Anda di halaman 1dari 14

Nama : Kadek Sheila Anastasia

NPM : 18700103

Kelas : 2018C

Kelainan Leukosit
Leukosit sangat di perlukan untuk pertahanan tubuh kita. Harga normal Leukosit : 4.000 –
10.000 /µl

 Leukosit < 4.000 / µl disebut Leukopenia


 Leukosit > 10.000 / µl disebut Leukositosis

Differential Diagnosis

Leukositosis dapat ditemukan pada reaksi inflamasi, infeksi bacterial dan reaksi Leukemoid
( respon terhadap suatu infeksi dimana terdapat peningkatan mieloid imatur atau shift to the
left ),sepsis dan leukemia

Hitung jenis Leukosit : eosinofil/ basofil/ stag/ segment/ limfosit/ monosit

Shift to the left adalah perbandingan matur dan imatur Neutrofil

Neutrofil adalah perkembangan mieloblast,promielosit, mielosit,metamielosit, stag, segment

Terminologi

menggunakan profil darah lengkap, seperti :

SIRS ( Sysctemic Inflammatory Response Syndrome )

 Temp > 38 or < 36 : Hipertermi / Hipotermi untuk sepsis


 Heart rate >90 : Takikardi
 RR >20 : Tachypnea
 Profil Hematologi -> Leukositosis : WBC > 12.000 atau Leukosit < 4.000 atau stag
>10 %
Sepsis : Respons inflamasi sistemik terhadap infeksi

Kultur darah +

Sepsis Berat : disfungsi organ sekuder akibat sepsis. (mis : hipoperfusi, hipotensi, cedera paru
akut, ensefalopati, cedera ginjal akut, koagulopati

Syok Septik : Hipotensi sekunder akibat Sepsis yang resisten terhadap pemberian cairan yang
adekuat dan berhubungan dengan hipoperfusi

Leukemia
A.Definisi

Keganasan yang berasal dari sel induk hematopoiesis yang mengakibatkan PROLIFERASI sel
darah putih yang tidak terkontrol atau terjadi akumulasi sel sel leukosit dalam sumsum tulang,
darah dan organ.

Sel sel yang ganas berkembang menekan sel sel yang normal.Sel yang proliferasi melakukan
perbanyakan dan belum sempat berkembang menjadi matur. Dalam perkembangan
mieloblast,promielosit, mielosit,metamielosit, stag, segment -> mieloblast banyak sehingga
belum sempat melakukan diferensiasi langsung -> bisa menekan pertumbuhan dari eritrosit
maupun trombosit

B.Etiologi

Mutasi DNA gen sel akibat :

 Pemaparan karsinogen

Cth dalam kehidupan sehari hari : mengkonsumsi pentol dengan boraks atau saos berwarna
merah pekat

 Virus onkogen

Pada suatu kasus Hepatitis C dapat menyebabkan suatu akut promielastic leukemia ( AML M3)

 Radiasi
Cth : radiasi radio menyebabkan keganasan dari sumsum tulang

 Mutasi gen spontan / idiopatik

C.Sifat sel Leukemia

- Tinggal di sirkulasi lebih lama

- Mengeluarkan bahan yang dapat menghambat proliferasi sel normal

- Dapat berproliferasi di organ lain mis : system RES ( Reticulum endothelial system ) dapat
menginfiltrasi sel sel seperti hepar dan limfa sehingga akan ditemukan gambaran
hepatospleenomegali

- Proliferasi abnormal salah satu populasi hemopoitik dapat menekan proliferasi populasi
hemopoitik yang lain.Di sumsum tulang ada 3 sel darah utama yaitu : Sel darah merah, Sel darah
putih dan keeping darah. Untuk leukemia yang mengalami proliferasi adalah sel darah putih yang
menganggu atau menekan sel darah merah maupun trombosit.

Pada sel darah merah jika tertekan aktivitas system eritropoesis nya -> Anemia
( lemah,letih,lesu )

Pada trombosit -> Trombositopenia ( suatu pendarahan gusi, hidung atau pendarahan yang
tampak di bawah kulit, peteki dan purpura )

D.Fungsi Sel Leukemia

 Respon terhadap kemotaksin menurun


 Mobilitas menurun
 Metabolism menurun
 Fungsi fagosit terganggu , karena sel muda yang masih berkembang sementara untuk
pertahanan daya tahan tubuh butuh sel yang matur sehingga dapat melakukan fungsi
fagosit yang baik

E.Klasifikasi Leukemia

a.Leukemia akut ->


sel muda (blast) banyak

sel primitif akan tertahan maturasinya, menumpuk di sumsum tulang -> menganggu fungsi
normal sumsum tulang lainnya

b.Leukemia kronik ->

sel nya sempat mengalami maturasi sehingga sel nya lengkap (mieloblast,promielosit,
mielosit,metamielosit, stag, segment )

sel cenderung meninggalkan sumsum tulang, menumpuk di ekstra meduler ( limfe dan kel
limfe )

Perkembangan mulai dari hematopoietic stem cell ->

myeloid lineage ( jika terjadi proliferasi ) , mis : neutrophil meningkat -> chronic neutrophilic
leukemia dan mengakibatkan gangguan fungsi fagositosis
lymphoid lineage , cth keganasan : limfoma. Sel plasma banyak di sumsum tulang bisa
menyebabkan multiple myeloma

Berdasarkan waktunya Leukemia dibagi menjadi 2 :

a. Leukemia akut -> AML (acute myeloid leukemia) dan ALL ( Acute lymphoblastic
leukemia )
b. Leukemia kronik -> CML(chronic myeloid leukemia) dan CLL(chronic lymphoblastic
leukemia )

Berdasarkan Morfologi ( mikroskop ) :

French - American – British. Untuk AML dibagi dari M0-M7

Sitokimia ( pengecatan ) : myeloperoksidase (MPO) , sudan black, PAS, esterase

Berdasarkan Imunologi ( untuk diagnose leukemia akut) : pemereriksaan


immunophenotyping -> gambaran CD CD di setiap sel aka nada antibody monoclonal di dalam
sel tersebut yang bisa mendeteksi. Cth sel myeloid : CD 33, MPO. Sel Lymphoid : CD 19 CD
20 untuk B lymphoid, CD 3 CD 5 CD 7 T Cell lymphoid

Sitogenetika ( berdasarkan kriteria WHO )

Pemeriksaan Acute Leukemia

1. Pemeriksaan morfologi : hapusan darah tepi


2. gambaran sumsum tulang
3. immunophenotyping
4. sitogenetika
5. molecular genetika
6. deep sequencing

Ciri Ciri Leukemia Akut :

a) penderita dewa muda / anak


pada dewasa muda lebih banyak kasus AML dari pada ALL
namun pada anak anak lebih banyak kasus ALL dari pada AML
b) tampak sakit keras
c) suhu badan naik
d) ada tanda infeksi
e) pendarahan, karena trombositopenia
f) nyeri tulang, karena sel leukemia bisa masuk ke tulang
g) pucat, lesu karena anemia

AML (acute myeloid leukemia)

Pada AML yang melakukan proliferasi adalah myeloblast. Hiatus leukemia,


promielosit,mielosit,metamielosit, tidak ditemukan tapi langsung menemukan stag atau segment.
Tergantung jenisnya untuk aml ada AML M0- M7
Klasifikasi AML

a. klasifikasi WHO : > 20% sel blast dari gambaran darah tepi atau sumsum tulang
-imunophenotyhping
-gambaran klinis :
Leukemia kronis : orangnya tampak sehat
Leukemia akut : orang nya tampak sakit
-kelainan sitogenetikal atau kromosomal

b. klasifikasi FAB : > 30% sel blast

Terapi nya sama semua kecuali AML M3,butuh penambahan terapi ATRA anti trans retinoic
acid,kenapa? Gambaran promyelosit banyak granulanya, granula bersifat tromboplastin dan akan
menyebabkan darah itu beku atau DIC fungsi ATRA supaya darah tidak beku

Gambaran Klinis

1.Classic triad :
 terjadi anemia ( lemah letih lesu )
 functional neutropenia : infeksi -> panas jadi pasien leukemia akut harus di isolasi
 trombositopenia,karena leukosit naik : mudah memar ptechiae, purpura,epistaksis,
pendarahan pada gusi,konjungtiva.

2.Anoreksia, BB turun, nyeri tulang karena sel leukemia masuk kedalam tulang

3.Hepatomegali dan splenmegali pada 1/3 pasien karena sel nya bisa masuk ke organ organ
seperti hepar dan spleen

4.hipertrofi gingiva ( AML M4, M5 )

AML 3 bersifat tromboplastin ( prokoagulan )

AML 4 dan AML 5 karena di dominasi oleh monosit bisa masuk ke orga organ yang lebih detail
seperti mata,gingiva

Gambaran laboratorium :

1.Hapusan darah tepi :

 Anemia : normokromik normositik,normoblast ±

( jika normoblast + di darah tepi, bisa karena 3 hal -> pendarahan akut,anemia hemolitik,
pendesakan sumsum tulang karena leukemia )
 Lekosit : turun/ normal/ meningkat (leukositosis),myeloblast >20%, auer rods ± pertanda
khas untuk AML,hiatus leukemia
 Trombositopenia

2.Hapusan sumsum tulang

 Hiperseluler
 Sistem granulopoetik : didominasi oleh myeloblast
 Sistem eritropoeisis dan trombopoesis : terdesak
 Gambaran hiposeluler : anemia aplastic,pemakaian injeksi
 Gambaran hiperseluler : leukemia akut
ALL (Acute lymphoblastic leukemi)
Dari proliferasi limfoblast, invasi sel blast ke jaringan/organ lain : SSP, hati, limpa, KGB dan
juga terjadi penekanan terhadap eritropoeisis dan trombopoesis

a.Gejala Klinis :

 Febris
 Lemah
 Limfadenopati superfisial
 Nyeri tulang atau sendi
 Hepato splenomegali

b.Gambaran Laboratorium

1.Darah tepi : lekositosis, limfoblast banyak


Leukemia kronik
Ciri - ciri:

1.Sering terjadi pada usia lanjut

2. Perjalanan penyakit berangsur-angsur, progresif & sering tidak bergejala

3. Dapat berubah menjadi leukemia akut

4. Dapat organomegali -> splenomegali

5. Jumlah lekosit sangat tinggi

6. Hb lebih banyak, jika pada stadium akhir

Klasifikasi leukemia
a.kelainan myeloproliferative

1. Polisitemia vera ; hb,leukosit dan trombosit naik-> kelainan sumsum tulang

2. Essential trombositemia : trombosit meningkat drastis

3. Myelofibrosis jaringan : susmsum tulang berubah jadi fibros atau jaringan ikat menjadi keras

4. CML : bisa tranformasi menjadi AML

b.kelainan limfo proliferative

1.hodkin disease

2.non hodkin lymfoma

3.hairy cell leukemia

4.mycosis funguides

5.CLL

CML (CHRONIC MYELOCYTIC LEUKEMIA)


Kelainan pada SIH multipoten

Ditandai dengan proliferasi yg tdk teratur dari sel myeloid di sutul, hepar, limpa dan
organomegali leukositosis

Insiden:

-20% dari semua leukemia - Dewasa usia 25-60 th, dengan puncak 40-59 th

90 % terdapat Philadelphia kromosom ( translokasi (kromosom 9 -> menghasilkan abl) dan


(kromosom 22 -> menghasilkan bcr ) translokasi membentuk abl-bcr

Karakteristik CML:

- Anemia

- Lekosit >> (terdapat seluruh tipe sel granulosit, shift to the left)
-Splenomegali

- Basofilia, eosinofilia

- Trombositosis (sering) %3D

- Ph kromosom +

Differential diagnosis: LEUKEMOID REACTION

 Splenomegali (-)
 Eosinofilia, basofilia (-)
 Leukosit alkali phosphatase meningkat
 Ph kromosom (-)
 Toxic granule (+) pada netrofil ada granula berwarna hitam yang menandakan infeksi

Perjalan penyakit

Perbedaan fase kronik:

 sel blast kurang dari 10%


 akselerasi 10-19%
 blast crisis lebih dr 20%

CML FASE AKSELERASI

 Timbul pada ± tahun ke-3 dari diagnosis pada Px yg tidak diterapi


 Sulit diterapi
 Fase ini akan berakhir sebagai BLAST CRISIS

CML FASE BLAST CRISIS

 Sel gagal untuk maturasi ->sel BLAST ↑, > 20% (myeloblast)


 Trombositopenia, Hb
 Resisten terhadap kemoterapi
 Klinis seperti AML
 penderita tampak sakit keras, limpa membesar, suhu ↑ O 2/3 kasus AML, 1/3 kasus
→ALL
CLL ( chronic lymphocitic leukemia)

 Perubahan genetic mutasi/delesi onkogen pada clone sel B (penghasil sel plasma)
 kegagalan apoptosis limfosit terakumulasi di perifer, sutul, KGB dan terkadang di limpa
 Sel sangat rapuh, mudah pecah, merupakan ciri penting pada hapusan darah Smudge cell/
basket cell
 morfologi normal, fungsi ABNormal
 umumnya pada usia tua, jarang pada usia <40 tahun
 Laki-laki : Perempuan = 2:1

GEJALA KLINIS

 Sering asimptomatis, sering ditemukan secara tidak sengaja pada waktu cek DL
 Pada 50% Px: pembesaran KGB simetris terutama regio cervical, axilar/inguinal
 Kegagalan sutul: anemia, trombositopenia >90% sel b -> immunoglobulin (IgM IgG IgE
IgA IgD) abnormal rentan mengalami infeksi bakteri atau jamur yang berulang
 Splenomegali, hepatomegali pada stadium lanjut

LABORATORIUM Complete Blood Count (CBC)

- WBC ↑

- Diff. count: Limfositosis, hitung limfosit absolut >5000 sampai 300.000/l atau lebih

- Anemia: normokromik normositik anemia

- Trombositopenia ( sering dijumpai )

Hapusan darah tepi

70-99% terdiri dari limfosit matur Smudge atau basket cells +

Imunology Hipogamaglobulinemia: Ig A pertama turun, kemudian IgM dan IgG

KOMPLIKASI

 Kegagalan imunitas humoral dan seluler


 Infeksi oportunistik umum,misalnya herpes zoster, pneumocystis, bakteri, jamur
 Penyakit autoimun
 Warm autoimmune anemia hemolytic
 autoimun trombositopenia
 aplasia sel darah merah murni

PERJALANAN PENYAKIT

 Beberapa penderita tidak memerlukan terapi bertahun-tahun


 tujuan terapi untuk mengatasi gejala
 Indikasi terapi: Organomegali mengganggu - Hemolitik - Bone marrow supression
 pada fase agresif, transformasi menjadi diffuse large B cell lymphoma (DLBCL) atau
immunoblastic lymphoma (non Hodgkin lymphoma), disebut sindroma Richter

Anda mungkin juga menyukai