RENTANG SKOR NYERI
2) Tidak mengalami gangguan eliminasi urine, urine lancer tanpa tersendat
3) Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5 derajat celcius)
4) Istirahat dan tidur adekuat  SEBUTKAN DURASI TIDUR ANAK
5) Klien dan keluarga memahami dan mengerti tentang penyakit serta
pengobatannya
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Pielonefritis adalah penyakit yang sebenarnya merupakan bagian dari Infeksi
Saluran Kemi, namun lebih dikenal dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK) atas. Infeksi
Saluran Kemih adalah keadaan ditemukannya mikrorganisme di dalam urin dalam
jumlah tertentu. Pasien didiagnosis infeksi saluran kemih bila urinnya mengandung
lebih dari 105 bakteri/ml
b. ISK umunya disebabkan karena adanya infeksi akibat bakteri yang pathogen
c. Gejalanya : rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih
sedikitsedikit serta rasa tidak enak di daerah suprapubik. sakit kepala, malaise, mual,
muntah, demam.
3.2 Saran
Kami harapkan teman-teman mampu meberikan Asuhan Keperawatan, khusunya bagi
klien anak dengan penyakit Infeksi Saluran kemih (ISK) untuk mengkaji lebih dalam
lagi keluhan klien.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume
2. Jakarta : EGC
Donna L, Wong. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Cetakan Pertama. Jakarta:
EGC
Purnomo, B. Basuki. (2011). Dasar-dasar Urologi. Jakarta: CV Agung Seto
Saputra, L. (2010). Intisari Ilmu Penyakit Dalam. Tangerang: Binarupa Aksara.
Wilkinson, Judith M. (2011). Buku saku Diagnosis Keperawatan: NANDA, intervensi
NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC
TAMBAHKAN

Anda mungkin juga menyukai