DI SUSUN OLEH :
RINI NURYANI
NIK :
RS AN-NISA TANGERANG
JALAN GATOT SUBROTO KM 3 NOMOR 96
CIBODAS – TANGERANG
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................
1.2 Tujuan .......................................................................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan....................................................................................................
4.2 Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun besar, kistik maupun
solid, jinak maupun ganas. Kista ovarium salah satu tumor jinak ginekologi yang paling
World Health Organization (WHO) menjelaskan pada Tahun 2015 angka kejadian
kista ovarium tertinggi ditemukan pada negara maju dengan rata-rata 10/100.000, kecuali di
Angka kejadian kista ovarium di Indonesia pada Tahun 2015 sebanyak 23.400
orang dan meninggal sebanyak 13.900 orang. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan
karena penyakit ini pada awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan
apabila sudah terjadi metastasis sehingga 60-70% pasien datang pada stadium lanjut
(Kemenkes, 2015). Kista ovarium di Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 2015 berdasarkan
laporan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang berasal dari Rumah Sakit dan Puskesmas.
Kasus kista ovarium terdapat sebanyak 2.299 kasus. Dari data tersebut didapatkan jumlah
penderita kista ovarium terbanyak pada usia 25-44 tahun (Dinkes Jateng, 2015).
mencapai 37,2%, beberapa faktor resikonya seperti nullipara, melahirkan pertama kali pada
usia di atas 35 tahun, wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kehamilan pertama
terjadi pada usia di bawah 25 tahun paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50
Hasil penelitian Afiah (2012) dari sampel yang digunakan berjumlah 174 orang.
Diketahui ibu dengan umur berisiko sebanyak 119 orang (68,39%) dengan P value 0,000 (P
< 0,05), data distribusi frekuensi kejadian kista ovarium berdasarkan paritas sebanyak 110
orang (63,21 %) uji chi square dengan SPSS p value 0, 033 (P < 0,05) hal ini menunjukkan
Pada penelitian yang dilakukan oleh Safitri (2011) mengenai, diketahui bahwa rata-
rata perasaan wanita ketika mengetahui dia memiliki kista ovarium adalah takut dan sedih,
sedangkan ketika melakukan operasi kista perasaan mereka adalah pasrah dan takut. Oleh
karena itu perlu dilakukan Analisi Pencegahan dan Penanganan Ovarian Cysts pada Organ
Reproduksi Wanita Ditinjau dari Pola Makan Pasien sebagai upaya edukasi kepada wanita
Indonesia untuk bisa memperbaiki gaya hidup, salah satunya pola makan, menjadi lebih baik
dan lebih sehat, serta terhindar dari kista atau tumor ovarium.
1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk memberikan
pemahaman kepada penulis agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam
Tangerang
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Kista Ovarium adalah sebuah struktur tidak normal yang berbentuk seperti kantung
yang bisa tumbuh dimanapun dalam tubuh. Kantung ini bisa berisi zat gas, cair, atau
setengah padat. Dinding luar kantung menyerupai sebuah kapsul. (Andang, 2013) Kista
ovarium biasanya berupa kantong yang tidak bersifat kanker yang berisi material cairan atau
Kista berarti kantung yang berisi cairan. Kista ovarium (kista indung telur) berarti
kantung berisi cairan, normalnya berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium).
2.2 Etiologi
Faktor penyebab terjadinya kista antara lain adanya penyumbatan pada saluran
yang berisi cairan karena adanya infeksi bakteri dan virus, adanya zat dioksin dari asap
pabrik dan pembakaran gas bermotor yang dapat menurunkan daya tahan tubuh manusia,
dan kemudian akan membantu tumbuhnya kista, Faktor makanan ; lemak berlebih atau
lemak yang tidak sehat yang mengakibatkan zat-zat lemak tidak dapat dipecah dalam proses
metabolisme sehingga akan meningkatkan resiko tumbuhnya kista, dan faktor genetik
(Andang, 2013).
Menurut Kurniawati, dkk. (2009) ada beberapa faktor pemicu yang dapat mungkin terjadi,
yaitu:
1. Faktor internal
a. Faktor genetik Dimana didalam tubuh manusia terdapat gen pemicu kanker yang
disebut gen protoonkogen. Protoonkogen tersebut dapat terjadi akibat dari makanan
c. Riwayat kanker kolon Individu yang mempunyai riwayat kanker kolon, dapat
2. Faktor eksternal
a. Kurang olahraga Olahraga sangat penting bagi kesehatan tubuh manusia. Apabila
tubuh dan akan menumpuk di sel-sel jaringan tubuh sehingga peredaran darah dapat
terhambat oleh jaringan lemak yang tidak dapat berfungsi dengan baik.
gaya hidup tidak sehat yang dialami oleh setiap manusia. Gaya hidup yang tidak
c. Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan serat Mengkonsumsi makanan yang
tinggi lemak dan serat salah satu gaya hidup yang tidak sehat pula, selain merokok
dan konsumsi alkohol, makanan yang tinggi serat dan lemak dapat menyebabkan
penimbunan zat-zat yang berbahaya untuk tubuh di dalam sel-sel darah tubuh
darah tubuh manusia yang dapat mengakibatkan sistem kerja tidak dapat berfungsi
d. Sosial Ekonomi Rendah Sosial ekonomi yang rendah salah satu faktor pemicu
terjadinya kista, walaupun sosial ekonomi yang tinggi memungkinkan pula terkena
penyakit kista.Namun, baik sosial ekonomi rendah atau tinggi, sebenarnya dapat
terjadi risiko terjadinya kista apabila setiap manusia tidak menjaga pola hidup sehat.
e. Sering stress Stress salah satu faktor pemicu risiko penyakit kista, karena apabila
stress manusia banyak melakukan tindakan ke hal-hal yang tidak sehat, seperti
Ovarium
Infeksi ovarium
menurunnya ovulasi
sekresi hormone meningkat
HCG meningkat
Imobilisasi
2.4 Proses keperawatan
2.4.1 Asesmen
2.4.1.1 Anamnesa
asuhan kebidanan pada pasien yang terdiri dari data subjektif dan data objektif.
1. Biodata
b. Umur : untuk mengenal faktor risiko dilihat dari umur pasien. Dicatat
siap. Sedangkan umum lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi
pendidikan kesehatan.
nyeri pada perut bagian bawah, nyeri saat haid, sering ingin buang air
besar atau kecil dan teraba benjolan pada daerah perut (Manuaba, 2009)
klien menikah, sudah berapa lama, jumlah anak, istri keberapa dan
c. Nifas: untuk mengetahui riwayat nifas yang lalu normal atau ada
komplikasi.
berapa tahun dan jenis alat kontrasepsi yang digunakan serta komplikasi
yang menyertai.
keadaan klien.
hepatitis, HIV/AIDS.
berapa jam dan malam berapa jam (Varney, 2007). (4) Seksualitas:
seksualitas dengan suami dalam seminggu dan ada keluhan atau tidak
(Wiknjosastro, 2009).
kulit.
9. Data psikologis Perlu dikaji adalah tanggapan ibu terhadap kondisi yang
1. Pemeriksaan umum
(Wiknjosastro, 2009).
d. Pemeriksaan fisik
dan berketombe.
b) Muka : untuk mengetahui keadaan muka pucat atau tidak,
2) Palpasi
atau tidak, ada benjolan atau tidak. Hal ini untuk mengetahui
pada abdomen.
3) Auskultasi
a) Jantung : untuk mengetahui bunyi jantung teratur atau tidak.
4) Perkusi
tidak
pemeriksaan laboratorium.
1. Pre operasi
2. Post operasi
Pre operasi
cemasnya motivasi
- Ajarkan tekhnik
- Ajarkan tekhik
nonfarmakologi
relaksasi nafas
- Berikan longkungan
- Motivasi istirahat
- Kolaborasi pemberian
terapi
Post operasi
nyeri nafas
- Berikan longkungan
nyaman dan tenang
- Motivasi istirahat
- Kolaborasi pemberian
terapi
2 Resiko infeksi Setelah dilakuakan - Observasi tanda-tanda
istirahat
sesuai program
3 Imobilisasi Setelah dilakuakan - Kaji kebutuhan individu
pemenuhan kebutuhan
- Monitor perkembangan
pasien.
4 Deficit Setelah dilakuakan - Kaji derajat
kh : - Motivasi klien
- Klien mengungkapkan
kepuasan setelah
melakukan personal
hygiene
BAB III
KASUS KELOLAAN
3.1 Asesmen
1. anamnesa
a. identitas
Nama : Ny.N
No RM : 141xxxx
Agama : Islam
Pendidika : SMA
Pekerjaan : IRT
b. keluhan utama
pasien mengatakan nyeri luka operasi kisterektomi di perut bawah, nyeri dirasakan
seperti di tusuk-tusuk, skala nyeri 5, bertambah apabila bergerak dan ditekan, nyeri
terus menerus.
c. Riwayat Perkawinan
Pasien mengatakan ini suami yang pertama dan perkawinan yang pertama, menikah
d. Riwayat menstruasi
Pasien mengatakan silkus haid 30 hari, lama haid sekitar 6-7 hari, ada nyeri perut
e. Riwayat kehamilan
f. Riwayat KB
Pasien mengatakan tidak menggunakan KB selama setelah menikah
g. Riwayat penyakit
Tidak ada penyakit hipertensi, DM. dan tidak ada keturunn yang memiliki
penyakit hipertensi, DM
2. Asesmen Fisik
1. Pemeriksaan umum
TD : 119/72mmhg
Nadi : 79 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : 36.6c
Skala nyeri : 5
BB : 49 kgibu.
d. Pemeriksaan fisik
14) Dada
jernih
18) Anus : tidak ada keluhan
perawatan
d. Skrining gizi
Pasien tidak tampak kurus, pasien tidak mengalami penurunan berat badan, tidak
Kebutuhan perawatan dirumah mengenai cara minum obat, orang yang merawat
pasien dirumah orang tua, kemampuan pasien dalam perawatan diri yaitu
dibantu oleh orang tua sebagian, lingkungan sesuai kebutuhan pasien, kesiapan
pribadi.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. laporan operasi
- Pasien dilakukan operasi pada tanggal 08 juli 2020 pada pukul 14.00 s/d jam
14.10 Pasien tidur terlentang dengan regional anestesi di meja operasi, Tidak
ada perdarahan.
- Tumor dikeluarkan isinya berupa cairan , jaringan PA, untuk epengambilan hasil
46, Limfosit 51, Monosit 0, Srytrosit 5.82, Hematocrit 33, Trombosit 307, Waktu
perdarahan 2, Waktu pembekuan 8, SGOT 16. SGPT 13, Glukosa sewaktu 92,
mefenamat 3x500mg
d. Diit
e. Hasil USG
Nadi : 79 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : 36.6c
2 Ds : pasien mengatakan Deficit perawatan Imobilisasi
belum mampu diri
membersihakna diri
sendiri
Do :
- pasien masih
menggunakan baju dri
ruang operasi
3 Ds : pasien mengatakan Resiko infeksi Agen infasif
ada luka operasi pada
pembedahan
perut
Do : terdapat luka tertutup
kasa
3.3 Catatan Perkembangan
Asesment :
- nyeri akut
- deficit perawatan diri
- resiko infeksi
Planning :
Setelah dilakukan tindakan keperawatans
selama 1x10 jam diharapkan :
- nyeri berkurang dengan kriteri hasil :
Menurun - Meringis : Menurun - Sikap
protektif : Sedang
- deficit perawatan diri teratasi degan
kriteri hasil : Mampu melakukan
kegiatan perawatan diri sendiri dalam
tingkat kemampun pasien
- tingkat infeksi Menurun dengan Kriteria
Hasil: - Nyeri : Cukup Menurun -
Drainase Purulen : Cukup Menurun
Implementasi :
- mengobservasi TTV
- mengkaji tingkat nyeri
- menganjurkan mobilisais secara
bertahap duduk dan berjalan
- melakukan perwatan diri
- monitor luka dan tanda-tand infeksi
- berkolaborasi dengan dokter dala
pemerin luka
Evaluasi
- nyeri luka operasi berkuranng skala 4
- pasien sudah diberishkan di ganti
pakaian, mobiliasi miring kanan kiri
- tidak ada tanda-tanda infeksi, luka
bagus, rembes
10/07/202 Subjekifif : Pasien BLPL Rini
0 Pasien mengatakan nyeri luka operasi sudah TUTD nuryani
Jam 22.00 berkurang, skala 2, sudah bekajar belajar ke
kamar mandi, flatus (+) BA spontan (+)
Objektif :
Ku sedang, kes cm, gcs 15, crt < 2 derik,
akral hangat, nadi kuat, mukosa bibir
lembab, turgor kult elastis, TD
112/80mmhg, nadi 81x/menit, RR
19x/menit, suhu 36.6, skala nyeri 2, pasien
terpasang stopper, sudah tidak terpasang
kateter, BAK spontan +, kuning jernih,
terdapat luka tertutup kasa pada daerah
perut. Mobilisasi berjalan (+)
Assessment :
Nyeri akut
Deficit perawatan diri
Planning :
Setelah dilakukan tindakan keperawatans
selama 1x10 jam diharapkan :
- nyeri berkurang dengan kriteri hasil :
Menurun - Meringis : Menurun - Sikap
protektif : Sedang
- tingkat infeksi Menurun dengan Kriteria
Hasil: - Nyeri : Cukup Menurun -
Drainase Purulen : Cukup Menurun
Evaluasi :
- nyeri luka oprasi berkurang skala 2
- sudah dilakukan Ganti verban , luka
bagus +
- pasien sudah bias mandi, sikat gigi
membersihkan diri sendiri di kamar
mandi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kista Ovarium adalah sebuah struktur tidak normal yang berbentuk seperti kantung
yang bisa tumbuh dimanapun dalam tubuh. Kantung ini bisa berisi zat gas, cair, atau
setengah padat. Dinding luar kantung menyerupai sebuah kapsul. (Andang, 2013) Kista
ovarium biasanya berupa kantong yang tidak bersifat kanker yang berisi material cairan
Kista ovarium diketahui bahwa rata-rata perasaan wanita ketika mengetahui dia
memiliki kista ovarium adalah takut dan sedih, sedangkan ketika melakukan operasi kista
perasaan mereka adalah pasrah dan takut. Oleh karena itu perlu dilakukan Analisi
Pencegahan dan Penanganan Ovarian Cysts pada Organ Reproduksi Wanita Ditinjau dari
Pola Makan Pasien sebagai upaya edukasi kepada wanita Indonesia untuk bisa
memperbaiki gaya hidup, salah satunya pola makan, menjadi lebih baik dan lebih sehat,
4.3 Saran
2. Bagi institusi
Institusi sebagai tempat melakukan asuhan keperawatan diharapkan hasil makalah ini
dijadikan sebagai acuhan dalam melakukan asuhan keperawatan pada pesian dengan
apendisitis
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, M, Baziad, A, Prabowo, RP. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta, 2011
Eriyanti, D. (2016). Prevalensi Kista Ovarium di RSUP Haji Adam Malik Medan Periode Januari
2012 – Desember 2013, 2012–2013.
Sutoto J. S. M., Tumor Jinak pada Alat-alat Genital dalam Buku Ilmu Kandungan. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodihardjo, Jakarta. 2015.