Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA

Kelainan Toraks Kongenital:


Agenesis Kosta
Ihsanul Amal
Dokter Internship di RSAD Wirabhakti dan Puskesmas Pagesangan,
Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia

ABSTRAK
Agenesis kosta merupakan salah satu bentuk kelainan kongenital pada toraks. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses pembentukan
kosta dapat menyebabkan kelainan tersebut. Tidak adanya satu atau beberapa kosta mengakibatkan defek pada sangkar toraks yang
seharusnya melindungi paru dan organ-organ mediastinum. Konsekuensi defek tersebut dapat bervariasi dari asimptomatis hingga pernapasan
paradoks, hernia paru, atau dekstrokardia.

Kata kunci: Agenesis kosta, kongenital, toraks

ABSTRACT
Costal agenesis is a form of congenital malformation of thorax. The causes are various factors that disrupt the formation of costae. The
absence of one or few costae result in thoracic cage defect that is supposedly protects lungs and mediastinum. The consequences can vary
from asymptomatic to paradoxical breathing, lung herniation, or dextrocardia. Ihsanul Amal. Congenital Anomalies of the Thorax: Agenesis
of Costae.

Keywords: Costal agenesis, congenital, thorax

PENDAHULUAN kehamilan, jaringan untuk membentuk tulang rawan dari kosta di bawahnya tidak
Kelainan kongenital agenesis (tidak ter- dinding tubuh dikelompokkan menjadi bergabung dengan sternum, tetapi saling
bentuknya) kosta dapat berupa tidak adanya somite secara aksial di bawah pengaruh
satu atau beberapa kosta atau seluruh notokorda. Populasi sel somite berasal dari
kosta pada satu sisi dinding dada.1 Kelainan lapisan mesoderm yang menghasilkan
tersebut dapat terjadi sendiri atau disertai osteosit dan kondrosit yang kemudian mem-
kelainan struktur lain, seperti vertebra, otot- bentuk struktur tulang dan tulang rawan.
otot dinding dada, paru, dan jantung. Selain Superfisial dari sel-sel tersebut adalah lapisan
menyebabkan defek prominen bentuk tubuh, miotom dan dermatom yang nantinya akan
sebagian besar kasus justru terungkap dari menghasilkan otot dan jaringan ikat pada
penemuan insidental pada foto x-ray toraks.2 kulit.3
Oleh karena itu, tidak banyak kasus yang
dipublikasikan, terlebih dalam satu dekade Jaringan embrionik sklerotom membentuk
terakhir. Untuk memahami kasus tersebut, bagian dorso-lateral kolumna vertebra yang
dibutuhkan referensi tinjauan pustaka yang kemudian berkontribusi pada pembentukan
membahas proses pembentukan kosta, bagian kostal prosesus transversus pada
bentuk kelainan yang terjadi, dan konsekuensi semua segmen vertebra. Bagian kostal di 12
akibat tidak terbentuknya kosta pada tubuh vertebra torakal menerima sinyal genetik
manusia. untuk berpisah dan memanjang ke arah
depan, serta ke bawah membentuk kosta
EMBRIOLOGI DAN PERKEMBANGAN bilateral membentuk suatu sangkar di regio
KOSTA toraks. Sambungan tulang rawan dari ujung
Perkembangan toraks dimulai saat minggu tulang 7 pasang pertama kosta menuju ke Gambar 1. Perkembangan kosta: dari bagian kostal pada
keempat kehamilan dan terus berlanjut depan untuk bergabung dengan sternum vertebra torakal (bagian yang gelap) dibandingkan dengan
hingga dewasa. Setelah 4 minggu masa yang sedang berkembang. Sambungan bagian kostal pada vertebra lain4

Alamat korespondensi email: dr.ihsanulamal@gmail.com

114 CDK-225/ vol. 42 no. 2, th. 2015


TINJAUAN PUSTAKA

Table 1. Klasifikasi Acastello5 batas torako-lumbal dapat menyebabkan


Type I Cartilagineous Pectus excavatum (PE) kosta ke-12 sama sekali tidak terbentuk.4
Pectus carinatum (PC) type 1 Tidak terbentuknya kosta parasternal ke-2
True PC type 2 hingga ke-5 lebih umum terjadi dan biasanya
Type II Costal Simple (1 or 2 ribs) agenesis, hypoplasia, sovrannumerary, disertai displasia (gangguan perkembangan)
Complex (3 or more ribs) bifid, fused, dysmorphic, rare (always kelenjar mammae, jaringan subkutan lokal,
complex)
serta otot pektoralis mayor dan pektoralis
Syndromic (always complex) Jeune, jarcho-Levin,
Cerebrocostomandibular, others
minor baik sebagian maupun keseluruhan.
Type III Condro-costal Poland Syndrome
Tidak terbentuknya kosta bagian bawah
Type IV Sternal Sternal cleft (with or without ectopia (kosta ke-6 hingga ke-12) lebih jarang dan
cordis) biasanya dapat disertai berbagai kelainan
Currarino Silverman Syndrome kompleks lain, seperti meningomielokel,
Type V Clavicle-scapular Clavicular Simple or Syndromic eventrasi (penonjolan ke atas) diafragma,
Scapular Combined Simple or Syndromic penyakit jantung kongenital, duplikasi usus
atau anomali rektum. Pernah dilaporkan pada
bergabung dan melekat pada sambungan Diduga, insufisiensi suplai darah lokal dapat bayi trisomi 13 (sindroma Patau) terbentuk
tulang rawan dari kosta ke-7, sedangkan 2 mengakibatkan gangguan pembentukan kosta servikal bilateral dan tidak terbentuknya
pasang kosta terakhir tetap bebas ujungnya. kosta selama periode embrionik. Insidennya kosta ke-12 bilateral.1
Bagian ujung kaput artikularis berhadapan tidak terdokumentasikan dan kasus sporadis
dengan korpus vertebra torakal, sedangkan telah dilaporkan selama bertahun-tahun.1 Sindrom serebrokostomandibular meru-
bagian fasetnya berhadapan dengan pakan salah satu bentuk kelainan kosta
prosesus transversus pada 10 kosta pertama; Acastello mengklasifikasikan seluruh bentuk sindromik yang sangat langka. Tidak banyak
2 kosta terakhir hanya berartikulasi dengan kelainan dinding dada ke dalam 5 tipe, ter- pengalaman klinis di dunia tentang sindrom
korpus vertebra. Osifikasi sekunder bagian gantung tempat asal terjadinya kelainan, ini. Torre, et al, telah mendiagnosis satu kasus
kartilaginosa epifisis kaput serta bagian tidak terbentuknya kosta dapat terjadi pada dalam sepuluh tahun terakhir, dengan ciri
artikularis dan non-artikularis tuberkel dimulai tipe II (costal) dan tipe III (chondro-costal).5 utama berupa tidak berkembangnya sangkar
saat akhir masa pubertas, bergabung dengan toraks. Hanya didapatkan sisa-sisa kosta yang
korpus kosta pada awal masa dewasa. Panjang Berdasarkan klasifikasi Acastello, agenesis tidak terbentuk, sehingga terjadi flail chest
kosta meningkat dari kosta pertama hingga kosta dapat terjadi simpel (1 atau 2 kosta), (pernapasan paradoks), dan ventilasi mekanis
ke-7 atau ke-8, kemudian secara gradual kompleks (3 atau lebih kosta), dan disertai dibutuhkan sejak lahir. Pada beberapa kasus,
menurun hingga kosta terakhir yang biasanya kelainan kongenital lain (sindromik).5 Kosta agenesis sangkar toraks terjadi unilateral.
sangat pendek tetapi bervariasi panjangnya. ke-1 dan ke-12 terjadi terutama karena Kosta yang mengalami kelainan tersebut
Bagian yang berpotensi membentuk kosta pergeseran batas vertebral. Pergeseran juga berhubungan dengan ciri-ciri sindrom
dari vertebra lain umumnya telah diprogram batas kaudal dari batas serviko-torakal dapat Pierre-Robin. Gangguan perkembangan atau
untuk kehilangan potensinya.4 menyebabkan kosta ke-1 menjadi rudimenter, malfungsi serebral juga sering terjadi pada
sedangkan pergeseran batas kranial dari sindrom ini.5
Kosta yang sedang berkembang dapat
dipengaruhi oleh segmentasi ireguler pre- Sindrom Poland adalah kelainan langka
kursornya. Perkembangan kosta dan arah dan kejadian tidak terbentuknya kosta pada
tumbuhnya juga dapat dikacaukan oleh sindrom ini lebih langka lagi,6 terjadi pada
perkembangan abnormal vertebra torakal, sekitar 1:30.000 kelahiran hidup. Sindrom
sehingga menghasilkan bentuk toraks yang Poland ditandai oleh hipoplasia atau tidak
menyimpang.4 terbentuknya otot pektoralis mayor, sering
bersamaan dengan kelainan lain pada dinding
BENTUK KELAINAN AGENESIS KOSTA dada, jaringan payudara, dan tungkai atas
Normalnya, terdapat 12 pasang kosta pada ipsilateral. Defek tersebut umumnya terjadi
tubuh manusia. Tujuh pasang kosta pertama unilateral dan pada dua pertiga kasus di sisi
disebut sebagai kosta sejati (costae verae) kanan tubuh. Kasus lebih banyak pada laki-laki
karena perlekatannya terhadap sternum, dengan rasio sekitar 2:1 dibandingkan pada
sedangkan kosta yang lain disebut sebagai perempuan. Beberapa kasus sangat langka
kosta palsu (costae spuriae); kosta ke-11 terjadi bilateral. Etiologinya tidak diketahui
dan ke-12 juga disebut kosta melayang pasti, salah satu hipotesis yang paling diakui
(costae fluctuiantes) karena sama sekali tidak adalah adanya interupsi suplai vaskuler
berhubungan dengan sternum ataupun Gambar 2. Kosta rudimenter: (A) Pergeseran batas kaudal arteri subklavia dan arteri vertebra selama
kosta di atasnya. Etiologi tidak terbentuk- dari batas serviko-torakal, (B) Pergeseran batas kranial dari masa embrionik, mengakibatkan beberapa
nya kosta masih belum jelas diketahui. batas torako-lumbal4 kelainan yang berbeda pada bagian-bagian

CDK-225/ vol. 42 no. 2, th. 2015 115


TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 6. Sirenomielia dengan agenesis kosta multipel:


Gambar 3. Agenesis kosta multipel: x-ray toraks menunjukkan tidak adanya kosta 1-3 kiri. Hasil rekonstruksi three-dimensional sangkar toraks sisi kanan tidak berkembang dengan jumlah
CT menunjukkan tidak adanya kosta 1-4 kiri, overlapping kosta 5-7 kiri dan kosta 2-3 kanan1 kosta yang hanya sedikit8

Gambar 4. Sindrom serebrokostomandibular: agenesis Gambar 5. Sindrom Poland: (A) X-ray toraks menunjukkan tidak ada bagian antero-lateral kosta 2-5 kanan, (B) Bentuk defek
unilateral sangkar toraks ditunjukkan pada x-ray toraks5 dada akibat tidak adanya kosta dan otot pektoralis mayor6

terkait.5 15% pasien dengan kelainan otot pektoralis menyertai sebesar 50,3%, dan 43,8% tidak
mayor kanan. Ujung sternal kosta yang tidak terbentuknya kosta.7
Sangkar toraks pada sindrom Poland dapat terbentuk sempurna dapat bergabung ber-
berbentuk normal seluruhnya, atau biasanya sama dan sternum dapat mengalami rotasi KONSEKUENSI KLINIS
dinding dada cekung pada salah satu sisi. menuju sisi kelainan, membentuk pektus Umumnya, kasus agenesis kosta tunggal
Bentuk cekung tersebut disebabkan karena karinatum asimetris kontralateral.6 tidak memerlukan tindakan jika tidak ter-
kosta dan kartilago mengalami hipoplasia dapat gejala klinis yang signifikan. Pada kasus
atau agenesis baik parsial maupun total, Beberapa kelainan kongenital lain yang beberapa kosta tidak terbentuk, pernapasan
sehingga dinding dada menjadi tipis dan pernah dilaporkan disertai agenesis kosta, paradoks dapat terjadi akibat kurangnya
tidak terbentuk sempurna. Kosta yang paling antara lain skoliosis kongenital, sirenomielia, sokongan terhadap toraks dan adanya malasia
sering mengalami kelainan adalah kosta ke-2 dan sindrom VACTERL (vertebral defect, (kelemahan) dinding dada.1,5 Area dada yang
hingga ke-4 atau kosta ke-3 hingga ke-5. anal atresia, cardiac anomalies, trachea- mengalami malasia menjadi tertekan selama
Tidak terbentuknya bagian anterior dari satu esophageal fistulae, renal anomalies, and limb inspirasi dan menonjol selama ekspirasi,
hingga tiga kosta menyebabkan depresi anomalies).7,8,9 Penelitian retrospektif Shen, et sehingga dapat memicu gerakan berayun
berat dinding dada; terjadi pada sekitar 11- al, terhadap 382 pasien skoliosis kongenital mediastinum. Bayi yang mengalaminya
25% kasus. Kelainan kosta dapat terjadi pada didapatkan insiden kelainan kosta yang biasanya menunjukkan gejala dispnea dan

116 CDK-225/ vol. 42 no. 2, th. 2015


TINJAUAN PUSTAKA

sianosis segera setelah dilahirkan, yang inkarserasi dan strangulasi, nyeri, hemoptisis dekstrokardia dihasilkan melalui perpindahan
dapat diperberat dengan proses makan dan atau infeksi berulang.10 mekanis intrauterin jantung ke sisi kanan
menangis.1 karena kurangnya proteksi terhadap tekanan
Dekstrokardia (jantung di rongga toraks eksternal oleh sangkar toraks yang tidak
Selain pernapasan paradoks, agenesis kosta kanan) diperkirakan dapat terjadi akibat terbentuk akibat agenesis kosta multiplel.12
multipel hampir pasti akan menyebabkan tidak terbentuknya beberapa kosta di toraks
hernia paru.5 Hernia paru didefinisikan kiri.12,13 Pada penelitian multisenter dan Operasi darurat diperlukan jika terjadi distres
sebagai protrusi jaringan paru dan membran multidisiplin selama 5 tahun pada penderita pernapasan pada pasien agenesis kosta
pleura melebihi batas-batas normal rongga sindrom Poland, didapatkan dekstrokardia multipel. Jika defek akibat tidak terbentuk-
toraks melalui defek dinding dada.10,11 pada 14 pasien (11.5%). Semua pasien nya kosta relatif kecil, dapat dilakukan
Sebagian besar hernia paru asimptomatis. tersebut memiliki ciri yang sama, yaitu bebat tekan lokal untuk mengontrol
Pasien yang simptomatis biasanya datang sindrom Poland pada sisi kiri dan agenesis pernapasan paradoks dan gerakan berayun
dengan keluhan massa lunak yang menonjol parsial dari 2 atau lebih kosta.12 Sebaliknya, mediastinum. Namun, operasi segera di-
melalui dinding dada dengan nyeri ataupun semua pasien sindrom Poland pada sisi kiri lakukan jika ada infeksi berulang saluran
tanpa nyeri.10,11 Petunjuk paling penting dengan agenesis kosta multipel mengalami pernapasan.1 Intervensi bedah juga dapat
adalah eksaserbasi hernia saat manuver dekstrokardia.12,13 Dekstrokardia tidak terjadi diindikasikan pada progresi penekanan
Valsava, batuk, atau mengejan, dengan pada pasien agenesis parsial satu kosta dinding dada unilateral, kurangnya proteksi
resolusi pada saat inspirasi atau bernapas ataupun pada pasien dengan kelainan adekuat pada jantung dan paru, dan alasan
biasa. Komplikasi yang dapat terjadi adalah kosta lainnya. Torre, et al, menduga bahwa kosmetik.6 Beberapa pilihan rekonstruksi
dinding dada, antara lain transplantasi fascia
luas untuk defek berukuran kecil, transplantasi
graft kosta yang diambil secara subperiosteal
dari kosta lain, dan penutupan dengan
flap dari otot latissimus dorsi atau obliquus
externus abdominis, marlex polyethylene mesh,
serta operasi sternum-reversal untuk defek
berukuran besar.1,6 Pada pasien dengan
rongga toraks sempit dapat mempengaruhi
kapasitas dan volume paru, sehingga dapat
dilakukan koreksi menggunakan VEPTR
(vertical expandable prosthetic titanium rib).14
Seiring bertambahnya usia, gejala pasien
yang tidak diintervensi dapat membaik, tetapi
Gambar 7. Hernia paru: tampak massa menonjol keluar Gambar 8. X-ray toraks menunjukkan dekstrokardia dan deformitas lebih berat pada kolumna spinalis
melalui defek akibat tidak adanya kosta10 agenesis parsial kosta ke-3 dan 4 kiri12 dan rongga toraks tidak dapat dihindari.1

DAFTAR PUSTAKA
1. Chen HJ. Congenital absence of multiple ribs. World J Pediatr. 2007;3(1):71-3.
2. Boas SR. Congenital ribs anomalies. In: Kleigman RM, Stanton BF, St Geme JW, Schor WF, Behrman RE, eds. Nelson Textbook of Pediatrics. 19th ed. Philadelphia (PA): Elsevier Saunders; 2011.
p.1518-9.
3. Mathes SJ, Seyfer AE, Miranda EP. Congenital anomalies of the chest wall. In: Mathes SJ, Weinberger SE, Hentz VR, eds. General Principles of Plastic Surgery. 2nd ed. Vol VI. Philadelphia (PA):
Elsevier Saunders; 2005, ch. 134, p.1.
4. Barnes E. Atlas of developmental field anomalies of the human skeleton: A paleopathology perspective. Hoboken (NJ): John Wiley & Sons Inc; 2012, p.105-8.
5. Torre M, Rapuzi G, Sasonni V, Varela P. Chest wall deformities: An overview on classification and surgical options. In: Cardoso P, ed. Topics in Thoracic Surgery. Rijeka, Croatia: InTech Europe;
2012, p.117-36.
6. Ta RK, Saha K, Saha A, Ghosh S, Mitra M. Poland syndrome with absent ribs. Med J DY Patil Univ. 2014;7:82-4
7. Shen J, Xue X, Zhang J, Zhao H, Li S, Zhao Y, et al. Rib deformities in congenital scoliosis. Spine (Phila Pa 1976) 2013;38(26):E1656-61.
8. Santra G, Pandit N, Sinha PK, Das MK. Sirenomelia. The New Zealand Med J. 2011;124(1339):91-5.
9. Jain MK, Mahant S, Mahant PD, Dhanotiy A. VATER association with multiple ribs anomalies. J Assoc Physician of India 2009;37:332-3.
10. Psathakis K, Mermigkis C, Tsintiris K. Transient lung herniation through a thoracic cage defect: A case report. Cases Journal 2009;2:7524.
11. Singh SK, Pandey S, Joshi LM, Tandon S. Congenital lung hernia. Indian J Chest Dis Allied Sci. 2005;47:125-6.
12. Torre M, Baban A, Buluggiu A, Costanzo S, Brico L, Lerone M, et al. Dextrocardia in patients with poland syndrome: Phenotypic characterization provides insight into pathogenesis. J Thorac
Cardiovasc Surg. 2010;139:1177-82.
13. Galiwango GW, Swan MC, Nyende R, Hodges AM. Poland syndrome with dextrocardia: Case report. East African Medical J. 2010;87(11):469-72.
14. Waldhausen JH, Redding GJ, Song KM. Vertical expandable prosthetic titanium rib for thoracic insufficiency syndrome: A new method to treat an old problem. J Pediatr Surg. 2007;42(1):76-
80.

CDK-225/ vol. 42 no. 2, th. 2015 117

Anda mungkin juga menyukai