Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KELAINAN PADA SISTEM GENITOURINARI

“Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata Kuliah Kodifikasi terkait sistem
Genitourinari dan Reproduksi (A-F)”

Disusun Oleh :

Nama : Arlin Annisa Ramdaniah

NIM : E711911003

Kelas : RMIK-4A

PROGRAM STUDI REKAM MEDIK DAN INFORMASI


KESEHATAN POLITEKNIK TEDC BANDUNG

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Kelainan pada Sistem Genitourinari” ini dengan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata Kuliah
Kodifikasi terkait sistem Genitourinari dan Reproduksi (A-F). Makalah ini
ditulis dari hasil penyusunan data-data yang kami peroleh dari beberapa buku
dan situs blog di internet. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
dosen mata kuliah Kodifikasi terkait sistem Genitourinari dan Reproduksi (A-F)
atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini, sehingga dapat
diselesaikan dengan semestinya.

Selanjutnya kami menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya


sempurna. Sehingga saya mengharapkan kritik serta saran yang membangun
guna menambah kualitas serta mutu dari makalah tersebut.kami berharap
semoga makalah ini dapat menambah ilmu dan wawasan kita semua.

Cimahi, Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………….….....….1


B. Rumusan Masalah.......................................................................1
C. Tujuan Penulisan…......................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian kelainan sistem Genitourinari.....................................2


B. Penyebab kelainan sistem Genitourinari.......................................3
C. Macam-macam kelainan sistem Reproduksi yang disebabkan
oleh hormon…...............................................................................4
D. Macam-macam kelainan sistem Reproduksi yang disebabkan
oleh ketidak normalan…...............................................................8

E. Macam-macam kelainan sistem Urinaria....................................13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................15
B. Saran..................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem Genitourinari terdiri dari sistem urinaria dan sistem reproduksi.


Sistem urinaria terdiri atas sepasang ginjal, ureter, kandung kemih dan
uretra. Sistem reproduksi pria terdiri atas sepasang testis, aluran
reproduksi berupa vas deferense, epididimis, vas everen dan uretra
tunggal. Pada pria dilengkapi penis sebagai organ kopulatoris dan kelenjar
asesoris. Sedangkan sistem reproduksi wanita terdiri atas sepasang
ovarium, saluran reproduksi berupa sepasang tuba valopi serta uterus dan
vagina tunggal. Pada wanita juga terdapat organ genitalia eksternae dan
kelenjar mamae (Susilowati, dkk. 2003).

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pemaparan dari latar belakang diatas penulis menarik


rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pemahaman mengenai kelainan sistem Genitourinari
2. Apa penyebab kelainan sistem Genitourinari
3. Apa saja macam-macam kelainan sistem Genitourinari

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan saya membuat makalah ini adalah:

1. Untuk memahami bagimana pemahaman mengenai pengertian


kelainan sistem Genitourinari
2. Untuk Mengetahui penyebab kelainan sistem Genitourinari
3. Untuk mengetahui macam-macam kelainan sistem Genitourinari

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KELAINAN SISTEM GENITOURINARI


1. Kelainan Sistem Reproduksi Karena Gangguan Hormon

Kelainan sistem reproduksi karena gangguan hormone pada


wanita dapat menyebabkan berbagai masalah karena proses reproduksi
wanita dipengaruhi oleh hormon seperti estrogen, progesteron, dan
prolaktin. Hormon hormon pada wanita, Estrogen adalah hormon yang
berfungsi untuk perkembangan sifat seksual wanita. Hormon progesteron
berfungsi untuk persiapan hamil. Prolaktin merupakan hormon untuk
persiapan menyusui.
Selain ketiga hormon tersebut wanita juga memiliki hormon yang
berperan seperti sifat seksual pria. walaupun kadarnya rendah. yaitu
hormon androgen. Peranan hormon sangat penting bagi proses
reproduksi wanita sehingga jika mengami gangguan pada ketiga hormon
tersebut dapat menyebabkan beberapa gangguan pada fungsi tubuh
lainnya.
Terdapat beberapa jenis gangguan yang disebabkan oleh
gangguan hormon, diantaranya adalah gangguan perkembangan sel telur.
gangguan ovulasi, gangguan haid, gangguan reproduksi. keluarnya air
susu sebelum waktunya, dan munculnya sifat kelaki-lakian.

2. Kelainan Sistem Reproduksi Karena Ketidaknormalan

Kelainan congenital system reproduksi dapat disebabkan oleh


faktor lingkungan, nutrisi,penyakit metabolik, infeksi virus, obat
teratogenik, dan lain-lain yang terjadi pada masa kehamilan. Banyak dari
kelainan tersebut tidak melibatkan ovarium atau genitalia eksterna
sehingga gejala tidak nampak sebelum menarche atau menikah. Kelainan

2
kongenital tersebut juga dapat disebabkan oleh kelainan kromosom
khususnya kromosom seks dan gangguan hormonal.

3. Kelainan sistem urinaria

Sistem urinaria adalah sistem organ yang berfungsi untuk


menyaring dan membuang zat limbah dengan cara menghasilkan urine.
Jika fungsi sistem ini terganggu, limbah dan racun bisa menumpuk di
dalam tubuh dan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.

Sistem urinaria atau saluran kemih terdiri dari ginjal, kandung kemih,
ureter, dan juga uretra (saluran kencing). Setiap bagian dalam sistem
urinaria memiliki fungsi dan peranannya masing-masing. Melalui saluran
kemih, urine yang membawa limbah dan racun akan dikeluarkan dari
dalam tubuh.

B. PENYEBAB KELAINAN SISTEM GENITOURINARI


Penyebab Kelainan Sistem Reproduksi Karena Gangguan
Hormon

Gangguan hormon dapat terjadi karena berbagai macam sebab di


antaranya adalah karena adanya gangguan atau kerusakan organ
reproduksi, disfungsi ovarium, polip, adenomiosis, kanker, gentik, diet
katat dan kegiatan fisik yang berlebihan, obat-obatan, alat kontrasepsi,
dan stres.

Gangguan atau kerusakan organ reproduksi, mungkin terjadi


kerusakan pada indung telur sehingga fungsinyapun akan terganggu dan
berpengaruh pada produksi estrogen don progesteron serta kadar follicle
stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) dalarn tubuh
sehingga mempengaruhi indung telur dan perkembangan sel telur serta
ovulasi.Gangguan atau kerusakan ini dapat berupa adanya kista indung
telur, adenomiosis, tumor. dan kanker.

Disfungsi ovarium atau kegagalan fungsi ovarium sehingga tidak


terjasi proses pelepasan telur sehingga dapat menyebabkan ketidak
3
seimbangan hormon pada wanita sehingga terjadi haid mengalami
pendarahan yang berlebihan, kisa juga bisa menjadi salah satu
penyebabnya.

C. MACAM-MACAM KELAINAN SISTEM REPRODUKSI


DISEBABKAN OLEH HORMON

1. Menstruasi

Menstruasi adalah pendarahan normal yang terjadi pada wanita


setiap bulannya. Kebanyakan periode menstruasi pada wanita terjadi
sekitar 4 sampai 6 hari. Masalah umum dari menstruasi biasanya adalah
telat nya periode menstruasi dan terjadinya dismenore.

Jika wanita memiliki siklus menstruasi yang tidak normal sudah


sepantasnya anda untuk berkonsultasi dengan dokter anda untuk
mengetahui bagaimana cara menghilangkan dismenore saat menstruasi
tersebut. Penyebab dari telat terjadinya menstruasi adalah hamil, stres,
dan konsumsi obat. Namun, jika anda negatif saat tes kehamilan maka
bisa jadi anda terkena gangguan hormon tiroid di mana
kelenjar tidroid mengalami kekurangan hormon.

2. Penyakit radang panggul

Rongga perut perempuan memiliki jalur langsung dari luar


melalui saluran reproduksi wanita. Bakteri dapat masuk melewati
vagina dan rahim dan melintasi tabung rahim yang membuka ke dalam
rongga perut. Radang panggul sering sekali menyebabkan rasa sakit
perut saat sedang bereaksi.

3. Endometriosis dan Adenomiosis

Endometriosis dan adenomiosis adalah dua penyakit sistem


reproduksi wanita yang disebabkan olehpertumbuhan endometrium
secara tidak normal. Endometrium adalah jaringan yang
melapisi rahim atauuterus. Ketika jaringan ini terbentuk di bagian
lain dari sistem reproduksi seperti di luar rahim, indung telur atau tuba
4
falopi. Jika pertumbuhan terjadi ke dalam otot yang mengelilingi rahim,
hal itu disebut Adenomiosis. Karena semua jaringan endometrium
didorong keluar dari tubuh dengan selesainya siklus menstruasi,
pertumbuhan yang tidak normal apat menyebabkan nyeri di perut atau
panggul.

4. Vulvovaginitis

Vulvovaginitis adalah istilah yang diberikan pada infeksi jaringan


vulva atau vagina. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai alasan seperti
kebersihan yang buruk, penyakit menular seksual, virus, ragi dan bakteri.
Terjadinya vagina berbau busuk, iritasi dan peradangan di
sekitar vagina, dan kesulitan saat buang air kecildapat menunjukkan
adanya vulvovaginitis.

5. Kanker ovarium

Kanker ini dimulai dalam ovarium dan dapat menyebarkan dalam


pelvis dan perut. Beberapa tanda-tanda kanker ovarium seperti sembelit,
buang air kecil secara teratur, nyeri di daerah panggul, kehilangan berat
badan dan perut kembung. Kemungkinan terjadi lebih tinggi pada orang
yang memiliki riwayat keluargasindrom Lynch, payudara.

6. Disfungsi Seksual Wanita

Disfungsi seksual wanita, adalah salah satu penyakit sistem


reproduksi khas wanita, penyakit ini terjadi ketika seseorang gagal untuk
dirangsang selama hubungan seksual. Gejala lain yang menyertainya
mungkin termasuk hasrat seksual berkurang, kesulitan dalam
gairah, anorgasmia dan nyeri selama hubungan seksual.

7. Infertilitas wanita

Kesulitan untuk mendapatkan kehamilan, yang disebabkan oleh


kurangnya ovulasi. Dan sebab lainnya adalah penyakit sistem reproduksi
wanita lainnya. Gangguan ovulasi seperti penyimpangan dalam
produksihormon atau masalah dalam akun ovarium untuk 25% dari
5
kasus infertilitas. Endometriosis, kerusakan pada saluran tuba, tuba
uterine atau leher rahim juga dapat menyebabkan infertilitas.

8. Sindrom Ovarium Polikistik

Sindrom ini terjadi ketika ovarium memproduksi terlalu


banyak hormon, yaitu androgen. Peningkatan kadar
hormon ini dapat menghambat proses ovulasi dan menyebabkan kista
pada ovarium. Hal ini juga dapatmenyebabkan infertilitas dengan
mempengaruhi pelepasan telur ovarium pada siklus
menstruasi. Beberapagejala adalah rambut rontok, jerawat, nyeri di
daerah panggul, kulit berminyak, dan peningkatanpertumbuhan
rambut wajah atau tubuh.

9. Menopause

Monopause adalah situasi di mana wanita tidak bisa lagi hamil


secara alami karena tidak ada lagi periode menstruasi. Penyakit ini biasa
di alami jika seorang wanita sudah berusia 50 tahun lebih dan tidak ada
lagi telur di dalam ovarium nya serta menurun nya jumlah hormon
esterogen. Jika seorang wanita sudah memiliki penyakit monopause
maka wanita tersebut akan mengalami disfungsi seksual, dan ini terjadi
karena sudah berkurangnya jumlah hormon.

10. Myoma

Ini adalah tumor jinak yang tumbuh pada leher rahim dan korpus
uterus. Myoma ini merupakan tumor yang paling umum yang sering
terjadi pada wanita. Uterus Leiomioma biasanya terjadi pada wanita di
atas usia 35 tahun. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi tingkat yang
berlebihan dari estrogen dan hormon pertumbuhan
manusia mungkin memengaruhi pembentukan tumor dan lebih rentan

untuk merangsang elemen fibromuskular. Penyakit myoma ini biasanya


akan hilang pada wanita yang sudah mengalami monopause.

11. Menorrhagia
6
Menorrhagia adalah pendarahan berat yang membutuhkan
pembalut atau tampon yang lebih banyak dan sering daripada periode
menstruasi pada umumnya. Kadang-kadang perdarahan mungkin begitu
berat sehingga tidak dapat dikendalikan oleh pembalut atau tampon.
Menorrhagia mungkin berhubungan dengan nyeri menyeret di perut
bagian bawah. Menstruasi juga mungkin tidak teratur, sekitar 1 dari 20
wanita memiliki menorrhagia teratur. Hal ini lebih sering terjadi pada
wanita menjelang menopause.

12. Kanker rahim

Kanker rahim adalah sebuah tumor kanker yang tumbuh di


dinding rahim dan ini biasanya terjadi pada wanita yang sudah berusia
55 sampai 65 tahun. Kanker rahim adalah salah satu kanker yang paling
umum dari organ reproduksi wanita di Inggris, dengan sekitar 6.900
kasus baru di diagnosis pada tahun 2005. kanker rahim paling
berkembang di endometrium (lapisan rahim). Lebih jarang, kanker
terjadi pada dinding otot rahim.

13. Bartholinitis

Yaitu penyakit yang terjadi karena infeksi pada kelenjar


bartholintis yang terletak di sekitar vulva. Kelenjar bartholin adalah dua
kelenjar seukuran kacang dengan saluran yang terbuka ke
vulva. Kelenjar menghasilkan cairan yang melumasi daerah genital
selama hubungan seksual. Dalam bartholinitis, salah satu atau kedua
kelenjar terinfeksi. Dalam beberapa kasus, gangguan ini disebabkan
oleh bakteri dari kotoran memasuki kelenjar sebagai akibat dari
kebersihan yang buruk.

14. Peradangan vagina

Peradangan vagina atau yang sering di kenal dengan sariawan


pada vagina terjadi karena disebabkan oleh infeksi jamur candida yang
dapat terjadi secara alami di dalam vagina, tumbuh lebih cepat dari
7
biasanya. sariawan vagina tidak serius, tetapi dapat menyebabkan gatal-
gatal pada vulva dan vagina.

15. Keputihan

Keputihana adalah cairan yang keluar dari vagina pada wanita.


Dan keputihan itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu keputihan
fisiologis dan keputihan patalogis. Keputihan fisiologis biasanya terjadi
menjelang menstruasi atau setelah menstruasi bisa juga semasa subur
datang setiap bulan tetapi tidak dalam jangka waktu lama. Keputihan
patalogis biasanya terjadi karena infeksi atau bakteri yang berada dalam
atau sekitar vagina.

D. MACAM-MACAM KELAINAN SISTEM REPRODUKSI


DISEBABKAN KETIDAK NORMALAN

1. VULVA

A. Himen Imperforata
Himen imperforate adalah selaput dara (hymen)
yang tidak mempunyai hiatus himenalis (lubang hymen).
Kelainan ini tidak nampak sebelum menarche. Penderita
akan mengeluh molimina menstrualia tiap bulan, tetapi
tidak diikuti menstruasi. Darah akan terkumpul di vagina
dan rongga rahim. Tampak hymen kebiruan karena
jendalan darah dan tampak menonjol. Penanganan
dengan melakukan himenektomi dan pemberian

antibiotika. Darah dari vagina dan rongga rahim


dilakukan drainase, penderita tidur posisi Fowler.

B. Atresia labium minus


Disebabkan karena membran urogenitalis tidak
menghilang. Ostium uretra tetap ada demikian juga
dengan liang vagina. Koitus dapat dilakukan, kehamilan

8
dapat terjadi. Saat persalinan memerlukan sayatan kecil
untuk melahirkan kepala bayi. Pada umumnya bedah
rekonstruksi sederhana dapat menyelesaikan masalah ini.

C. Hipertrofi labium minus


Kelainan ini tidak berbahaya dan tidka
berpengaruh terhadap fertilitas. Masalah yang timbul
adalah masalah estetika. Tindakan rekonstruksi berupa
pengangkatan jaringan yang berlebihan akan cukup
mengatasi masalah tersebut.

D. Duplikasi vulva
Sangat jarang ditemukan, bila terjadi biasanya
diikuti dengan kelainan congenital yang lain dan
seringkali bersifat lethal.

E. Hipoplasi vulva
Bila kelainan ini terjadinya, seringkali disertai
dengan tidak berkembangnya organ reproduksi yang lain.
Tanda seksual sekunder juga tidak nampak.

F. Kelainan perineum
Bila septum urogenitalis tidak terbentuk, maka
bayi tidak memiliki lubang anus atau anus bermuara
dalam sinus urogenital sehingga terdapat lubang untuk
keluar feces dan urine secara bersama-sama.

2. VAGINA

A. Septum vagina
Septum sagital dapat ditemukan sehingga
membagi vagina seakan menjadi 2 ruangan kanan-
kiri. Seringkali hal ini ditemukan juga dengan kelainan
pada uterus karena adanya gangguan fusi pada duktus
mulleri. Kelainan ini biasanya tidak menimbulkan
keluhan, menstruasi dapat terjadi normal. Saat hubungan
9
seksual dapat terjadi dyspareuni. Masalah dapat terjadi
saat persalinan, karena septum tersebut dapat
menghambat penurunan kepala. Tindakan septektomi
dapat mengatasi masalah tersebut.

B. Aplasia dan atresia vagina


Pada aplasia vagina, terjadi fusi dari duktus
mulleri, tetapi tidak terjadi kanalisasi atau tidak
berkembang sehingga vagina tidak terbentuk. Seringkali
terdpat uterus yang rudimenter. Ovarium juga seringkasi
hipoplasi atau hanya berupa jaringan seperti pita atau
polikistik sehingga tidak menghasilkan folikel dan
estrogen. Pada aplasia vagina, hanya terdapat cekungan di
introitus vagina. Keadaan ini seringkali tidak disadari atau
baru disadari saat hubungan seksual atau saat konsultasi
karena terjadi infertilitas. Tindakan vaginoplasti dapat
mengatasi masalah seksual, besar dan panjang vagina
dapat disesuaikan. Tindakan ini dilakukan saat penderita
akan menikah sehingga vagina yang dibuat dapat “dilatih”
sehingga tidak menyempit lagi.

C. Kista vagina
Terdapat dua macam kista kongenital yaitu kista dari sisa
epitel duktus mulleri dan kista dari sisa duktus gardner
(kista Gardner) yang terletak pada bagian anterolateral
vagina. TIndakan yang dapat dilakukan adalah ekstirpasi
kista.

3. UTERUS DAN TUBA FALOPI

A. Gagal pembentukan
Bila satu duktus tidak terbentuk,akan terjadi uterus
unikornis dengan satu tuba, satu ovarium dan satu ginjal

10
sedangkan vagina san serviks normal.

Bila kedua duktus tidak terbentuk, maka tidak


terdapat uterus, tuba dan vagina 2/3 bagian atas, sengakan
vagina 1/3 bagian bawah tetap terbentuk. Ovarium dapat
terbentuk sehingga tanda seks sekunder normal tetapi
terjadi amenorea.

Tidak terbentuknya serviks tetapi uterus terbentuk


merupakan kelainan yang amat jarang dijumpai, keadaan
ini disebut ginatresia servikalis. Penderita akan
mengalami gejala molimina mestrualia dan
kriptomenorea. Darah menstruasi akan tertimbun dalam
rongga uterus menimbulkan rasa nyeri. Tindakan bedah
rekonstruksi dengan memasang pipet polietilen dari
rongga uterus ke vagina dan pemberian antibiotic akan
dapat mengatasi masalah ini. Pipet tersebut diambil
setelah ada epitelisasi sehingga tetap terbentuk “jalan”
dari dalam uterus ke vagina.

B. Gangguan fungsi
i. Uterus dengan 2 bagian simetris

1. Satu uterus dengan 2 ruangan dalam rongga uterus


yang dipisahkan oleh sekat menyeluruh (uterus septus)
atau sebagian (uterus subseptus).

2. Dua uterus yang masing-masing memiliki rongga


uterus atau 1 rongga uterus dengan 2 puncak uterus.

a. Uterus bikornis bikollis (uterus


didelphys)
Dua uterus terpisah, disertai dengan 2
vagina atau satu vagina yang terbagi oleh
sekat vagina menjadi 2 bagian.

b. Uterus bikornis unikolli


11
Uterus dnegna 1 serviks, dengan 2 fundus
masing-masing dengan rongga uterus, 1
tuba dan 1 ovarium.

c. Uterus arkuatus
Terdapat sekungan pada pundus dengan
subseptus.

ii. Uterus dengan 2 bagian tidak simetris


Terjadi akibat satu duktus mulleri berkembanga
sedangkan yang satu lagi tidak berkembang, sehingga
terjadi hemiuterus yang berkembang normal sedangkan
yang lain rudimenter. Bagian yang rudimenter seringkali
tidak berhubungan dengan rongga uterus yang terbentuk.

Bila endometrium dari bagian yang rudimenter berfungsi


maka dapat terjadi timbunan darah.

Seperempat wanita dengan kelainan uterus kembar


tidak akan mengalami gangguan, dapat hamil dan
melahirkan secara normal. Gangguan yang mungkin
timbul adalah dismenorea, menoragia, metroragia,
dispareunia dan infertilitas. Tindakan korektif (operasi)
dapat dilakukan untuk mengatasi kelaian uterus tersebut.

Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan


pemeriksaan ginekologi yang teliti dan mengguna
pemeriksaan radiologis berupa histerisalfingograf (HSG).
Bila terdapat kelainan uterus, kelainan traktus urinarius
harus diteliti. Pielografi intravena dapat dilakukan untuk
mengetahui kelainan pada traktus urinarius.

4. OVARIUM

Keadaan tidak adanya ovarium baik bilateral maupun


unilateral dengan oragan reproduksi lainnya normal adalah

12
keadaan yang sangat jarang ditemui.

5. SISTEM GENITAL DAN SISTEM


TRAKTUS URINARIUS

Dua system ini saat pertumbuhan embriologi memiliki


hubungan yang dekat sehingga dapat terjadi kelainan bersamaan
pada kedua system ini, misalnya kloaka persisten, ekstrofi
kandung kemih sehingga mendorong vagina ke daerah
suprapubik dan klitoris yang terbagi 2.

E. MACAM-MACAM KELAINAN SISTEM URINARIA

1. Infeksi saluran kemih

Infeksi Saluran Kemih (ISK)  adalah infeksi yang terjadi


di bagian mana pun dari sistem urinaria, mulai dari ginjal hingga
saluran kemih. Wanita berisiko lebih besar terkena ISK
dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan jarak antara lubang
saluran kemih dan anus pada wanita lebih dekat

2. Batu Saluran Kemih

Batu saluran kemih (urolithiasis) adalah kondisi ketika


terbentuk batu di sistem urinaria, seperti batu ginjal, batu ureter,
atau batu kandung kemih. Ukuran batu umumnya bervariasi.
Semakin besar ukuran batu yang terbentuk, semakin besar pula
risiko batu tersebut menyumbat aliran urine dan menimbulkan
penyakit.

3. Inkontinensia urine

Inkontinensia urine adalah kondisi ketika fungsi otot atau


saraf pada kandung dan saluran kemih mengalami gangguan,
sehingga tidak dapat mengendalikan proses buang air kecil.
Penyakit ini bisa membuat Anda tiba-tiba mengompol, terlebih saat
batuk atau bersin. Inkontinensia urine sering terjadi pada lansia,

13
namun tidak menutup kemungkinan orang yang lebih muda juga
mengalaminya
4. Uretritis 
adalah peradangan pada uretra. Kondisi ini sering kali
disebabkan oleh infeksi bakteri di saluran kemih. Uretritis dapat
menyebabkan rasa nyeri dan dorongan untuk lebih sering buang air
kecil
5. Sindrom nefrotik 
adalah kelainan ginjal yang menyebabkan kadar protein di
dalam urine meningkat. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh
kerusakan pada pembuluh darah kecil di ginjal yang berfungsi
untuk menyaring limbah dan kelebihan air dari darah. Sindrom
nefrotik dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya riwayat
infeksi dan peradangan.
Sindrom nefrotik dapat menyebabkan gejala seperti urine berbusa,
kelelahan, tidak nafsu makan, serta pembengkakan di kaki, wajah,
dan berbagai bagian tubuh, seperti wajah dan sekitar mata.
6. Sindrom nefritik 
adalah pembengkakan atau peradangan pada ginjal. Kondisi
ini dapat menyebabkan nyeri panggul, buang air kecil lebih sering
dan terasa nyeri, urine tampak keruh atau kemerahan, sakit
pinggang atau perut, serta pembengkakan di wajah dan kaki. Jika
tidak segera diobati, sindrom nefritik dapat menyebabkan gagal
ginjal.
7. Gagal ginjal
Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu menyaring
darah dan membuang cairan serta zat limbah tubuh.
Kerusakan ginjal yang menyebabkan gagal ginjal dapat disebabkan
oleh berbagai hal, mulai dari efek samping obat-obatan, cedera
berat pada ginjal, dehidrasi, hingga penyakit tertentu, seperti
hipertensi dan diabetes menahun yang tidak ditangani dengan baik.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem urinaria adalah sistem organ yang berfungsi untuk
menyaring dan membuang zat limbah dengan cara menghasilkan urine.
Jika fungsi sistem ini terganggu, limbah dan racun bisa menumpuk di
dalam tubuh dan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.

Kelainan sistem reproduksi karena gangguan hormone pada


wanita dapat menyebabkan berbagai masalah karena proses reproduksi
wanita dipengaruhi oleh hormon seperti estrogen, progesteron, dan
prolaktin. Hormon hormon pada wanita, Estrogen adalah hormon yang
berfungsi untuk perkembangan sifat seksual wanita. Hormon progesteron
berfungsi untuk persiapan hamil. Prolaktin merupakan hormon untuk
persiapan menyusui.

Kelainan congenital system reproduksi dapat disebabkan oleh


faktor lingkungan, nutrisi,penyakit metabolik, infeksi virus, obat
teratogenik, dan lain-lain yang terjadi pada masa kehamilan. Banyak dari
kelainan tersebut tidak melibatkan ovarium atau genitalia eksterna
sehingga gejala tidak nampak sebelum menarche atau menikah. Kelainan
kongenital tersebut juga dapat disebabkan oleh kelainan kromosom
khususnya kromosom seks dan gangguan hormonal.

B. SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kekurangan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini

15
Saya berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada Saya demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis
khususnya dan pembaca umumnya mengenai kelainan pada sistem
Genitourinari.
DAFTAR PUSTAKA

Amarta, 2010. Laporan praktikum system urogenital


Anonim, 2018. System reproduksi pada manusia lengkap. www.markijar.com
Arisha, 2013. System urogenital
Hedisasrawan, 2018. Struktur ginjal manusia artikel legkap.
Hedisasrawan.blogspot.com
Hedisasrawan, 2013. Bagian-bagian nefron. Hendisasrawan.blogspot.com
Hedisasrawan,2013. System reproduksi pada manusia
artikel.Hedisasrawan.blogspot.com

16

Anda mungkin juga menyukai