Oleh :
DITA AYUHANA
1930015
Laporan pendahuluan pada pasien dengan Kista Ovarium di Poli Obgyn RSUD
Dr. Saiful Anwar Malang yang dilakukan oleh :
NIM : 1930015
Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktik Profesi Ners
Departemen Maternitas, yang dilaksanakan pada tanggal 30 Desember 2019 – 03
Januari 2020, yang telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
(.............................................) (.............................................)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring meningkatnya ilmu pengetahuan di Indonesia, berkembang pula
upaya peningkatan pelayanan kesehatan terhadap wanita yang semakin
membaik. Sarana dan prasarana di pelayanan kesehatan menunjang
terdeteksinya penyakit wanita yang bermacam-macam, termasuk penyakit
ginekologi. Berbagai macam penyakit sistem reproduksi yang memiliki efek
negatif pada kualitas kehidupan wanita dan keluarganya dengan gejala salah
satunya gangguan menstruasi seperti menarche yang lebih awal, periode
menstruasi yang tidak teratur, panjang siklus menstruasi yang pendek, paritas
yang rendah, dan riwayat infertilitas (Heffner & Danny, 2008).
Selama tahap kehidupan, massa yang biasanya disebabkan oleh kista
ovarium fungsional, neoplasma ovarium jinak, atau perubahan pasca infeksi
pada tuba fallopii (Heffner & Danny, 2008). Kista ovarium yang bersifat
ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker ovarium merupakan penyebab
kematian dari semua kanker ginekologi. Di Amerika Serikat pada tahun 2001
diperkirakan jumlah penderita kanker ovarium sebanyak 23.400 dengan angka
kematian sebesar 13.900 orang. Tingginya angka kematian karena penyakit ini
sering tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan, sehingga tidak diketahui
dimana sekitar 60% - 70% penderita datang pada stadium lanjut. Maka
penyakit ini disebut juga silent killer. Angka kejadian kanker ovarium di
Indonesia belum diketahui secara pasti karena pencatatan dan pelaporan di
negeri kita kurang baik. Sebagai gambaran di RSU, kanker Dharmais
ditemukan penderita kanker ovarium sebanyak 30 kasus setiap tahun. Studi
epidemologi menyatakan beberapa faktor resiko nullipara, melahirkan pertama
kali pada usia di atas 35 tahun dan wanita yang mempunyai keluarga dengan
riwayat kehamilan pertama terjadi pada usia di bawah 25 tahun. Penggunaan
pil kontrasepsi dan menyusui akan menurunkan kanker ovarium sebanyak 30–
60%.
Penanganan dan pengobatan kanker ovarium yang telah dilakukan dengan
prosedur yang benar namun hasil pengobatannya sampai saat ini belum begitu
ada manfaatnya termasuk pengobatan yang dilakukan di pusat kanker
terkemuka di dunia sekalipun. Sebagai perawat dalam menangani masalah
klien dengan kista ovarium atau kanker ovarium maka perlu memperhatikan
aspek biopsikososialspiritual dalam pemberian asuhan keperawatannya,
sehingga hal ini yang menarik penulis untuk membahas asuhan keperawatan
pada klien dengan kista ovarium.
1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan Kista
Ovarium.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi dari Kista Ovarium.
2. Untuk mengetahui anatomi fisiologi dari Kista Ovarium.
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari Kista Ovarium.
4. Untuk mengetahui etiologi dari Kista Ovarium.
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Kista Ovarium.
6. Untuk mengetahui patofisiologi dari Kista Ovarium.
7. Untuk mengetahui komplikasi dari Kista Ovarium.
8. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari Kista Ovarium.
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Kista Ovarium.
10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan Kista Ovarium.
BAB 2
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat
tumbuh di mana saja dan jenisnya bermacam-macam, Kista adalah suatu
bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau
bahan setengah cair, kista ovarium merupakan suatu pengumpulan
cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium. Cairan yang
terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari
lapisan terluar dari ovarium, kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang
berlebihan/abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista
ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh
hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005).
2.2 Anatomi Fisiologi
Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakang
tuba falopii. Dua ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian
messovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi
dinding pelvis lateral kira-kira setinggi spina illiaka anterior superior, dan
ligamentum ovarii propium, yang mengikat ovarium ke uterus. Pada
palpasi,ovarium dapat digerakkan. Ovarium memiliki asal yang sama
(homolog) dengan testis pada pria.
Ukuran dan bentuk ovarium menyerupai sebuah almond berukuran besar.
Saat ovulasi, ukuran ovarium dapat berubah menjadi dua kali lipat
untuk sementara. Ovarium yang berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang
padat dan sedikit kenyal. Sebelum menarche, permukaan ovarium licin.
Setelah maturasi seksual, luka parut akibat ovulasi dan ruptur folikel yang
berulang membuat permukaan nodular menjadi kasar. Ovarium terdiri dari
dua bagian:
1. Korteks Ovari
a. Mengandung folikel primordial
b. Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel degraf
c. Terdapat korpus luteum dan albicantes
2. Medula Ovari
a. Terdapat pembuluh darah dan limfe
b. Terdapat serat saraf
Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi
hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum
primordial (primitive). Di antara interval selama masa suburnya (umumnya
setiap bulan), satu atau lebih ovum matur dan mengalami ovulasi. Ovarium
juga merupakan tempatutama produksi hormone seks steroid (estrogen,
progesterone, dan androgen) dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan dan fungsi wanita normal.
2.3 Klasifikasi
Menurut Nugroho (2010), klasifikasi kista ovarium adalah :
1. Tipe Kista Normal
Kista fungsional ini merupakan jenis kista ovarium yang paling
banyak ditemukan. Kista ini berasal dari sel telur dan korpus luteum,
terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi yang normal. Kista
fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa subur,
untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh
sperma. Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan
akan hilang saat menstruasi. Kista fungsional terdiri dari : kista folikel
dan kista korpus luteum. Keduanya tidak mengganggu, tidak
menimbulkan gejala dan dapat menghilang sendiri dalam waktu 6 – 8
minggu.
2. Tipe Kista Abnormal
a. Kistadenoma
Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur.
Biasanya bersifat jinak, namun dapat membesar dan dapat
menimbulkan nyeri.
b. Kista coklat (endometrioma)
Merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya. Disebut kista
coklat karena berisi timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman.
c. Kista dermoid
Merupakan kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit,
kuku, rambut, gigi dan lemak. Kista ini dapat ditemukan di kedua
bagian indung telur. Biasanya berukuran kecil dan tidak menimbulkan
gejala.
d. Kista endometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang
berada di luar rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan
tumbuhnya lapisan endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan
nyeri hebat, terutama saat menstruasi dan infertilitas.
e. Kista hemorhage
Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga
menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut bagian bawah.
f. Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein yang
sesungguhnya, umumnya berasal dari korpus luteum haematoma.
B. Diagnosa Keperawatan
Herdman (2011), kemungkinan diagnosa yang muncul pada pasien
dengan kista ovarium adalah :
1. Nyeri akut b.d tekanan saraf sel tumor
2. Ansietas b.d kurangnya pengetahuan
3. Resiko infeksi b.d imunitas tubuh menurun
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan / Masalah Rencana keperawatan
Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri akut berhubungan dengan: NOC : NIC :
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, Pain Level, Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
psikologis), kerusakan jaringan pain control, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
DS: comfort level presipitasi
- Laporan secara verbal Setelah dilakukan tinfakan Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
DO: keperawatan selama …. Pasien tidak Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
- Posisi untuk menahan nyeri mengalami nyeri, dengan kriteria hasil: dukungan
- Tingkah laku berhati-hati Mampu mengontrol nyeri (tahu Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
- Gangguan tidur (mata sayu, penyebab nyeri, mampu suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
tampak capek, sulit atau gerakan menggunakan tehnik nonfarmakologi Kurangi faktor presipitasi nyeri
kacau, menyeringai) untuk mengurangi nyeri, mencari Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
- Terfokus pada diri sendiri bantuan) Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi,
- Fokus menyempit (penurunan Melaporkan bahwa nyeri berkurang distraksi, kompres hangat/ dingin
persepsi waktu, kerusakan dengan menggunakan manajemen Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ……...
proses berpikir, penurunan nyeri Tingkatkan istirahat
interaksi dengan orang dan Mampu mengenali nyeri (skala, Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri,
lingkungan) intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi
- Tingkah laku distraksi, contoh : Menyatakan rasa nyaman setelah ketidaknyamanan dari prosedur
jalan-jalan, menemui orang lain nyeri berkurang Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik
dan/atau aktivitas, aktivitas Tanda vital dalam rentang normal pertama kali
berulang-ulang) Tidak mengalami gangguan tidur
- Respon autonom (seperti
diaphoresis, perubahan tekanan
darah, perubahan nafas, nadi dan
dilatasi pupil)
- Perubahan autonomic dalam
tonus otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke kaku)
- Tingkah laku ekspresif (contoh :
gelisah, merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu makan
dan minum