HEMATOLOGI ANAK
Presented by :
Shinta Riana S, dr, SpA, MKes
1
Keganasan Hematologi
Merupakan proses neoplastik yang mengenai darah
dan jaringan pembentuknya serta seluruh
komponennya
Keganasan hematologi dikelompokkan :
1. Penyakit mieloproliferatif
a. Leukemia mieloid akut dan kronik
b. Lainnya : polisitemia vera, mielosklerosis,
trombositopenia esensial
2
2. Penyakit limfoproliferatif
a. Leukemia limfoid akut dan kronik
b. Limfoma malignum
3. Penyakit imunoproliferatif :
a. Mieloma multipel
b. Makroglobulinemia Waldenstrom
3
Sifat keganasan hematologi :
Monoklonal : berasal dari mutasi neoplastik satu
jenis sel
Progresif klonal : memiliki keunggulan proliferatif
pertumbuhannya lebih progresif dibandingkan
sel normal
Dominasi klonal neoplastik sel-sel ganas akan
mendominasi sel-sel normal
Kepunahan klon normal
Instabilitas genetik perubahan kromosom yg
mempengaruhi sifat keganasan sel
4
Keganasan Hematologi
Berasal dari sel tunggal : sumsum tulang,
timus, atau sistem limfoid perifer mutasi
genetik transformasi maligna :
Proliferasi berlebihan
5
Etiologi Neoplasma
o Bersifat multifaktorial dan patogenesisnya terjadi
secara bertahap
o Hasil interaksi faktor genetik dan lingkungan
1. Predisposisi genetik : sindrom Down (Trisomi 21),
anemia Fanconi, teleangiektasi
2. Infeksi : virus Ebstein-Barr pd limfoma Burkit,
infeksi Helicobacter pylori predisposisi limfoma
lambung
3. Radiasi pengion menyebabkan mutasi DNA dan
meningkatkan risiko keganasan hematologi
6
Etiologi...
4. Zat kimia/toksin : benzena predisposisi
leukemia dan mielodisplasia (MDS)
5. Obat2an : agen pengalkilasi (melfalan, mustin)
predisposisi leukemia mieloid akut dan MDS
7
LEUKEMIA
8
LEUKEMIA
Keganasan hematologi akibat proses neoplastik
yang disertai gangguan diferensiasi pada berbagai
tingkat sel induk hemopoetik
Sel2 ganas tersebut akan berekspansi secara
progresif dalam sumsum tulang mendesak
proses hemopoesis normal
Sel leukemia juga tumbuh pada jaringan
hemopoetik primitif (ekstremeduler)
pembesaran lien, hepar, dan kelenjar limfe
9
Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan :
1. Garis keturunan sel (cell line) : leukemia
10
Bagan jenis leukemia
CML
COMMON
AML ALL
Eritroleu AML
kemia
Acutemega
kariocitic
CLL B-ALL
Klasifikasi leukemia
AKUT
1. Acute myeloid leukemia (AML)
2. Acute limfoblastic leukemia (ALL)
a. Common ALL
b. Null ALL
c. Thy ALL
d. B-ALL
Varian menurut FAB : L1, L2, L3
3. Sindrom preleukemia/sindrom mielodisplastik
KRONIK
1. Chronic myeloid leukemia (CML)
2. Chronic lymphocytic leukemia (CLL
3. Bentuk yg tidak biasa : hairy cell leukemia, cutaneus cell
leukemia, dll
12
Leukemia Akut
13
Leukemia akut
Leukemia dgn perjalanan klinis cepat meninggal 2-
4 bulan tanpa terapi adekuat
Dibedakan atas :
1. Leukemia limfoblastik akut (LLA)
2. Leukemia mieloblastik akut (LMA)
Merupakan 30-40% keganasan pada anak
Leukemia akut : 97% leukemia pada anak 82%
14
Rasio laki2 : perempuan = 1,15 : 1
Puncak kejadian umur 2-5tahun
15
Klasifikasi leukemia akut
Klasifikasi berdasarkan FAB (French American British
group)
1. Acute lymphoblastic leukemia (ALL) , secara
morfologi menurut FAB dibedakan atas :
a. L1 : ALL dgn limfoblas kecil2 84%
b. L2 : sel lebih besar, inti irreguler, kromatin
bergumpal, nukleoli prominent, sitoplasma agak
banyak 14%
c. L3 : sitoplasma basofil dan banyak vakuol 1%
2. Acute myeloid leukemia (AML)
16
LLA-L3
Manifestasi klinis
Gejala klinis dibedakan atas 3 golongan :
1. Gejala kegagalan sumsum tulang : anemia,
leukopenia atau leukositosis, neutropenia,
trombositopeni. Komplikasi : perdarahan hebat,
febril/demam neutropenia, (infeksi teralu berat
menjadi sepsis DIC.
2. Gejala hiperkatabolik(gejala umum dri keganasan) :
kaheksia, keringat berlebihan, hiperurikemia (kadar
asam urat meningkat), penurunan bb dratis
3. Gejala infiltrasi ke dlm organ organomegali dan
gejala lainnya:
20
Manifestasi klinis...
Nyeri tulang dan sternum
Limfadenopti
Splenomegali atau hepatomegali ringan
Hipertrofi gusi dan infiltrasi kulit
Sindrom maningeal : akibat ekplansi dri sel
leukemia sehingga sakit kepala, mual,
muntah, kaku kuduk
21
Manifestasi klinis...
4. Gejala lainnya :
a. Leukositosis AL > 50.000/ul menyebabkan
sakit kepala, confusion, ggn fisual, leukositosis
pulmoner
b. Koagulopati didapat : DIC/kadar , fibrinolisis
primer
c. Hiperurisemia : artritis gout, batu ginjal
d. Sindrom lisis tumor, akibat kemoterapi, terutama
pada leukemia akut
22
KEMATIAN pd LLA :
Penekanan sumsum tulang yg hebat
23
Gambaran laboratorik
DARAH TEPI
1. Anemia normositik normokromik, anemia berat yg
terjadi cepat
2. Trombositopenia
3. Jumlah leukosit : normal atau rendah (25% kasus),
leukositosis 10.000 – 100.000/ul (50% kasus),
hiperleukositosis >100.000/ul (25% kasus)
4. Apusan darah tepi : KHAS sel muda ( mieloblast,
limfoblast, monoblast, eritroblast, megakariosit) > 5%
dari sel berinti . Dijumpai pseudo Pelger-Huet
anomaly : netrofil lobus sedikit (1 atau 2), hipo atau
agranular 24
Gambaran laboratorik...
SUMSUM TULANG
Hiperseluler
Dominasi sel leukemia (blast) yaitu minimal 30%
dari jumlah sel berinti di sumsum tulang
tampak monoton
Terdapat leukemic gap : perubahan tiba2 sel
muda atau blast menjadi sel matang tanpa bentuk
antara
25
Gambaran laboratorik...
27
Faktor prognostik...
28
Diagnosis
Berdasarkan manifestasi klinis, pemeriksaan darah
rutin, apusan darah, dan sumsum tulang
Membedakan ALL dgn AML :
ALL AML
Limfoblast Mieloblast
Kromatin Bergumpal Lebih halus
Nukleoli Lebih samar, lebih sedikit Lebih prominen, lebih
banyak (>2X)
Auer rod Negatif Positif
Sel pengiring Limfosit Netrofil
29
Aurt rods
khas untuk AML
30
Tatalaksana
SUPORTIF/SIMTOMATIK
Mengatasi kegagalan sumsum tulang, karena proses
leukemia atau akibat terapi dan penyakit penyerta
lainnya :
Diet seimbang
31
Tatalaksana...
SPESIFIK/DEFINITIF
Kemoterapi kombinasi
Terdiri atas fase :
1. Induksi remisi : kemoterapi intensif gejala klinis
menghilang, blast dlm sumsum tulang < 5%
2. Fase postremisi : mempertahankan remisi selama
mungkin menuju kesembuhan terapi konsolidasi,
pemeliharaan (maintenance)
32
Tatalaksana...
Pasien dinyatakan remisi komplit apabila :
Tidak ada keluhan maupun gejala klinis leukemia
jenis normal
Jumlah granulosit > 2.000/ul
33
KOMPLIKASI
1. Febril netropenia
2. Hiperleukositosis
3. Sindrom lisis tumor
34
LIMFOMA MALIGNA
35
Limfoma Maligna
Penyakit keganasan primer jaringan limfoid yang
bersifat padat
Neoplasma ganas dari sel limfosit T atau B
Jaringan limfoid : KGB, dll
Secara klinis dan patologi dibagi menjadi :
1. Limfoma Hodgkin (Hodgkin disease=HD): khas
ditandai sel Reed Sternberg
2. Limfoma non-Hodgkin (LNH) : ditandai oleh
kumpulan limfosit abnormal
36
Rasio NHL : HL = 6 : 1
Salah satu tumor padat yg dpt disembuhkan
dgn kemoterapi
37
A. Penyakit Hodgkin
Khas sel Reed Stenberg dengan latar belakang
sel radang pleomorf
Angka kejadian : bimodal puncaknya usia 15-30
thn dan 45-55 thn
Di Indonesia umur puncak terjadi pra remaja
Insiden pd laki-laki > perempuan = 1,5-2 : 1
Etiologi : belum diketahui diduga berhubungan
dgn infeksi virus Epstein-Barr pd lebih 50% kasus
tapi mekanismenya blm jelas
38
Sel limfoid yg besar dgn banyak nukleus
yg mengelilingi nuklei gambaran
HALO
39
Limfoma Hodgkin
40
Patologi
Pd px jaringan limfonodi dijumpai :
Khas : sel RS minoritas dilatarbelakangi oleh sel2
nodular
Sel ganas bersifat monoklonal
41
Patogenesis
Sel RS diduga berasal dari sel histiosit bersifat B-
lymphoid lineage
HD disusun dlm suatu setting yaitu sel RS dikelilingi
oleh sel radang pleomorf.
Perbandingan komposisi sel RS dgn sel radang
bergantung pd derajat respon imunologis penderita
Pd individu dgn status imun yg baik respon sel
radang kuat sel limfosit lebih dominan
Perbandingan sel RS dgn sel limfosit menentukan :
1. Klasifikasi histologis
2. Prognosis
42
Patogenesis...
HD awal terlokalisir pd suatu KGB perifer
menyebar secara konsisten melalui aliran limfe
prinsip ini dipakai dalam terapi radiasi
Pada Non-Hodgkin limfoma penyebaran secara
hematogen selain melalui aliran limfe
penyebarannya sulit diramalkan
Terapi radiasi HD : KGB yg terkena dan KGB
sekitarnya sesuai dgn aliran limfe
43
Klasifikasi
Klasifikasi histopatologis menurut Rye :
1. Limfositik predominan (LP) : 5% kasus. Dominan sel
limfosit kecil, sel RS sedikit
2. Sel campuran (Mixed cell = MC) : 30% kasus. Jumlah sel
RS seimbang dgn sel limfosit
3. Deplesi limfositik (LD) : 5% kasus, tipe yg paling agresif.
Sebagian besar sel RS, sel limfosit sangat jarang
4. Nodul sklerosis (NS) : paling sering dijumpai (40-69%
kasus) fibrosis dan sklerosis yg luas mengelilingi sel
abnormal
44
Manifestasi klinis
Gejala utama : pembesaran KGB, tidak nyeri,
asimetris, padat kenyal spt karet :
Colli : 60-70%
Aksila : 10-15%
Inguinal : 6-12%
paraaorta, retroperitonial
Splenomegali : 35-50% kasus, hepatomegali lebih
jarang
Efusi pleura dan sindrom vena cava jika KGB
mediastinum terkena 45
Manifestasi klinis...
Jaringan ekstranodal primer kadang2 : kulit, paru,
otak, sumsum tulang belakang
Gejala konstitusional : demam, penurunan BB > 10%,
keringat malam, pruritus
46
Gambaran hematologis
Anemia normositik normokromik (50% kasus)
Leukositosis moderat (30% kasus) netrofilia
Eosinofilia
Limfopenia : fase lanjut
LED meningkat
LDH meningkat 30-40% kasus, sbg petanda
prognostik dan monitoring respon terapi
Sumsum tulang : 5-15% kasus
47
Diagnosis
Manifestasi klinis
Gambaran histopatologis biopsi kelenjar khas
sel RS
PENENTUAN DERAJAT PENYAKIT
1. Clinical staging : klinis, radiologis thoraks (AP
dan lateral), biopsi sumsum tulang
2. Pathological staging : clinical staging ditambah
laparatomi, biopsi kelenjar dan organ
Laparatomi staging saat ini dengan CT scan
(thoraks dan abdomen) dan MRI
48
Penentuan stadium
KLASIFIKASI COSTWOLD
I. Satu regio KGB, misalnya colli sinistra
II. Dua regio KGB, keduanya di atas diafragma,
misalnya KGB colli dekstra dan mediastinum
III. Dua atau lebih regio KGB di kedua sisi diafragma
(atas dan bawah), misalnya, KGB colli D,
mediastinum, dan abdominal (sepanjang vena cava
inferior)
IV. Stadium III + tdp organ yang terlibat, misalnya
hepar, sumsum tulang, otak.
49
Penentuan stadium...
Stadium A : tidak ada gejala
Stadium B : demam, keringat malam, penurunan BB >
10% dlm 6 bulan
Stadium X : penyakit yg besar sekali, > 1/3 pelebaran
mediastinum, dimensi maksimal massa nodal 10 cm
Stadium E : penyakit ekstra limfoid, misalnya paru,
kulit
50
Staging limfoma hodgkin
51
Terapi
Suportif dan simtomatik
Terapi spesifik :
1. Radioterapi : stadium IA atau IIA
2. Kemoterapi kombinasi : kombinasi beberapa obat
kemoterai. Untuk stadiuun III, IV, atau derajat I
atau II dengan bulky disease
3. Kombinasi radioterapi dan kemoterapi
radioterapi sebelum dan sesudah kemoterapi.
Untuk stadium III, IV, dan pd penyakit yg tergolong
bulky disease, penyakit yang kambuh setelah
radioterapi
52
Terapi …
Terapi baru :
1. Transplantasi sumsum tulang atau transplantasi
sel induk
2. Kemoterapi dosis tinggi dengan transplantasi sel
induk
Terutama untuk kasus yang mengalami kekambuhan
setelah kemoterapi
53
Prognosis
> 90% pasien stadium I dan II dapat sembuh
Tingkat kesembuhan menurun progresif 50-70%
pada stadium IV.
Usia lebih tua kurang baik
Gambaran histologi penurunan limfosit kurang
baik
54
B. Limfoma non-Hodgkin (LNH)
Secara klinis dan patologis : sangat heterogen
Penyebarannya tdk memiliki pola yg jelas
Bentuk ekstranodal lebih sering dijumpai
Pada anak lebih progresif
Gambaran histopatologis difus : 90% pd kasus
anak
55
Epidemiologi
56
Klasifikasi histopatologis
LNH : mutasi ganas salah satu tingkat
perkembangan limfosit
PERKEMBANGAN LIMFOSIT
Prekursor limfosit : limfoblast
Perkembangan limfosit 2 tahap :
1. Antigen independent
2. Antigen dependent
57
Perkembangan limfosit...
TAHAP I
Sel limfoid berkembang sel pre-B sel B imatur
ke sumsum tulang
58
Pada respon imun awal sebagian naive B-cell dpt
langsung bertransformasi menjadi imunoblast
kemudian menjadi sel plasma
59
Klasifikasi
Secara umum dibuat berdasarkan kemiripan sel2
suatu tipe NHL dgn limfosit normal pada berbagai
kompartemen diferensiasi
Klasifikasi : Kiel, Working formulation, Rappaport
Klasifikasi Rappaport :
Berdasarkan bentuk morfologi semakin
60
Klasifikasi...
Klasifikasi Kiel 2 golongan :
1. LNH dgn derajat keganasan rendah
2. LNH dgn derajat keganasan tinggi
LNH pd anak seringkali mempunyai gambaran difus
3 kategori gambaran histologis sbb :
1. Limfoblastik Burkitt’s atau small non cleaved
2. Limfoblastik non Burkitt’s
3. Imunoblastik dan sentroblastik
2 kelompok pertama : paling sering ditemukan
70-90% kasus
61
Manifestasi klinis
Gejala klinis massa intraabdominal dan intratorakal
(mediastinum), sering disertai efusi pleura
Gejala yg menonjol : nyeri, disfagia, sesak napas,
pembengkakan daerah leher, muka, sekitar leher
obstruksi vena cava superior
Pembesaran KGB diatas diafragma, jarang
retroperitoneal
Splenomegali dan hepatomegali menunjukkan
keterlibatan sumsum tulang dan gejala leukemia
limfoblastik akut
62
Kelainan hematologi
Laboratorium : anemia normositik normokromik
Kadar LDH dan asam urat meningkat tumor lisis
dan nekrosis jaringan
Keterlibatan sumsum tulang (+) : anemia, leukopenia,
trombositopenia
Fase leukemik LNH : > 5% sel muda dalam darah
tepi
63
Diagnosis
Riwayat penyakit
Pemeriksaan fisik
Biopsi KGB atau jarinngan ekstranodal gambaran
histopatologi
Sitologi cairan efusi maupun aspirasi sumsum tulang
Pemeriksaan imunologis dan sitogenik untuk
membedakan sel B atau sel T
Pemeriksaan darah lengkap, fungsi hati, fungsi
ginjal, cairan serebrospinal, asam urat, LDH, USG
abdomen, bone scan
64
Terapi
Suportif :
Memperbaiki keadaan umum pasien
radioterapi
Spesifik :
1. Radioterapi : penyakit yg terlokalisir, tujuan paliatif
pd stadium lanjut, untuk ajuvan pada bulky disease
2. Kemoterapi : tunggal atau kombinasi
3. Transplantasi sumsum tulang dan transplantasi sel
induk
4. Imunomodulator : terapi dgn interferon
65
TERIMA KASIH
66