Kelas : 2018C
NPM : 18700103
Hemarthrosis
Pendarahan pada persendian dapat terjadi sesering atau dua kali seminggu pada
pasien dengan hemofilia parah. Pasien sering diperingatkan akan timbulnya
hemarthroses dengan adanya sensasi kesemutan atau gelembung sebelum tanda-tanda
yang terlihat muncul. Nyeri, pembengkakan dan kenaikan suhu, dan gerakan
berkurang karena ruang sendi menjadi lebih buncit dengan darah.
Ecchymoses
ekstravasasi subkutan darah dalam jaringan, yang menghasilkan perubahan warna kulit
dari rembesan darah dalam jaringan. Lokasi ecchymoses mungkin jauh ke lokasi
bedah karena gravitasi (yaitu, selalu memberi tahu pasien sebelum operasi).
Ecchymoses yang timbul pada daerah mandibula inferior atau leher mungkin akibat
perdarahan di bawah flap dan perjalanan melalui ruang fasia akibat gravitasi
Perbedaan hematoma, hemarthrosis dan ecchymoses
Jawaban :
Secara umum langkah-langkah tes tourniquet dapat dibagi dalam 3 tahap utama
yaitu :
1. Pra Analitik
b. Prinsip :
Terhadap kapiler diciptakan suasana anoksia dengan jalan membendung darah vena.
Terhadap anoksia dan penambahan tekanan internal akan terlihat kemampuan kapiler
bertahan. Jika ketahanan kapiler turun aan timbul petechie di kulit.
Spidol
2. Analitik
Cara kerja :
a. Pasang manset tensimeter pada lengan atas. Carilah tekanan sistolik (TS) dan
tekanan diastolik (TD).
Radius 3 cm
c. Pasang lagi tensimeter dan buatlah tekanan sebesar ½ x (TS + TD), pertahankan
tekanan ini selama 5 menit.
d. Longgarkan manset lalu perhatikan ada tidaknya petechie dalam lingkaran yang
telah dibuat.
Nilai rujukan :
o < 10 : normal (nagatif)
Tes tourniquet merupakan tes yang sederhana untuk melihat gangguan pada vaskuler
maupun trombosit. Tes tourniquet akan positif jika ada gangguan pada vaskuler
maupun trombosit.
Pengujian ini didefinisikan oleh WHO sebagai salah satu syarat yang diperlukan
untuk diagnosis DBD. Ketika manset tekanan darah dipacu ke titik antara tekanan
darah sistolik dan diastolik selama lima menit, maka tes ini akan dinilai. Tes positif
jika ada 10 atau lebih petechiae per inci persegi. Dalam DBD tes biasanya
memberikan hasil positif yang pasti dengan 20 petechiae atau lebih.
Bleeding Time
Clotting Time
a. Metode Tabung (Modifikasi Lee dan White) Metode tabung menggunakan 4
tabung masing-masing terisi 1 ml darah lengkap, kemudian tabung perlahan-
lahan dimiringkan setiap 30 detik supaya darah bersentuhan dengan dinding
tabung sekaligus melihat sudah terjadinya gumpalan padat (Sacher dan
McPherson, 2000). Masa pembekuan darah itu ialah masa pembekuan rata-
rata dari tabung kedua, ketiga dan keempat. Masa pembekuan itu dilaporkan
dengan dibulatkan sampai setengah menit. Nilai normal untuk metode tabung
(modifikasi Lee dan White) adalah 9 – 15 menit (Gandasoebrata, 2001).
Pemeriksaan waktu pembekuan saat ini jarang dilakukan, dan telah digantikan
dengan aPTT. Sensitivitas PT danaPTT dengan adanya defisiensi faktor
pembekuan tergantung cara pemeriksaan dan derajat pemanjangan, serta
adanya defisiensi faktor pembekuan dapat berbeda bermakna antar reagen.
Sumber kesalahan pencampuran darah dengan tromboplastin jaringan meliputi
pungsi vena yang tidak berhasil baik, busa dalam sempritatau tabung,
menggoyang-goyangkan tabung yang tidak sedang diperiksa, semprit atau
tabung kotor, serta pemakaian obat yang mempengaruhi hasil. Semakin lebar
tabung, semakin lama waktu pembekuan (Pramudianti, 2011). Penetapan
masa pembekuan dengan menggunakan darah lengkap 9 sebenarnya satu tes
yang kasar, membutuhkan waktu yang lama, ketelitian yang buruk dan sensitif
hanya pada defisiensi faktor pembekuan yang berat, tapi diantara tes-tes yang
mengggunakan darah lengkap cara ini dianggap yang terbaik (Gandasoebrata,
2001).
b. Metode Slide Cara ini sangat kasar dan hanya boleh dipakai dalam keadaan
darurat jika cara tabung atau cara dengan kapiler tidak dapat dilakukan. Cara ini
menggunakan darah yang diteteskan pada object glass yang kering dan bersih
sebanyak 2 tetesan besar berdiameter 5 mm secara terpisah dan setiap 30 detik darah
diangkat menggunakan lidi dan dicatat waktu saat terlihat adanya benang fibrin,
setelah itu dilakukan hal yang sama pada tetesan yang kedua secara bersamaan.
Kemudian hentikan stopwatch setelah terlihat adanya benang fibrin pada tetesan
kedua. Waktu pembekuan adalah saat adanya benang fibrin dalam tetes darah yang
kedua terhitung mulai dari darah masuk ke semprit, nilai normal untuk metode slide
adalah 2-6 menit. Sumber kesalahan terjadi pada pencampuran darah dengan
tromboplastin jaringan yang meliputi pungsi vena yang tidak berhasil baik, busa
dalam semprit, object glass yang basah dan kotor, serta pemakaian obat yang dapat
mempengaruhi hasil (Gandasoebrata, 2001)
Dalam tes ini hasilya menjadi ukuran aktivitas faktor-faktor pembekuan darah,
terutama faktor-faktor yang membentuk tromboplastin dan faktor yang berasal dari
trombosit (Gandasoebrata,2001). Penurunan masa pembekuan terjadi pada penyakit
thromboplebitis, infark miokard (serangan jantung), emboli pulmonal (penyakit paru-
paru), penggunaan obat barbiturat,
kontrasepsihormonalwanita,vitaminK,digitalis(obatjantung), 7 diuretik (obat yang
berfungsi mengeluarkan air jika ada pembengkakan), sedangkan perpanjangan masa
pembekuan terjadi pada penderita penyakit hati, kekurangan faktor pembekuan darah,
leukemia, dan gagal jantung kongestif (Sutedjo, 2009).
Estrogendapatmeningkatkankoagulabilitas(dayabeku) darah, meningkatkan faktor
pembekuan yaitu Faktor II, VII, IX dan X dalam darah serta menurunkan antitrombin
III (Marks et al., 2000).