KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini bisa tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang sudah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik berupa pikiran
maupun materinya.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembacanya. Bahkan tidak hanya itu, kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini si pembaca
mempraktekkannya dalam kehidupan sehari – hari.
Kami sadar masih banyak kekurangan didalam penyusunan makalah ini,
karena keterbatasan pengetahuan serta pengalaman
kami. Untuk itu kami begitu mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Selasa, 1 September
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….
KATAPENGANTAR………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….
A. Latar belakang………………………………………………….
B. Rumusan masalah …………………………………………….
C. Tujuan……………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………
A. Penyakit pada system reproduksi manusia dan Upaya
pencegahan………………………………………………
B. Upaya penanggulangan…………………………………………
BAB III PENUTUP……………………………………………………..
A. Kesimpulan……………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka timbullah masalah yang dapat di
identifikasi dari system Reproduksi, gangguan tersebut dapat berupa penyakit
menular maupun penyakit yang tidak menular.
C. Tujuan
Untuk mengetahui penyakit atau gangguan-gangguan yang dapat timbul pada
system atau alat reproduksi manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penyakit pada system reproduksi manusia dan Upaya pencegahan
Sistem reproduksi pria dan wanita memiliki keunikan tersendiri. Masing-masing
sistem reproduksi memiliki struktur dan fungsi yang berdeda. Meski begitu,
keduanya dirancang untuk memungkinkan adanya pembuahan sel telur oleh
sperma, yang akan berlanjut menjadi kehamilan.
Seperti sistem lainnya di dalam tubuh, sistem reproduksi juga dapat mengalami
gangguan atau penyakit. Karena struktur dan fungsinya berbeda, penyakit pada
sistem reproduksi pria dan wanita juga akan berbeda.
Penyakit pada system reproduksi wanita
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ luar dan dalam. Organ
reproduksi wanita bagian dalam meliputi vagina, rahim, saluran telur (tuba
falopi), dan indung telur (ovarium). Sementara organ reproduksi wanita
bagian luar terdiri dari vulva, kelenjar Bartholin, dan klitoris.
1. Endometriosis
Endometriosis adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita. Kondisi ini dapat
menyebabkan jaringan dari lapisan dalam dinding rahim tumbuh di luar rongga
rahim. Endometriosis terjadi saat jaringan endometrium tumbuh di luar rahim.
Jika seorang wanita mengidap endometriosis, jaringan tersebut juga mengalami
proses penebalan dan luruh, yang sama dengan siklus menstruasi. Namun, darah
tersebut akhirnya mengendap dan tidak bisa keluar karena terletak di luar rahim
sehingga dapat mengiritasi jaringan di sekitarnya.
Pengobatan Endometriosis
Pengobatan terhadap gejala sakit luar biasa saat menstruasi bisa dilakukan
dengan terapi hormon atau obat pereda rasa sakit. Penanganan
endometriosis dengan operasi juga bisa dilakukan untuk mengangkat
jaringan endometriosis, terutama untuk pengidap yang berencana punya
anak.
Pencegahan Endometriosis
Lakukan pencegahan dengan pemeriksaan pada organ kewanitaan. Terutama jika
dirasa datang bulan mengalami masalah.
2. Radang panggul
Radang panggul adalah kondisi dimana organ reproduksi wanita mengalami
infeksi. Selain disebut sebagai radang panggul, penyakit ini memiliki nama lain,
yaitu pelvic inflammatory disease (PID). Penyakit ini biasanya disebabkan oleh
bakteri dari suatu infeksi menular seksual menyebar dari Miss V ke rahim (uterus),
tuba falopi atau saluran indung, serviks atau leher rahim, dan sel telur/ovarium.
Penyakit radang panggul disebabkan oleh bakteri yang ditularkan ketika
berhubungan intim dan lebih cepat menyebar ketika wanita mengalami
menstruasi. Sebagian besar radang ini menyerang perempuan dengan usia 15–24
tahun yang sudah aktif secara seksual. Jika tidak segera mendapat penanganan,
risiko nyeri panggul kronis, infertilitas, sulit hamil karena kehamilan etopik dan
berkembangnya fetus di tuba falopi bisa terjadi karena radang panggul.
Seorang pengidap radang panggul yang akut akan menimbulkan gejala, seperti
demam tinggi, tidak nafsu makan, perut terasa sakit, menggigil, dan
bermasalahnya pada sistem pencernaan serta sistem urine. Selain itu, perempuan
yang mengidap penyakit ini harus waspada ketika masa menstruasi, karena haid
dapat terjadi lebih lama dan juga perdarahan ketika menstruasi atau setelah
berhubungan intim.
Pengobatan Radang Panggul
Langkah pengobatan dari kondisi radang panggul adalah mengobati sumber
penyebab infeksinya dengan antibiotik, kemudian pada proses pengobatan,
dilarang untuk melakukan hubungan intim. Jika pengidap radang panggul memiliki
pasangan, maka pasangannya juga perlu diperiksa dan diobati jika memiliki
kondisi yang sama. Agar infeksi benar-benar hilang, pengidap radang panggul
akan diberikan antibiotik di rumah sakit. Pengobatan pun harus dilakukan sampai
selesai
Pencegahan Radang Panggul
Mempraktikkan hubungan intim yang aman;
Pemeriksaan rutin harus dilakukan, jika seseorang berisiko terjangkit penyakit
menular seksual;
Selalu waspada ketika mencuci Miss V karena dapat menggangu
keseimbangan bakteri baik;
Berbicara dengan dokter mengenai kontrasepsi;
Melakukan pengecekkan berkala; dan
Selalu mengikuti saran dokter dengan melakukan pengobatan yang
dianjurkan.
3. PCOS
Sindrom polikistik ovarium (PCOS) adalah penyakit ketika ovum atau sel telur
pada perempuan tidak berkembang secara normal karena ketidakseimbangan
hormon. Hal ini dapat menyebabkan periode menstruasi yang tidak teratur
disertai pembentukan kista multipel pada ovarium. Kondisi ini juga dapat
menyebabkan kemandulan.
Pengobatan Sindrom Polikistik Ovarium
Tidak ada tatalaksana yang diketahui dapat menyembuhkan PCOS, tetapi
tatalaksana berfokus pada meredakan gejala serta menghindarkan pengidap dari
konsekuensi jangka panjang seperti diabetes dan penyakit jantung. Tatalaksana
juga ditujukan pada usaha terjadinya konsepsi.
Seperti yang sudah dijelaskan, kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan
risiko PCOS dan memperburuk PCOS yang sudah terjadi. Maka, perempuan
dengan PCOS sangat dianjurkan untuk olahraga sebagai salah satu metode terapi.
Menurunkan berat badan sebanyak 5-10 persen dapat meringankan gejala dan
membantu siklus menstruasi lebih teratur, serta membantu mengendalikan kadar
gula darah dan ovulasi.
Karena PCOS disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan hormonal, maka terapi
hormon juga dibutuhkan pada pengidap PCOS. Terapi hormon tersebut dilakukan
dengan memberikan obat kontrasepsi, dan biasanya diberikan kepada pengidap
yang tidak berencana untuk hamil. Terapi ini bertujuan untuk mengembalikan
siklus menstruasi yang normal, serta menangani jerawat dan pertumbuhan
rambut abnormal. Terapi ini juga menurunkan risiko terjadinya kanker
endometrium.
Kemandulan yang disebabkan oleh PCOS dapat ditangani dengan pemberian obat-
obatan yang dapat menstimulasi ovulasi. Jika terapi ini tidak membantu, pilihan
lain adalah injeksi hormon gonadotropin yang juga diharapkan bisa membantu
terjadinya ovulasi.
Opsi lain untuk membantu mengatasi kemandulan adalah operasi yang disebut
ovarian drilling. Operasi tersebut dilakukan dengan penerapan insisi pada perut
dan menggunakan laparoskopi dengan jarum untuk memberikan lubang kecil
pada ovarium yang dapat merubah kadar hormon, sehingga peluang ovulasi lebih
mungkin terjadi. Jika terapi-terapi tersebut belum menunjukan hasil yang sesuai,
maka bisa dengan melakukan fertilisasi in vitro (IVF) di mana sel telur dibuahi
diluar tubuh untuk kemudian dimasukkan lagi ke dalam rahim bisa dilakukan,
sebagai pilihan terakhir.
Pencegahan Sindrom Polikistik Ovarium
Terjadinya PCOS tidak dapat dicegah karena belum diketahui secara pasti
penyebab utamanya. Sementara pengendalian faktor risiko bisa dilakukan agar
komplikasi PCOS bisa dicegah.
4. Miom
Mioma uteri atau sering disebut miom adalah tumor jinak pada dinding rahim
(uterus) seorang wanita. Tumor jinak ini dapat tumbuh besar hingga
menyebabkan nyeri dan perdarahan hebat pada saat menstruasi.
Penanganan Miom
Penanganan umumnya disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Pada
umumnya dokter menyarankan penggunaan obat-obatan dan/atau tindakan
pembedahan. Obat-obatan dan tindakan pembedahan pada kasus mioma uteri
antara lain adalah :
Pencegahan Miom
Pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari mioma uteri adalah sebagai
berikut.
Menjaga berat badan agar tetap dalam batas ideal.
Mengurangi konsumsi daging merah dan alkohol.
Meningkatkan konsumsi sayuran hijau
5. Kanker vagina
Kanker vagina adalah kanker yang tumbuh dan berkembang di vagina. Kanker
vagina primer adalah jenis kanker yang bermula di vagina, bukan di organ lain,
seperti serviks, rahim, atau indung telur. Kanker vagina merupakan kanker yang
jarang terjadi dan sering tidak menimbulkan gejala pada tahap awal.
Vagina adalah saluran yang menghubungkan serviks (leher rahim) dengan bagian
luar tubuh. Vagina juga merupakan jalan keluar bayi saat persalinan normal.
Kanker vagina tahap lanjut biasanya menyebabkan munculnya rasa gatal dan
benjolan pada vagina, nyeri pada panggul, serta rasa sakit ketika buang air kecil.
Penyebab Kanker Vagina
Penyebab munculnya kanker vagina masih belum diketahui dengan pasti. Kanker
muncul ketika sebagian sel-sel tubuh berubah (bermutasi), lalu tumbuh secara
tidak terkendali, dan menyerang atau merusak sel-sel sehat yang ada di
sekitarnya. Selanjutnya, sel kanker menyebar dan menyerang jaringan tubuh yang
lain (metastasis).
Jenis-jenis kanker vagina
Kanker vagina dapat dibedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan jenis sel
tempat kanker bermula, yaitu:
Karsinoma sel skuamosa, yaitu kanker yang bermula di sel-sel tipis dan
datar yang melapisi permukaan vagina. Karsinoma sel skuamosa
merupakan jenis kanker vagina yang paling sering terjadi.
Adenokarsinoma, yaitu kanker vagina yang bermula di sel-sel kelenjar
permukaan vagina.
Melanoma, yaitu kanker yang berkembang pada sel-sel penghasil pigmen
(melanosit) pada vagina.
Sarkoma vagina, yaitu kanker yang berkembang pada sel-sel jaringan
penghubung atau sel-sel otot pada dinding vagina.
Faktor risiko kanker vagina
Beberapa faktor yang diduga berisiko memicu sel normal di vagina bermutasi dan
menjadi kanker adalah:
Berusia lebih dari 60 tahun
Berganti-ganti pasangan seksual
Menggunakan hormon estrogen sintetik diethylstilbestrol (DES)
Melakukan hubungan seksual pada usia dini
Menderita infeksi HPV (human papilloma virus)
Menderita infeksi HIV
Menderita kelainan pre kanker, seperti vaginal intraepithelial neoplasia
(VAIN)
Memiliki kebiasaan merokok
Pernah menjalani prosedur pengangkatan rahim (histerektomi)
Gejala Kanker Vagina
Pada awalnya, kanker vagina tidak menyebabkan gejala atau tanda tertentu.
Namun, seiring berjalannya waktu kanker vagina akan menyebabkan tanda dan
gejala berikut:
Perdarahan yang tidak normal dari vagina, misalnya saat atau setelah
berhubungan seksual, di luar waktu menstruasi, atau setelah menopause
Rasa gatal atau benjolan pada vagina yang tidak kunjung hilang
Keputihan yang encer, berbau, atau mengandung darah
Sakit saat buang air kecil
Sembelit
Sering buang air kecil
Nyeri pada panggul
1. epididimitis
Epididimitis adalah peradangan pada epididimis (saluran sperma) yang terletak di
belakang testis. Epididimis merupakan saluran yang menghubungkan antara testis
dan vas deferens. Sedangkan, vas deferens adalah saluran sperma yang langsung
menuju pintu keluar di penis saat pria ejakulasi. Epididimis berfungsi untuk
menyimpan dan membawa sperma.
Epididimitis dapat menyerang pria dari segala kelompok usia, tetapi paling sering
menyerang pria berusia 19 sampai 35 tahun. Orang yang bergonta-ganti pasangan
dan melakukan hubungan intim tidak aman berisiko lebih besar terinfeksi
penyakit menular seksual (PMS). Bakteri penyebab PMS ini juga akan
menyebabkan epididimitis. Beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko
epididimitis adalah:
a. Pembesaran prostat.
b. Infeksi prostat atau infeksi saluran kemih.
c. Pernah menjalani prosedur medis yang memengaruhi saluran urine.
d. Pria yang belum disunat.
e. Letak anatomis saluran kemih yang tidak normal
Pengobatan Epididimitis
a. Obat antibiotik.
b. Obat pereda nyeri dan istirahat.
c. Pembedahan.
Pencegahan Epididimitis
Lakukan hubungan intim dengan cara yang sehat dan hindari bergonta-ganti
pasangan.
1. Orchitis
Orchitis (atau-KIE-tis) merupakan keluhan yang terjadi pada salah satu atau kedua
buah zakar (testis). Seseorang yang mengidap orchitis akan mengalami
peradangan pada testisnya akibat infeksi bakteri atau virus. Namun, dalam
beberapa kasus, penyebab orchitis bisa saja tak diketahui dengan pasti. Orchitis
paling sering terjadi karena infeksi bakteri, seperti infeksi menular seksual (IMS).
Dalam beberapa kasus, virus gondok dapat menyebabkan orchitis.
Orchitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Kadang-kadang
penyebab orchitis tidak dapat ditentukan tapi paling sering, orchitis bakterial
dikaitkan dengan atau hasil dari epididimitis. Sedangkan epididimitis bisa
disebabkan oleh infeksi uretra atau kandung kemih yang menyebar ke epididimis.
Sering kali, penyebab infeksi adalah IMS. Penyebab lain infeksi dapat dikaitkan
dengan lahir dengan kelainan pada saluran kemih atau memiliki kateter atau alat
medis yang dimasukkan ke dalam penis. Selain bakteri, virus juga dapat
menyebabkan orchitis. Virus gondok biasanya menyebabkan orbita virus.
Kira-kira hampir sepertiga pria yang mengidap gondongan setelah pubertes,
berisiko mengembangkan orchitis. Kondisi ini biasanya terjadi sekitar empat
hingga tujuh hari setelah onset gondong.
Penanganan Orchitis
Perawatan tergantung pada penyebab orchitis. Mengobati orchitis bakterial
dengan antibiotik diperlukan untuk mengobati bakteri orchitis dan epididymo-
orchitis. Antibiotik harus diminum sampai habis, jika gejala berkurang lebih cepat,
untuk memastikan bahwa infeksi hilang.
Mengobati orchitis virus ditujukan untuk meredakan gejala. Mungkin butuh
beberapa minggu agar nyeri menghilang. Beristirahat, menggunakan kantung es
dan meminum obat pereda nyeri dapat membantu meredakan ketidaknyamanan.
Pencegahan Orchitis
Terdapat beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencega orchitis, misalnya
imunisasi terhadap gondok, karena merupakan penyebab paling umum dari
infeksi virus. Selain itu, hindari perilaku seks yang tidak aman untuk membantu
melindungi terhadap IMS yang dapat menyebabkan orchitis bakterial.
2. Gangguan prostat
Benign prostatic hyperplasia (BPH)
BPH atau yang biasa dikenal dengan pembesaran prostat jinak terjadi ketika
kelenjar prostat membesar, sehingga saluran kemih akan menyempit. Kondisi ini
dapat menyebabkan otot kandung kemih menebal. Lambat laun, dinding kandung
kemih akan melemah dan mengalami kesulitan untuk mengeluarkan urine dari
kandung kemih.
Pencegahan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)
Pembesaran prostat jinak tidak dapat dicegah. Upaya pencegahan yang bisa Anda
lakukan adalah mencegah agar gejalanya tidak semakin memburuk, yaitu dengan
perawatan mandiri seperti yang telah dijelaskan di atas.
3. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah suatu kondisi ketika kelenjar seks tubuh memproduksi
sangat sedikit atau sama sekali tidak menghasilkan hormon. Kelenjar gonad pada
pria terdapat pada testis, sedangkan pada wanita terdapat pada ovarium (indung
telur). Hormon seks berperan penting dalam perkembangan organ seksual
sekunder, yaitu payudara pada wanita dan testis pada pria, serta rambut pubis
pada keduanya. Hormon seks juga berperan dalam siklus menstruasi dan produksi
sperma.
Dua tipe hipogonadisme, yaitu:
Hipogonadisme primer
Hipogonadisme primer terjadi akibat masalah pada kelenjar gonad. Kelenjar
tersebut sudah mendapatkan sinyal perintah dari otak untuk memproduksi
hormon seks, tetapi kelenjar tersebut tidak dapat memproduksinya.
Hipogonadisme sekunder
Hipogonadisme sekunder terjadi akibat masalah pada otak. Kesalahan terdapat
pada hipotalamus dan kelenjar pituitary yang mengendalikan kerja kelenjar
gonad.
Pencegahan Hipogonadisme
Hipogonadisme akan sulit untuk dicegah jika disebabkan oleh kelainan genetik,
autoimun, tumor, infeksi, dan sebagainya. Di lain sisi, hipogonadisme dapat
dicegah apabila disebabkan oleh obesitas, penurunan berat badan yang cepat,
serta malnutrisi. Caranya adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat seperti
diet sehat dan olahraga teratur, agar hormon tubuh tetap stabil.
4. Masalah pada penis
Masalah pada penis sebagai alat vital pada pria dapat mengganggu aktivitas
seksual, sekaligus berisiko mengganggu kesehatan tubuh. Karenanya, menjaga
kesehatan penis sudah menjadi keharusan.
Pria kerap kali merasa segan ketika mengalami gangguan pada penis. Sebenarnya
tidak perlu ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter ketika Anda
mengalami hal tersebut. Sebab, semakin lama didiamkan, gangguan pada penis
dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Beberapa permasalahan umum yang dapat mengganggu kesehatan penis, yaitu:
Gangguan ereksi
Gangguan ereksi, termasuk tidak mampu ereksi atau ereksi terlalu singkat. Ada
pula ereksi yang tidak disebabkan oleh stimulasi seksual yang menyebabkan rasa
sakit, disebut dengan priapismus.
Gangguan ejakulasi
Beberapa gangguan ejakulasi yang sering dikeluhkan antara lain adalah ejakulasi
dini, ejakulasi yang terlambat, ejakulasi disertai rasa sakit, hingga
ketidakmampuan untuk ejakulasi sama sekali.
Yang tidak kalah penting, upaya lain untuk menjaga kondisi kesehatan penis
adalah menghindari merokok, membatasi asupan minuman beralkohol, serta rajin
beraktivitas fisik atau berolahraga secara teratur.
B. Upaya penanggulangan
Upaya Penaggulangan Penyakit Sistem Reproduksi Manusia. Selain untuk
kesehatan, hal ini dilakukan sebagai salah satu cara kita mengagungkan ciptaan
Tuhan. Penyakit pada sistem reproduksi dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Faktor pertama adalah kurang menjaga kebersihan organ reproduksi.
Apabila kebersihan organ reproduksi kurang dijaga, akan dapat terjangkit oleh
penyakit yang disebabkan oleh jamur, bakteri ataupun parasit. Nah, berikut ini
ada beberapa upaya untuk mencegah terjangkitnya penyakit yang disebabkan
oleh infeksi jamur, bakteri ataupun parasit.
Menggunakan celana dalam yang berbahan katun dan bertesktur lembut.
Hindari bahan yang bersifat panas, kurang menyerap keringat dan
berbahan ketat (misalnya jeans).
Biasakan membilas dengan bersih organ reproduksi setiap selesai buang air
kecil maupun buang air besar. Selanjutnya, keringkan sisa air yang masih
menempel di kulit dengan menggunakan tissue atau handuk hingga benar-
benar kering. Ini akan dapat mengurangi resiko terjadinya infeksi oleh
jamur pada bagian organ reproduksi.
Mengganti celana dalam minimal 2 – 3 kali sehari.
Memotong rambut yang ada di daerah organ reproduksi apabila sudah
panjang, karena apabila terlalu panjang akan menjadi sarang kuman.
Bagi kamu yang perempuan, apabila sedang mengalami menstruasi,
gantilah pembalut sesering mungkin. Pada saat aliran darah banyak, kamu
dapat menggantinya minimal 5-6 jam sekali. Darah yang tertampung pada
pembalut bisa menjadi media tumbuhnya kuman penyebab infeksi.
Bagi kamu yang perempuan, hindari menggunakan sabun pembersih
daerah kewanitaan dan patyliner secara terus menerus. Penggunaan sabun
pembersih daerah kewanitaan akan mengubah pH vagina dan akan
membunuh bakteri baik (flora normal) dalam vagina, yang selanjutnya akan
memicu tumbuhnya jamur.
Upaya Pencegahan Penyakit Sistem Reproduksi Manusia rajin berolahraga
dan banyak mengkonsumsi buah dan sayur. Selain bermanfaat bagi
kesehatan, juga dapat mencegah terjadinya infeksi organ reproduksi oleh
jamur.
Faktor selanjutnya adalah perilaku seks bebas dan penggunaan narkoba.
Walaupun ada juga yang disebabkan oleh transfusi darah yang sudah terinfeksi
penyakit atau melalui proses kehamilan dan kelahiran.
Agar kamu dapat mencegah terjadinya penyakit pada sistem reproduksi yang
disebabkan oleh faktor tersebut, kamu harus dapat menjaga pergaulan dan
memilih gaya hidup yang sehat agar tidak terjebak pada seks bebas. Selain itu,
gunakan internet secara arif dan bijaksana,dengan tidak mengakses situs-situs
yang menyediakan gambar atau film porno, yang secara pelan tapi pasti akan
mendorong kamu pada kehidupan seks bebas yang sangat rentan dengan
penularan penyakit seksual.
Hal lain yang dapat kamu lakukan adalah menjauhkan diri dari pergaulan dengan
narkoba, karena ini merupakan cara lainnya yang dapat menjadikan kamu
penderita penyakit seksual. Gunakan waktu luangmu untuk menyalurkan hobi
atau kegiatan yang positif sehingga kamu dapat lebih berprestasi dan terhindar
dari pergaulan yang tidak sehat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Reproduksi manusia secara vivipar (melahirkan anak) dan fertilisasinya secara
internal (di dalam tubuh), oleh karena itu memiliki alat-alat reproduksi yang
mendukung fungsi tersebut. Alat-alat reproduksi tersebut dibagi menjadi alat
reproduksi bagian dalam dan alat reproduksi bagian luar yang masing-masing alat
reproduksi tersebut telah disebutkan dan dijelaskan dalam makalah ini.
Untuk itu memiliki kelainan atau gangguan pada salah satu system Reproduksi
dapat berakibat buruk pada kelangsungan hidup dan keturunan kita.
Selain itu dalam makalah ini juga membahas sedikit tentang proses terjadinya
dan penyebab kelainan dan gangguan system Reproduksi
DAFTAR PUSTAKA
http://www.halodoc.com/kesehatan/endometriosis
http://www.alodokter.com/ketahui-penyakit-pada-sistem-reproduksi-pria-
dan-wanita
https://www.halodoc.com/kesehatan/radang-panggul
https://www.halodoc.com/kesehatan/sindrom-polikistik-ovarium
https://www.halodoc.com/kesehatan/miom
https://www.alodokter.com/kanker-vagina
https://www.halodoc.com/kesehatan/epididimitis
https://www.halodoc.com/kesehatan/orchitis
https://www.alodokter.com/bph-benign-prostatic-hyperplasia
https://www.halodoc.com/kesehatan/hipogonadisme
https://www.alodokter.com/apa-saja-yang-dapat-mengancam-kesehatan-
penis
https://gds2020.com/upaya-pencegahan-penyakit-sistem-reproduksi-
manusia/