Anak
1
LEUKEMIA
2
PENDAHULUAN
Leukemia akut pada masa anak-anak merupakan
30-40% dari keganasan
Insidens rata-rata 4-4,5 kasus/tahun/100.000 anak
di bawah usia 15 tahun
Leukemia akut pada anak mencapai 97% dari
semua leukemia pada anak
Leukemia kronik mencapai 3%
3
LEUKEMIA PADA ANAK
Leukemia limfoblastik akut
( LLA / ALL ) 85%
Leukemia non limfoblastik akut
( LNLA / Leukemia mielositik akut )
Leukemia mieloblastik kronik ( LMK )
Leukemia limfositik kronik ( LLK )
4
LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT
( LLA / ALL )
5
ETIOLOGI
BELUM JELAS
Diduga :
Virus ( virus onkogenik )
Faktor eksogen sperti : sinar x, sinar radioaktif,
hormon, bahan kimia ( benzol, arsen, preparat
sulfat), infeksi (virus , bakteri)
Faktor endogen : ras,konstitusi (sindrom down>),
herediter ( kakak beradik / kembar identik)
6
Patofisiologi
Terdesaknya sistim eritropoetik, granulopoetik dan
trombopoetik oleh sel leukemia-> gangguan
pembentukan sel-sel darah
7
MANIFESTASI KLINIK
Pucat ( mendadak )
Panas
Nyeri tulang / sendi
Biru-biru di badan, hidung berdarah
Bengkak di leher, perut
8
PEMERIKSAAN FISIK
Anemis : pucat, HB < 6 gr/dl
Petekie, purpura, ekimosis
Epistaksis, perdarahan gusi, melena
Hepatosplenomegali
CNS: pusing, muntah, kesadaran menurun
9
LABORATORIUM
Akibat terdesaknya sist. Hemopoetik normal
di SS tulang
Anemia
Trombositopenia
Granulositopenia
Leukositosis
KHAS :Terdapatnya sel leukemia
( limfoblast ) pada pemeriksaan darah tepi
BMP (pungsi sumsum tulang) : terdapat
dominan limfoblast, terdesaknya sistem
eritropoetik, granulopoetik &
trombopoetik
10
Gambaran mikrosokopis
11
DIAGNOSIS
Keluhan
Pemeriksaan fisik
Ditemukannya limfoblast pada sediaan darah tepi
Limfoblast dominan pada pemeriksaan sumsum
tulang
Bila menyerang SSP, sel leukemia dalam Liquor
12
Komplikasi
Perdarahan
Sepsis
Infiltrasi kanker ke organ lain: kanker paru,
osteosarkoma, kanker getah bening
13
PENATALAKSANAAN
a. Suportif
Isolasi
Makanan adekuat
Mengatasi infeksi
Transfusi komponen darah tiap 2
minggu-1 bulan, untuk mencapai
level 9-10 mg/dl
Penanganan penyakit lain yang
menyertai
b. Pengobatan Khusus
Sitostatika (kemoterapi)
Radioterapi
c. Transplantasi Sumsum tulang
14
Remisi komplit
Keadaan umum membaik, gejala klinik menghilang
Tidak ditemukan “blast” pada pemeriksaan darah
tepi
“Blast” di sumsum tulang < 5%
15
REGIMEN PENGOBATAN
Tahapan kemoterapi
Induksi
Konsolidasi ( + radiasi )
Maintenance
Re induksi
Sitostatik yg digunakan :
Vincristin, Adriamicin, Metotreksat, LA
sparaginase, Deksametason, 6 mercaptopurin,
dll
16
FAKTOR PROGNOSIS
Umur
Jumlah leukosit
Morfologi sel ( L1, L2, L3 )
Kadar Hb, Trombosit
17
PROGNOSIS
Kematian masih >>
Dengan sitostatika baru ( kombinasi ),
prognosa lebih baik
Berdasarkan tipe ( L1 lebih baik , L3 lebih
buruk )
18
RESIKO TINGGI
Bila terdapat 1 atau lebih:
Hiperleukositosis
Pembesaran kel mediatinum
Morfologi : L3
Terdapat sel leukemia di LCS
19
Thalassemia
20
Pengertian
Golongan penyakit yang bersifat keturunan (herediter)
yang ditandai dengan adanya defisiensi pembentukan
rantai globin spesifik dari hemoglobin
Klasifikasi:
1. Talasemia mayor
2. Talasemia intermedia
3. Talasemia minor (tidak membutuhkan transfusi secara
rutin)
21
Etiologi
Defisiensi rantai globin yang bersifat
herediter
26
Patofisiologi
Hemoglobin paska kelahiran yang normal terdiri dari dua rantai
alpa dan beta polipeptide.
Dalam beta thalasemia ada penurunan sebagian atau keseluruhan
dalam proses sintesis molekul hemoglobin rantai beta
Konsekuensinya adanya peningkatan compensatori dalam proses
pensintesisan rantai alpa dan produksi rantai gamma tetap aktif,
hal ini menyebabkan ketidaksempurnaan formasi hemoglobin.
Polipeptid yang tidak seimbang ini sangat tidak stabil, mudah
terpisah dan merusak sel darah merah yang dapat menyebabkan
anemia yang parah.
Untuk menanggulangi proses hemolitik, sel darah merah
dibentuk dalam jumlah yang banyak, atau setidaknya bone
marrow ditekan dengan terapi transfusi.
Kelebihan fe dari penambahan RBCs dalam transfusi serta
kerusakan yang cepat dari sel defectif, disimpan dalam berbagai
organ (hemosiderosis)-> kulit kehitaman, hepar dan limpa
membesar
27
Pemeriksaan penunjang
Hematologi: terdapat perubahan – perubahan pada
sel darah merah, yaitu mikrositosis, hipokromia,
eritrosit yang immature, penurunan hemoglobin
dan hematrokrit.
Thalasemia beta mayor ditemukan sumsum tulang
hiperaktif terutama seri eritrosit, penipisan
komposisi tulang
Analisis DNA, DNA probing, gone blotting dan
pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction)
merupakan jenis pemeriksaan yang lebih maju
28
Penatalaksanaan
Transfusi sel darah merah (SDM) sampai kadar Hb sekitar 11
g/dl. Pemberian sel darah merah sebaiknya 10 – 20 ml/kg
berat badan.
Pemberian chelating agents (Desferal) secara intravena atau
subkutan. Desferiprone merupakan sediaan dalam bentuk
peroral. Namun manfaatnya lebih rendah dari desferal dan
memberikan bahaya fibrosis hati. Indikasi: mengikat zat besi
Tindakan splenektomi perlu dipertimbangkan terutama bila
ada tanda – tanda hipersplenisme atau kebutuhan transfusi
meningkat atau karena sangat besarnya limpa.
Transplantasi sumsum tulang biasa dilakukan pada
thalasemia beta mayor.
29
Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Pemeriksaan fisik head to toe
Pemeriksaan penunjang
Wawancara
30
Diagnosa keperawatan
Risiko injuri
Nyeri
Risiko perdarahan
Risiko infeksi
Perubahan perfusi perifer
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Perubahan proses keluarga berduka kronis
31