ABSTRAK
Agenesis kosta merupakan salah satu bentuk kelainan kongenital pada toraks. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses pembentukan
kosta dapat menyebabkan kelainan tersebut. Tidak adanya satu atau beberapa kosta mengakibatkan defek pada sangkar toraks yang
seharusnya melindungi paru dan organ-organ mediastinum. Konsekuensi defek tersebut dapat bervariasi dari asimptomatis hingga pernapasan
paradoks, hernia paru, atau dekstrokardia.
ABSTRACT
Costal agenesis is a form of congenital malformation of thorax. The causes are various factors that disrupt the formation of costae. The
absence of one or few costae result in thoracic cage defect that is supposedly protects lungs and mediastinum. The consequences can vary
from asymptomatic to paradoxical breathing, lung herniation, or dextrocardia. Ihsanul Amal. Congenital Anomalies of the Thorax: Agenesis
of Costae.
PENDAHULUAN kehamilan, jaringan untuk membentuk tulang rawan dari kosta di bawahnya tidak
Kelainan kongenital agenesis (tidak ter- dinding tubuh dikelompokkan menjadi bergabung dengan sternum, tetapi saling
bentuknya) kosta dapat berupa tidak adanya somite secara aksial di bawah pengaruh
satu atau beberapa kosta atau seluruh notokorda. Populasi sel somite berasal dari
kosta pada satu sisi dinding dada.1 Kelainan lapisan mesoderm yang menghasilkan
tersebut dapat terjadi sendiri atau disertai osteosit dan kondrosit yang kemudian mem-
kelainan struktur lain, seperti vertebra, otot- bentuk struktur tulang dan tulang rawan.
otot dinding dada, paru, dan jantung. Selain Superfisial dari sel-sel tersebut adalah lapisan
menyebabkan defek prominen bentuk tubuh, miotom dan dermatom yang nantinya akan
sebagian besar kasus justru terungkap dari menghasilkan otot dan jaringan ikat pada
penemuan insidental pada foto x-ray toraks.2 kulit.3
Oleh karena itu, tidak banyak kasus yang
dipublikasikan, terlebih dalam satu dekade Jaringan embrionik sklerotom membentuk
terakhir. Untuk memahami kasus tersebut, bagian dorso-lateral kolumna vertebra yang
dibutuhkan referensi tinjauan pustaka yang kemudian berkontribusi pada pembentukan
membahas proses pembentukan kosta, bagian kostal prosesus transversus pada
bentuk kelainan yang terjadi, dan konsekuensi semua segmen vertebra. Bagian kostal di 12
akibat tidak terbentuknya kosta pada tubuh vertebra torakal menerima sinyal genetik
manusia. untuk berpisah dan memanjang ke arah
depan, serta ke bawah membentuk kosta
EMBRIOLOGI DAN PERKEMBANGAN bilateral membentuk suatu sangkar di regio
KOSTA toraks. Sambungan tulang rawan dari ujung
Perkembangan toraks dimulai saat minggu tulang 7 pasang pertama kosta menuju ke Gambar 1. Perkembangan kosta: dari bagian kostal pada
keempat kehamilan dan terus berlanjut depan untuk bergabung dengan sternum vertebra torakal (bagian yang gelap) dibandingkan dengan
hingga dewasa. Setelah 4 minggu masa yang sedang berkembang. Sambungan bagian kostal pada vertebra lain4
Gambar 4. Sindrom serebrokostomandibular: agenesis Gambar 5. Sindrom Poland: (A) X-ray toraks menunjukkan tidak ada bagian antero-lateral kosta 2-5 kanan, (B) Bentuk defek
unilateral sangkar toraks ditunjukkan pada x-ray toraks5 dada akibat tidak adanya kosta dan otot pektoralis mayor6
terkait.5 15% pasien dengan kelainan otot pektoralis menyertai sebesar 50,3%, dan 43,8% tidak
mayor kanan. Ujung sternal kosta yang tidak terbentuknya kosta.7
Sangkar toraks pada sindrom Poland dapat terbentuk sempurna dapat bergabung ber-
berbentuk normal seluruhnya, atau biasanya sama dan sternum dapat mengalami rotasi KONSEKUENSI KLINIS
dinding dada cekung pada salah satu sisi. menuju sisi kelainan, membentuk pektus Umumnya, kasus agenesis kosta tunggal
Bentuk cekung tersebut disebabkan karena karinatum asimetris kontralateral.6 tidak memerlukan tindakan jika tidak ter-
kosta dan kartilago mengalami hipoplasia dapat gejala klinis yang signifikan. Pada kasus
atau agenesis baik parsial maupun total, Beberapa kelainan kongenital lain yang beberapa kosta tidak terbentuk, pernapasan
sehingga dinding dada menjadi tipis dan pernah dilaporkan disertai agenesis kosta, paradoks dapat terjadi akibat kurangnya
tidak terbentuk sempurna. Kosta yang paling antara lain skoliosis kongenital, sirenomielia, sokongan terhadap toraks dan adanya malasia
sering mengalami kelainan adalah kosta ke-2 dan sindrom VACTERL (vertebral defect, (kelemahan) dinding dada.1,5 Area dada yang
hingga ke-4 atau kosta ke-3 hingga ke-5. anal atresia, cardiac anomalies, trachea- mengalami malasia menjadi tertekan selama
Tidak terbentuknya bagian anterior dari satu esophageal fistulae, renal anomalies, and limb inspirasi dan menonjol selama ekspirasi,
hingga tiga kosta menyebabkan depresi anomalies).7,8,9 Penelitian retrospektif Shen, et sehingga dapat memicu gerakan berayun
berat dinding dada; terjadi pada sekitar 11- al, terhadap 382 pasien skoliosis kongenital mediastinum. Bayi yang mengalaminya
25% kasus. Kelainan kosta dapat terjadi pada didapatkan insiden kelainan kosta yang biasanya menunjukkan gejala dispnea dan
sianosis segera setelah dilahirkan, yang inkarserasi dan strangulasi, nyeri, hemoptisis dekstrokardia dihasilkan melalui perpindahan
dapat diperberat dengan proses makan dan atau infeksi berulang.10 mekanis intrauterin jantung ke sisi kanan
menangis.1 karena kurangnya proteksi terhadap tekanan
Dekstrokardia (jantung di rongga toraks eksternal oleh sangkar toraks yang tidak
Selain pernapasan paradoks, agenesis kosta kanan) diperkirakan dapat terjadi akibat terbentuk akibat agenesis kosta multiplel.12
multipel hampir pasti akan menyebabkan tidak terbentuknya beberapa kosta di toraks
hernia paru.5 Hernia paru didefinisikan kiri.12,13 Pada penelitian multisenter dan Operasi darurat diperlukan jika terjadi distres
sebagai protrusi jaringan paru dan membran multidisiplin selama 5 tahun pada penderita pernapasan pada pasien agenesis kosta
pleura melebihi batas-batas normal rongga sindrom Poland, didapatkan dekstrokardia multipel. Jika defek akibat tidak terbentuk-
toraks melalui defek dinding dada.10,11 pada 14 pasien (11.5%). Semua pasien nya kosta relatif kecil, dapat dilakukan
Sebagian besar hernia paru asimptomatis. tersebut memiliki ciri yang sama, yaitu bebat tekan lokal untuk mengontrol
Pasien yang simptomatis biasanya datang sindrom Poland pada sisi kiri dan agenesis pernapasan paradoks dan gerakan berayun
dengan keluhan massa lunak yang menonjol parsial dari 2 atau lebih kosta.12 Sebaliknya, mediastinum. Namun, operasi segera di-
melalui dinding dada dengan nyeri ataupun semua pasien sindrom Poland pada sisi kiri lakukan jika ada infeksi berulang saluran
tanpa nyeri.10,11 Petunjuk paling penting dengan agenesis kosta multipel mengalami pernapasan.1 Intervensi bedah juga dapat
adalah eksaserbasi hernia saat manuver dekstrokardia.12,13 Dekstrokardia tidak terjadi diindikasikan pada progresi penekanan
Valsava, batuk, atau mengejan, dengan pada pasien agenesis parsial satu kosta dinding dada unilateral, kurangnya proteksi
resolusi pada saat inspirasi atau bernapas ataupun pada pasien dengan kelainan adekuat pada jantung dan paru, dan alasan
biasa. Komplikasi yang dapat terjadi adalah kosta lainnya. Torre, et al, menduga bahwa kosmetik.6 Beberapa pilihan rekonstruksi
dinding dada, antara lain transplantasi fascia
luas untuk defek berukuran kecil, transplantasi
graft kosta yang diambil secara subperiosteal
dari kosta lain, dan penutupan dengan
flap dari otot latissimus dorsi atau obliquus
externus abdominis, marlex polyethylene mesh,
serta operasi sternum-reversal untuk defek
berukuran besar.1,6 Pada pasien dengan
rongga toraks sempit dapat mempengaruhi
kapasitas dan volume paru, sehingga dapat
dilakukan koreksi menggunakan VEPTR
(vertical expandable prosthetic titanium rib).14
Seiring bertambahnya usia, gejala pasien
yang tidak diintervensi dapat membaik, tetapi
Gambar 7. Hernia paru: tampak massa menonjol keluar Gambar 8. X-ray toraks menunjukkan dekstrokardia dan deformitas lebih berat pada kolumna spinalis
melalui defek akibat tidak adanya kosta10 agenesis parsial kosta ke-3 dan 4 kiri12 dan rongga toraks tidak dapat dihindari.1
DAFTAR PUSTAKA
1. Chen HJ. Congenital absence of multiple ribs. World J Pediatr. 2007;3(1):71-3.
2. Boas SR. Congenital ribs anomalies. In: Kleigman RM, Stanton BF, St Geme JW, Schor WF, Behrman RE, eds. Nelson Textbook of Pediatrics. 19th ed. Philadelphia (PA): Elsevier Saunders; 2011.
p.1518-9.
3. Mathes SJ, Seyfer AE, Miranda EP. Congenital anomalies of the chest wall. In: Mathes SJ, Weinberger SE, Hentz VR, eds. General Principles of Plastic Surgery. 2nd ed. Vol VI. Philadelphia (PA):
Elsevier Saunders; 2005, ch. 134, p.1.
4. Barnes E. Atlas of developmental field anomalies of the human skeleton: A paleopathology perspective. Hoboken (NJ): John Wiley & Sons Inc; 2012, p.105-8.
5. Torre M, Rapuzi G, Sasonni V, Varela P. Chest wall deformities: An overview on classification and surgical options. In: Cardoso P, ed. Topics in Thoracic Surgery. Rijeka, Croatia: InTech Europe;
2012, p.117-36.
6. Ta RK, Saha K, Saha A, Ghosh S, Mitra M. Poland syndrome with absent ribs. Med J DY Patil Univ. 2014;7:82-4
7. Shen J, Xue X, Zhang J, Zhao H, Li S, Zhao Y, et al. Rib deformities in congenital scoliosis. Spine (Phila Pa 1976) 2013;38(26):E1656-61.
8. Santra G, Pandit N, Sinha PK, Das MK. Sirenomelia. The New Zealand Med J. 2011;124(1339):91-5.
9. Jain MK, Mahant S, Mahant PD, Dhanotiy A. VATER association with multiple ribs anomalies. J Assoc Physician of India 2009;37:332-3.
10. Psathakis K, Mermigkis C, Tsintiris K. Transient lung herniation through a thoracic cage defect: A case report. Cases Journal 2009;2:7524.
11. Singh SK, Pandey S, Joshi LM, Tandon S. Congenital lung hernia. Indian J Chest Dis Allied Sci. 2005;47:125-6.
12. Torre M, Baban A, Buluggiu A, Costanzo S, Brico L, Lerone M, et al. Dextrocardia in patients with poland syndrome: Phenotypic characterization provides insight into pathogenesis. J Thorac
Cardiovasc Surg. 2010;139:1177-82.
13. Galiwango GW, Swan MC, Nyende R, Hodges AM. Poland syndrome with dextrocardia: Case report. East African Medical J. 2010;87(11):469-72.
14. Waldhausen JH, Redding GJ, Song KM. Vertical expandable prosthetic titanium rib for thoracic insufficiency syndrome: A new method to treat an old problem. J Pediatr Surg. 2007;42(1):76-
80.