Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Infeksi Sistem
Reproduksi”. Tanpa ridho-Nya mungkin kami tidak dapat
menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Halaman depan......................................................................................................
Kata Pengantar.......................................................................................................1
Daftar Isi................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................4
D. Manfaat......................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi......................................................................................................6
B. Jenis-Jenis ISR...........................................................................................6
C. Jenis-Jenis Penyakit ISR............................................................................7
D. Etiologi......................................................................................................11
E. Patofisiologi...............................................................................................12
F. Manifestasi Klinis......................................................................................12
G. Pemeriksaan Diagnostik............................................................................12
H. Penatalaksanaan.........................................................................................13
I. Asuhan Keperawatan.................................................................................14
A. Kesimpulan..........................................................................................22
B. Saran....................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial
yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam
segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-
fungsinya serta proses- prosesnya.
Oleh karena itu, kesehatan reproduksi berarti orang dapat
mempunyai kehidupan seks yang memuaskan dan aman, dan bahwa
mereka memiliki kemapuan untuk bereproduksi dan kebebasan untuk
menentukan apakah mereka ingin melakukannya, bilamana dan seberapa
seringkah.
Termasuk terakhir ini adalah hak pria dan wanita untuk
memperoleh informasi dan mempunyai akses terhadap cara-cara keluarga
berencana yang aman, efektif dan terjangkau, pengaturan fertilitas yang
tidak melawan hukum, hak memperoleh pelayanan pemeliharaan
kesehatan kesehatan yang memungkinkan para wanita dengan selamat
menjalani kehamilan dan melahirkan anak, dan memberikan kesempatan
untuk memiliki bayi yang sehat.
Sejalan dengan itu pemeliharaan kesehatan reproduksi merupakan
suatu kumpulan metode, teknik dan pelayanan yang mendukung
kesehatan dan kesejahteraan reproduksi melalui pencegahan dan
penyelesaian masalah kesehatan reproduksi. Ini juga mencakup kesehatan
seksual, yang bertujuan meningkatkan status kehidupan dan hubungan-
hubungan perorangan, dan bukan semata-mata konseling dan perawatan
yang bertalian dengan reproduksi dan penyakit yang ditularkan melalaui
hubungan seks.
Infeksi saluran reproduksi termasuk infeksi menular seksual masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara-negara
berkembang (World Health Organization, 2007). Dampaknya mulai dari
kemandulan, kehamilan ektopik (di luar kandungan), nyeri kronis pada
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi ISR
2. Untuk mengetahui Jenis-Jenis ISR
3. Untuk mengetahui Jenis-jenis Penyakit ISR
4. Untuk mengetahui Etiologi ISR
5. Untuk mengetahui Patofisiologi ISR
6. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis ISR
7. Untuk mengetahui Pemeriksaan Diagnostik ISR
8. Untuk mengetahui Penatalaksanaan ISR
9. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan ISR
B. Jenis-jenis ISR
1. ISR endogen
Jenis ISR yang paling umum di dunia. Timbul akibat pertumbuhan tidak
normalorganisme yang seharusnya tumbuh normal didalam vagina,
antara lain vaginosis bakteri dan kandidiasis yang mudah disembuhkan.
ISR endogen juga dihubungkandengan persalinan prematur dan bayi
berat lahir rendah(BBLR)
2. ISR iatrogenik atau yang berhubungan dengan prosedur medis
Timbul ketika penyebab infeksi (bakteri atau mikroorganisme
lainnya) masuk kedalam saluran reproduksi melalui prosedur medis
yang kurang/tidak steril. Misalnyainduksi haid, aborsi, pemasangan
AKDR (IUD), saat melahirkan, atau bila infeksiyang sudah ada di
saluran reproduksi bagian bawah menyebar melalui mulut rahimhingga
ke saluran reproduksi bagian atas.
Beberapa gejala yang mungkin timbulantara lain:
a. Rasa sakit di sekitar panggul
b. Demam tinggi secara tiba-tiba
c. Menggigil
d. Haid tidak teratur
e. Cairan vagina yang tidak normal
f. Timbul rasa sakit saat berhubungan seksual
1) Gonore
Keluhan:
Pemeriksaan Klinis
serviks erosi dan sekret pururlen, kadang nyeri perut bagian bawah
1. Anamnesa
Masa tunas 10-90 hari
Stadium 1 : timbul ulkus di kemaluan, biasanya tunggal dan
tidak nyeri
Stadium 2 : gejala prodromal, berupa nyeri sendi, sub febris,
sukar menelan, bintik merah di kedua telapak
tangan dan kaki, tidak gatal
Stadium laten : tidak ada tanda-tanda laten
Stadium lanjut : kelainan ditemukan pada alat dalam atau
susunan syaraf pusat
2. Pemeriksaan klinis
Stadium 1: terdapat ulkus bulat/lonjong, tepi teratur, dinding
tidak bergaung, indoplen, teraba masa keras
(indurasi), permukaan ulkus bersih, pembesaran
kelenjar getah bening (KGB) setempat tanpa tanda
radang
Stadium 2 : kulit kemerahan, papul, papuloskuamosa hampir
diseluruh tubuh terutama tangan dan kaki
3) Klamida
4) Endoservisivitis
Gambaran klinis:
Gambaran Klinis
Gambaran klinis
Pruritus vulva dan rasa terbakar, dispareunia
Eritema vulva dan sekitarnya
Edema labia minora
Jarang terjadi vaginitis
Anamnesa
Pemeriksaan Klinis
Pada daerah genital ditemukan vesikel/erosi/ulkus yang
berkelompok dan nyeri
Pembesaran kelenjar getah bening yang regional
Pemeriksaan Penunjang
9) Kondilomata akuminata
Anamnesa
Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan Penunjang
D. Etiologi
Bakteri
Virus
Protozoa
Jamur
Ektoparasit
F. Manifestasi Klinis
Terkadang sering tanpa gejala atau gejala sulit dilihat
Serviks: leukorea berwarna hijau atau kuning kehijauan yang
dikeluarkan dan mengiritasi jaringan vulva
Keluar berwarna kekuning-kuningan dan berbau (seperti nanah)
dari vagina
Alat kelamin terasa sakit dan atau gatal
Sakit bila melakukan hubungan seksual
Muncul rasa sakit pada saat kencing
Penyakit mungkin mulai dengan disuria, rasa ingin dan sering
buang airkecil setelah masa inkubasi 2-8 hari tetapi uretritis sering
kali ringan atautanpa gejala Manifestasi salpingitis berupa demam
timbul mendadak dan nyeri abdomen bagian bawah
G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan biakan sel epitel dari tempat-tempat yang dicurigai
terinfeksi.
Tes definitive : tes oksidasi, semua neisseria memberi reaksi positif
dan tesfermentas
H. Penatalaksanaan
1) Medis
Pilihan utama dan kedua adalah siprofloksasin 500mg dan oflaksasin
400mg. berbagai rejimen yang dapat di berikan adalah: Siprofloksasin
500mg per oral
Oflaksasin 400mg per oral
Seftriakson 250mg injeksi intarmuskuler
Spektinomisin 2g injeksi intramuscular
Dikombinasikan dengan:
Doksisiklin 2x100mg, selama 7 hari
Tetrasiklin 4x500mg, selama 7 hari
Eritromisin 4x500mg, selama 7 hari
2) Non medis (Keperawatan)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dengan menjelaskan
tentang:
1. Pengkajian
a. Anamnesa
Identitas pasien
Gonerea lebih sering terjadi pada wanita berumur 15-19
tahun,sedangkan laki-laki 20-24 tahun
Keluhan utama: rasa sakit atau panas saat kencing
Riwayat kesehatan dahulu: Organisme gonokokus
(gonococcus, GC) ,infeksi sebelumnya memberikan antibody,
namun bukan imunitas. Baik virulensi bakteri maupun daya
tahan tubuh individu bervariasi.
Riwayat kesehatan sekarang:
o Sering tanpa gejala atau gejala sulit dilihat
o Serviks: leukorea berwarna hijau atau kuning kehijauan
yang dikeluarkan dan mengiritasi jaringan vulva
o Keluar berwarna kekuning-kuningan dan berbau (seperti
nanah) dari vagina
o Alat kelamin terasa sakit dan atau gatal
o Sakit bila melakukan hubungan seksual
o Muncul rasa sakit pada saat kencing
o Penyakit mungkin mulai dengan disuria, rasa ingin dan
sering buang air kecil setelah masa inkubasi 2-8 hari tetapi
uretritis sering kali ringan atau tanpa gejala
o Manifestasi salpingitis berupa demam timbul mendadak
dan nyeri abdomen bagian bawah
ADL (Activity daily living)
o Nutrisi:-
o Eliminasi: muncul rasa sakit dan atau panas pada saat
kencing, disuria yang timbul mendadak, rasa ingin buang
air kecil yang tak tertahan, sering buang air kecil disertai
3. Diagnosa keperawatan
1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada
uretra
DS: Kilen mengeluh nyeri saat berkemih, mengeluh nyeri abdomen
bagian bawah
DO: TTV meningkat,wajah klien meringis, klien menunjukan wajah
meringis (nyeri) saat berkemih
2) Hipertermia berhubungan dengan vasodilatasi pembuluh vaskuler
DS: klien mengeluh suhu tubuh meningkat
DO: peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
3) Retensi urin berhubungan dengan inflamasi prostat
DS: Klien mengeluh sedikit berkemih
4. Intervensi Keperawatan
1) Gangguan rasa nyaman:nyeri berhubungan dengan peradangan
pada uretra
Goal: Nyeri klien hilang atau terkontrol
Objektif: klien tidak akan mengalami peradangan uretra saat dalam
perawatan
Outcomes: dalam waktu 2x24 jam perawatan: Nyeri klien
terkontrol atau hilang, ekspresi wajah tidak meringis,
TTV normal (tekanan darah 120/80mmHg, nadi untuk
orang dewasa 60-100x/mnt, RR 12-20x/mnt, suhu
36,5-37,50c)
Intervensi :
Jelaskan pada klien tentang kondisi penyakitnya
R/ untuk menambah pengetahuan klien
Ajarkan klien dan keluarga tentang teknik-teknik
pengendalian nyeri
R/ untuk mengurangi nyeri dan menimbulkan kemandirian
Kaji jenis dan tingkat nyeri klien
R/ pengkajian berkelanjutan membantu menyakinkan bahwa
penanganan dapat memenuhi kebutuhan pasien dalam
mengurangi nyeri
A. Kesimpulan
Infeksi saluran reproduksi (ISR) adalah masuk dan
berkembangbiaknya kuman penyebab infeksi kedalam saluran reproduksi.
Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa bakteri, jamur, virus dan
parasit. Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) adalah terminologi umum yang
digunakan untuk tiga jenis infeksi pada saluran reproduksi yaitu ISR
endogen, ISR iatrogenik atau yang berhubungan dengan prosedur medis
dan terakhir PMS adalah sebagian ditularkan melalui hubungan seksual
dengan pasangan yang telah terinfeksi.
B. Saran
Perlunya perhatian pendidikan terhadap para kaum remaja tentang
kesehatan reproduksi.hal ini sebagai salah satu menjaga kesehatan
reproduksinya dari penyakit menular seksual
Penyuluh terpadu dari berbagai pihak apakah itu dari petugas
kesehatan,ulama,pemuka masyarakat terhadap pentingnya kebersamaan
dalam menjaga kesehatan.