Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

Nama : Anisa Shakira

Kelas : IX - 5

SMP NEGERI 131 JAKARTA


Jl. Moh. Kahfi 1 No.50, RT.4/RW.2, Cipedak, Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12630
Tahun Pelajaran 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang sudah memberikan kesehatan
jasmani dan rohani sehingga saya masih bisa menikmati indahnya Alam ciptaan-Nya.
Sholawat serta salam kita haturkan kepada teladan kita semua Nabi Muhammad Shallallahu
alaihi Wa Sallam yang telah memberitahu kepada kita jalan yang benar berupa ajaran agama
yang sempurna serta menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Saya sangat bersyukur karena dapat membuat makalah yang berjudul “Penyakit Pada
Sistem Reproduksi Manusia”. Akhir kata, saya sangat memahami apabila makalah ini tentu
jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya butuh kritik dan sarannya yang bertujuan untuk
memperbaiki karya-karya kami selanjutnya di waktu yang akan datang.

Jakarta, 5 Agustus 2023

Anisa Shakira
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................4
1.3 Tujuan.................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN............................................................................................................................. 4
2.1 Penyakit atau Kelainan Sistem Reproduksi Wanita...........................................................4
2.2 Penyakit atau Kelainan Sistem Reproduksi Pria................................................................9
BAB III..........................................................................................................................................16
PENUTUP.....................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem reproduksi adalah sistem tubuh yang untuk berkembang biak atau
bertanggungjawab terhadap kelangsungan suatu generasi. Sistem reproduksi terdiri dari sistem
reproduksi pria dan wanita. Sistem reproduksi wanita terdiri dari bagian luar (eksternal) yaitu
labia mayora, labia minora, kelenjar bartholin, klitoris dan juga bagian dalam (internal) yang
terdiri dari vagina, rahim, ovarium, tuba falopi. Fungsi utama langsung dari sistem reproduksi
wanita adalah untuk menghasilkan ovum dalam proses fertilisasi. Pada alat reproduksi pria
terdiri dari alat kelamin luar (penis, testis, dan skrotum) dan bagian dalam, termasuk kelenjar
prostat, vas deferens, dan uretra.
Sistem reproduksi pada manusia dapat mengalami gangguan, yang dapat di sebabkan oleh
adanya penyakit dan juga kelainan. Gangguan pada sistem reproduksi tentu saja bisa menyerang
siapa saja, baik itu wanita maupun pria. Masalah reproduksi itu sendiri banyak sekali jenis dan
macamnya di antaranya adalah gangguan menstruasi, kanker pada wilayah genital, gangguan
kesehatan endometriosis, infeksi vagina, penyempitan oviduk, kemandulan (Infertilitas), kanker
payudara, dan hamil anggur.
Masih banyak masyarakat di Indonesia yang kurang mendapat informasi dan pelayanan
terhadap penyakit pada sistem reproduksi karena tingkat ekonomi rendah dan tingkat
pengetahuan masyarakat yang kurang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “Apa saja penyakit pada sistem reproduksi manusia, bagaimana penyakit itu bisa
terjadi dan bagaimana cara mencegahnya?”
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu : Agar masyarakat bisa mengetahui
penyakit pada sistem reproduksi dan bisa melakukan pencegahan terhadap penyakit-penyakit
pada sistem reproduksi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penyakit atau Kelainan Sistem Reproduksi Wanita


a. Endometriosis
Endometriosis adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita yang terjadi ketika ada
jaringan endometrium yang terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium,
oviduk atau jauh diluar uterus, misalnya paru-paru.

1) Penyebab
Penyebab endometriosis hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Namun, ada
beberapa kondisi yang diduga menjadi faktor risiko endometriosis, seperti: Retrograde
menstruation (kondisi medis ketika aliran darah menstruasi tidak keluar menuju vagina,
melainkan masuk ke dalam rongga panggul), gangguan sistem imun, tindakan bedah tertentu
(caesar dan histerektomi), belum pernah melahirkan, bentuk vagina atau rahim yang tidak normal
sehingga membuat siklus menstruasi terhambat, siklus menstruasi yang pendek (kurang dari 27
hari), siklus menstruasi pertama di bawah 12 tahun
2) Gejala
Orang yang menderita penyakit ini akan merasa nyeri, terutama saat sedang menstruasi.
3) Pencegahan
Untuk mencegah endometriosis, Anda bisa mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat,
olahraga teratur, hindari stres, dan makan makanan bergizi berperan yang penting untuk
kesehatan reproduksi.
b. Kanker Serviks
Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim sendiri
berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina.

1) Penyebab
Kanker serviks merupakan penyakit sistem reproduksi yang disebabkan terinfeksi oleh
human papillomavirus atau HPV.
2) Gejala
bila perempuan mengalami keputihan kronik yang berbau dan bercampur darah,
pendarahan di luar masa menstruasi, periode menstruasi yang lebih berat dan lebih dari biasanya,
serta terjadi pendarahan ketika melakukan hubungan seksual, maka disarankan untuk periksa ke
dokter atau konsultasi dengan dokter Spesialis Onkologi Ginekologi.
3) Pencegahan
Pencegahan kanker serviks bisa dilakukan dengan melakukan vaksinasi HPV dan rutin
melakukan pap smear, terutama bagi wanita yang sudah aktif berhubungan seksual.
c. PCOS
Sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome, yang biasa dikenal dengan
sebutan PCOS adalah gangguan hormon yang terjadi pada wanita di usia subur.

1) Gejala
PCOS atau polycystic ovary syndrome adalah gangguan sistem reproduksi yang ditandai
dengan munculnya kantong berisi cairan di salah satu atau kedua ovarium dan gangguan siklus
menstruasi.
2) Penyebab
Penyebabnya adalah kadar hormon androgen yang meningkat. hormon androgen yang
berlebih pada penderita PCOS akan mengakibatkan ovarium atau indung telur memproduksi
banyak benjolan kecil yang berisi cairan (kista), sehingga sel telur tidak berkembang sempurna
serta gagal dilepaskan secara teratur. Pada dasarnya, sindrom ini umum dialami oleh wanita.
Jika tidak ditangani secara serius, PCOS bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan lain,
seperti diabetes.
3) Pencegahan
Untuk mencegahnya, biasanya dokter akan menyarankan menjalani gaya hidup sehat dan
aktif bergerak sehingga kesehatan sistem reproduksi lebih terjaga.
d. Mioma Uteri
Mioma uteri merupakan tumor jinak yang terdapat pada lapisan dinding rahim yang terdiri
dari otot dan jaringan fibrosa. Wanita pada usia subur biasanya mengalami kondisi ini. Ukuran
pada mioma uteri ini sangat bervariasi, mulai dari tidak terlihat hingga sebesar buah semangka.

1) Penyebab
Riwayat keluarga dengan kondisi mioma uteri, berusia lebih dari 40 tahun, gangguan
hormon reproduksi, yaitu estrogen dan progesteron, kekurangan vitamin D.
2) Gejala
Penyebab mioma uteri hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, ada
beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena mioma uteri, yaitu
durasi menstruasi lebih dari seminggu, pendarahan menstruasi yang berat, nyeri pada bagian
panggul, sering buang air kecil, nyeri saat berhubungan seksual atau saat menstruasi, serta
pembengkakan pada perut.
3) Pencegahan

Melakukan aktivitas fisik secara teratur dan berkala. Anda bisa melakukan aktivitas
ringan, mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang, menghindari konsumsi makanan
tinggi gula dan tinggi lemak.

e. Hamil Anggur

1) Penyebab
Secara umum, penyebab hamil anggur adalah proses awal pembuahan yang tidak normal.
Biasanya, kondisi ini terjadi ketika sperma membuahi sel telur kosong (hamil anggur lengkap)
sehingga tidak ada embrio yang terbentuk atau bisa juga saat dua sperma membuahi satu sel telur
(hamil anggur sebagian). Penyebab lain dari hamil anggur adalah adanya kelainan kromosom.
2) Gejala
Hamil anggur jarang menunjukkan gejala khusus. Kondisi ini biasanya terdeteksi melalui
pemeriksaan USG atau setelah penderitanya mengalami keguguran. Namun, pada beberapa
wanita, hamil anggur kerap disertai dengan tanda-tanda berikut: Anemia, tekanan darah tinggi
(hipertensi), keluar flek coklat atau perdarahan pada awal kehamilan.
3) Pencegahan
Mengonsumsi makanan yang kaya protein dan rendah lemak, membatasi asupan kafein
dan alkohol, menghindari makanan yang kurang matang, mengonsumsi vitamin dan asam folat
sesuai anjuran dokter.
f. Kanker Ovarium

1) Penyebab
Penyebab kanker ovarium hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Kendati
demikian, terdapat sejumlah faktor risiko kanker ovarium yang perlu diwaspadai, yaitu:
Kebiasaan merokok, lanjut usia, terapi hormon pasca-menopause, mengidap obesitas,
endometriosis, atau sindrom Lynch. Kanker ovarium juga bisa muncul karena berkembangnya
kista ovarium yang tidak ditangani dengan tepat.
2) Gejala
Beberapa gejala kanker ovarium yang muncul bila telah memasuki stadium lanjut di
antaranya: Perut membesar, nyeri perut, penurunan berat badan tanpa alasan jelas, mual, nyeri
saat berhubungan seksual, perut terasa kembung, meningkatnya frekuensi buang air kecil.
3) Pencegahan
Memeriksakan kesehatan organ reproduksi ke dokter secara rutin, berdiskusi dengan
dokter terkait terapi hormon yang akan dilakukan pasca-menopause, mengobati gangguan
endometrium atau kista ovarium dengan tepat.
g. Rahim Turun
Rahim turun atau prolaps uterus merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi
wanita yang kerap terjadi pada usia lanjut.

1) Penyebab
Kondisi ini bisa terjadi ketika otot dan jaringan panggul melemah. Kelemahan ini
memungkinkan rahim turun ke vagina, bahkan bisa keluar melalui lubang vagina.
2) Gejala
Kondisi ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan pada alat reproduksi wanita dan
sekitarnya, mulai dari tonjolan di vagina, nyeri punggung bawah, hingga sakit atau perasaan
tertekan di perut bagian bawah. Beberapa wanita yang mengalami penyakit ini juga melaporkan
adanya sembelit serta kehilangan kemampuan menahan buang air kecil.
3) Pencegahan
Belum ada cara pasti untuk mencegah kondisi ini. Secara umum, menjaga berat badan
sehat, makan lebih banyak serat, berhenti merokok, dan melakukan latihan dasar panggul bisa
mengurangi risikonya.
2.2 Penyakit atau Kelainan Sistem Reproduksi Pria
a. Epididimitis

Epididimitis adalah kondisi di mana terjadi peradangan pada saluran sperma alias
epididimis.

1) Penyebab
Epididimitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Kasus epididimitis umumnya
dimulai dari infeksi pada uretra, prostat, atau kandung kemih. Bakteri E. coli dan bakteri
sejenisnya adalah penyebab epididimitis pada anak-anak dan orang tua.
2) Gejala
Skrotum akan membengkak, terasa hangat, terasa sakit saat disentuh, atau berwarna
kemerahan, nyeri pada testis, terutama saat disentuh, darah pada cairan sperma, nyeri saat buang
air kecil, meningkatnya frekuensi buang air kecil dan selalu merasa tidak tuntas, terdapat
benjolan di sekitar testis yang disebabkan karena penumpukan cairan.
3) Pencegahan
Berikut tips mencegah epididimitis yang bisa dilakukan: Lakukan hubungan intim dengan
cara yang sehat dan hindari bergonta-ganti pasangan, menggunakan alat kontrasepsi saat
berhubungan intim, rutin melakukan pemeriksaan ke dokter.
b. Hipogonadisme

Hipogonadisme merupakan penurunan fungsi testis.


1) Penyebab
Penyakit yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan
testosteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda
kepriaan.
2) Gejala
Pertumbuhan penis dan testis lambat atau tidak normal (ambiguous genitalia), dan juga
payudara membesar (ginekomastia).
3) Pencegahan
Hipogonadisme yang disebabkan oleh kelainan genetik tidak dapat dicegah. Namun,
beberapa penyebab hipogonadisme, seperti kekurangan gizi, infeksi, dan obesitas, dapat dicegah
dengan rajin berolahraga, menerapkan pola hidup dan pola makan yang sehat, serta
mempertahankan berat badan ideal.
c. Kriptorkismus
Gangguan yang selanjutnya disebut dengan kriptorkismus. Kriptorkismus merupakan
kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari dalam perut ke skrotum. Kelainan ini
biasanya terjadi saat masih di dalam kandungan.

1) Penyebab

Penyebab pasti terjadinya kriptorkismus belum diketahui. Meski demikian, faktor genetik
dan lingkungan diduga memengaruhi terjadinya kriptorkismus. Beberapa kondisi yang bisa
meningkatkan risiko terjadinya kriptorkismus pada anak adalah: Terlahir prematur atau dengan
berat badan lahir rendah, memiliki riwayat kriptorkismus dalam keluarga.

2) Gejala

Pada kriptorkismus, salah satu atau kedua testis tidak ada di dalam skrotum saat bayi lahir.
Kondisi ini bisa langsung diketahui oleh dokter dengan melihat atau meraba area skrotum, baik
ketika bayi baru lahir maupun saat pemeriksaan rutin.

3) Pencegahan

Tidak ada upaya khusus untuk mencegah kriptorkismus. Namun, ada beberapa hal yang
dapat dilakukan oleh ibu hamil untuk menurunkan risiko terjadinya kondisi ini pada anak, yaitu:

● Melakukan kontrol kehamilan secara rutin


● Menerapkan gaya hidup sehat selama hami
● Menghindari kontak dengan bahan kimia yang berbahaya selama hamil
● Menjaga dan mengontrol masalah kesehatan yang diderita selama hamil, seperti diabetes
atau obesitas
d. Kanker Penis

1) Penyebab

Penyebab kanker penis hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat
sejumlah faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terserang penyakit ini, yaitu:

● Mengidap HIV/AIDS.
● Terinfeksi virus HPV (human papillomavirus).
● Berusia di atas 55 tahun lebih berisiko terserang kanker ini.
● Kebiasaan merokok.
● Tidak disunat.
● Perawatan fototerapi. Perawatan fototerapi yang dilakukan di sekitar penis bisa memicu
terjadinya pertumbuhan sel abnormal pada area tersebut.
2) Gejala

Kanker penis umumnya menimbulkan gejala berupa perubahan kondisi penis, seperti:

● Penebalan kulit penis.


● Perubahan warna kulit penis.
● Perubahan struktur kulit penis.
● Munculnya benjolan pada penis.
● Perdarahan pada kepala penis.
● Mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap.
● Penis membengkak.

3) Pencegahan
Cara yang dapat dilakukan untuk menghindari tumbuhnya sel kanker pada penis. Berikut
di antaranya:

● Berhenti merokok.
● Melakukan sunat.
● Selalu membersihkan penis dengan air setelah berkemih serta berhubungan seksual.
● Menggunakan kondom saat berhubungan seksual untuk mencegah terjadinya infeksi
HIV/AIDS atau HPV.
e. Kanker Testis
Kanker testis adalah tumor ganas yang tumbuh di testis atau buah zakar.
1) Penyebab

Kanker testis terjadi ketika sel-sel di dalam testis tumbuh secara tidak normal dan tidak
terkendali. Belum diketahui penyebab pasti kondisi ini, tetapi ada beberapa faktor yang diduga
dapat meningkatkan risiko seseorang terserang kanker testis, yaitu:

● Berusia 15–49 tahun


● Menderita kriptorkismus, yaitu kondisi testis yang tidak turun
● Menderita kelainan perkembangan testis, misalnya akibat sindrom Klinefelter
● Pernah menderita kanker testis sebelumnya
● Memiliki keluarga dengan riwayat kanker testis
● Memiliki kebiasaan merokok
● Menderita HIV/AIDS, karena dapat menimbulkan peradangan jangka panjang sehingga
berisiko menjadi kanker
2) Gejala

Gejala yang paling sering terjadi adalah benjolan atau pembengkakan di testis yang
biasanya tidak terasa nyeri. Benjolan tersebut bisa sebesar kacang atau lebih besar, dan umumnya
akan teraba saat sedang mandi.

3) Pencegahan

Kanker testis tidak dapat dicegah, tetapi Anda bisa mendeteksinya sejak dini dengan
melakukan pemeriksaan mandiri pada testis. Bila kanker testis terdeteksi lebih awal, penyebaran
sel-sel kanker dapat dicegah. Selain itu, peluang untuk sembuh juga lebih besar.

f. Orchitis
Orchitis adalah radang pada testis yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Kondisi
ini bisa terjadi pada satu atau kedua testis. Umumnya, orchitis terjadi akibat penyakit menular
seksual atau gondongan. Jika tidak ditangani dengan tepat, orchitis dapat menyebabkan mandul.
1) Penyebab

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, orchitis disebabkan oleh infeksi bakteri atau
virus. Berikut pembagian jenis orchitis berdasarkan penyebabnya:

Orchitis bakteri

Beberapa jenis bakteri yang sering menyebabkan orchitis, yaitu:

● Escherichia coli
● Staphylococcus
● Streptococcus

Ketiga jenis bakteri tersebut juga menjadi bakteri penyebab infeksi saluran kemih,
epididimitis, prostatitis, dan penyakit menular seksual.
Orchitis virus

Orchitis virus paling sering disebabkan oleh virus penyebab gondongan yang disebut
paramyxoviruses.

2) Gejala

Gejala orchitis biasanya muncul secara mendadak. Gejala tersebut meliputi:

● Demam
● Mual dan muntah
● Tubuh mudah lelah
● Pembengkakan pada satu atau kedua testis
● Testis terasa berat
● Nyeri di area selangkangan
● Nyeri pada testis
● Pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan
● Nyeri saat buang air kecil, berhubungan seks, dan ejakulasi
● Terdapat darah pada sperma
Selain beberapa keluhan di atas, orchitis yang terjadi akibat gondongan dapat
menimbulkan gejala lain, yaitu pembengkakan pada kelenjar parotis.

3) Pencegahan

Pencegahan orchitis dapat dilakukan dengan melakukan upaya-upaya berikut:

● Memastikan diri mendapatkan vaksin MMR untuk mencegah penyakit gondongan


● Menggunakan kondom saat berhubungan seksual jika tidak yakin pasangan bersih dari
penyakit menular seksual
● Tidak melakukan seks bebas atau berganti-ganti pasangan seks
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyakit pada sistem reproduksi manusia banyak penyebabnya, seperti faktor genetik
maupun dari faktor pola hidup kita sendiri. Maka dari itu sebaiknya kita harus mengubah pola
hidup mulai dari sekarang. Ubahlah pola hidup menjadi pola hidup yang sehat. Selain itu periksa
keadaan sistem reproduksi ke dokter meskipun tidak ada masalah. Karena lebih baik kita
mencegah dari pada mengobati.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-berbagai-fungsi-dari-alat-reproduksi-pria
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-endometriosis
https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/sadari-bahaya-kanker-serviks
https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/ketahui-lebih-jauh-gejala-sindrom-
polikistik-ovarium
https://www.sehatq.com/artikel/penyakit-pada-sistem-reproduksi-wanita
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-kanker-vagina
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-mioma-uteri
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-hamil-anggur
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-kanker-ovarium
https://www.halodoc.com/kesehatan/epididimitis
https://www.alodokter.com/hipogonadisme
https://www.alodokter.com/kriptorkismus
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-kanker-penis
https://www.alodokter.com/kanker-testis
https://www.alodokter.com/orchitis

Anda mungkin juga menyukai