HISTOPATOLOGI LEUKIMIA
NIM : 19910043
A. Dasar teori
Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum
tulang, ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih, dengan manifestasi adanya sel-sel
abnormal dalam darah tepi. Ada berbagai jenis leukemia dan pengobatan yang dilakukan
berbeda-beda tergantung pada jenis leukemia yang dihadapi. Leukemia diklasifikasikan
menjadi leukemia akut dan leukemia kronis. Keduanya bisa diklasifikasikan lagi menurut
jenis sel yang terpengaruh. Leukemia diklasifikasikan menjadi 4 bagian, diantaranya
yaitu sebagai berikut :
a. Leukemia Meilogenus Akut
LMA mengenai sel system hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel
myeloid, monosit, granulosit, eritrosit dan trombosit. Semua kelompok usia dapat
terkena, insidensi meningkat sesuai bertambahnya usia. Merupakan leukemia
nonlimpositik yang palinng sering terjadi.
b. Leukemia Mielogenus kronik
LMC juga dimasukan dalam sistem keganasan sel myeloid. Namun banyak sel
normal dibandingkan bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMC jarang
menyerang individu dibawah 30 tahun. Manifestasi mirip dengan LMA, tetapi tanda
dan gejala lebih ringan, pasien menunjukan tanpa gejala selama bertahun-tahun,
peningkatan leukosit sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.
c. Leukemia Limfositik Akut
LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak,
laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan, puncak insiden usia 4 tahun, setelah
15 tahun LLA jarang terjadi. Manifestasi limfosit berproliferasi dalam sumsum
tulang dan jaringan perifer sehingga menggangu perkembangan sel normal.
d. Leukemia limfositik kronik
LLC merupakan kelainan ringan mengenail individu usia 50 sampai 70 tahun.
Manifestasi pasien tidak menunjukan gejala, baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik
atau penangan penyakit lain (Arif, 2002).
B. Tujuan
Mengamati sel-sel pada preparat sedian apus darah tepi (SADT) ALL, CLL, AML,
CML.
C. Alat dan Bahan
1. Mikroskop
2. Preparat darah tepi AML, CML, ALL, CLL
3. Oil imersi
D. Cara kerja
1. Cara kerja pembacaan preparat AML, CML
a. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b. Meletakkan preparat CML diatas meja preparat mikroskop.
c. Mencari lapang pandang dengan perbesaran 100x menggunakan oil imersi
d. Dilihat sel-sel leukosit dari seri granulosit dan mencatat hasil pengamatan
2. Cara kerja pembacaan preparat ALL, CLL
a. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b. Meletakkan preparat CML diatas meja preparat mikroskop.
c. Mencari lapang pandang dengan perbesaran 100x menggunakan oil imersi
d. Melihat sel-sel leukosit dari seri agranulosit (tidak bergranula) dan mencatat hasil
pengamatan.
E. Hasil pengamatan dan Pembahasan
1. Hasil pengamatan
Perbesaran 100x 10
perbesaran 100 x 10
Perbesaranb 100x10
2. Pembahasan
A. Leukemia myeloid akut atau Acute Myeloid Leukemia (AML)
Leukemia myeloid akut atau Acute Myeloid Leukemia (AML) sering juga
dikenal dengan istilah Acute Myelogenous Leukemia atau Acute Granulocytic Leukemia
merupakan penyakit keganasan yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi
abnormal sel induk hematopoetik yang bersifat sistemik dan secara malignan melakukan
transformasi sehingga menyebabkan penekanan dan penggantian komponen sumsum
tulang belakang yang normal.
Pada kebanyakan kasus AML, tubuh memproduksi terlalu banyak sel darah putih
yang disebut myeloblas yang masih bersifat imatur. Oleh sebab itu ditemukan adnya sel
blast dalam jumlah di tas 20% pada preparat.
Sel-sel darah yang imatur ini tidak sebaik sel darah putih yang telah matur dalam
melawan adanya infeksi. Pada AML, mielosit (yang dalam keadaan normal berkembang
menjadi granulosit) berubah menjadi ganas dan dengan segera akan menggantikan sel-sel
normal di sumsum tulang.
o Patogenesis AML
Bila hal ini terjadi maturasi dapat terganggu, sehingga jumlah sel muda akan
meningkat dan menekan pembentukan sel darah normal dalam sumsum tulang. Sel
leukemik tersebut dapat masuk kedalam sirkulasi darah yang kemudian menginfiltrasi
organ tubuh sehingga menyebabkan gangguan metabolisme sel dan fungsi organ.
Penyakit ini ditandai oleh proliferasi dari seri granulosit tanpa gangguan
diferensiasi, sehingga pada apusan darah tepi sehingga hal ini sesuai dengan preparat
yang di amati yaitu didapatkan tingkatan diferensiasi seri granulosit, mulai dari
promielosit (bahkan mieloblas), metamielosit, mielositsampai granulosit dengan jelas.
o Patogenesis CML
Hal ini menyebabkan proliferasi pada seri mieloid Jaringan pembentuk darah
ditandai oleh pergantian sel yang sangat cepat. Normalnya, produksi sel darah tertentu
dari prekusor sel stem diatur sesuai kebutuhan tubuh. Apabila mekanisme yang mengatur
produksi sel tersebut terganggu, sel akan membelah diri sampai ke tingkat sel yang
membahayakan (proliferasi neoplastik).
Selain itu pada CML juga ditemukan adanya sel bast dan promielosit, hal ini
sesuai dengan yang ditemukan dalam preparat, yaitu adanya sel blast kurang dai 5 %.
Jumlah sela blast kurang dari 5% ini menunjukkan perjalanan penyakit CML pada fase
kronis. (Robbins, 2014)
Salah satu kriteria dalam CML yaitu ditemukannya neutrofil segmen yang
mendominasi. Hal ini sesuai dengan yang ditemukan dalam preparat.
F. kesimpulan
Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum
tulang, ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih, dengan manifestasi adanya sel-sel
(Trombositopenia) ; Dominan Sel Blas ( > 20% ), bentuk sel blas variatif dan sel
4. CLL : Dominan bentuk tua (limposit >90%), beberapa keadaan limfoblas dengan
DAFTAR PUSTAKA
Leather HL, Poon BB. 2008. Acute leukemias. In: Dipiro JT, editor. Pharmacotherapy A
Pathophysiologic Approach (Seventh Edition). New York: The McGraw-Hill
Companies Inc.
Schroeder Jr, H. W., & Dighiero, G. (1994). The pathogenesis of chronic lymphocytic
leukemia: analysis of the antibody repertoire.
Robbins, Stanley LA, Vinay K. 2014. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7 Vol. 2. Jakarta:
EGC