Anda di halaman 1dari 24

Makalah Tugas Terstruktur Blok Mekanisme Dasar Penyakit

“Virus, Mikroorganisme antara Makhluk Hidup dan Benda Mati”

Koordinator Blok :
Dr. Zainaburrahma, M.Sc
KELOMPOK 5 :
1. Muhammad Ikrom Arifin (19910007)
2. Aldona Feronika (19910008)
3. Haanii Laras Qothtunnadaa (19910014)
4. Feni Purnama Anjelika (19910016)
5. Nahda Rihadatul ‘Aisy (19910038)
6. Nadia Alfi Syarifah (19910039)
7. Luthia Khairunisa (19910040)
8. Hasna Fathin Nabila (19910041)
9. Qanita Adzkia Novindra (19910043)
10. Annisya Risqi Anggraini (19910050)

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai Tugas Terstruktur Blok Mekanisme
Dasar Penyakit dengan judul “Virus, Mikroorganisme antara Makhluk Hidup dan
Benda Mati”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
yang mengampu pada blok Mekanisme Dasar Penyakit ini karena telah membimbing
penulisan makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Malang, 30 maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................5
1.3. Tujuan........................................................................................................................5
1.4. Manfaat......................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1. Sejarah Virus.............................................................................................................6
2.2. Pengertian Virus........................................................................................................7
2.3. Bentuk Dan Ukuran Virus........................................................................................8
2.4. Struktur Virus...........................................................................................................9
2.5. Klasifikasi Virus......................................................................................................10
2.6. Metabolisme Virus...................................................................................................12
2.7. Replikasi Virus.........................................................................................................12
2.8. Patogenesis Virus.....................................................................................................14
2.6. Peranan Virus..........................................................................................................19
BAB III.........................................................................................................................................
Penutup.....................................................................................................................................22
3.1. kesimpulan...............................................................................................................22
3.2. Saran.........................................................................................................................22

3
Bab 1
Pendahuluan
1.1. Latar belakang

Dalam menjalani kehidupan kita tidak terlepas dari penyakit. Perlu


untuk diketahui bahwa setiap makhluk hidup pasti pernah mengalami suatu
penyakit. Penyakit tersebut salah satunya di sebabkan oleh mikroorganisme.

Virus adalah parasite berukuran microskopik yang menginfeksi sel


organisme biologis, virus hanya dapat bereproduksi dalam material hidup
dengan menginvasi dan memanfaatkan sel mahluk hidup karena virus tidak
memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri sehingga untuk
dapat bereproduksi, virus membutuhkan sel makhluk hidup lain yang akan
dijadikan sebagai inangnya. Dalam reproduksinya tersebut virus ini dapat
mengacaukan dan mengganggu proses metabolisme dari sel inangnya,
sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada sel inangnya tersebut. Itulah
mengapa suatu mahluk hidup khususnya manusia dapat mengalami suatu
penyakit.

Disamping peranan negatif virus dalam kehidupan makhluk hidup,


virus juga memiliki peranan penting dalam kehidupan. Seperti halnya dalam
suatu penelitian virus digunakan sebagai vektor untuk memperkenalkan gen
ke dalam sel yang mereka pelajari, hal inilah yang menjadi dasar pembuatan
vaksin oleh para ilmuwan

Berangkat dari latar belakang tersebut, kami ingin membahas secara


mendalam mengenai masalah virus ini dalam sebuah makalah “Virus,
Mikroorganisme antara Makhluk Hidup dan Benda Mati”

4
1.2. Rumusan Masalah
1) Apa itu virus?
2) Bagaimana sejarah perkembangan penemuan virus?
3) Bagaimana pembagian klasifikasi virus ?
4) Bagaimana metabolisme virus ?
5) Bagaimana patogenesis virus ?
6) Apa saja peranan virus dalam kehidupan makhluk hidup ?

1.3. Tujuan
1) Untuk mengetahui dan memahami pengertian, sejarah, klasifikasi,
metabolisme, patogenesis dan peranan virus dalam kehidupan
1.4. Manfaat
1) Memenuhi Tugas Terstruktur Blok Mekanisme Dasar Penyakit.
2) Pembaca dapat mengetahui pengertian, sejarah, klasifikasi, metabolisme,
patogenesis dan peranan virus dalam kehidupan
3) Pembaca dapat memahami pengertian, sejarah, klasifikasi, metabolisme,
patogenesis dan peranan virus dalam kehidupan.

5
Bab 2

Pembahasan

2.1. Sejarah Virus


Virus merupakan suatu partikel yang masih diperdebatkan statusnya
apakah ia termasuk makhluk hidup atau benda mati. Virus dianggap benda
mati karena ia dapat dikristalkan, sedangkan virus dikatakan benda hidup,
karena virus dapat memperbanyak diri (replikasi) dalam tubuh inang. Para ahli
biologi terus mengungkap hakikat virus ini sehingga akhirnya partikel
tersebut dikelompokkan sebagai makhluk hidup dalam dunia tersendiriyaitu
virus.Virus merupakan organisme non-seluler, karena ia tidak memilki
kelengkapan seperti sitoplasma, organel sel, dan tidak bisa membelah diri
sendiri.Penyelidikan tentang objek-objek berukuran sangat kecil di mulai
sejak ditemukannya mikroskop oleh Antony Van Leeuwenhoek (1632-1723)
perkembangan mikroskop ini mendorong berbagai penemuan dibidang biologi
salah satunya partikel mikroskopik yaitu virus.
Beberapa tokoh dalam penemuan virus pertama yaitu:
1. Adoft Mayer (1883, Jerman)
Percobaan diawali dari munculnya penyakit bintik kuning pada daun
tembakau. Ia mencoba menyemprotkangetah tanaman sakit ke tanaman
sehat, hasilnya tanaman
2. Dmitri Ivanovski (1892, Rusia)
Ia mencoba menyaring getah tanaman yang sakit dengan filter bakteri
sebelum disemprotkan ke tanaman sehat. Hasilnya, tanaman sehat tetap
tertular. Ia menyimpulkan bahwa ada partikel yang lebih kecil lagi dari
bakteri yang lolos saringan yang menularkan penyakit.
3. Martinus W. Beijerinck (1896, Belanda)

6
Ia menemukan bahwa partikel itu dapat bereproduksi pada tanaman, tapi
tidak pada medium pertumbuhan bakteri. Ia menyimpulkan bahwa partikel
itu hanya dapat hidup pada makhluk hidup yang diserangnya.
4. Wendel M. Stanley (1935, Amerika)
Ia berhasil mengkristalkan partikel tersebut. Partikel mikroskopis itu lalu
dinamai TMV (Tobacco Mosaic Virus).

2.2. Pengertian Virus


Virus berasal dari bahasa yunani “Venom” yang berarti racun. Virus
adalah parasite mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Secara
umum virus merupakan partikel tersusun atas elemen genetik (genom) yang
mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA)
atau asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi yang
berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar
tubuh inang. Virus memiliki sifat hidup dan mati. Sifat hidup (seluler) yaitu
memiliki asam nukleat namun tidak keduanya (hanya DNA atau RNA), dapat
bereproduksi dengan replikasi dan hanya dapat dilakukan didalam sel inang
(parasit obligat intraseluler). Sifat mati (aseluler) yaitu dapat di kristalkan dan
dicairkan. Struktur berbeda dengan sel dan tidak melakukan metabolisme sel.
Partikel virus secara keseluruhan ketika berada di luar inang yang terdiri dari
asam nukleat yang dikelilingi oleh protein dikenal dengan nama virion. Virion
tidak melakukan aktivitas biosinteis dan reproduksi. Pada saat virion
memasuki sel inang, baru kemudian akan terjadi proses reproduksi. Virus
ketika memasuki sel inang akan mengambil alih aktivitas inang untuk
menghasilkan komponen-komponen pembentuk virus.

2.3 Bentuk dan Ukuran virus

Bentuk virus bervariasidari segi ukuran, bentuk dan komposisi


kimiawinya. Bentuk virus ada yang berbentuk bulat, oval, memanjang,
silindariis, dan ada juga yang berbentuk T. Ukuran Virus sangat kecil, hanya

7
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron, ukuran virus lebih
kecil daripada bakteri. Ukurannya berkisar dari 0,02 mikrometer sampai 0,3
mikrometer (1 μm = 1/1000 mm). Unit pengukuran virus biasanya dinyatakan
dalam nanometer (nm). 1 nm adalah 1/1000 mikrometer dan seperjuta
milimeter. Virus cacar merupakan salah satu virus yang ukurannya terbesar
yaitu berdiameter 200 nm, dan virus polio merupakan virus terkecil yang
hanya berukuran 28 nm.

2.4. Struktur Virus

1. Kapsid

Kapsid adalah lapisan pembungkus tubuh virus yang tersusun atas


protein. Kapsid terdiri dari sejumlah kapsomer yang terikar satu sama lain.

Fungsi :

a. Memberi bentuk virus

b. Pelindung dari kondisi lingkungan yang merugikan

c. Mempermudah penempelan pada proses penembusan ke dalam sel

8
2. Isi

Terdapat di sebelah dalam kapsid berupa materi genetik/ molekul


pembawa sifat keturunan yaitu DNA atau RNA. Virus hanya memiliki
satu asam nukleat saja yaitu satu DNA/ satu RNA saja, tidak kedua-
duanya. Asam nukleat sering bergabung dengan protein disebut
nukleoprotein. Virus tanaman/ hewan berisi RNA/ DNA, virus fage berisi
DNA.

3. Kepala

Kepala virus berisi DNA, RNA dan diselubungi oleh kapsid.


Kapsid tersusun oleh satu unit protein yang disebut kapsomer.

4. Ekor

Serabut ekor adalah bagian yang berupa jarum dan berfungsi untuk
menempelkan tubuh virus pada sel inang. Ekor ini melekat pada kepala
kapsid.

Struktur virus ada 2 macam yaitu virus telanjang dan virus


terselubung (bila terdapat selubung luar (envelope) yang terdiri dari
protein dan lipid). Ekor virus terdiri atas tabung bersumbat yang
dilengkapi benang atau serabut. Khusus untuk virus yang menginfeksi sel
eukariotik tidak memiliki ekor.

2.5. Klasifikasi Virus

9
Klasifikasi dan penamaan virus telah dirintis sejak 1966 oleh
International Commitee on Taxonomy of Viruses (ICTV). Taksonomi virus
terdiri atas empat tingkat, yaitu ordo, famili, genus, dan spesies. Penamaan
ordo pada virus diakhiri virales, famili diakhiri kata viridae, dan genus
diakhiri kata virus. Penamaan spesies menggunakan bahasa Inggris dan
diakhiri kata virus.

Berikut contoh klasifikasi virus ebola berdasarkan ICTV :

- Ordo: Mononegavirales
- Famili : Filovirida
- Genus : Filovirus
- Spesies : Ebola virus zaire

Berdasarkan jenis sel inangnya, virus diklasifikasikan dalam empat


kelompok, yaitu :

1. Virus Bakteri ini sel inangnya adalah sel bakteri disebut juga dengan
bakteriofage atau fage (Latin, phage = memakan) mengandung materi
genetik berupa DNA. Contohnya bakteriofage T4 virus yang
menyerang bakteri Escherichia coli.
2. Virus Mikroorganisme Eukariot ini sel inangnya berupa
mikroorganisme yang tergolong eukariot (Protozoa dan jamur) serta
mengandung RNA. Virus yang menyerang jamur disebut Mycovirus.
3. Virus Tumbuhan ini sel inangnya adalah sel tumbuhan yang sebagian
besar mengandung RNA. Contohnya adalah virus mosaik tembakau
(Tobacco mosaic virus/TMV).
4. Virus Hewan ini sel inangnya adalah sel hewan atau sel manusia
yang mengandung DNA atau RNA. Contohnya adalah virus penyakit
mulut dan kaki pada sapi, serta virus penyakit rabies pada anjing.

Sebagian ahli mengelompokkan virus berdasarkan jenis asam nukleat


yang dimilikinya

10
a. Ribovirus, yaitu virus yang asam nukleatnya berupa RNA.
Contoh :
 Virus toga (penyebab demam kuning dan ensefalitis);
 Virus arena (penyebab meningitis);
 Virus picorna (penyebab polio);
 Virus orthomyxo (penyebab influenza);
 Virus paramyxo (penyebab pes pada ternak);
 Virus rhabdo (penyebab rabies);
 Virus hepatitis (penyebab hepatitis pada manusia);
 Retrovirus (penyebab AIDS).
b. Deoksiribovirus, yaitu virus yang asam nukleatnya berupa DNA.
Contoh :
 Virus herpes (penyebab herpes);
 Virus pox (penyebab kanker seperti leukemia dan limfoma,
ada pula yang menyebabkan AIDS);
 Virus mozaik (penyebab bercak-bercak pada daun
tembakau);
 Virus papova (penyebab kutil pada manusia/papiloma).

2.6. Metabolisme Virus

11
Karena virus hanya memiliki asam nukleat dan selubung protein
(dengan ada atau tidaknya membrane luar) maka virus bisa dikatakan bukan
merupakan sel yang memiliki sitoplasma,organela, dan struktur lain yang
spesifik dimiliki oleh sel. Sehingga, virus tidak dapat bermetabolisme untuk
membentuk energy (katabolisme) atau menggunakan energy untuk menyusun
molekul tertentu (anabolisme). Ia hanya mampu mengandalkan tubuh sel
inang untuk mereplikasikan dirinya dan membentuk struktur penyusun
tubuhnya di sel inang. Ukuran virus yang sangat kecil juga menjadi alasan
yang tidak memungkinkan bagi virus untuk memiliki struktursebagaimana
struktur yang dimiliki oleh sel.

2.7. Replikasi Virus

Tahap replikasi virus:


1. Penempelan (Attachment)
Penemplan virion pada membrane sel berlandaskan mekanisme
elektrostatik dan dipermudah oleh ion logam terutama Mg ++ serta terjadi
setelah adanya tumbukan antara sel dan virion pada reseptor spesifik.
Virus polio misalnya hanya menempel pada sel primata dan tidak pada sel
binatang mengerat, karena sel primate mempunyai reseptor tersebut.
Contoh lainnya yaitu, kenyataam bahwa virus influenza tidak dapat
menempel pada sel yang diolah dengan enzim neuramidase.

2. Penyusupan (Penetrasi)
Setelah penempelan virion atau asam nukleat virus menyusup ke
sitoplasma sel. Pada bakteriofaga hanya sam nukleat saja ynag menyusup
ke sitoplasma, sementara kapsid-kapsidnya berada diluar. Pada virus
telanjang lain penyusupan terjadi dengan cara fagositosis virion
(viropexis), sedangkan penyusupan virus berselubung dapat pula terjadi
dengan cara fusi selubung virus ke membran plasma diikuti dengan

12
masuknya nukleokapsid ke sitoplasma, dimana proses prenyusupan
dipengaruhi oleh suhu dan zat penghambat fagositosis.

3. Pelepasan pembungkus luar (uncoating)


Meupakan proses pelepasan asam nukleat infektif dari pembungkus
luarnya. Pada enterovirus pelepasan asam nukleat infektif di membrane
sel, sedangkan poxvirus terjadi di dalam sel dan reovirus tidak pernah
mengalami proses uncoating lengkap.

4. Replikasi asam nukleat dan sintesis komponen virus.


Setelah proses pelepasan selubung luar, proses selanjutnya berbeda
antara virus-virus DNA dan virus RNA. Fase sintesis siklus replikasi virus
berlangsung setelah pelepasan selubung genom virus. langkah utama
dalam replikasi virus adalah mRNA spesifik harus ditranskripsi dari asam
nukleat virus agar ekspresi dan duplikasi informasi genetic dapat berhasil.
Setelah hal tersebut berhasil dilakukan, virus menggunakan komponen-
komponen sel untuk mentranslasikan mRNA. Berbagai kelas virus
menggunakan jalur yang berbeda untuk menyintesis mRNA, bergantung
pada struktur asam nukleat virus.
Jalur Transkripsi Asam Nukleat pada Berbagai Virus

13
Sejauh apa enzim spesifik virus terlibat dalam proses sintesis asam
nukleat tersebut, bervariasi dari grup yang satu ke grup yang lain. Virus
DNA yang bereplikasi di dalam nukleus biasanya menggunakan
polimerase DNA dan polimerase RNA serta enzim pemroses milik sel
penjamu. Virus yang lebih besar (herpesvirus, Foxvirus) lebih independen
dalam hal fungsi seluler mereka dibandingkan dengan virus yang lebih
kecil. Inilah salah satu alasan mengapa virus yang lebih besar lebih
sensitif terhadap kemoterapi antivirus, karena lebih banyak proses spesifik
virus yang tersedia sebagai target untuk kerja obat (Jawetz, 2008)

2.8. Patogenesis Virus

1. Faktor tak Spesifik

Faktor tak spesifik yang berperan dalam pathogenesis penyakit


infeksi viral, diantaranya:

1. Fagositosis 7. Suhu Tubuh


2. Umur 8. Stres
3. Rudapaksa 9. Interferon
4. Genetik 10. Reaksi
5. Hormon Radang.
6. Gizi

Fagositosis yang paling utama dalam infeksi virus yaitu sel


maktofag, berperan untuk melisiskan atau menghancurkan sel yang
terinfeksi, membersihkan virus yang berada di sirkulasi dan
membentuk interferon.
Pengaruh hormon belum banyak diketahui, beberapa penyakit
seperti cacar, hepatitis dan poliomyelitis, cenderung lebih berisiko
diidap oleh ibu hamil. Terdapat juga pada kasus pengobatan dengan
menggunakan kortikosteroid diketahui menyebabkan lebih beratnya

14
keratitis herpetika dan menyebabkan terlibatnya organ visceral pada
infeksi varisela.
Suhu tubuh yang turun ataupun naik dapat berpengaruh
terhadap proses kembang biak virus, jika suhu tubuh naik maka akan
membatasi penyakit. Namun, ternyata ini tidak berlaku untuk semua
virus. Contohnya adalah stomatitis herpatika yang ternyata jika
kambuh ditandai dengan kejadian demam.
Infeksi lain yang terjadi dengan infeksi suatu virus, juga dapat
menjadi penghambat atau memperberat suatu gejala infeksi.
Pada usia atau periode perinatal, penyakit viral dapat lebih
berat dibandingkan periode saat usia lebih tua. Hal ini, berkaitan
dengan proses kekebalan, homeostastis dan diferensiasi sel ikut
berperan.
Pengaruh genetic, masih belum memiliki penelitian lebih lanjut
atau pathogenesis pada manusianya masih sangat terbatas, karena
kompleksnya genom pada manusia dan sukarnya mendapatkan sampel
dari lingkungan, tetapi hasil terbatas menunjukkan bahwa ras yang
tinggal di afrika lebih rentan terhadap virus rubella dan demam kuning
dibandingkan dengan ras eropa.
Interferon, suatu polipteda yang melindungi sel dari spesies
yang sama terhadap infeksi virus. Interferon hanya melindungi sel
sehat dari infeksi, infeksi virus dapat merangsang interferon untuk
terbentuk.

2. Kegagalan tanggap kebal

Disebut tanggap kebal karena merupakan suatu usaha dari


tubuh untuk menghilangkan virus dari dalam tubuh. Beberapa jenis
yang menyerang sel-sel yang berperan dalam tanggap kebal ini yaitu
HIV. Dalam tubuh virus HIV ini terus menerus bermutasi sehingga

15
proses tanggap kebal snagat berkurang dan tidak efektif karena
sasarannya berubah-rubah.

3. Imunopatologi

Beberapa faktor yang memperingan ataupun memperberat


penyakit infeksi virus yaitu, proses tanggap kebal, reaksi
hipersensitivitas, reaksi radang dan derajat kerusakan jaringan. Suatu
kejadian demam dianggap menjadi gejala klinis yang menunjukkan
proses tanggap kebal. Pada beberapa kasus contohnya demam
berdarah dengue, kompleks imun akan merangsang aktivasi komplen
dan selaras dengan berat ringannya gejala. Sifat penyakit virus ini
tergantung dari jenis dan luas jaringan terkena.

4. Jenis Infeksi

Suatu virus bersifat pathogen pada hospes tertentu jika virus


tersebut dapat menginfeksi dan menimbulkan penyakit pada hospes
tersebut. Infeksi ini dapat terjadi dalam beberapa pola yang didasari
oleh jenis virus dan hospesnya.

Jika suatu hospes tidak mendukung replikasi virus, infeksi


akan abortif. Sedangkan, jika mendukung akan menyebabkan lisis dan
kematian sel, atau menetap di dalam sel(persisten). Bentuk dari
persisten terbagi menjadi dua macam yaitu produktif dan laten.

Secara klinis infeksi virus dapat bermanifestasi atau tidak.


Menurut lamanya dapat bersifat kronik atau akut. Berikut adalah
gambaran klinis penyakit virus berupa tabel

16
Di bawah ini diberikan beberapa kemungkinan infeksi virus
dan hubungan kliniknya:

1. Infeksi produktif dengan gejala klinik akut.


Contohnya ialah cacar, influenza, demam berdarah dengue.
2. Infeksi akut dan penyakit akut dilanjutkan dengan infeksi
persisten dengan serangan-serangan klinis akut intermiten
dan infeksi laten pada masa antara serangan.
Contohnya adalah herpes labialis oleh virus herpes simpleks.
Di antara serangan klinis, virus mungkin bersembunyi di
otak atau ganglion.
Variasi lain dari bentuk ini tetapi serangan
berikutnya tidak beulang-ulang ialah varisela-zoster.
3. Infeksi persiiten produktif ialah dengan gejala klinis
kronik.

17
Contohnya ialah hepatitis B kronik persisten.
4. Infeksi persisten laten disertai transformasi sel dengan gejala
klinik akhir berupa keganasan.
Contohnya ialah servisitis uteri karena virus papiloma.
Sedangkan contoh infeksi persisten yang tidak disertai
transformasi set, tetapi secara klinis tetap slowly progressive
ialah penyakit Kurz, sindroioa Creutzfeldt- Jacob dan
leukoensefalopati multifokal progresif yang disebabkan oleh
viroid.
5. Sifat Penyakit

18
Sifat dari beberapa penyakit akibat virus dapat dilihat pada table berikut,

2.9. Peranan Virus Dalam Kehidupan

1. Peran Yang Menguntungkan


a. Teknologi rekayasa genetika (manipulasi informasi genetic), misalnya
untuk terapi gen. Salah satu keberhasilan teknik ini adalah

19
memperbaiki kelainan genetik ADD (Adenosine Deaminase
Deficiency) yang menyebabkan seseorang tidak memiliki daya tahan
tubuh karena tidak terdapatnya enzim AD (Adenosine Deaminase).
Dalam teknik terapi gen, Retrovirus digunakan sebagai vektor untuk
memasukkan gen pengkode enzim AD ke dalam sel limfosit T yang
abnormal.
b. Pembuatan vaksin protein. Selubung virus dapat digunakan sebagai
protein khusus yang akan memacu terbentuknya respon kekebalan
tubuh melawan sebuah penyakit.
c. Untuk pengobatan secara biologis, yaitu dengan melemahkan atau
membunuh bakteri, jamur, atau protozoa yang bersifat patogen.
Bakteriofag, misalnya dapat digunakan untuk membunuh bakteri
patogen.
d. Pemberantasan serangga hama. Beberapa virus hidup pada serangga.
Virus tersebut dibiakkan dan digunakan untuk menyemprot serangga
atau tanaman, misalnya Baculovirus. Sejak tahun 1950, Baculovirus
digunakan sebagai bioinsektisida yang tidak mencemari lingkungan
e. Untuk membuat perangkat elektronik. Tim ilmuan dari John Innes
Center (pusat riset mikrobiologi di Inggris) berhasil menginokulasi
partikel virus, kemudian mencampurnya dengan senyawa besi (Fe)
untuk membuat kapasitor (alat penyimpanan energi listrik).

2. Peranan Virus yang Merugikan

Virus dapat menginfeksi menyebabkan penyakit pada organisme baik


manusia, hewan, maupun tumbuhan.

A. Penyakit pada Manusia

20
- Gondongan, disebabkan oleh Paramyxovirus.
- Herpes, disebabkan virus herpes simpleks (HSV-1 dan HSV-2).
- Cacar variola (smallpox), disebabkan virus variola.
- Cacar air varisela (chickenpox) dan herpes zoster (shingles),
disebabkan virus varisela.
- Hepatitis, Hepatitis A disebabkan virus HAV dari genus
Heparnavirus, Hepatitis B disebabkan virus HBV dari genus
Orthoheparnavirus, Hepatitis C disebabkan virus HCV dari genus
Hepacivirus, Hepatitis D disebabkan virus HDV dari genus
Deltavirus, Hepatitis E disebabkan virus HEV dari genus Herpesvirus.
- Influenza, disebabkan virus Orthomyxovirus.
- Parainfluenza, disebabkan virus Parainfluenza virus.
- Campak (morbili), disebabkan oleh Morbilivirus.
- AIDS, disebabkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus).
- Poliomyelitis, disebabkan oleh Poliovirus.
- Tumor atau kanker
- Demam berdarah dan chikungunya, disebabkan oleh virus dengue
(Flavivirus)
- Ebola
- Flu burung, disebabkan oleh HPAIV (Highly Pathogenic Avian
Influenza Virus).
- SARS
B. Penyakit pada Hewan
- Rabies, disebabkan oleh Rhabdovirus.
- Penyakit mulut dan kuku, disebabkan oleh Aphthovirus.
- Tetelo (NCD/newcastle disease)
- Tumor (kutil), pada ayam disebabkan oleh RSV (Rous Sarcoma
Virus) dan pada sapi oleh Bovine papillomavirus
C. Penyakit pada Tumbuhan
- Tungro, disebabkan oleh virus tungro dari famili Caulimoviridae.

21
- Mosaik
- Penyakit TYLC (Tomato Yellow Leaf Curl), disebabkan oleh
TYLCV (Toamato Yellow Leaf Curl Virus).

Bab 3

Penutup

3.1 Kesimpulan

22
1. Virus berasal dari bahasa yunani “Venom” yang berarti racun. Virus adalah
parasite mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.

2. Virus merupakan organisme non-seluler, karena ia tidak memilki kelengkapan


seperti sitoplasma, organel sel, dan tidak bisa membelah diri sendiri

3. struktur dari virus umumnya terdiri dari 2 penyususn yaitu kapsid dan isi yang
merupakan materi genetik DNA atau RNA

4. klasifikasi virus di dasarkan atas inangnya, dan materi genetiknya

5. metabolisme virus masih belum diketahui, karena virus merupakan organisme


aseluler sehingga kehidupannya bergantung pada inangnya.

6. Replikasi virus terdiri dari 6 tahap utama yaitu penempelan (absorpsi),


penetrasi, uncoating, replikasi materi genetik, sintesis dan penyususnan komponen

7. patogenesis virus berkaitan dengan sifatnya yang parasit sehingga dapat


menggangu metabolisme dari sel inangnya

8. virus memiliki peran postif dan negatif dalam kehidupan. Peran positif
berkaitan sebagai organisme yang banyak digunakan untuk penelitian, dan pernan
negatif berkaitan dengan sifat patogenesisnya.

3.2. Saran

Perlu dibahas lebih lanjut mengenai virus yang membahayakan Penyakit


pada manusia.

Daftar Pustaka

Brooks F Geo,Carrol C Karen, Butel S Janet, Morse A Stephen, Adelberg's, Melnick,


Jawetz. 2014. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
Diah A, dkk. 2004. Biologi Jilid 1. Surabaya : Penerbit Erlangga.

23
Fictor, Moekti. 2007. Praktis Belajar Biologi. Jakarta : Visindo
Irianto,Koes.2006.MIKROBIOLOGI:Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid I.
Bandung: CV.YRAMA WIDYA
Karman, Oman. 2008. Biologi. Bandung : Garfindo Media Pratama.

24

Anda mungkin juga menyukai