Anda di halaman 1dari 9

Nama : Qanita Adzkia Novindra

Prodi : pendidikan biologi


Kelas : 1C
NIM : 201810070311089
Tugas : individu

RESUME MATERI : PENGUKURAN, BESARAN , SATUAN, DAN DIMENSI

1. PENGERTIAN PENGUKURAN

Konsep: ”Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang


diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.”

Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka


disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan.
Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama
atau tetap untuk semua orang disebut satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan
untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang
berlainan disebut satuan tidak baku.

1.1. PARAMETER ALAT UKUT

Ada beberapa istilah dan definisi dalam pengukuran yang harus dipahami,
diantaranya:

1. Akurasi, kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya dari
variable yang diukur.
2. Presisi, hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran, atau derajat
untuk membedakan satu pengukuran dengan lainnya.
3. Kepekaan, ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan input
atau variable yang diukur.
4. Resolusi, perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu ditanggapi
oleh alat ukur.
5. Kesalahan, angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur.

1.2. KETIDAKPASTIAN

Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab


ketidakpastian tersebut antara lain : adanya Nilai Skala Terkecil (NST), kesalahan
kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan pegas, kesalahan paralaks, fluktuasi
parameter pengukuran, dan lingkungan yang mempengaruhi hasil pengukuran.
karena hal-hal seperti ini pengukuran mengalami gangguan.
Dengan demikian sangat sulit untuk mendapatkan nilai sebenarnya suatu
besaran melalui pengukuran. Oleh sebab itu, setiap pengukuran harus dilaporkan
dengan ketidakpastiannya.

Ketidakpastian dibedakan menjadi dua,yaitu ketidakpastian mutlak dan


relatif. Masing masing ketidakpastian dapat digunakan dalam pengukuran tunggal
dan berualang.

1.2.1. Ketidakpastian Mutlak

Suatu nilai ketidakpastia yang disebabkan karena keterbatasan alat ukur itu
sendiri. Pada pengukuran tunggal, ketidakpastian yang umumnya digunakan
bernilai setengah dari NST. Untuk suatu besaran X maka ketidakpastian
mutlaknya dalam pengukuran tunggal adalah:

Δx = ½NST

dengan hasil pengukuran dituliskan sebagai

X = x ± Δx

Melaporkan hasil pengukuran berulang dapat dilakukan dengan berbagai


cara, dantaranya adalah menggunakan kesalahan ½ – rentang atau bisa juga
menggunakan standar deviasi.

1.2.1.1. Kesalahan ½ – Rentang

Pada pengukuran berulang, ketidakpastian dituliskan idak lagi seperti


pada pengukuran tunggal. Kesalahan ½ – Rentang merupakan salah satu cara
untuk menyatakan ketidakpastian pada pengukuran berulang. Cara untuk
melakukannya adalah sebagai berikut:

 Kumpulkan sejumlah hasil pengukuran variable x. Misalnya n buah,


yaitu x1, x2, x3, … xn
 Cari nilai rata-ratanya yaitu x-bar

x-bar = (x1 + x 2 + … + xn)/n

 Tentukan x-mak dan x-min dari kumpulan data x tersebut dan


ketidakpastiannya dapat dituliskan

Δx = (xmax – xmin)/2

 Penulisan hasilnya sebagai:


x = x-bar ± Δx

1.2.1.2. Standar Deviasi

Bila dalam pengamatan dilakukan n kali pengukuran dari


besaran x dan terkumpul data x1, x2, x3, … xn, maka rata-rata dari
besaran ini adalah:

Kesalahn dari nilai rata-rata ini terhadap nilai sebenarnya


besaran x (yang tidak mungkin kita ketahui nilai benarnya x0)
dinyatakan oleh standar deviasi.

Standar deviasi diberikan oleh persamaan diatas, sehingga kita


hanya dapat menyatakan bahwa nilai benar dari besaran x terletak
dalam selang (x – σ) sampai (x + σ). Dan untuk penulisan hasil
pengukurannya adalah x = x ± σ

1.2.2. Ketidakpastian Relatif

Ketidakpastian Relatif adalah ketidakpastian yang dibandingkan dengan


hasil pengukuran. Hubungan hasil pengukurun terhadap KTP (ketidakpastian)
yaitu:

KTP relatif = Δx/x

Apabila menggunakan KTP relatif maka hasil pengukuran dilaporkan sebagai

X = x ± (KTP relatif x 100%)

2. BESARAN POKOK DAN BESARAN TURUNAN

Konsep: Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah didefinisikan terlebih
dahulu. Besaran Turunan adalah besaran yang satuannya diperoleh dari besaran
pokok.

2.1. Pengertian Besaran Fisika, Besaran Pokok, dan Besaran Turunan


 besaran fisika adalah ukuran fisis suatu benda yang dinyatakan secara
kuantitas. Besaran fisika dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Besaran pokok adalah besaran yang sudah ditetapkan terlebih
dahulu.
2. besaran turunan merupakan besaran yang dijabarkan dari
besaran-besaran pokok.
Sistem satuan besaran fisika pada prinsipnya bersifat standar atau
baku, yaitu bersifat tetap, berlaku universal, dan mudah digunakan setiap saat
dengan tepat.

Selain tujuh besaran pokok di atas, terdapat dua besaran pokok


tambahan, yaitu sudut bidang datar dengan satuan radian (rad) dan sudut ruang
dengan satuan steradian (sr).

2.2. Sistem Internasional


sistem satuan yang berlaku di negara manapun dengan pertimbangan
satuan yang baik harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1)      satuan selalu tetap, artinya tidak mengalami perubahan karena pengaruh
apapun, misalnya suhu, tekanan dan kelembaban.
2)      bersifat internasional, artinya dapat dipakai di seluruh negara.
3)      mudah ditiru bagi setiap orang yang akan menggunakannya.
Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di seluruh negara dan berguna
untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan perdagangan antarnegara.
1.                Satuan Internasional untuk Panjang
besaran panjang dalam SI adalah meter.
2.                Satuan Internasional untuk Massa
Besaran massa dalam SI dinyatakan dalam satuan kilogram (kg).
3.                Satuan Internasional untuk Waktu
Besaran waktu dinyatakan dalam satuan detik atau sekon dalam SI.
2.3. Mengonversi Satuan Panjang, Massa, dan Waktu
Setiap besaran memiliki satuan yang sesuai. Penggunaan satuan suatu
besaran harus tepat. Gambar di bawah menunjukkan tangga konversi panjang,
massa, dan waktu, beserta dengan langkah-langkah penggunaannya.

2.3.1. Awalan Satuan dan Sistem Satuan di Luar Sistem Metrik


Di samping satuan sistem metrik, juga dikenal satuan lainnya
yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya liter, inci,
yard, feet, mil, ton, dan ons. Satuan-satuan tersebut dapat dikonversi
atau diubah ke dalam satuan sistem metrik dengan patokan yang
ditentukan. Konversi besaran panjang menggunakan acuan sebagai
berikut:

 1 mil = 1760 yard (1 yard adalah jarak pundak sampai ujung jari
tangan orang dewasa).
 1 yard = 3 feet (1 feet adalah jarak tumit sampai ujung jari kaki orang
dewasa).
 1 feet = 12 inci (1 inci adalah lebar maksimal ibu jari tangan orang
dewasa).
 1 inci = 2,54 cm
 1 cm = 0,01 m
Satuan mil, yard, feet, inci tersebut dinamakan satuan sistem Inggris.
Untuk besaran massa berlaku juga sistem konversi dari satuan sehari-
hari maupun sistem Inggris ke dalam sistem SI. Contohnya sebagai
berikut.

 1 ton = 1000 kg
 1 kuintal = 100 kg
 1 slug = 14,59 kg
 1 ons (oz) = 0,02835 kg
 1 pon (lb) = 0,4536 kg
Satuan waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat dikonversi ke dalam
sistem SI yaitu detik atau sekon. Contohnya sebagai berikut.

 1 tahun = 3,156 x 10 7 detik


 1 hari = 8,640 x 10 4 detik
 1 jam = 3600 detik
 1 menit = 60 detik
Di dalam sistem metrik juga dikenal sistem awalan dari sistem
MKS baik ke sistem makro maupun ke sistem mikro.

2.4. Mengonversi Satuan Besaran Turunan


Besaran turunan memiliki satuan yang dijabarkan dari satuan
besaranbesaran pokok yang mendefinisikan besaran turunan tersebut. Oleh karena
itu, seringkali dijumpai satuan besaran turunan dapat berkembang lebih dari satu
macam karena penjabarannya dari definisi yang berbeda. Sebagai contoh, satuan
percepatan dapat ditulis dengan m/s2 dapat juga ditulis dengan N/kg. Satuan
besaran turunan dapat juga dikonversi. Perhatikan beberapa contoh di bawah ini!

 1 dyne = 10-5 newton


 1 erg = 10-7 joule
 1 kalori = 0,24 joule
 1 kWh = 3,6 x 106 joule
 1 liter = 10-3 m3 = 1 dm3
 1 ml = 1 cm 3
= 1 cc
 1 atm = 1,013 x 105 pascal
 1 gauss = 10-4 tesla

2.5. Pengukuran Besaran Fisika


pengukuran besaran-besaran fisika, meliputi panjang (mistar, penggaris,
meteran), massa (neraca) , dan waktu (stopwatch).
3. Dimensi
3.1 Pengertian Dimensi dalam Fisika

Besaran pokok dalam Fisika adalah adalah massa, panjang, waktu, arus listrik,
suhu, intensitas cahaya dan jumlah zat. Besaran yang terkait lainnya seperti energi,
percepatan dan sebagainya dapat diturunkan dari kombinasi besaran pokok dan karena itu
dikenal sebagai besaran turunan. Cara di mana besaran yang berasal berkaitan dengan
besaran dapat ditunjukkan oleh dimensi besaran. Dalam penggunaan dimensi kita akan
membatasi diri dengan digunakan dalam mekanika dan sifat materi saja.

 Dimensi massa ditulis sebagai [M]


 Dimensi panjang ditulis sebagai [L]
 Dimensi waktu ditulis sebagai [T]

Perhatikan tanda kurung pada huruf untuk menunjukkan bahwa kita berhadapan
dengan dimensi besaran. Dimensi dari setiap besaran lainnya akan melibatkan satu atau
lebih dari dimensi-dimensi pokok. Misalnya, pengukuran volume sebuah benda akan
melibatkan hasil kali dari tiga besaran panjang dan karena itu dimensi volume [L]3.
Dengan cara yang sama pengukuran kecepatan memerlukan panjang dibagi dengan
waktu, sehingga dimensi kecepatan adalah [L] [T]-1. Tabel di bawah menunjukkan
dimensi yang umum dalam mekanika.

Besaran Dimensi

Luas [L]2

volume [L]3

Kecepatan [L][T]-1

Percepatan [L][T]-2

Gaya [M][L][T]-2

Energi [M][L]2[T]-2

Daya [M][L]2[T]-3

Tekanan [M][L]-1[T]-2

Momentum [M][L][T]-1
3.2. kegunaan dimensi

 Penggunaan dimensi untuk memeriksa persamaan

Dimensi dari jumlah masing-masing sisi persamaan harus sama:


mereka yang berada di sisi kiri harus sama denga mereka yang berada di
sebelah kanan. Sebagai contoh, perhatikan persamaan: s = vt + ½ at2

Menulis ini dalam bentuk dimensi maka kita akan peroleh:

[L] = [L] [T]– 1 [T] + [L] [T]-2 [T]2 oleh karena itu [L] = [L] + [L]

Ini membuktikan kebenaran persamaan, karena panjang di sisi kiri dari


persamaan diperoleh dengan menambahkan bersama dua panjang di sisi
kanan.

 Penggunaan dimensi untuk mendapatkan persamaan

Jika kita memiliki beberapa gagasan di mana suatu besaran besaran


saling terkait, maka kita dapat menggunakan metode analisis dimensional
untuk mendapatkan persamaan yang berkaitan dengan variabel yang
bersesuaian.
Daftar pustaka

https://unitedscience.files.wordpress.com/2011/12/peta-konsep-pengukuran2.jpg

https://usaha321.net/pengertian-dimensi-dalam-fisika.html

https://gurumuda.net/dimensi-fisika.html

Anda mungkin juga menyukai