Hematologi 1
Kelompok 2:
1. Beti Nurbaeti
NIM P17334123500
2. Dea Novira
NIM P17334123501
3. Hanifa Agusti
NIM P17334123504
4. Melly Deciawaty K
NIM P17334123508
5. Mina Rahmawati
NIM P17334123509
6. Rizal Apriansyah Pratama
NIM P17334123517
7. Rizal Pratama Sulaeman
NIM P17334123518
8. Utari Yulia Gustini
NIM P17334123522
2023
KELOMPOK B :
1. Mengapa pada keadaan normal, di darah tepi kita tidak menemukan adanya sel
normoblast?
Jawaban :
Karena pada proses pembentukan sel-sel darah pada sumsum tulang, sel – sel darah mengalami
pematangan sel, kemudian sel-sel darah di alirkan ke dalam limfa. Di dalam limfa terdapat RES
(Retikulo Endotelial System) yang berfungsi untuk memilih sel- sel darah yang matang dan
berfungsi serta menghancurkan sel tua dan sel yang tidak normal. Sel-sel yang abnormal itu akan
dihancurkan oleh sel RES. Dan sel-sel darah yang normal akan dialirkan ke pembuluh darah. Oleh
karena itu pada keadaan normal tidak akan ditemukan sel nomoblast pada darah tepi.
A. Anemia Penyakit Kronis disebabkan oleh produksi eritrosit menurun, masa hidup eritrosit memendek,
umumnya berkembang setelah 1-2 bulan setelah menderita penyakit
B. Penyebab :
Gagal ginjal
Inflamasi atau infeksi Chronic, keganasan
Penyakit liver Chronic .
Defisiensi asam Folat.
Splenomegaly
c. Pada Anemia penyakit kronik ini terjadi pemblokadean / penghalangan terhadap cadangan besi yang
dihasilkan oleh tubuh untuk membentuk haemoglobin, selain itu penyerapan zat besi didalam tubuh
menurun serta adanya internalisasi dan degradasi ferroportin dalam enterocyte dan macrophage
sehingga produksi menurun, dengan kondisi tersebut maka pasien akan mengalami anemia.
8. Lekemia mana yang pada hasil pemeriksaan SADT nya ada gambaran pasar malam?
Jawaban :
Leukemia Mieloid Kronis (CML)
Leukemia mieloid kronis (CML) merupakan penyakit mieloproliferatif yang ditandai oleh
proliferasi sel mieloid yang berlebihan dengan kemampuan diferensiasi yang masih baik.
Terdapat fase kronis dimana pasien tidak menunjukkan gejala klinis. Hal inilah yang sering
menyebabkan pasien tidak terdiagnosis lebih awal. Biasanya diagnosis pada fase ini ditemukan
kebetulan pada saat dilakukan hapusan darah tepi pada saat pemeriksaan darah karena alasan lain.
Setelah beberapa lama fase kronis, hampir semua pasien masuk ke fase akut atau krisis blast (sel
muda) dengan tingkat kematian yang lebih tinggi akibat leukemia akut atau berbagai
komplikasinya.
Dari hapusan darah di atas, sekilas sudah bisa kita lihat tedapat peningkatan jumlah leukosit yang
signifikan. Peningkatan ini pun disertai gambaran leukosit yang berbagai macam bentuknya seperti
pasar malam, apa saja ada.
Di atas dapat kita lihat adanya basofil dan berbagai seri mieloid seperti netrofil segmen, netrofil stab,
mielosit, metamielosit, dan promielosit.
Peningkatan jumlah eosinofil (sitoplasma berwarna merah) juga dapat ditemukan pada hapusan darah
tepi pasien CML.
pada pasien CML yang telah mengalami kriss blast. Dapat kita lihat adanya sel muda dari seri mieloid
yang berada pada darah tepi, juga disertai adanya seri mieloid yang lain seperti eosinofil, neutrofil,
dan metamielosit.
Dari beberapa gambar di atas dapat kita lihat bahwa hapusan darah tepi dari seorang penderita CML
sangat khas dengan adanya semua seri mieloid dengan jumlah yang meningkat. Hal ini
menggambarkan peningkatan proliferasi sel dan diferensiasi sel yang masih baik, dan berkurangnya
apoptosis (kematian sel terprogram).
Daftar Pustaka
https://patologiklinik.com/2012/02/01/hapusan-darah-pada-leukemia-mieloid-kronis-cml/
https://beranisehat.com/leukemia-akut/
https://www.verywellhealth.com/granulocytopenia-5215370
93-Article%20Text-686-1-10-20220416.pdf