Anda di halaman 1dari 19

SMAKALAH

PEMERIKSAAN LABORATORIUM SISTEM REPRODUKSI

INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Disusun oleh:

Nama : Putri Adelia W

Nim : 1911304122

Kelas : B/B4

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKULTAS ILMU KESEHTAN

UNIVERSITAS ‘AISYIAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2021

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, taufik serta hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “INFEKSI MENULAR SEKSUAL” dengan baik, meskipun
masih banyak kekurangan di dalamnya. Adapun pembuatan makalah ini bertujuan
untuk memperluas wawasan tentang infeksi menular seksual.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah


ini dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah ini dari berbagai pihak agar malakah ini
lebih baik lagi dan bisa bermanfaat untuk orang banyak. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi saya sendiri dan siapapun yang membacanya.

Yogyakarta, 26 November 2021

2
DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................................................... 1
KATAPENGANTAR ......................................................................................................................... 2
DAFTARISI........................................................................................................................................ 3
BAB1 .................................................................................................................................................. 4
A. LATARBELAKANG ................................................................................................................. 4
B. Tujuan ......................................................................................................................................... 5
C. Manfaat ....................................................................................................................................... 5
D. Ruang Lingkup............................................................................................................................ 5
BABII.................................................................................................................................................. 6
PEMBAHSAN .................................................................................................................................... 6
BABIII .............................................................................................................................................. 18
PENUTUP ........................................................................................................................................ 18
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 18
Daftarpustaka .................................................................................................................................... 19

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan
yang baru. Pada seorang pria testisnya telah mampu menghasilkan sel kelamin jantan
dan hormon testosteron. Sedangkan seorang wanita ovariumnya telah mampu
menghasilkan sel telur dan hormon wanita yaitu estrogen
Sistem reproduksi, termasuk sistem utama dalam tubuh. Merupakan sistem
yang sangat berbeda di dua jenis kelamin dan satu-satunya sistem yang belum bekerja
sampai pubertas tiba. Sistem pria menghasikan sel kelamin (GAMET) yang disebut
sperma. Tidak seperti perkembangan sel telur wanita. Yang terjadi dalam siklus dan
berhenti saat menopause, produksi sperma terus berlanjut, tetapi berkurang perlahan
seiring penuaan.
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seks. Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan
hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oralmaupun
anal. IMS dapat menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harusdianggap serius.
Istilah IMS semakin banyak digunakan, karena memiliki cakupan pada orang yang
mungkin terinfeksi dan menginfeksi orang lain dengan tanda-tanda kemunculan
penyakit IMS juga dapat ditularkan melalui jarum suntik, kelahiran, dan menyusui.

Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan
penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan bahkan kematian. Wanita lebih
beresiko untuk terkena IMS lebih besar daripada laki-laki sebab mempunyai alat
reproduksi yang lebih rentan. Dan seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal
tidak segera dikenali, sedangkan penyakit melanjut ke tahap lebih parah.

Kesehatan reproduksi merupakan suatu kesejahteraan fisik yang meliputi


mental, sosial yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsinya serta
proses-proses yang utuh.Alat reproduksi adalah salah satu organ tubuh yang
memerlukan perawatan khusus karena organ tersebut tergolong sensitif dan sangat
rentan terhadap infeksi, sehingga mikroorganisme mudah masuk di vagina disebabkan
letaknya yang sangat dekat dengan uretra dan anus (Sharma, 2008).

4
B. Tujuan
1. Memahami dan mengetahuiIMS
2. Mengetahui macam-macamIMS
3. Mengetahui prosedur pemeriksaanIMS

C. Manfaat
Pembuatan makalah ini, diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
• BagiMahasiswa
a. Dapat membantu menyelesaikan kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran
mata kuliah Pemeriksaan Laboratorium Sistem Reproduksi, khususnya
dalam materi Infeksi Menular Seksual (IMS). Sehingga dapat dijadikan
pembedaharaan pengetahuan mengenai materi Infeksi Menular Seksual
(IMS).
b. Sebagai wahana pembelajaran diri untuk berbagi antara mahasiswa yang
satu dengan yang lain dan menyadarkan mahasiswa bahwa belajar
merupakan pendekatan hati ke hati bukan berorientasi padanilai.
• BagiDosen
Dapat dijadikan tambahan literatur dalam pembelajaran Pemeriksaan
Laboratorium Sistem Reproduksi, khususnya pada pembahasan mengenai
materi Infeksi Menular Seksual (IMS).

D. RuangLingkup
Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini,
yaitu hanya pada lingkup sekitar Infeksi Menular Seksual (IMS).

5
BAB II
INFEKSI MENULAR SEKSUAL

PEMBAHSAN

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit yang penularannya terutama melalui
hubungan seksual. Sejak tahun 1998, istilah STD (Sexually Transmitted Disease) mulai
berubah menjadi STI (Sexually Transmitted Infection), agar dapat menjangkau penderita
asimtomatik atau tanpa gejala.

Infeksi menular seksual (IMS) merupakan infeksi yang ditularkan memlalui hubungan
seksual, yang popular disebut penyakit kelamin. Semua tehnik hubungan seks lewat vagina,
dubur atau mulut dapat menjadi wahana penularan penyakit kelamin. Penyebab infeksi
tersebut diantaranya adalah bakteri (misalnya gonore, sifilis), jamur, virus (misalnya herpes,
HIV), atau parasit (misalnya kutu), penyakit ini dapat menyerang pria maupun wanita.

Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yangdapat menular dari
satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual.Menurut the Centers for Disease
Control (CDC) terdapat lebih dari 15 jutakasus PMS dilaporkan per tahun. Kelompok remaja
dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi
untuk tertular PMS, 3 juta kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini.Hampir seluruh
PMS dapatdiobati.

Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yangmudah diobati seperti
gonore telah menjadi resisten terhadap berbagaiantibiotik generasi lama. PMS lain, seperti
herpes, AIDS, dan kutilkelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, tidak
dapatdisembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan,sementara yang
lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis, AIDS, kutilkelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan
gonore seluruhnya sudah pernahdikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat
berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviksdan
berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-
upaya pencegahan penting untuk dilakukan.

Penting untuk diperhatikan bahwa kontak seksual tidak hanyahubungan seksual


melalui alat kelamin. Kontak seksual juga meliputi ciuman, kontak oral-genital, dan
pemakaian “mainan seksual”, sepertivibrator. Sebetulnya, tidak ada kontak seksual yang

6
dapat benar-benar disebut sebagai “seks aman” . Satu-satunya yang betul-betul “seks
aman”adalah abstinensia. Hubungan seks dalam konteks hubungan monogamy dimana kedua
individu bebas dari IMS juga dianggap “aman”. Kebanyakanorang menganggap berciuman
sebagai aktifitas yang aman. Sayangnya,sifilis, herpes dan penyakit-penyakit lain dapat
menular lewat aktifitas yang nampaknya tidak berbahaya ini. Semua bentuk lain kontak
seksual juga berisiko. Kondom umumnya dianggap merupakan perlindungan terhadapIMS.
Kondom sangat berguna dalam mencegah beberapa penyakit sepertiHIV dan gonore. Namun
kondom kurang efektif dalam mencegah herpes,trikomoniasis dan klamidia. Kondom
memberi proteksi kecil terhadap penularan HPV, yang merupakan penyebab kutil kelamin.

Macam-macam PMS :

1. KLAMIDIA.
klamidia adalah PMS yang sangat berbahaya dan biasanya tidak menunjukkan gejala;
75% dari perempuan dan 25% dari pria yangterinfeksi tidak menunjukkan gejala sama
sekali.Adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman Chlamydia trachomatis dan dapat
diobati.

• Carapenularan
Hubungan seks vaginal dan anal. Kuman inimenyerang sel pada selaput lendir:
a) Uretra, vagina, serviksdanendometrium.
b) Saluran tubafallopi.
c) Anus danrektum.
d) Kelopakmata.
e) Tenggorokan (insidenjarang).
• Tanda dangejala
Sampai 75% kasus pada perempuan dan 25%kasus pada laki-laki tidak
menunjukkan gejala. Gejala yang adameliputi keputihan yang abnormal, dan
rasa nyeri saat kencing baik pada laki-laki maupun perempuan. Perempuan
juga dapatmengalami rasa nyeri pada perut bagian bawah atau nyeri
saathubungan seksual, pada laki-laki mungkin akan mengalami pembengkakan
atau nyeri pada testis.
1) Pada perempuan, gejalannya bisa berupa:
➢ Keluarnya cairan dari alat kelamin atau sering disebut keputihan encer
berwarna kuningkecoklatan

7
➢ Rasa nyeri di ronggapinggul.
➢ Pendarahan setelah hubunganseksual.
2) Sedangkan pada laki laki, gejalanya bisaberupa:
➢ Keluar cairan bening dari salurankencing.
➢ Rasa nyeri saatkencing.
➢ Infeksi lebih lanjut dapat menyebabkan banyak cairan keluar dan
bercampurnanah.
• Pengobatan
Infeksi dapat diobati dengan antibiotik. Namun pengobatan tersebut tidak
dapat menghilangkan kerusakan yangtimbul sebelum pengobatandilakukan.
• Pencegahan
Tidak melakukan hubungan seksual secara vaginalmaupun anal dengan orang
yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif.
Kondom dapat mengurangi tetapitidak dapat menghilangkan sama sekali
risiko tertular penyakitini.

2. GONORE
Infeksi akut yang disebabkan bakteri neiserria gonorrhoe (gonococcus)
berbentuk menyerupai kacang buncis, hanya tumbuh pada membran yanglembab dan
hangat, antara lain : anus dan genetalia.
Penyebabnya adalah kuman Neisseria Gonorrhoea, disebut jugagonokokus, berbentuk
diplokokus.
• Carapenularan
Infeksi gonorrhoe terjadi melalui kontak fisik (seksual) secara langsung tanpa
pemakaian “pelindung” danmengabaikan seks yang aman.Hubungan seks
vaginal, anal danoral.
Kuman ini menyerang selaput lendir dari :
➢ Vagina, saluran kencing dan daerah rahim/ leherrahim.
➢ Saluran tubafallopi.
➢ Anus danrektum.
➢ Kelopakmata.
➢ Tenggorokan.
• Tanda dangejala

8
Laki laki:
➢ Keluar cairan putih kekuning-kuningan melaluipenis.
➢ Terasa panas dan nyeri pada waktukencing.
➢ Sering buang airkecil.
➢ Terjadi pembengkakan pada pelir(testis).

Perempuan:

➢ Pengeluaran cairan vagina tidak sepertibiasa.


➢ Panas dan nyeri saat kencing. Keluhan dan gejala terkadang belum
tampak meskipun sudah menular ke saluran tubafallopi.
• Pengobatan
Infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotik. Namun tidak dapat
menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum pengobatan dilakukan.
• Pencegahan
Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal,anal dan oral dengan orang
yang terinfeksi adalah satu-satunya carayang 100% efektif untuk pencegahan.
Kondom dapat mengurangitetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali
risiko penularan penyakitini.
3. HEPATITIS B(HBV)
Memiliki masa inkubasi antara 45-160 hari dan mengenai pada seluruhusia. Gejala
yang muncul meliputi: lelah, kerongkongan terasa pahit, sakitkepala, diare, nafsu
makan menurun, oto pegal-pegal dan sakit perut, demam tinggi serta vomitus.
• Carapenularan
Hubungan seks vaginal, oral dan khususnyaanal; memakai jarum suntik
bergantian; perlukaan kulit karena alat-alat medis dan kedokteran gigi; melalui
transfusi darah.
• Gejala
Sekitar sepertiga penderita HBV tidak menunjukkan gejala. Gejala yang
muncul meliputi demam, sakit kepala, nyeriotot, lemah, kehilangan nafsu
makan, muntah dan diare. Gejala-gejala yang ditimbulkan karena gangguan di
hati meliputi air kencing berwarna gelap, nyeri perut, kulit menguning dan
mata pucat.
• Pengobatan

9
Belum ada pengobatan. Kebanyakan infeksi bersihdengan sendirinya dalam 4-
8 minggu. Beberapa orang menjaditerinfeksi secara kronis.
• Pencegahan
Tidak melakukan hubungan seks dengan orang yangterinfeksi khususnya seks
anal, di mana cairan tubuh, darah, air mani dan secret vagina paling mungkin
dipertukarkan adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif
mencegah penularanvirus hepatitis B melalui hubungan seks. Kondom
dapatmenurunkan risiko tetapi tidak dapat sama sekali menghilangkanrisiko
untuk tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Hindari pemakaian narkoba
suntik dan memakai jarum suntik bergantian.Bicarakan dengan petugas
kesehatan kewaspadaan yang harusdiambil untuk mencegah penularan
Hepatitis B, khususnya ketikaakan menerima tranfusi produk darah atau darah.
Vaksin sudahtersedia dan disarankan untuk orang-orang yang berisiko
terkenainfeksi Hepatitis B. Sebagai tambahan, vaksinasi Hepatitis Bsudah
dilakukan secara rutin pada imunisasi anak-anak sebagaimana
direkomendasikan oleh the American Academy of Pediatrics.
4. HERPES GENETAL(HSV-2)
Adalah infeksi akut pada genetalia dengan gejala khas berupa vesikel.
• CaraPenularan:
Herpes menyebar melalui kontak seksual antar kulit dengan bagian-bagian
tubuh yang terinfeksi saat melakukanhubungan seks vaginal, anal atau oral.
Virus sejenis dengan strainlain yaitu Herpes Simplex Tipe 1 (HSV-1)
umumnya menular lewat kontak non-seksual dan umumnya menyebabkan
luka di bibir. Namun, HSV-1 dapat juga menular lewat hubungan seksoral dan
dapat menyebabkan infeksi alatkelamin.
• Tanda danGejala-gejala:
Gejala-gejala biasanya sangat ringandan mungkin meliputi rasa gatal atau
terbakar; rasa nyeri di kaki, pantat atau daerah kelamin; atau keputihan. Bintil-
bintil berair atauluka terbuka yang terasa nyeri juga mungkin terjadi, biasanya
didaerah kelamin, pantat, anus dan paha, walaupun dapat juga terjadidi bagian
tubuh yang lain. Luka-luka tersebut akan sembuh dalam beberapa minggu
tetapi dapat muncul kembali.
• Pengobatan:

10
Belum ada pengobatan untuk penyakit ini. Obat antivirus biasanya efektif
dalam mengurangi frekuensi dan durasi(lamanya) timbul gejala karena infeksi
HSV-2.
• Pencegahan:
Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, analdan oral dengan orang
yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif
mencegah penularan virus herpesgenital melalui hubungan seks. Kondom
dapat mengurangi risikotetapi tidak dapat samasekali menghilangkan risiko
tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Walaupun memakai kondomsaat
melakukan hubungan seks, masih ada kemungkinan untuk tertular penyakit ini
yaitu melalui adanya luka di daerah kelamin.
5. HIV/AIDS
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang hidup di dalam darah
manusia, tidak dalam darah setiap orang tetapi hanya dalam darahseseorang yang
terinfeksi. Meskipun begitu, siapa saja bisa terinfeksi,termasuk anda. HIV tidak
membedakan usia, warna kulit, orientasiseksual, agama, kebangsaan ataupun faktor
pembeda lainnya. Sekali sajaHIV sudah berada dalam diri anda (artinya anda telah
terinfeksi HIV),tidak ada yang bisa anda lakukan untuk mengeluarkannya. Tetapi ada
banyak cara agar anda bisa menghindarinya. HIV berkembang dari infeksimenjadi
suatu penyakit yang mengancam jiwa manusia, yaitu AcquiredImmune Deficiency
Syndrome (AIDS),
• CaraPenularan:
Hubungan seks vaginal, oral dan khususnyaanal; darah atau produk darah
yang terinfeksi; memakai jarumsuntik bergantian pada pengguna narkoba; dan
dari ibu yangterinfeksi kepada janin dalam kandungannya, saat persalinan,
atausaatmenyusui.
• Gejala-gejala:
Beberapa orang tidak mengalami gejala saatterinfeksi pertama kali. Sementara
yang lainnya mengalami gejala-gejala seperti flu, termasuk demam,
kehilangan nafsu makan, berat badan turun, lemah dan pembengkakan saluran
getah bening.Gejala-gejala tersebut biasanya menghilang dalam
seminggusampai sebulan, dan virus tetap ada dalam kondisi tidak aktif
(dormant)selamabeberapatahun.Namun,virustersebutsecaraterusmenerus

11
melemahkan sistem kekebalan, menyebabkan orangyang terinfeksi semakin
tidak dapat bertahan terhadap infeksi-infeksi oportunistik
• Pengobatan:
Belum ada pengobatan untuk infeksi ini. Obat-obatanti retroviral digunakan
untuk memperpanjang hidup dankesehatan orang yang terinfeksi. Obat-obat
lain digunakan untuk melawan infeksi oportunistik yang juga diderita.
• Pencegahan
Tidak melakukan hubungan seksual dengan orangyang terinfeksi, khususnya
hubungan seks anal, di mana cairantubuh, darah, air mani atau secret vagina
paling mungkindipertukarkan, adalah satu-satunya cara yang 100% efektif
untuk mencegah penularan HIV melalui hubungan seks. Kondom
dapatmenurunkan risiko penularan tetapi tidak menghilangkan samasekali
kemungkinan penularan. Hindari pemakaian narkoba suntik dan saling berbagi
jarum suntik. Diskusikan dengan petugaskesehatan tindakan kewaspadaan
yang harus dilakukan untuk mencegah penularan HIV, terutama saat harus
menerima transfusidarah maupun produk darah.
6. HUMAN PAPILOMA VIRUS(HPV)
• CaraPenularan:
Hubungan seksual vaginal, anal atau oral.
• Gejala-gejala:
Tonjolan yang tidak sakit, kutil yang menyerupai bunga kol tumbuh di dalam
atau pada kelamin, anus dantenggorokan.
• Pengobatan:
Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini. Kutildapat dihilangkan dengan cara-
cara kimia, pembekuan, terapi laser atau bedah.
• Pencegahan:
Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, analdan oral dengan orang
yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif
mencegah penularan. Kondomhampir tidak berfungsi sama sekali dalam
mencegah penularanvirus ini melalui hubungan seks.
7. SIFILIS
dalah penyakit yang disebabkan oleh Treponema Pallidum, bersifatkronik dan
sistematik. Nama lain adalah Lues venereal atau raja singa.

12
• CaraPenularan:
Cara penularan yang paling umum adalah hubungan seks vaginal, anal atau
oral. Namun, penyakit ini jugadapat ditularkan melalui hubungan non-seksual
jika ulkus ataulapisan mukosa yang disebabkan oleh sifilis kontak dengan
lapisankulit yang tidak utuh dengan orang yang tidak terinfeksi.
• Gejala-gejala:
Pada fase awal, penyakit ini menimbulkan lukayang tidak terasa sakit atau
"chancres" yang biasanya muncul didaerah kelamin tetapi dapat juga muncul
di bagian tubuh yang lain, jika tidak diobati penyakit akan berkembang ke fase
berikutnyayang dapat meliputi adanya gejala ruam kulit, demam, luka
padatenggorokan, rambut rontok dan pembengkakan kelenjar di
seluruhtubuh.Masa tanpa gejala berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang
sampai13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat kelamin.Kadang-
kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu,yang akan hilang
sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan padatubuh sekitar 6-12 minggu
setelah hubungan seks. Gejala ini akanhilang dengan sendirinya dan seringkali
penderita tidak memperhatikan hal ini.Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini
tidak menunjukkan gejalaapa-apa, atau disebut masa laten. Setelah 5-10 tahun
penyakit sifilisakan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan
jantung.Pada perempuan hamil sifilis dapat ditularkan kepada bayi
yangdikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpadan
keterbelakanganmental.
• Pengobatan:
Penyakit ini dapat diobati dengan penisilin; namun,kerusakan pada organ
tubuh yang telah terjadi tidak dapat diperbaiki.
• Pencegahan:
Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, analdan oral dengan orang
yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif
mencegah penularan sifilis melaluihubungan seksual. Kondom dapat
mengurangi tetapi tidak menghilangkan risiko tertular penyakit ini melalui
hubungan seks.Masih ada kemungkinan tertular sifilis walaupun memakai
kondomyaitu melalui luka yang ada di daerah kelamin. Usaha untuk mencegah

13
kontak non-seksual dengan luka, ruam atau lapisan bermukosa karena adanya
sifilis juga perlu dilakukan.
8. TRIKOMONIASIS
Trikomoniasis adalah PMS yang disebabkan oleh parasitTricho monas vaginalis.
• CaraPenularan:
Trikomoniasis menular melalui kontak seksual.Trichomonas vaginalis dapat
bertahan hidup pada benda-bendaseperti baju-baju yang dicuci, dan dapat
menular dengan pinjammeminjam pakaian tersebut.
• Gejala-gejala:
Pada perempuan biasa terjadi keputihan yang banyak, berbusa, dan berwarna
kuning-hijau. Kesulitan atau rasasakit pada saat buang air kecil dan atau saat
berhubungan seksual juga sering terjadi. Mungkin terdapat juga nyeri vagina
dan gatalatau mungkin tidak ada gejala sama sekali. Pada laki-laki
mungkinakan terjadi radang pada saluran kencing, kelenjar, atau
kulupdan/atau luka pada penis, namun pada laki-laki umumnya tidak ada
gejala.
• Pengobatan:
Penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks jugaharus diobati.
• Pencegahan:
Tidak melakukan hubungan seks secara vaginaldengan orang yang terinfeksi
adalah satu-satu cara pencegahanyang 100% efektif mencegah penularan
trikomoniasis melaluihubungan seksual. Kondon dan berbagai metode
penghalangsejenis yang lain dapat mengurangi tetapi tidak
menghilangkanrisiko untuk tertular penyakit ini melalui hubungan seks.
Hindariuntuk saling pinjam meminjam handuk atau pakaian dengan oranglain
untuk mencegah penularan non-seksual dari penyakit ini.

14
PEMERIKSAAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)

PEMERIKSAAN SEDIAAN BASAH

a. Prinsip Pemeriksaan SediaanBasah


Sekret vagina atau eksudat dapat langsung diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya
yeast, trichomonas vaginalis atau clue cells dengan menggunakan sediaan basah
saline (Stamm, 1988). Sedangkan preparat KOH digunakan untuk melarutkan mukus
dan jaringan dari bahan pemeriksaan untuk mempermudah pemeriksaan yeast atau
elemen dari jamur/candida. Sebagai tambahan, bau amine dapat diobservasi untuk
pasien dengan bakterial vaginosis dan T. vaginalis ketika sediaan ditetesi dengan
KOH 10%. pH vagina lebih dari 4.5 juga mengindikasikan adanya bakterial vaginosis
dan T.vaginalis.
b. ProsedurKerja
1) BahanPemeriksaan
Sekret vagina atau bahan lainnya yang sesuai diambil dengan kapas sengkelit. Jika
kemudian kapas sengkelit tersebut dimasukan kedalam 1 mL saline dalam sebuah
tabung kecil, maka saline tersebut dapat digunakan untuk sediaan basah saline dan
KOH. Untuk pemeriksaan pH vagina, oleskan kertas pH pada dinding vagina atau
duh tubuh vagina pada spekulum. Hindari kontak dengan mukus di serviks karena
memiliki pH tinggi.
2) Peralatan:
• Mikroskop dengan pembesaran 10x dan40x
• Pipet tetes
• Cover glass (KacaPenutup)
3) Reagen:
• KOH 10%
• NaCl 0,9%
• Hipocloride0.05%
4) Cara Kerja:
1. Penerimaan sediaan dari ruang pengambilanspecimen
• Sediaan harus diterima bersama dengan formulir catatanmedisnya
• Cocokan nomor kode sediaan dengan nomor kode di catatanmedis
• Sediaan berisi 2hapusan

15
2. Teteskan 1 tetes NaCl 0,9 % pada salah satu hapusan, aduk dengan ujung kaca
penutup (coverglass)
3. Tutup menggunakan kaca penutup dengan menempelkan salah satu sisi kaca
penutup pada sediaan dan menutupnya secaraperlahan.
4. Teteskan 1 tetes KOH 10 % pada hapusan yang lainnya, cium ada tidaknya
bau amis, aduk dengan kaca penutup (cover glass)kemudian tutup dengan kaca
penutup
5. Periksa sediaan NaCl terlebih dahulu dibawah mikroskop dengan lensa
objektif 10x dan 40x untuk melihat adanya Trichomonas vaginalis dan Clue
cell
6. Periksa sediaan KOH 10% dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x dan
40x untuk melihat adanya bentuk-bentukKandida
7. Masukan sediaan yang sudah diperiksa kedalam campuran hipocloride0.5%
8. Tulis hasil pemeriksaan pada catatan medis dan buku register laboratorium
IMS
9. Berikan lembar catatan medis pada ruangan konseling danpengobatan

Venereal disease research laboratories (VDRL) : pemeriksaan sifilis dengan metode


VDRL mudah dilakukan, cepat dan sangat baik untuk skrining. Uji VDRL dilakukan untuk
mengukur antibodi IgM dan IgG terhadap materi lipoidal (bahan yang dihasilkan dari sel host
yang rusak). Uji VDRL merupakan pemeriksaan slide microflocculation untuk sifilis yang
menggunakan antigen yang terdiri dari kardiolipin, lesitin, dan kolesterol. Antigen tersebut
disuspensikan dalam cairan buffer salin, membentuk flocculates ketika digabungkan dengan
antibodi lipoidal pada serum ataucairan serebrospinal pasien sifilis. Sampel yang digunakan
untuk pemeriksaan ini adalah serum dan cairan sebrospinal, tetapi yang paling sering
digunakan yaitu sampel serum. Sampel disimpan dalam tabung yang bersih, kering, dan tanpa
antikoagulan. Pada uji VDRL terdapat 2 tahap pemeriksaan yaitu Test Kualitatif dan Test
Kuantitaif.Test Kualitatif digunakan untuk mendeteksi awal ada tidaknya antibodi terhadap
bakteri T. pallidum. Jika ditemukan adanya antibodi terhadap bakteri T. pallidum maka akan
terbentuk flokulasi pada serum yang bereaksi dengan reagen. Hasil flokulasi pada test
kualitatif maupun test kuantitatif disebut dengan flokulan. Test kuantitatif dilakukan setelah
didapatkan hasil reaktif pada test kualitatif. Hasil yang didapatkan pada test kuantitatif berupa
besar titer yang masih menunjukan hasil reaktif. Besar titer pada test kuantitatif digunakan
untuk mengetahui derajat perkembangan penyakit. Prinsip pemeriksaan VDRL adalah

16
antigen VDRL (kardiolipin, lesitin dan kolesterol) akan bereaksi dengan antibodi yang diduga
mengandung T. pallidum membentuk flokulasi.

Prosedur pemeriksaan VDRL:

1. TestKualitatif
Pemeriksaan sampel pada test kualitatif dilakukan di atas slide VDRL dengan cara :
dipipet 50uL sampel diletakkan di atas slide VDRL ditambah 20uL reagin,
dihomogenkan, kemudian di rotasi menggunakan rotator dengan kecepatan 100rpm
selama 5 menit, dan diamati flokulan yang terbentuk menggunakan mikroskop dengan
lensa obyektif 10x. Dinyatakan hasil dalam Reaktif (+1) s/d (+4)
2. TestKuantitatif
Pengenceran sampel dilakukan dengan cara : dipipet 50 uL sampel ditambah 50uL
NaCl fisiologis (titer ½) dihomogenkan. Diambil 50uLpengenceran titer ½
ditambahkan 20uL reagin, dilakukan seperti cara test kualitatif. Apabila pada serum
titer ½ diperoleh hasil reaktif (+), dibuat pengenceran serum ¼ dengan cara dipipet
50uL pengenceran serum titer ½ + 50uL NaCl fisiologis (1/4), kemudian dilalukan
seperti test kualitatif sampai didapatkan hasil negatif.
3. InterpretasiHasil
- Positif (+) : Terbentuk flokulan (Reaktif 1, 2, 3, 4 disesuaikan besarflokulan)
- Negatif (-) : Tidak terbentuk flokulan dan partikelnya tetap homogen. Derajat
disesuaikan pada titer tertinggi yang masih menunjukkan adanyaflokulan.
Berdasarkan cara penularannya, infeksi menular seksual dibedakan menjadi
dua, yaitu IMS mayor ( penularannya dengan hubungan seksual ) dan IMS minor (
Penularannya tidak harus dengan hubungan seksual )

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang
baru. Merupakan sistem yang sangat berbeda di dua jenis kelamin dan satu-satunya
sistem yang belum bekerja sampai pubertas tiba. Sistem pria menghasikan sel kelamin
yang disebut sperma. Yang terjadi dalam siklus dan berhenti saat menopause,
produksi sperma terus berlanjut, tetapi berkurang perlahan seiring penuaan. Begitu
pentingnya masalah seksualitas dalam kehidupan manusia sehingga ada pendapat ahli
yang extrim menyatakan bahwa semua tingkah laku manusia pada hakekatnya
dimotifasi dan didorong oleh seks. Infeksi Menular Seksual adalah infeksi yang
sebagian besar ditularkan melalui hubungan seksual, baik hubungan seks vaginal ,
anal atau oral . Infeksi menular seksual merupakan infeksi yang ditularkan memlalui
hubungan seksual, yang popular disebut penyakit kelamin. Infeksi Menular Seksual
adalah golongan penyakit menular atau infeksi yang ditularkan terutama melalui
kontak seksual dari orang ke orang melalui penis, vagina, anal dan oral. Namun
demikian, penularan dapat juga terjadi dari ibu kepada janin dalam kandungan atau
saat kelahiran, melalui produk darah atau transfer jaringan yang telah tercemar,
kadang-kadang dapat ditularkan melalui alat kesehatan. Infeksi menular Seksual
adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui
kontak seksual. Kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular IMS
adalah kelompok remaja sampai dewasa muda sekitar usia . Uji VDRL merupakan
pemeriksaan slide microflocculation untuk sifilis yang menggunakan antigen yang
terdiri dari kardiolipin, lesitin, dankolesterol.
Sampel yang digunakan untuk pemeriksaan ini adalah serum dan cairan sebrospinal,
tetapi yang paling sering digunakan yaitu sampel serum. Sampel disimpan dalam
tabung yang bersih, kering, dan tanpa antikoagulan. Jika ditemukan adanya antibodi
terhadap bakteri T. pallidum maka akan terbentuk flokulasi pada serum yang bereaksi
dengan reagen. Hasil yang didapatkan pada test kuantitatif berupa besar titer yang
masih menunjukan hasil reaktif. Prinsip pemeriksaan VDRL adalah antigen VDRL
akan bereaksi dengan antibodi yang diduga mengandung T. pallidum membentuk
flokulasi .

18
Daftar pustaka
Adelberg, Jawetz, Melnick. 2008. Medical Microbiology. Edisi 23. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Elliott, Tom. Worthington, Tony. Osman, Husam. Gill, Martin. 2013:243.


Mikrobiologi Kedokteran & Infeksi. Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

Gandasoebrata, R. 2007; 2. 78-79. Penuntun Laboratorium Klinik. Cetakan


Ketigabelas. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.

Junadarso, J., 2008. Ulkus mole. Dalam : Dailli, S.F., Wresti Indriatmi B. Makes,
Farida Zubier, dan Jubianto Junadarso, 2008. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta: FK UI, 418,420.

Wisnu MNM. Pencegahan dan pengendalian infeksi menular seksual di negara


berkembang. 2016; 1–38.

19

Anda mungkin juga menyukai