Anda di halaman 1dari 7

Makalah Abortus Provokatus kriminalis

A.   Abortus Provokatus Kriminalis


1.   Pengertian abortus provokatus kriminalis.
a.    Abortus provokatus kriminalis adalah pengguguran kandungan yang tujuannya selain
dari pada untuk menyelamatkan atau menyembuhkan si ibu, dilakukan oleh tenaga
yang tidak kompeten serta tidak memenuhi syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh
undang-undang, karena di dalamnya mengandung unsur kriminalis atau kejahatan.
b.    Abortus provokatus kriminalis adalah aborsi yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan
yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis tanpa memperhitungkan umur
bayi dalam kandungan dan janin dilahirkan dalam keadaan mati atau hidup.
c.    Abortus Provokatus kriminalis adalah abortus yang disengaja baik melalui obat-obatan
medis, tradisional maupun dengan alat-alat lain yang terjadi karena tindakan yang tidak
legal atau tidak berdasarkan indikasi medis dan biasanya dilakukan secara sembunyi-
sembunyi oleh tenaga tradisional. (Yani widyastuti, 2010)
d.    Abortus provokatus kriminalis adalah abortus yang dilakukan tanpa indikasi medis,
dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan dilakukan oleh tenaga yang tidak terdidik
khusus, termasuk oleh wanita hamil itu sendiri. (Kusuma Erfan, 2007).
e.    Abortus provokatus kriminalis adalah abortus yang dilakukan pada kehamilan yang
tidak diinginkan, diantaranya akibat perbuatan yang tidak bertanggung jawab sebagian
besar dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih sehingga menimbulkan
“trias” komplikasi. (Manuaba IBG, 2005)
f.     Selanjutnya menurut WHO abortus provokatus kriminalis adalah aborsi yang tidak aman
yang dilakukan dengan menggunakan metode beresiko tinggi, bahkan fatal dilakukan
oleh orang yang tidak terlatih atau terampil serta komplikasinya merupakan penyebab
langsung kematian wanita usia reproduksi, dengan demikian ada tiga kriteria aborsi
yang tidak aman yaitu metode beresiko tinggi, dilakukan oleh orang yang tidak terlatih
dan komplikasinya merupakan penyebab langsung kematian ibu. (WHO, 1995)
 Metode yang bersiko tinggi yang dimaksud antara lain meliputi penggunaan obat
atau jamu, pemijitan, memasukkan alat atau benda asing kedalam rongga vagina,
peralatan yang digunakan biasanya terkontaminasi sehingga meskipun pasien dapat
diselamatkan dari kematian dia masih tetap terancam untuk mengalami cacat menetap
atau gangguan organ yang serius sementara bahan-bahan tradisional yang sering
digunakan antara lain plastik, batang kayu, akar, pohon atau tungkai daun yang
mempunyai getah iritatif dan yang dimaksud dengan individu yang tidak terlatih atau
tidak terampil adalah individu baik tenaga medis ataupun bukan yang mempunyai
pengetahuan dan keterampilan yang sangat minim sehingga tidak dapat
memperkirakan resiko yang mungkin ditimbulkan oleh tindakan yang dilakukannya.
Abortus yang tidak aman bukan semata-mata masalah medis, etika ataupun hukum
tetapi merupakan masalah kemanusiaan yang menyangkut wanita dan kelangsungan
hidup janin yang dihasilkan.

2.   Penyebab terjadinya abortus provokatus kriminalis


Saat ini Abortus provokatus kriminalis masih merupakan masalah kontropersial di
masyarakat,namun terlepas dari kontropersi tersebut aborsi diindikasikan merupakan
masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan dan
kematian ibu. Kasus ini dapat terjadi dimana saja dan kapan saja baik dinegara yang
sudah maju maupun dinegara yang sedang berkembang.
Abortus Provokatus Kriminalis sering terjadi pada Unwanted Pregnancy
(UWP)  atau kehamilan yang tidak diinginkan.  Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD)
merupakan terminologi yang biasa dipakai di kalangan medis untuk memberikan istilah
adanya kehamilan yang tidak dikehendaki oleh wanita bersangkutan maupun
lingkungannya. Ada beberapa alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya yaitu :
a.    Kegagalan kontrasepsi
Kehamilan yang tidak diinginkan juga banyak terjadi karena kurangnya informasi
tentang kesehatan reproduksi dan penggunaan alat KB. Pemahaman dan akses untuk
menggunakan alat kontrasepsi yang kurang akhirnya memicu kehamilan yang tidak
diinginkan. KTD lebih banyak terjadi pada pasangan yang sudah menikah sekitar 89 %
artinya kehamilan tersebut lebih banyak karena gagal perencanaan keluarga.
b.    Kehamilan diluar nikah
Kehamilan di luar nikah banyak terjadi pada kelompok remaja, disebabkan karena
pergaulan yang sangat bebas bagi remaja. Tingginya tingkat kehamilan diluar nikah
yang berhubungan secara positif dengan tindakan aborsi menjadi bukti yang sulit
dibantah. Survey yang dilakukan oleh Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) pada tahun 2007 sangat mengejutkan yaitu 63 % remaja SMP dan SMA di
Indonesia pernah berhubungan seks, sebanyak 21% diantaranya melakukan aborsi.
Angka ini naik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan penelitian
BKKBN dikota-kota besar mulai Jabodetabek, Medan, Jakarta, Surabaya dan Makassar
sekitar 47% hingga 54% remaja mengaku melakukan hubungan seks sebelum
menikah. Dari hasil penelitian tersebut BKKBN merekomendasikan ada beberapa faktor
yang mendorong remaja melakukan seks pra-nikah, beberapa diantaranya adalah :
1)    Pengaruh liberalisme dan pergaulan bebas
2)    Pengaruh lingkungan sekitar dan keluarga
Lingkungan sekitar dan keluarga memiliki peranan yang sangat besar terhadap
perkembangan perilaku seseorang. Lingkungan yang kurang baik tentu akan
menghasilkan manusia yang kurang baik pula apabila tidak ada filter yang mampu
membentengi individu darinya. Namun lingkungan yang baik juga belum tentu mampu
menghasilkan individu yang baik apabila dalam lingkup yang lebih kecil individu tidak
mendapat pengajaran yang baik yaitu dalam lingkup kecil keluarganya.
3)    Pengaruh media massa khususnya TV dan Internet
Tidak bisa dipungkiri lagi hadirnya tehnologi membawa perubahan yang begitu berarti,
tak terkecuali adanya media berupa TV dan Internet. Piranti itu akan sangat bermanfaat
apabila digunakan sesuai dengan fungsi yang semestinya, akan tetapi sekarang sudah
beralih fungsi, remaja sekarang justru menggunakan media-media itu untuk mengakses
sesuatu yang sebenarnya tidak untuk komsumsi mereka satu contoh adalah video
porno,  dengan itu mereka belajar sesuatu yang tidak baik seperti sex bebas. Namanya
remaja pasti akan memiliki keingintahuan yang teramat besar pada hal-hal yang belum
pernah mereka rasakan dan bukan hal baru lagi jika remaja mempraktekkan apa yang
mereka dapatkan dimedia dengan cara yang salah seperti sex bebas.
c.    Alasan psikososial dimana ibu sendiri sudah enggan/tidak mau  untuk punya anak lagi.
d.    Masalah ekonomi, menambah anak berarti menambah beban ekonomi keluarga.
e.    Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan,janin cacat.
f.     Kehamilan yang terjadi akibat pemerkosaan atau akibat incest(hubungan antar
keluarga).
g.    Ketidak tahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seks yang dapat
menyebabkan kehamilan.
h.    Alasan karir atau masih sekolah (karena kehamilan dan konsekuensi lainnya yang
dianggap dapat menghambat karir atau kegiatan belajar).

3.   Pelaku abortus provokatus kriminalis


Pelaku abortus provokatus kriminalis biasanya adalah :
a.    Wanita bersangkutan
b.    Dokter atau tenaga medis lain (Demi keuntungan atau demi rasa simpati)
c.    Orang lain yang bukan tenaga medis (Dukun)

4.   Bahaya dan Komplikasi Abortus provokatus Kriminalis


Abortus provokatus kriminalis dapat mengakibatkan hal-hal negatif pada tubuh
kita yang meliputi dimensi jasmani dan psikologi, akibat-akibatnya yaitu :
a.    Sudut jasmani
1)     Kematian karena perdarahan
Perdarahan yang hebat dari vagina adalah masalah yang paling banyak terjadi setelah
abortus provokatus kriminalis. Biasanya disebabkan oleh tertinggalnya jaringan
kehamilan dalam rahim. Rahim tidak mampu untuk memeras dan menutup sendiri
sehingga perdarahan terus berlangsung. Kadang-kadang perdarahan disebabkan oleh
robeknya mulut rahim yang harus segera dijahit kembali untuk menghentikan
perdarahan.
2)     Kematian karena pembiusan yang gagal.
3)     Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4)     Rahim yang robek ( uterine Perforation)
5)     Kerusakan leher rahim (cervical lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya.
6)     Kanker payudara (karena ketidak seimbangan hormon estrogen pada wanita).
7)     Kanker indung telur (Ovarian cancer).
8)     Kanker leher rahim (Cervical cancer).
9)     Kanker hati (Liver cancer).
10)  Kelainan pada placenta atau ari-ari yang akan menyebabkan          cacat pada anak
berikutnya dan perdarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
11)  Menjadi mandul atau tidak mampu memiliki keturuna lagi (Ectopic pregnancy).
12)  Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
13)  Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis).
b.    Sudut Psikologi
1)    Pihak Wanita
Setelah wanita melakukan tindakan aborsi maka ia akan tertindih perasaan bersalah
yang dapat membahayakan jiwanya, kalau tidak secepatnya ditolong maka ia akan
mengalami depresi berat, frustasi dan kekosongan jiwa atau akan mengalami “Post
abortion syndrom (sindrom paska aborsi)” yaitu:
a)    Kehilangan harga diri (82%)
b)    Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
c)    Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
d)    Histeris (51%)
e)    Mencobat obat-obatan terlarang (41%)
f)     Ingin melakukan bunuh diri (28%)
2)    Pihak Pria
Rasa tanggung jawab dari si pria yang menganjurkan aborsi akan berkurang,
pandangannya tentang nilai hidup sangat rendah, penghargaannya terhadap anugerah
Allah menjadi merosot.

5.   Penatalaksanaan Abortus provokatus kriminalis


Adapun penatalaksanaan Abortus Provokatus krimanlis adalah :
a.    Memperbaiki keadaan umum, bila perdarahan banyak berikan transfusi darah dan
cairan yang cukup
b.    Pemberian antibiotika yang cukup tepat
c.    Suntikkan penisilin 1 juta satuan tiap 6 jam
d.    Suntikkan streptomisin 500 mg setiap 12 jam atau suntikkan antibiotika spektrum luas
lainnya
e.    Dua puluh empat sampai empat puluh delapan jam setelah dilindungi dengan antibiotika
atau lebih cepat bila terjadi perdarahan yang banyak lakukan dilatasi dan kuretase
untuk mengeluarkan hasil konsepsi.
f.     Peberian infus dan antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan kemajuan penderita.
g.    Semua pasien abortus disuntik serap tetanus 0,5 cc IM. Umumnya setelah tindakan
kuretase pasien abortus dapat segera pulang kecuali  bila ada komplikasi seperti
perdarahan banyak yang menyebabkan anemia berat dan infeksi.
h.    Pasien dianjurkan istirahat selama 1 atau 2 hari. Pasien dianjurkan kembali kedokter
bila pasien mengalami kram demam yang memburuk atau nyeri setelah perdarahan
baru yang ringan atau gejala yang lebih berat.

6.   Pencegahan abortus provokatus kriminalis


Strategi untuk menurunkan resiko kematian karena abortus provokatus kriminalis
adalah dengan menurunkan keinginan perempuan terhadap aborsi tidak aman. Bentuk
pencegahan dapat dilakukan dengan :
a.    Perempuan yang telah menikah
Hubungan konseptual antara abortus provokatus kriminalis dan keluarga berencana
sudah jelas dan mendasar, kontrasepsi yang efektif merupakan cara paling manjur
untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan oleh karena itu mengatasi
kebutuhan akan aborsi. Pencegahan abortus provokatus Ini dapat dimungkinkan bila
pemerintah menyediakan fasilitas keluarga berencana yang berkualitas dilengkapi
dengan konseling.Konseling keluarga berencana dimaksudkan untuk membimbing klien
melalui komunikasi dan pemberian informasi objektif untuk membuat keputusan tentang
penggunaan salah satu metode kontrasepsi yang memadukan aspek kesehatan dan
keinginan klien tanpa menghakimi serta memberitahukan resiko-resiko yang mungkin
timbul dari abortus provokatus kriminalis
b.    Remaja
Pencegahan Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu :
1)    Pemberdayaan keluarga
Keluarga sangat memiliki peran dalam tumbuh kembang anak, keluarga yang baik tentu
akan tanggap terhadap kebutuhan anak dalam setiap tahap perkembangannya, ketika
anak beranjak pada masa pubertas sebaiknya keluarga tidak lagi memandang tabu
tentang perilaku seks. Ajarkanlah anak tentang pendidikan seks yang benar sehingga
diharapkan anak akan memahami dan mengerti apa yang sebaiknya ia lakukan dan
akan senantiasa menghindari perilaku seks yang tidak benar
2)    Pendidikan kesehatan reproduksi
Kebanyakan orang khusunya remaja melakukan sex bebas asal dasar keingintahuan
tentang sex tetapi mereka kebanyakan malah tidak tahu dampak yang akan terjadi
ketika mereka melakukan sex bebas. Untuk itu perlu upaya khusus dari pihak-pihak
terkait untuk memberikan gambaran tentang kesehatan reproduksi yang dapat
mengancam seseorang.
3)     Membentengi diri dengan agama
Agama memberikan batasan-batasan bagi penganutnya untuk bergaul dan
bersosialisasi dengan lawan jenis, dengan mempelajari dan mengamalkan ajaran
agama sebaik-baiknya niscaya seseorang akan lebih terhindar dari perilaku yang
menjurus pada sex bebas.
4)    Menjauhi hal yang berbau pornografi
Fenomena sex bebas yang terjadi tidak bisa dipungkiri disebabkan karena maraknya
peredaran video ataupun gambar-gambar yang berbau pornografi. Media-media itu
memicu dorongan hasrat yang ada pada diri individu.
5)    Memiliki aktivitas positif
Seseorang yang memiliki banyak kegiatan positif akan lebih selamat dari perilaku sex
bebas dibandingkan seseorang yang tidak memiliknya.

Anda mungkin juga menyukai