DISENTRI
DISUSUN OLEH
HEALTY SEPTIANA (1943050036)
JOYA NAINGGOLAN (1943050011)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
tentang “Disentri” dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. saya
berterima kasih kepada Bapak Sogandi, S.Si., M.Si selaku dosen mata kuliah
Biologi Seluler yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian tugas ini.
Makalah ini menjelaskan tentang konsep Disentri, sejarah dan
perkembangan hingga munculnya produk hasil rekayasa genetika yang menarik
perhatian dunia. Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, saya berharap adanya kritik, masukan, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi orang yang
membacanya. Selanjutnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN ............................................................................ 4
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 6
1.3 Tujuan ...................................................................................... 6
III. PENUTUP......................................................................................... 13
III.1 Kesimpulan............................................................................... 13
III.2 Saran.......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari penyakit disentri?
2. Bagaimana penyebaran penyakit disentri?
3. Apa etiologi dari penyakit disentri?
4. Apa saja gejala klinis yang ditimbulkan penderita dosentri?
5. Bagaimana cara penanggulangan penyakit disentri?
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Bakteri penyebab penyakit disentri antara lain kontak dengan bakteri
Shigella dan beberapa jenis Escherichia coli (E. coli). Penyebab lain bakteri
yang kurang umum dari diare berdarah termasuk infeksi Salmonella dan
Campylobacter. Untuk jenis penyakit disentri amoeba, disebabkan oleh parasit
Entamoeba histolytica
Mikroorganisme penyebab disentri baik itu berupa bakteri maupun
parasit menyebar dari orang ke orang. Hal yang sering terjadi penderita
menularkan anggota keluarga untuk menyebarkannya ke seluruh anggota
keluarga yang lainnya. Infeksi oleh mikroorganisme penyebab disentri ini
dapat bertahan dan menyebar untuk sekitar empat minggu.
Disentri juga dapat menyebar melalui makanan yang terkontaminasi.
Negara miskin yang memiliki sistem sanitasi yang tidak memadai
menunjukkan angka yang tinggi untuk kejadian kasus penyakit disentri.
Frekuensi setiap patogen penyebab penyakit disentri bervariasi di berbagai
wilayah dunia. Sebagai contoh, Shigellosis yang paling umum di Amerika
Latin sementara Campylobacter adalah bakteri yang dominan di Asia
Tenggara. Disentri jarang disebabkan oleh iritasi kimia atau oleh cacing usus.
7
jika dicuci dalam air tercemar atau ditanam di tanah yang telah dipupuk oleh
limbah manusia.
Untuk mikroorganisme penyebab disentri bakteri Shigella dan
Campylobacter, merupakan penyebab penyakit disentri bacilliary yang dapat
ditemukan di seluruh dunia. Mereka menembus lapisan usus, menyebabkan
pembengkakan, ulserasi, dan diare parah yang mengandung darah dan nanah.
Kedua infeksi disebarkan oleh konsumsi makanan yang terkontaminasi tinja
dan air. Jika orang tinggal atau melakukan perjalanan di wilayah di mana
kemiskinan atau kepadatan dapat mengganggu kebersihan dan sanitasi, mereka
beresiko terkena bakteri invasif. Anak-anak (usia 1 sampai 4) hidup dalam
kemiskinan yang paling mungkin untuk kontak Shigellosis,
campylobakteriosis, atau salmonellosis.
2. Epidemiologi
Di Amerika Serikat, insidensi penyakit ini rendah. Setiap tahunnya
kurang dari 500.000 kasus yang dilaporkan ke Centers for Disease
Control (CDC). Dibagian Penyakit Dalam RSUP Palembang selama 3 tahun
(1990-1992) tercatat dic a t a t a n m e d i s , d a r i 7 4 8 k a s u s y a n g d i r a w a t
k a r e n a d i a r e a d a 1 6 k a s u s y a n g disebabkan oleh disentri basiler.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di
Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan Nopember 1999, dari 3848 orang
penderita diare berat, ditemukan 5% shigella. Prevalensi amebiasis sangat
bervariasi, diperkirakan 10 persen populasiterinfeksi.
Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80%). Manusia merupakan
host dan reservoir utama. Penularannya lewat kontaminasi tinja ke makanan
dan
minuman, dengan perantara lalat, kecoak, kontak interperson
a l , a t a u l e w a t hubungan seksual anal-oral. Sanitasi lingkungan yang jelek,
penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual mempermudah
penularannya.
8
3. Etiologi
Etiologi dari disentri ada 2, yaitu :
a. Disentri basiler, disebabkan oleh Shigella,s p.
Shigella adalah basil non motil, gram negatif, famili
enterobacteriaceae. Ada 4 spesies Shigella, yaitu S.dysentriae, S.flexneri,
S.bondii dan S.sonnei. Terdapat 43 serotipe O dari
Shigella. S.sonnei adalah satu-satunya yang mempunyai serotipe tunggal.
Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe spesifik, maka
seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang berbeda. Genus ini
memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal dan menyebabkan
infeksi dalam jumlah 102-103 organisme. Penyakit ini kadang-kadang
bersifat ringan dan kadang-kadang berat. Suatu keadaan lingkungan yang
jelek akan menyebabkan mudahnya penularan penyakit. Secara klinis
mempunyai tanda-tanda berupa diare, adanya lendir dan darah dalam tinja,
perut terasa sakit dan tenesmus. Shigella sp merupakan penyebab
terbanyak dari diare invasif (disentri) dibandingkan dengan penyebab
lainnya. Hal ini tergambar dari penelitian yang dilakukan oleh Taylor dkk.
di Thailand pada tahun 1984.
b. Disentri amoeba, disebabkan Entamoeba hystolitica.
E.histolytica merupakan protozoa usus, sering hidup sebagai
mikroorganisme komensal apatogen) di usus besar manusia. Apabila
kondisi mengijinkan dapat berubah menjadi patogen dengan cara
membentuk koloni di dinding usus dan menembus dinding usus sehingga
menimbulkan ulserasi. Siklus hidup amoeba ada 2 bentuk, yaitu bentuk
trofozoit yang dapat bergerak dan bentuk kista.
9
dijumpai di lumen usus tanpa menyebabkan gejala penyakit. Bila pasien
mengalami diare, maka trofozoit akan keluar bersama tinja. Sementara
trofozoit patogen yang dapat dijumpai di lumen dan dinding usus
(intraintestinal) maupun luar usus (ekstraintestinal) dapat mengakibatkan gejala
disentri. Diameternya lebih besar dari trofozoit komensal dapat sampai 50 mm)
dan mengandung beberapa eritrosit di dalamnya. Hal ini dikarenakan trofozoit
patogen sering menelan eritrosit (haematophagous trophozoite). Bentuk
trofozoit ini bertanggung jawab terhadap terjadinya gejala penyakit namun
cepat mati apabila berada di luar tubuh manusia. mempunyai tanda-tanda
berupa diare, adanya lendir dan darah dalam tinja, perut terasa sakit dan
tenesmus.
Bentuk kista juga ada 2 macam, yaitu kista muda dan kista dewasa.
Bentuk kista hanya dijumpai di lumen usus. Bentuk kista bertanggung jawab
terhadap terjadinya penularan penyakit dan dapat hidup lama di luar tubuh
manusia serta tahan terhadap asam lambung dan kadar klor standard di dalam
sistem air minum. Diduga kekeringan akibat penyerapan air di sepanjang usus
besar menyebabkan trofozoit berubah menjadi kista.
10
dan tebal, nekrosis superfisial, tapi biasanya tanpa ulkus. Pada keadaan
subakut terbentuk ulkus pada daerah folikel limfoid, dan pada selaput
lendir lipatan transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil, tepi
ulkus menebal dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung
S.dysentriae, S.flexeneri, dan S.sonei menghasilkan eksotoksin antara
lain ShET1, ShET2, dan toksin Shiga, yang mempunyai sifat
enterotoksik, sitotoksik,dan neurotoksik. Enterotoksin tersebut
merupakan salah satu faktor virulen sehingga kuman lebih mampu
menginvasi sel eptitel mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada
selaput lendir yang mempunyai warna hijau yang khas. Pada infeksi yang
menahun akan terbentuk selaput yang tebalnya sampai 1,5cm sehingga
dinding usus menjadi kaku, tidak rata dan lumen usus mengecil. Dapat
terjadi perlekatan dengan peritoneum.
b. Disentri Amuba Trofozoit yang mula-mula hidup sebagai komensal di
lumen usus besar dapat berubah menjadi patogen sehingga dapat
menembus mukosa usus dan menimbulkan ulkus. Akan tetapi faktor
yang menyebabkan perubahan ini sampai saat ini belum diketahui secara
pasti. Diduga baik faktor kerentanan tubuh pasien,sifat keganasan
(virulensi) amoeba, maupun lingkungannya mempunyai peran.Amoeba
yang ganas dapat memproduksi enzim fosfoglukomutase danlisozim
yang dapat mengakibatkan kerusakan dan nekrosis jaringan dinding
usus.Bentuk ulkus amoeba sangat khas yaitu di lapisan mukosa
berbentuk kecil, tetapidi lapisan submukosa dan muskularis melebar
(menggaung). Akibatnya terjadiulkus di permukaan mukosa usus
menonjol dan hanya terjadi reaksi radang yangminimal. Mukosa usus
antara ulkus-ulkus tampak normal. Ulkus dapat terjadi disemua bagian
usus besar, tetapi berdasarkan frekuensi dan urut-urutan tempatnya
adalah sekum, kolon asenden, rektum, sigmoid, apendiks dan ileum
terminalis.
5. GEJALA KLINIS
11
a. Gejala-gejala disentri antara lain :
1) Buang air besar dengan tinja berdarah
2) Diare encer dengan volume sedikit
3) Buang air besar dengan tinja bercampur lendir (mucus)
4) Nyeri saat buang air besar (tenesmus)
12
Kadang-kadang gejalanya tidak khas,dapat berupa seperti gejala kolera atau
keracunan makanan. Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer,
anuria dan koma uremik. Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan
pengobatan.
Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan darurat misalnya
kelaparan. Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat membaik secara
perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan yang lama. Pada kasus
yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi, tinja biasanya lebih berbentuk,
mungkin dapat mengandung sedikit darah/lendir. Sedangkan pada kasus yang
ringan, keluhan/gejala tersebut di atas lebih ringan. Berbeda dengan kasus yang
menahun, terdapat serangan seperti kasus akut secaramenahun. Kejadian ini
jarang sekali bila mendapat pengobatan yang baik.
Setelah masa inkubasi yang pendek (1-3 hari) secara mendadak timbul nyeri
perut, demam, dan tinja encer. Tinja yang encer tersebut berhubungan dengan
kerja eksotoksin dalam usus halus. Sehari atau beberapa hari kemudian, karena
infeksi meliputi ileum dan kolon, maka jumlah tinja meningkat, tinja kurang encer
tapi sering mengandung lendir dan darah. Tiap gerakan usus disertai dengan
“mengedan” dan tenesmus (spasmus rektum), yang menyebabkan nyeri perut
bagian bawah. Demam dan diare sembuh secara spontan dalam 2-5 hari pada lebih
dari setengah kasus dewasa. Namun, pada anak-anak dan orang tua, kehilangan air
dan elektrolit dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis, dan bahkan kematian.
Kebanyakan orang pada penyembuhan mengeluarkan kuman disentri untuk
waktu yang singkat, tetapi beberapa diantaranya tetap menjadi pembawa kuman
usus menahun dan dapat mengalami serangan penyakit berulang-ulang.Pada
penyembuhan infeksi, kebanyakan orang membentuk antibodi terhadap Shigella
dalam darahnya, tetapi antibodi ini tidak melindungi terhadap reinfeksi
13
4) Demam dan menggigil.
Gejala-gejala disentri amuba biasanya berlangsung dari beberapa hari
sampai beberapa minggu. Namun, tanpa pengobatan, bahkan jika gejala hilang,
amuba dapat terus hidup di usus selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-
tahun. Infeksi masih dapat ditularkan kepada orang lain dan diare masih bisa
kembali. Bahayanya penyakit desentri amuba dapat bersifat fatal bila terjadi
komplikasi antara lain usus berlubang (perforasi usus), infeksi selaput rongga
perut (peritonitis), abses di hati dan otak. Dan bila infeksi amuba ini tidak diobati
secara tuntas, dapat mengakibatkan kematian.
14
d) Disentri amoeba berat
Keluhan dan gejala klinis lebih berta lagi. Penderita mengalami
diaredisertai darah yang banyak, lebih dari 15 kali sehari. Demam tinggi (400C –
40,5 0C) disertai mual dan anemia.
15
penyakit yang paling penting. Cara mencuci tangan yang paling benar yaitu
dengan cara memakai air bersih dan sabun atau antiseptik. Sabun dan antiseptik
berguna untuk membersihkan kuman atau bakteri yang ada di tangan. Mencuci
tangan hingga steril menggunakan sembilan langkah yang diterapkan dan
dianjurkan oleh rumah sakit adalah cara mencuci tangan yang paling benar.
Mencuci tangan dilakukan setelah buang air besar,sebelum memasak atau
menjamah makanan,sebelum dan sesudah makan.
Langkah selanjutnya yaitu menutup rapat-rapat tempat menyimpan makanan.
Ini bertujuan agar makanan tidak berisi bakteri dan makanan menjadi makanan
yang bersih dan sehat untuk dikonsumsi. Dalam kehidupan sehari-hari,ada
masyarakat yang kurang menjaga kebersihan. Sehingga tidak jarang di dalam
rumah atau ruangan mereka banyak terdapat serangga atau binatang lain yang
dapat menimbulkan penyakit seperti lalat, kecoak, tikus, nyamuk, dan lainnya.
Kebersihan alat-alat rumah tangga yang digunakan untuk membuat makanan juga
harus diperhatikan. Kita juga harus melindungi sumber air agar tetap bersih dan
terhindar dari kontaminasi tinja. Kamar mandi harus bersih dan diusahakan agar
tidak lembab dan ada sinar matahari yang masuk ,karena bakteri dapat hidup di
daerah yang lembab. Tinja dibuang secara saniter dan teratur. Dalam menjalankan
langkah-langkah pencegahan, sebaiknya masyarakat saling bergotong-royong,
sehingga setiap orang akan tahu bahaya dari penyakit ini. Dari pengetahuan
tersebut akan tercipta masyarakat yang harmonis, memiliki perilaku sehat,dan
pola hidup sehat teratur.
Dalam bidang pelayanan kesehatan, sudah banyak diterapkan program-
program untuk mencegah disentri.Masyarakat juga harus mencari informasi-
informasi terkini terkait dengan upaya meningkatkan kesejahteraan kesehatan.
Banyak juga klinik-klinik atau rumah sakit meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan yang professional dengan memperbanyak program sosialisasi dan
penyuluhan ke masyarakat,sekolah-sekolah,di banjar,dan dimana saja.
Jadi,dapat disimpulkan bahwa penyakit ini merupakan penyakit berbahaya
yang dapat dicegah. Memang sulit untuk mengobati penyakit disentri ini.
Namun,dengan adanya kesadaran dari setiap individu,dan menerapkan
16
pengetahuan yang didapat dari sosialisasi, edukasi, pengalaman, kontak sosial,
atau motivasi dari orang terdekat,niscaya penyakit ini setidaknya dapat dicegah.
Bersama-sama semua orang bergotong-royong menerapkan pola hidup sehat,
berolahraga, dan memakan makanan yang sehat dan teratur. Semua orang
diharapkan dapat menjadi role mode bagi orang-orang yang belum tahu.
Semuanya harus dimulai dari diri sendiri.
Secara khusus sebagai berikut :
a) Disentri tersebar karena kebersihan yang buruk. Untuk meminimalkan
risiko terkena penyakit ini, jaga selalu kebiasaan hidup bersih dan sehat.
b) Cuci tangan dengan sabun setelah menggunakan toilet atau sebelum dan
sesudah makan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain/anak.
c) Bila Anda bepergian, jangan minum air setempat kecuali telah direbus
selama paling sedikit 10 menit. Atau gunakan air kemasan atau minuman
bersoda dari kaleng atau botol yang masih dalam kondisi bersegel.
d) Jangan minum dari air mancur umum atau membersihkan gigi dengan air
keran.
e) Jangan makan buah segar atau sayuran yang tidak bisa dikupas sebelum
makan.
f) Jangan makan atau minum produk susu, keju atau susu yang mungkin
belum dipasteurisasi.
g) Jangan makan atau minum apa pun yang dijual oleh PKL (kecuali
minuman dari kaleng benar disegel atau botol).
8. PENGOBATAN
Disentri basiler Prinsip dalam melakukan tindakan pengobatan adalah
istirahat,mencegah atau memperbaiki dehidrasi dan pada kasus yang berat
diberikan antibiotika. Cairan dan elektrolit Dehidrasi ringan sampai sedang dapat
dikoreksi dengan cairan rehidrasi oral. Jika frekuensi buang air besar terlalu
sering, dehidrasi akan terjadi dan berat badan penderita turun. Dalam keadaan ini
perlu diberikancairan melalui infus untuk menggantikan cairan yang hilang. Akan
17
tetapi jika penderita tidak muntah, cairan dapat diberikan melalui minuman atau
pemberian air kaldu atau oralit.
Bila penderita berangsur sembuh, susu tanpa gula mulai dapat diberikan.
Diet Diberikan makanan lunak sampai frekuensi berak kurang dari 5kali/hari,
kemudian diberikan makanan ringan biasa bila ada kemajuan.Pengobatan spesifik
Menurut pedoman WHO, bila telah terdiagnosis shigelosis pasien diobati dengan
antibiotika. Jika setelah 2 hari pengobatan menunjukkan perbaikan, terapi
diteruskan selama 5 hari. \
Bila tidak ada perbaikan,antibiotika diganti dengan jenis yang lain.
Resistensi terhadap sulfonamid, streptomisin, kloramfenikol dantetrasiklin hampir
universal terjadi. Kuman Shigella biasanya resisten terhadap ampisilin, namun
apabila ternyata dalam uji resistensi kuman Terhadap ampisilin masih peka, maka
masih dapat digunakan dengan dosis4 x 500 mg/hari selama 5 hari. Begitu pula
dengan trimetoprim-sulfametoksazol, dosis yang diberikan 2 x 960 mg/hari
selama 3-5 hari. Amoksisilin tidak dianjurkan dalam pengobatan disentri basiler
karenatidak efektif. Pemakaian jangka pendek dengan dosis tunggal
fluorokuinolon seperti siprofloksasin atau makrolide azithromisin ternyata
berhasil baik untuk pengobatan disentri basiler.
Dosis siprofloksasin yang dipakai adalah 2 x 500 mg/hari selama 3 hari
sedangkan azithromisin diberikan 1gram dosis tunggal dan sefiksim 400 mg/hari
selama 5 hari. Pemberian Ciprofloksasin merupakan kontraindikasi terhadap
anak-anak dan wanita hamil. Di negara-negara berkembang di mana terdapat
kuman S.dysentriae tipe 1 yang multiresisten terhadap obat-obat, diberikan asam
nalidiksik dengan dosis 3 x 1 gram/hari selama 5 hari. Tidak ada antibiotika yang
dianjurkan dalam pengobatan stadium carrier disentri basiler.
Disentri amuba Asimtomatik atau carrier : Iodoquinol (diidohydroxiquin)
650 mg tiga kali perhari selama 20 hari.Amebiasis intestinal ringan atau sedang :
tetrasiklin 500 mg empat kali selama 5 hari. Amebiasis intestinal berat,
menggunakan 3 obat : Metronidazol 750 mgtiga kali sehari selama 5-10 hari,
tetrasiklin 500 mg empat kali selama5 hari, dan emetin 1 mg/kgBB/hari/IM
selama 10 hari. Amebiasis ektraintestinal, menggunakan 3 obat : Metonidazol 750
18
mg tiga kali sehari selama 5-10 hari, kloroquin fosfat 1 gram per hari selama 2
hari dilanjutkan 500 mg/hari selama 4 minggu, dan emetin 1mg/kgBB/hari/IM
selama 10 hari.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Disentri merupaka peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit
perutdan buang air besar encer yang bercampur lendir dan darah. Etiologi dari
disentri ada 2, yaitu disenstri basiler yang disebabkan oleh Shigella,sp. Dan
disentri amuba yang disebabkan oleh Entamoeba hystolitica.
Manifestasi klinis disentri basiler berupa diare berlendir, alkalis, tinja
kecil-kecildan banyak, darah dan tenesmus serta bila tinja berbentuk dilapisi
lendir. Manifestasi klinis disentri amuba berupa tinja biasanya besar, asam,
berdarah dantenesmus jarang.
Pencegahan penyakit disentri dapat dengan melakukan program PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dari yang paling penting yaitu mencuci tangan,
menutup rapat-rapat tempat menyimpan makanan, melindungi sumber air agar
tetap bersih dan terhindar dari kontaminasi tinja. Tinja dibuang secara saniter dan
teratur lembab. Kamar mandi harus bersih dan diusahakan agar tidak lembab dan
ada sinar matahari yang masuk,karena bakteri dapat hidup di daerah yang lembab.
Disentri basiler Prinsip dalam melakukan tindakan pengobatan adalah
istirahat,mencegah atau memperbaiki dehidrasi dan pada kasus yang berat
diberikan antibiotika Disentri amuba Asimtomatik atau carrier : Iodoquinol
(diidohydroxiquin) 650 mg tiga kali perhari selama 20 hari.Amebiasis intestinal
19
ringan atau sedang : tetrasiklin 500 mg empat kali selama 5 hari. Amebiasis
intestinal berat, menggunakan 3 obat : Metronidazol 750 mgtiga kali sehari
selama 5-10 hari, tetrasiklin 500 mg empat kali selama5 hari, dan emetin 1
mg/kgBB/hari/IM selama 10 hari. Amebiasis ektraintestinal, menggunakan 3
obat : Metonidazol 750 mg tiga kali sehari selama 5-10 hari, kloroquin fosfat 1
gram per hari selama 2 hari dilanjutkan 500 mg/hari selama 4 minggu, dan emetin
1mg/kgBB/hari/IM selama 10 hari.
B. SARAN
Penulis mengharapkan bagi setiap orang untuk tetap menjaga pola hidup
bersih dan sehat baik dari hal yang kecil seperti rajin mencuci tangan sampai hal
yang besar. Dan untuk pemerintah hendaknya senantiasa tetap memberikan
pemahan tentang pola hidup sehat dan bersih kepada setiap warga Negara agar
mereka terhindar dari berbagai penyakit serta perlunya pengawasan makanan dari
pemerintah.
20
DAFTAR PUSTAKA
Davis K. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi III . Fakultas kedokteran
Universitas Indonesia : Jakarta.
Robbins dan Cotrans. 2002. Dasar Patologis Penyakit. Buku EGC Kedokteran :
Jakarta.
21