Anda di halaman 1dari 4

Pancasila mengandung nilai-nilai yang digunakan sebagai landasan untuk berperilaku atau pedoman

berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.hal ini terkait dengan kedudukan
Pancasila di mana Pancasila menjadi dasar falsafah bangsa dan dasar filsafat negara sehingga nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan
negara dan menjadi pedoman untuk mengarahkan rakyat Indonesia dalam berperilaku.

1. Etika ketuhanan yang maha esa

Soekarno mengatakan bahwa ketuhanan merupakan leitstar yaitu bintang pemandu utama bagi bangsa
Indonesia dalam mengejar kebaikan.

Menurut Kaelan (2009) makna kata dari nilai ketuhanan secara morfologis yaitu berasal dari kata dasar
Tuhan yang mendapatkan awalan ke- dan akhiran -an sehingga dapat diartikan sebagai perilaku manusia
yang disesuaikan dengan hakikat nilai-nilai yang berasal dari Tuhan dan direalisasikan dalam nilai-nilai
ajaran agama.

Selain itu, Tuhan dianggap sebagai kausa prima yaitu sebab pertama dari segala macam sebab yang ada.

Ada beberapa pendapat yang memaparkan mengenai sifat Tuhan diantaranya Suseno yang mengatakan
bahwa Tuhan bersifat transedental yaitu Tuhan tidak muncul menjadi suatu objek akan tetapi di dalam
setiap kegiatan manusia sudah bersentuhan dengan Tuhan.

sifat Tuhan kedua adalahimane yang berarti kesadaran atau dalam akal budi sehingga maksud dari sifat
Tuhan ini adalah Tuhan selalu ada di dalam pikiran manusia.

Beberapa penjelasan tersebut menjadi alasan kuat mengapa sila ketuhanan yang maha esa menjadi sila
pertama dalam Pancasila.

dengan adanya sila ketuhanan maka terbentuk adanya usaha untuk melakukan pencarian terhadap titik
temu dengan semangat gotong royong untuk menyediakan landasan moral yang kuat bagi kehidupan
politik berdasarkan nilai-nilai ketuhanan.ini berarti bahwa Indonesia bukanlah negara sekuler yang
memisahkan antara urusan agama dengan urusan negara dan Indonesia juga bukan merupakan negara
agama dimana menggunakan hukum 1 agama tertentu menjadi hukum negara sehingga negara hanya
mempresentasikan satu kelompok keagamaan tertentu melainkan Indonesia memilih jalan tengah yang
memilih konsep diferensiasi atau membedakan antara agama dengan negara. hal ini bertujuan untuk
mengoptimalkan usaha dalam mengembangkan kehidupan politik.di mana agama berperan dalam
mengembangkan tatanan kehidupan masyarakat yang beradab dengan dukungan keberadaan negara
dan negara bertanggung jawab dalam mengembangkan tatanan kehidupan negara yang beradab
dengan dukungan keberadaban masyarakat..artinya apabila negara ingin beradab maka harus ditopang
oleh masyarakat yang beradab dan sebaliknya (Latif, 2015)

ketuhanan yang maha esa menjadi dasardan memberikan jiwa pada usaha dalam menyelenggarakan
segala yang bebar, adil, dan baik. berdasarkan sila ketuhanan yang maha esa ini maka bangsa Indonesia
diarahkan untuk mengembangkan etika sosial dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara dengan selalu memupuk rasa kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan, dan keadilan
sosial.

2. Etika kemanusiaan yang adil dan beradab

Menurut Notonegoro dan Anas makna adil dalam nilai kemanusiaan yang adil dan beradab adalah
manusia yang adil pada diri sendiri, adil terhadap sesama, dan adil terhadap Tuhan. kemudian yang
dimaksudkan dengan beradab adalah manusia yang menjunjung tinggi martabat manusia baik dirinya
maupun orang lain.

hubungan antara manusia dengan negara merupakan hubungan sebab akibat karena pembentukan
suatu negara terjadi karena adanya rakyat yang terdiri atas kumpulan manusia oleh karena itu negara
memiliki keharusan untuk memiliki sifat-sifat yang ada pada manusia.

dalam implementasinya sila kemanusiaan yang adil dan beradab harus disertai dengan sikap empati
solidaritas dan kepedulian di mana nilai kemanusiaan yang universal ini harus dipadukan dengan daya
serap budaya lokal melalui proses dialogis dengan orientasi yang keluar yaitu bangsa Indonesia secara
bebas aktif ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Sementara orientasi kemanusiaan yang adil dan beradab yang ke dalam adalah
memuliakan hak-hak asasi manusia sebagai individu maupun kelompok.

sila kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi sila yang diletakkan setelah sila ketuhanan yang maha
esa di rasa Karena kedudukan manusia sebagai Tuhan yang memiliki rasa persaudaraan antar manusia
satu sama lainyang akan mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang beradab yaitu bangsa yang
berkebudayaan dan berperilaku sesuai dengan perikemanusiaan yang universal.

3. Etika persatuan Indonesia

persatuan di Indonesia dimulai ketika dilakukannya sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang
yang memiliki tujuan untuk menyatukan bangsa Indonesia yang bertumpah darah satu tanah air
Indonesia dan berbahasa satu bahasa Indonesia.

komitmen kebangsaan yang diawali dari nasionalisme kedaerahan berangsur mulai mempertahankan
diri ke dalam komunitas politik dengan impian yang bersifat lintas budaya yang bernama Indonesia hal
ini terlihat dalam kalimat-kalimat yang terdapat dalam sumpah pemuda. para pemuda saat itu dalam
berikrar sangat visioner karena berpandangan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk
sehingga tidak memungkinkan hanya menggunakan satu bahasa sehingga komitmen untuk menjunjung
tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan saat itu lebih urgent.

Indonesia memiliki semboyan yang menjadi slogan pemersatu konsepsi kebangsaan yaitu bhinneka
tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi satu jua.di sini tersirat makna bahwasannya kekitaan
sebagai bangsa tidak mengurangi kekamian berdasarkan kenyataan etnis religius partai dan lain
sebagainya.ke-kita-an Indonesia tidak menghilangkan ke-kami-an yaitukenyataan hidup yang merupakan
kekayaan Indonesia
sehingga dengan adanya sila ini maka akan terwujud efisiensi demokrasi dalam suatu masyarakat
majemuk yang menjunjung kerjasama dan sikap saling percaya serta itikad baik dari masing-masing
komunitas yang diperkuat oleh jalinan gotong royong dari unsur-unsur lembaga masyarakat.

4. Etika kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

gagasan Indonesia sebagai negara republik dicetuskan oleh Tan Malaka pada karyanya yang berjudul
Naar de republik Indonesia pada tahun 1925 bentuk negara republik ini adalah cita-cita yang harus
diperjuangkan oleh seluruh bangsa Indonesia. Apabila rakyat berdaulatmaka mereka dapat menentukan
nasibnya sendiri tanpa menyerahkannya kepada individu atau kelompok tertentu.

Dalam menjaga kedaulatan rakyat nya agar tetap seimbang negara yang berbentuk republikmembagi
kekuasaan pada pemerintahan menjadi tiga yaitu eksekutif legislatif dan yudikatif.

Lembaga eksekutif adalah lembaga yang berwenang menjalankan undang-undang. Lembaga legislatif
adalah lembaga yang berwenang yang untuk membuat undang-undang. Lembaga yudikatif adalah
lembaga yang berwenang mengawasi pelaksanaan undang-undang. Ketiga lembaga menggunakan
prinsip check and balance yaitu saling mengawasi satu sama lain agar tidak terjadi penyalahgunaan
wewenang.

Menurut pandangan Soekarno demokrasi permusyawaratan berfungsi ganda, yaitu :

- badan permusyawaratan atau perwakilan menjadi ajang untuk melakukan konfrontasi dan
memperjuangkan aspirasi dari golongan-golongan yang ada di dalam masyarakat

- Menguatkan negara berdasar persatuan karena negara bukan untuk satu orang atau satu
golongan.

sila keempat ini menggambarkan kompromi yang lahir bukan karena kelemahan dari salah satu pihak
melainkan karena keyakinan dalam menghadapi realitas yang mengharuskan menggunakan toleransi
dalam arti hidup berdampingan.

5. Etika keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

sila ini terkait dengan cita-cita demokrasi di Indonesia yaitu terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia dengan berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan kemanusiaan persatuan dan
kerakyatan.

prinsip kesejahteraan di Indonesia tidak berbasis pada individualisme atau kapitalisme tetapi sosialisme
Indonesia karena selain menjunjung tinggi persamaan dan kebebasan individu sosialisme Indonesia juga
mengedepankan tanggung jawab dan solidaritas sosial demi terciptanya keadilan sosial yaitu keadilan
yang didasarkan pada kemakmuran dan kebahagiaan rakyat.

kata keadilan pada sila keempat ini didefinisikan sebagai memperlakukan setiap orang dengan prinsip
kesetaraan tanpa deskriminasi dengan semua perbedaan yang ada,sehingga negara memiliki beberapa
peran dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yaitu :
- Menciptakan hubungan yang adil pada semua tingkat dalam sistem kemasyarakatan

- Mengembangkan struktur atau kondisi yang mendukung tersedianya kesetaraan kesempatan

- memfasilitasi akses informasi, memberikan layanan dan sumber daya yang diperlukan

- Mendukung partisipasi yang bermakna bagi semua orang dalam mengambil keputusan

Anda mungkin juga menyukai