Anda di halaman 1dari 23

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Infeksi Sistem
Reproduksi”. Tanpa ridho-Nya mungkin kami tidak dapat
menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun agar para pembaca dapat mengetahui


gangguan gaya hidup dan menambah ilmu pengetahuan. Makalah ini
disusun oleh penyusun dengan sebenar-benarnya. Penyusun
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan maternitas dan teman-teman yang telah membantu penyusun
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas


kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Penyusun menyadari bahwa makalah ini tidaklah
sempurna. Oleh karena itu, kritik yang dapat membangun dari para
pembaca sangat diharapkan penyusun. Terima kasih.

Cibinong, 15 April 2019

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 1


Daftar Isi

Halaman depan......................................................................................................

Kata Pengantar.......................................................................................................1

Daftar Isi................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................4
D. Manfaat......................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi......................................................................................................6
B. Jenis-Jenis ISR...........................................................................................6
C. Jenis-Jenis Penyakit ISR............................................................................7
D. Etiologi......................................................................................................11
E. Patofisiologi...............................................................................................12
F. Manifestasi Klinis......................................................................................12
G. Pemeriksaan Diagnostik............................................................................12
H. Penatalaksanaan.........................................................................................13
I. Asuhan Keperawatan.................................................................................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................22
B. Saran....................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 2


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial
yang utuh  dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam
segala hal yang  berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-
fungsinya serta proses- prosesnya.
Oleh karena itu, kesehatan reproduksi berarti orang dapat
mempunyai  kehidupan seks yang memuaskan dan aman, dan bahwa
mereka memiliki kemapuan untuk bereproduksi dan kebebasan untuk
menentukan apakah mereka ingin melakukannya, bilamana dan seberapa
seringkah.
Termasuk terakhir ini adalah hak pria dan wanita untuk
memperoleh informasi dan mempunyai akses terhadap cara-cara keluarga
berencana yang aman, efektif dan terjangkau, pengaturan fertilitas yang
tidak melawan hukum, hak memperoleh pelayanan pemeliharaan
kesehatan kesehatan yang memungkinkan para wanita dengan selamat
menjalani kehamilan dan melahirkan anak, dan memberikan kesempatan
untuk memiliki bayi yang sehat.
Sejalan dengan itu pemeliharaan kesehatan reproduksi merupakan
suatu  kumpulan metode, teknik dan pelayanan yang mendukung
kesehatan dan  kesejahteraan reproduksi melalui pencegahan dan
penyelesaian masalah kesehatan reproduksi. Ini juga mencakup kesehatan
seksual, yang bertujuan meningkatkan status kehidupan dan hubungan-
hubungan perorangan, dan bukan semata-mata konseling dan perawatan
yang bertalian dengan reproduksi dan penyakit yang ditularkan melalaui
hubungan seks.
Infeksi saluran reproduksi termasuk infeksi menular seksual masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara-negara
berkembang (World Health Organization, 2007). Dampaknya mulai dari
kemandulan, kehamilan ektopik (di luar kandungan), nyeri kronis pada

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 3


panggul, keguguran, meningkatkan risiko tertular HIV, hingga
kematian.Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) berkait erat dengan Penyakit
menular seksual (PMS). Penularan Infeksi Saluran Reproduksi ini tidak
hanya melalui hubungan seksual saja, tetapi bisa disebabkan berlebihnya
pertumbuhan organisme aman, kelahiran enggak aman dan pemasangan
alat kontrasepsi (IUD) yang tidak steril.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Definisi ISR ?


2. Apa saja Jenis-Jenis ISR ?
3. Apa saja Jenis-jenis Penyakit ISR ?
4. Apa saja Etiologi ISR ?
5. Bagaimana Patofisiologi ISR ?
6. Apa saja Manifestasi Klinis ISR ?
7. Apa saja Pemeriksaan Diagnostik ISR ?
8. Apa saja Penatalaksanaan ISR ?
9. Bagaimana Asuhan Keperawatan ISR ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi ISR
2. Untuk mengetahui Jenis-Jenis ISR
3. Untuk mengetahui Jenis-jenis Penyakit ISR
4. Untuk mengetahui Etiologi ISR
5. Untuk mengetahui Patofisiologi ISR
6. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis ISR
7. Untuk mengetahui Pemeriksaan Diagnostik ISR
8. Untuk mengetahui Penatalaksanaan ISR
9. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan ISR

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 4


D. Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat memahami definisi ISR
2. Agar mahasiswa dapat memahami Jenis-Jenis ISR
3. Agar mahasiswa dapat memahami Jenis-jenis Penyakit ISR
4. Agar mahasiswa dapat memahami Etiologi ISR
5. Agar mahasiswa dapat memahami Patofisiologi ISR
6. Agar mahasiswa dapat memahami Manifestasi Klinis ISR
7. Agar mahasiswa dapat memahami Pemeriksaan Diagnostik ISR
8. Agar mahasiswa dapat memahami Penatalaksanaan ISR
9. Agar mahasiswa dapat memahami Asuhan Keperawatan ISR

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 5


BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi

Infeksi saluran reproduksi (ISR) adalah masuk dan


berkembangbiak nya kuman penyebab infeksi kedalam saluran reproduksi.
Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa bakteri, jamur, virus dan parasit.
Perempuan lebih mudah terkena ISR dibandingkan laki-laki, karena
saluran reproduksi perempuan lebih dekat ke anus dan saluran kencing. ISR pada
perempuan juga sering tidak diketahui, karena gejalanya kurang jelas
dibandingkan laki-laki.

B. Jenis-jenis ISR
1. ISR endogen
Jenis ISR yang paling umum di dunia. Timbul akibat pertumbuhan tidak
normalorganisme yang seharusnya tumbuh normal didalam vagina,
antara lain vaginosis bakteri dan kandidiasis yang mudah disembuhkan.
ISR endogen juga dihubungkandengan persalinan prematur dan bayi
berat lahir rendah(BBLR)
2. ISR iatrogenik atau yang berhubungan dengan prosedur medis
 Timbul ketika penyebab infeksi (bakteri atau mikroorganisme
lainnya) masuk kedalam saluran reproduksi melalui prosedur medis
yang kurang/tidak steril. Misalnyainduksi haid, aborsi, pemasangan
AKDR (IUD), saat melahirkan, atau bila infeksiyang sudah ada di
saluran reproduksi bagian bawah menyebar melalui mulut rahimhingga
ke saluran reproduksi bagian atas.
Beberapa gejala yang mungkin timbulantara lain: 
a. Rasa sakit di sekitar panggul
b. Demam tinggi secara tiba-tiba
c. Menggigil
d. Haid tidak teratur 
e. Cairan vagina yang tidak normal
f. Timbul rasa sakit saat berhubungan seksual

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 6


 
3. Sexual transmitted infection (STIs) / Infeksi menular seksual (IMS)
 Disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan parasit yang sebagian
besar ditularkanmelalui hubungan seks dengan pasangan yang telah
terinfeksi. Beberapa di antaranyadapat diobati akan tetapi banyak pula
yang tidak dapat diobati seperti HIV/AIDS.STIs dapat menyerang laki-laki
maupun perempuan, dan juga dapat ditularkan dariseorang ibu kepada anaknya
selama kehamilan dan persalinan.

C. Jenis Jenis Penyakit Infeksi Sistem Reproduksi

1) Gonore

Etiologi : Infeksi ini disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae,


bakteri kokus, gram negatif

Keluhan:

Umumnya tanpa keluhan (80%), infeksi awal terutama mulut


rahim. Bila ada keputihan biasanya berwarna putih, kuning
kehijauan, agak kental. Bila mengenai saluran kemih timbul nyeri
waktu BAK, dapat timbul bartholinitis. Infeksi lanjut menimbulkan
nyeri perut bagian bawah karena salpingitis atau adneksitis. Infeksi
kelenjar paraurethra dimanifestasi sebagai eksudat mukopurulen
pada pemijatan lembut urethra distal melalui vagina. Penyakit
radang panggul (PRP)terjadi sebagai komplikasi sekitar 15% pada
gonore yang tidak diobati. Abses bartholinitis terjadi pada 10%
wanita yang terinfeksi

Pemeriksaan Klinis

serviks erosi dan sekret pururlen, kadang nyeri perut bagian bawah

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 7


2) Sifilis

Etiologi : infeksi disebabkan Treponema pallidum, bersifat kronis.


Sering diperoleh melalui hubungan seksual dengan
pasangan yang terinfeksi, dapat pula kongenital

1. Anamnesa
Masa tunas 10-90 hari
Stadium 1 : timbul ulkus di kemaluan, biasanya tunggal dan
tidak nyeri
Stadium 2 : gejala prodromal, berupa nyeri sendi, sub febris,
sukar menelan,    bintik merah di kedua telapak
tangan dan kaki, tidak gatal
Stadium laten : tidak ada tanda-tanda laten
Stadium lanjut : kelainan ditemukan pada alat dalam atau
susunan syaraf pusat
2. Pemeriksaan klinis
Stadium 1: terdapat ulkus bulat/lonjong, tepi teratur, dinding
tidak bergaung,   indoplen, teraba masa keras
(indurasi), permukaan ulkus bersih, pembesaran
kelenjar getah bening (KGB) setempat tanpa tanda
radang
Stadium 2 : kulit kemerahan, papul, papuloskuamosa hampir
diseluruh tubuh terutama tangan dan kaki
3) Klamida

Sebagian besar tanpa gejala , sebagian kecil peningkatan rabas


vagina , disuria

4) Endoservisivitis

Komplikasi penyakit radang panggul (PRP) (20%

Kadang kompliasi perihepatitis , dengan gejala ,nyeri,


mual,anoreksia,demam ringan

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 8


5) Vaginosis bakterialis

Belum terdapat bukti jelas ditularkan melalui hubungan seksual

Mungkin berkaitan dengan infeksi panggul pasca terminisasi


infeksi luka operasi,  arbotus lanjut, KPD, Persalinan BBLR,
infeksipostpartum.

Gambaran klinis:

Peningkatan rabas vagina putih keabu-abuan bau seperti ikan


Pruritus bila terjadi candidiasis
Tidak terjadi vaginitis
6) Infeksi Protozoa (Trikomoniasis)

Penyebab trichomonas vaginalis , melalui hubungan seksual

Gambaran Klinis

Rabas vagina kuning,encer,berbau,lecet vagina,disuria (nyeri


berkemih),dispareunia (nyeri saat berhubungan)
Serviks strawberry (bintik-bintik kemerahan)
25% tidak memperlihatkan gejala
7) Infeksi Jamur (kandidiasis)

Penyebab : Candida albicans, saprofit pada manusia, dapat menjadi


patogen pada kehamilan, diabetes melitus (DM) tidak
terkontrol, penggunaan antimikroba spektrum luas,
pemakaian obat immunosuppresi, infeksi HIV

Gambaran klinis
Pruritus vulva dan rasa terbakar, dispareunia
Eritema vulva dan sekitarnya
Edema labia minora
Jarang terjadi vaginitis

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 9


8) Herpes Genitalis

Infeksi pada genital yang disebabkan oleh herpes simpleks


virus (HSV) sering bersifat rekurens

Anamnesa

Masa tunas 3-7 hari, dapat lebih lama


Dimulai rasa terbakar dan gatal beberapa jam sebelum
timbul lesi
Kadang disertai gejala konstitusi, lemas, demam, nyeri otot
Timbul gelembung cairan berkelompok, mudah pecah
Gejala lesi awal dapat lebih berat dan lama
Pada rekurens, biasanya didahului faktor pencetus (stress
psikis, trauma, coitus yang berlebihan, makanan yang
merangsang, alkohol, obat-obatan)

Pemeriksaan Klinis
Pada daerah genital ditemukan vesikel/erosi/ulkus yang
berkelompok dan nyeri
Pembesaran kelenjar getah bening yang regional
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Tzank : pewarnaan Giemsa atau Wrightt dari


apusan vesikel/ulkus tampak sel raksasa berinti banyak.

9) Kondilomata akuminata

Adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh Human


Papilloma Virus (HPV)

Anamnesa

Masa tunas 1-8 bulan (rata-rata 2-3 bulan)

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 10


Pada daerah yang sering terkena trauma saat berhubungan seksual,
timbul bintil-bintil seperti kutil, dapat membesar menyerupai
jengger ayam di introitus atau di labia mayor, labia minora,
perineum, perianal, vagina, urethra, serviks

Pada pria sering ditemukan di frenulum, preputium, kulit batang


penis, urethra distal, perianal, skrotum. Sering ditemukan pada
mereka yang tidak di sirkumsisi (sunat) atau dengan imunitas
terganggu

Pada wanita minimal 50% mengeluh pruritus, rasa terbakar, nyeri


vulva. Sering bersamaan dengan gejala keputihan

Pemeriksaan Klinis

Tampak papul vegetasi permukaan runcing seperti jari, atau papul


dengan permukaan licin, multipel, tersebar diskret

Pemeriksaan Penunjang

Pada lesi yang meragukan lakukan pembubuhan asam asetat 5%


pada lesi yang dicurigai. Setelah 5 menit lesi berwarna putih. Tes
asam asetat

Bila ada fasilitas, lakukan kolposkopi atau histopatologi

D. Etiologi
 Bakteri
 Virus
 Protozoa
 Jamur
 Ektoparasit       

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 11


E. Patofisiologi

Bakteri secara langsung menginfeksi uretra, endoserviks, saluran


anus, konjungtiva dan farings. Infeksi dapat meluas dan melibatkan
prostate, vas deferens, vesikulaseminalis,epididimis dan testis pada pria
dan kelenjar Skene, Bartholini,endometrium, tuba fallopi dan ovarium
pada wanita.Tanda-tanda penyakitnya adalah nyeri, merah dan
bernanah.Gejala pada laki-laki adalah rasa sakit pada saat
kencing,keluarnya nanah kental kuning kehijauan, ujung penis
tampak merahdan agak bengkak. Pada perempuan, 60% kasus tidak men
unjukkan gejala. Namun ada juga rasa sakit pada saat kencing dan
terdapat keputihan kental berwarna kekuningan

F. Manifestasi Klinis
 Terkadang sering tanpa gejala atau gejala sulit dilihat
 Serviks: leukorea berwarna hijau atau kuning kehijauan yang
dikeluarkan dan mengiritasi jaringan vulva
 Keluar berwarna kekuning-kuningan dan berbau (seperti nanah)
dari vagina
 Alat kelamin terasa sakit dan atau gatal
 Sakit bila melakukan hubungan seksual
 Muncul rasa sakit pada saat kencing
 Penyakit mungkin mulai dengan disuria, rasa ingin dan sering
buang airkecil setelah masa inkubasi 2-8 hari tetapi uretritis sering
kali ringan atautanpa gejala Manifestasi salpingitis berupa demam
timbul mendadak dan nyeri abdomen bagian bawah

G. Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan biakan sel epitel dari tempat-tempat yang dicurigai
terinfeksi.
 Tes definitive : tes oksidasi, semua neisseria memberi reaksi positif
dan tesfermentas

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 12


 Tes Thomson: dengan menampung urin pagi dalam 2 gelas, tes ini
digunakanuntuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah
berlangsung

H. Penatalaksanaan

1) Medis
 
 Pilihan utama dan kedua adalah siprofloksasin 500mg dan oflaksasin
400mg. berbagai rejimen yang dapat di berikan adalah: Siprofloksasin
500mg per oral
 Oflaksasin 400mg per oral
 Seftriakson 250mg injeksi intarmuskuler
 Spektinomisin 2g injeksi intramuscular
 Dikombinasikan dengan:
 Doksisiklin 2x100mg, selama 7 hari
 Tetrasiklin 4x500mg, selama 7 hari
 Eritromisin 4x500mg, selama 7 hari 
 
2) Non medis (Keperawatan)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dengan menjelaskan
tentang:

a. Bahaya penyakit ISR dan komplikasinya 


b. Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan
c. Cara penularan Penyakit ISR
d. Hindari hubungan seks sebelum sembuh dan memakai kondom jika
takdapat dihindarkan
e. Cara-cara menghindari ISR di masa yang akan datang

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 13


ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI SALURAN REPRODUKSI

1. Pengkajian
a. Anamnesa
 Identitas pasien
Gonerea lebih sering terjadi pada wanita berumur 15-19
tahun,sedangkan laki-laki 20-24 tahun
 Keluhan utama: rasa sakit atau panas saat kencing
 Riwayat kesehatan dahulu: Organisme gonokokus
(gonococcus, GC) ,infeksi sebelumnya memberikan antibody,
namun bukan imunitas. Baik virulensi bakteri maupun daya
tahan tubuh individu bervariasi.
 Riwayat kesehatan sekarang:
o Sering tanpa gejala atau gejala sulit dilihat
o Serviks: leukorea berwarna hijau atau kuning kehijauan
yang dikeluarkan dan mengiritasi jaringan vulva
o Keluar berwarna kekuning-kuningan dan berbau (seperti
nanah) dari vagina
o Alat kelamin terasa sakit dan atau gatal
o Sakit bila melakukan hubungan seksual
o Muncul rasa sakit pada saat kencing
o Penyakit mungkin mulai dengan disuria, rasa ingin dan
sering buang air kecil setelah masa inkubasi 2-8 hari tetapi
uretritis sering kali ringan atau tanpa gejala
o Manifestasi salpingitis berupa demam timbul mendadak
dan nyeri abdomen bagian bawah
 ADL (Activity daily living)
o Nutrisi:-
o Eliminasi: muncul rasa sakit dan atau panas pada saat
kencing, disuria yang timbul mendadak, rasa ingin buang
air kecil yang tak tertahan, sering buang air kecil disertai

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 14


dengan keluarnya lender mukoid dari uretra, retensi urin
akut mungkin akibat inflamasi prostat.
o Pola aktivitas/istrahat:-
o Personal hiegine:bau busuk pada daerah genetalia
2. Pemeriksaan fisik
 System persarafan: nyeri abdomen bagian bawah.
 System perkemihan : Muncul rasa sakit dan atau panas pada saat
kencing, disuria yang timbul mendadak, rasa ingin buang air kecil
yang tak tertahan, sering buang air kecil disertai dengan keluarnya
lendir mukoid dari uretra,retensi urin akut mungkin akibat inflamasi
prostat
 System reproduksi : Sakit bila melakukan hubungan seksual, Keluar
cairan seperti nanah dari penis, buah pelir bisa menjadi bengkak,
panas, merah dan terasa sakit, serviks: leukorea berwarna hijau atau
kuning kehijauan yang dikeluarkan dan mengiritasi jaringan
vulva,keluar berwarna kekuning-kuningan dan berbau (seperti nanah)
dari vagina,alat kelamin terasa sakit dan atau gatal
 System integumen: Buah pelir bisa menjadi bengkak, panas, merah
dan terasa sakit, Alat kelamin terasa sakit dan atau gatal

3. Diagnosa keperawatan
1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada
uretra
DS: Kilen mengeluh nyeri saat berkemih, mengeluh nyeri abdomen
bagian bawah
DO: TTV meningkat,wajah klien meringis, klien menunjukan wajah
meringis (nyeri) saat berkemih
2) Hipertermia berhubungan dengan vasodilatasi pembuluh vaskuler
DS: klien mengeluh suhu tubuh meningkat
DO: peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
3) Retensi urin berhubungan dengan inflamasi prostat
DS: Klien mengeluh sedikit berkemih

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 15


DO: Haluaran urin sedikit, distensi kandung kemih
4) Disfungsi seksual berhubungan dengan peradangan organ reproduksi
(uterus pada wanita)
DS: Klien mengeluh sakit bila melakukan hubungan seksual,
DO: Peradangan pada uterus,
5) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan peradangan pada system
reproduksi
DS:klien mengeluh keluarnya nanah pada organ reproduksi
(penis/vagina)
DO:tampak adanya nanah yang keluar dari organ reproduksi

4. Intervensi Keperawatan
1) Gangguan rasa nyaman:nyeri berhubungan dengan peradangan
pada uretra
Goal: Nyeri klien hilang atau terkontrol
Objektif: klien tidak akan mengalami peradangan uretra saat dalam
perawatan
Outcomes: dalam waktu 2x24 jam perawatan: Nyeri klien
terkontrol atau hilang, ekspresi wajah tidak meringis,
TTV normal (tekanan darah 120/80mmHg, nadi untuk
orang dewasa 60-100x/mnt, RR 12-20x/mnt, suhu
36,5-37,50c)
Intervensi :
 Jelaskan pada klien tentang kondisi penyakitnya
R/ untuk menambah pengetahuan klien
 Ajarkan klien dan keluarga tentang teknik-teknik
pengendalian nyeri
R/ untuk mengurangi nyeri dan menimbulkan kemandirian
 Kaji jenis dan tingkat nyeri klien
R/ pengkajian berkelanjutan membantu menyakinkan bahwa
penanganan dapat memenuhi kebutuhan pasien dalam
mengurangi nyeri

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 16


 Minta pasien untuk menggunakan skala 1 – 10 untuk
menjelaskan tingkat nyeri
R/ untuk memfasilitasi pengkajian yang akurat tentang tingkat
nyeri psien
 Bantu pasien untuk mendapat posisi yang nyaman, menyokong
daerah yang sakit bila diperlukan
R/ untuk menurunkan ketegangan atau spasme otot dan untuk
mendistribusikan kembalitekanan pada bagian tubuh
 Kolaborasi pemberian obat Analgesik
R/ Menghilangkan nyeri, mempermudah kerjasama dengan
intervensi terapi lain. Analgesic bekerja dengan memblok
pelepasan prostaglandin sebagai mediator nyeri.
 Observasi keefektifan pengobatan setelah 30 menit
R/ untuk memantau pengurangan nyeri dan membina tingkat
kepercayaan yang diperlukan untuk membina hubungan
terapiotik
2) Hipertermia berhubungan dengan vasodilatasi pembuluh vaskuler
Goal : Suhu tubuh klien normal
Objektif: klien tidak akan mengalami vasodilatasi pembuluh
vaskuler selama dalam perawatan
Outcomes: Dalam waktu 1x24 jam perawatan: TTV normal,
(tekanan darah 120/80mmHg, nadi untuk orang dewasa 60-
100x/mnt, RR 12-20x/mnt,suhu 36,5-37,50c)
Intervensi:
 Ukur suhu tubuh klien setiap 4 jam atau lebih sering bila
diindikasikan
R/ untuk meyakinkan perbandingan data yang akurat
 Pantau dan cacat denyut dan irama nadi, tekanan vena
sentral, TD, frekuensi napas, tingkat responsifitas dan suhu
kulit minimal setiap 4 jam
R/ peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan vena
sentral dan penurunan tekanan darah dapat

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 17


mengindikasikan hipovolemia yang mengarah pada
penurunan perfusi jaringan. Kulit yang dingin dapat juga
mengindikasikan penurunan perfusi jaringan. Peningkatan
frekuensi pernapasan berkompensasi pada hipoksia
jaringan.
 Berikan antipiretik sesuai indikasi, cata keefektifannya
R/ mengurangi demam dengan aksi sentral pada
hipotalamus, mengakibatkan vasodilatasi perifer dengan
bertambahnya pengeluaran kalor dan disertai keluarnya
banyak keringat.
3) Retensi urin berhubungan dengan inflamasi prostat
Goal: klien bebas dari retensi urin
Objektif: klien tidak akan mengalami inflamasi prostat selama
dalam perawatan
Outcomes: dalam waktu 2x24 jam perawatan: berkemih dengan
jumlah yang cukup, tidak teraba distensi kandung kemih
Intervensi:
 Ajarkan klien dan anggota keluarga atau pasangan tentang
teknik berkemih yang akan digunakan di rumah
R/ pemahaman tentang prosedur dan rasionalnya akan
mengurangi ansietas dan meningkatkan kenyamanan
 Bantu pasien dalam melakukan prosedur eliminasi kandung
kemih yang diprogramkan seperti manuver crede atau
valsava setiap 2 jam atau 3 jam R/Untuk mengeluarkan urin
 Pantau pola berkemih pasien
R/catat waktu,tempat, jumlah,dan kesadaran berkemih
pasien diperlukan untuk menetapkan pola kontinensia
4) Disfungsi seksual berhubungan dengan peradangan organ
reproduksi (uterus pada wanita)
Goal : klien bebas dari disfungsi seksual
Objektif: klien tidak akan mengalami peradangan organ
reproduksi selama dalam perawatan

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 18


Outcomes: dalan waktu 3x 24 jam perawatan: klien bebas dari
rasa sakit saat bersenggama, peradangan pada uterus
hilang/terkontrol
Intervensi:
 Anjurkan pasien untuk mendiskusikan keluhannya
dengan suami atau istri atau pasangan. Sediakan waktu
dan lingkungan yang kondusif untuk komunikasi antara
pasien dan suami/istri atau pasangan
R/ untuk berbagi keluhan dan memperkuat hubungan
 Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan
perasaan secara terbuka dalam lingkungan yang tidak
mengancam
R/ tindkan ini meningkatkan komunikasi dan
pemahaman diantara pasien dan pemberi asuhan.
 Berikan dukungan untuk suami istri atau pasangan
R/intervensi yang mendukung seperti mendengar aktif,
mengkomunikasikan keluhan, perhatian dan
penerimaan
 Berikan edukasi kepada pasien dan suami/istri atau
pasangan tentang keterbatasan akibat kontak fisik
pasien saat ini
R/ edukasi mengenai keterbatasan akibat penyakit yang
berdampak pada aktivitas seksual dapat membantu
pasien menghindari komplikasi atau cedera
5) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan peradangan pada
system reproduksi
Goal:klien bebas dari gangguan citra tubuh
Objektif: klien tidak akan mengalami peradangan pada system
reproduksi selama dalam perawatan
Outcomes:dalam waktu 2x24 jam perawatan klien: nanah yang
keluar dari vagina atau penis berkurang atau tidak ada.
Intervensi:

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 19


 Ajarkan dan dorong strategi koping yang sehat
R/untuk membantu pasien mengatasi perilaku yang
tidak produktif
 Bimbing dan kuatkan focus pasien pada aspek-aspek
positif dari penampilannya dan upayanya dalam
menyesuaikan diri dengan perubahan cutra tubuhnya
R/ untuk mendukung adaptasi dan kemajuan yang
berkelanjutaan
 Diskusikan kemajuan pasien dan tunjukan bagaimana
kondisinya telah meningkat atau stabil
R/untuk meningkatkan sikap positif
6) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pluritus
Goal : klien tidak menunjukan tanda-tanda kerusakan kulit
Objektif: klien tidak akan mengalami pluritus selama dalam
perawatan
Outcomes:-
Intervensi:
 Jelaskan kepada pasien dan keluarga atau pasangan
tentang perlunya tindakan perawatan kulit preventif
R/ untuk mendorong kepatuhan terhadap program
perawatan kulit
 Inspeksi kulit pasien setiap pergantian tugas jaga,
dokumentasikan kondisi kulit dan laporkan setiap
perubahan keadaan
R/ deteksi dini terhadap perubahan kulit dapat
mencegah atau meminimalkan kerusakan kulit
 Bantu pasien dalam melakukan tindakan hygiene dan
kenyamanan
R/ untuk meningkatkan kenyamanan dan kondisi
kesehatan
 kolaborasi pemberian antihistamin
R/ Untuk mengatasi rasa gatal

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 20


5. Implementasi keperawatan
Implementasi/ tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan
rencana intervensi yang telah ditetapkan
6. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan
tersebut tidak teratasi,teratasi sebagian atau teratasi sepenuhnya.
Untuk tujuan itu evaluasi dapat dilakukan dengan metode SOAPIE

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 21


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Infeksi saluran reproduksi (ISR) adalah masuk dan
berkembangbiaknya kuman penyebab infeksi kedalam saluran reproduksi.
Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa bakteri, jamur, virus dan
parasit. Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) adalah terminologi umum yang
digunakan untuk tiga jenis infeksi pada saluran reproduksi yaitu ISR
endogen, ISR iatrogenik atau yang berhubungan dengan prosedur medis
dan terakhir PMS adalah sebagian ditularkan melalui hubungan seksual
dengan pasangan yang telah terinfeksi.

B. Saran
Perlunya perhatian pendidikan terhadap para kaum remaja tentang
kesehatan reproduksi.hal ini sebagai salah satu menjaga kesehatan
reproduksinya dari penyakit menular seksual
Penyuluh terpadu dari berbagai pihak apakah itu dari petugas
kesehatan,ulama,pemuka masyarakat terhadap pentingnya kebersamaan
dalam menjaga kesehatan.

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 22


Daftar Pustaka

Prawirohartono slamet. 1999. Sains Biologi-2b.Jakarta : Bumi Aksara.

Pearce Evelyn. 2008. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.  Jakarta :


PT.Gramedia.Prawirohardjo

Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT.Bina Pustaka

Prawirohardjo Sarwono. 2012. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT.Bina Pustaka

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI | 23

Anda mungkin juga menyukai