Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN KISTA OVARIUM

MAKALAH

Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas II

Program Studi Ilmu Keperawatan Reg-A1 Semester 5

Dosen Pengampu :
Ns. Meta Nurbaiti, S.Kep.,M.Kes
Ns. Sutrisari Sabrina Nainggolan, S.Kep.,M.Kes.,M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 2 :


1. Risi Terisakti 19.14201.30.05
2. Nur Wahyuni 19.14201.30.10
3. Hapidz Nurrahman 19.14201.30.20

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Kista Ovarium”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas IIpada Jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan.
Penyusun malakah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ns. Meta Nurbaiti, S.Kep.,M.Kes, selaku dosen penangung jawab mata kuliah
Keperawatan Maternitas II
2. Ns. Sutrisari Sabrina Nainggolan, S.Kep.,M.Kes.,M.Kep, selaku dosen tim
penangung jawab mata kuliah Keperawatan Maternitas II
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Kami Penulis juga menerima segala kritikan dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Palembang, 23 Oktober 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................
1.3 Tujuan..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ...............................................................................................
2.2 Anatomi Fisiologi ...............................................................................
2.3 Etiologi................................................................................................
2.4 Klasifikasi............................................................................................
2.5 Manifestasi Klinis................................................................................
2.6 Patofisiologi.........................................................................................
2.7 Tanda Dan Gejala................................................................................
2.8 Komplikasi..........................................................................................
2.9 Pemerikasaan Penunjang.....................................................................
2.10 Penatalaksanaan Medis......................................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN


3.1. Pengkajian .........................................................................................
3.2 Diagnosa Keperawatan .......................................................................
3.3 Intervensi ............................................................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..........................................................................................
4.2 Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kista merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi di bagian mana
saja dari tubuh.Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk.Tipe kista
ovarium yang paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya terbentuk
selama siklus menstruasi normal.Setiap bulan, ovarium seorang wanita tumbuh kista
kecil yang menahan sel telur.Ketika sebuah sel telur matur, kantung membuka untuk
mengeluarkan sel telur, sehingga dapat berjalan melewati tuba falopii untuk melakukan
fertilisasi.Kemudian kantung pecah.Salah satu tipe dari kista fungsional, ada yang
dinamakan kista folikular, kantung ini tidak terbuka untuk mengeluarkan sel telur tapi
terus tumbuh. Kista tipe ini biasanya akan menghilang setelah satu sampai tiga bulan.
Kista korpus luteum, bentuk lain dari kistafungsional, terbentuk apabila kantung kista
ini tidak menghilang. Malahan kantung kista menutup lagi setelah sel telur dikeluarkan.
(Wiknjosastro, 2007)

Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium.Kanker ovarium
merupakan pembunuh yang diam-diam (silent killer).Karena, memang seringkali
penderita tidak ada perasaan apa-apa. Kalaupun terjadi keluhan biasanya sudah lanjut
misalnya: sering kembung, teraba massa atau ada benjolan di perut bagian bawah,
gangguan pencernaan, danlainlain.Sampai sekarang belum ada cara deteksi dini yang
sederhana untuk memeriksa adanyakeganasan ovarium itu. Sekarang ini yang bisa
dipakai masih menggunakan USG, tetapi itu agak sulit kalau diterapkan secara massal
karena biayanya cukup mahal.Berbeda halnya dengan kanker serviks yang bisa
dideteksi dini dengan papsmear.(Moeloek FA,2006)
Orang yang menggunakan pil KB risiko terjadinya kanker ovarium bisa lebih
kecil.Karena kanker ovarium itu terjadi apabila ovarium aktif mengalami pertumbuhan
folikel.Tapi dengan menggunakan kontrasepsi hormonal terutama pil KB, proses itu
pada ovarium ditekan, sehingga risikonya terjadi keganasan pada ovarium
menurun.Kista ovarium ini bisa juga terjadi pada anakanak, bahkan ketika masih bayi,
pada remaja sampai orang tua. Tetapi kebanyakan dialami wanita berusia di atas 40
tahun.Bahkan, pada bayi dalam kandungan bisa ditemukan kista ovarium.Pada ibu
hamil yang terdapat kistaneoplasti, bila menutupi jalan lahir kistanya bisa dioperasi
saat hamil. Tetapi jika kistanya tidak menutupi jalan lahir, kista dapat dioperasi setelah
melahirkan.(Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004)

1.2 Rumusan Masalah


1. Definisi Kista Ovarium?
2. Anatomi fisiologi kista ovarium?
3. Apa Etiologi kista ovarium?
4. Apa sajakah klasifikasi kista ovarium?
5. Bagaimana manifestasi klinis kista ovarium?
6. Bagaimana Pathofisiologi kista ovarium?
7. Apa saja tanda dan gejala kista ovarium?
8. Apa komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan kista ovarium?
9. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada klien dengan kista
ovarium?
10. Apa penatalaksaan medis kista ovarium?
11. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien dengan kista ovarium?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Definisi Kista Ovarium
2. Mengetahui Anatomi fisiologi kista ovarium
3. Mengetahui Apa Etiologi kista ovarium
4. Mengetahui Apa sajakah klasifikasi kista ovarium
5. Mengetahui Bagaimana manifestasi klinis kista ovarium
6. Mengetahui Bagaimana Pathofisiologi kista ovarium
7. Mengetahui Apa saja tanda dan gejala kista ovarium
8. Mengetahui Apa komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan kista ovarium
9. Mengetahui Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada klien
dengan kista ovarium
10. Mengetahui penatalaksaan medis kista ovarium
11. Mengetahui Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien dengan kista ovarium
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di
mana saja dan jenisnya bermacam-macam (Jacoeb, 2007).Kista adalah suatu bentukan
yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau bahan setengah cair
(Soemadi, 2006).
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur
atau ovarium.Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk
dari lapisan terluar dari ovarium (Agusfarly, 2008).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium
yang membentuk seperti kantong.Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang
dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk.
2005)

2.2 Anatomi Fisiologi


Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba
falopii.Dua ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian messovarium
ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-
kira setinggi spina illiaka anterior superior, dan ligamentum ovarii propium, yang
mengikat ovarium ke uterus. Pada palpasi,ovarium dapat digerakkan.Ovarium memiliki
asal yang sama (homolog) dengan testis pada pria. Ukuran dan bentuk ovarium
menyerupai sebuah almond berukuran besar.Saat ovulasi, ukuran ovarium dapat
berubah menjadi dua kali lipat untuk sementara.Ovarium yang berbentuk oval ini
memiliki konsistensi yang padat dan sedikit kenyal.Sebelum menarche, permukaan
ovarium licin.Setelah maturasi seksual, luka parut akibat ovulasi dan ruptur folikel
yang berulang membuat permukaan nodular menjadi kasar. Ovarium terdiri dari dua
bagian:
1. Korteks Ovarii
a. Mengandung folikel primordial
b. Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel degraf
c. Terdapat korpus luteum dan albicantes
2. Medula Ovarii
a. Terdapat pembuluh darah dan limfe
b. Terdapat serat saraf
Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi
hormon.Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum
primordial (primitive).Di antara interval selama masa suburnya (umumnya setiap
bulan), satu atau lebih ovum matur dan mengalami ovulasi.Ovarium juga merupakan
tempatutama produksi hormone seks steroid (estrogen, progesterone, dan androgen)
dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi
wanita normal.

2.3 Etiologi
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya akan
menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler
merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan.Kista jenis ini terbentuk oleh karena
pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol.Folikel adalah suatu rongga cairan
yang normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur
ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada
beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian yang
nantinya akan menjadi kista. Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah
yang keluar akibat dari perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium.Pada
beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan
gigi.Kista jenis ini disebut dengan Kista Dermoid.
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti tapi ada beberapa factor pemicu
yaitu :
1. Gaya hidup tidak sehat. Diantaranya :
a. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
b. Zat tambahan pada makanan
c. Kurang olah raga
d. Merokok dan konsumsi alkohol
e. Terpapar dengan polusi dan agen infeksius
f. Sering stress
g. Zat polutan
2. Faktor genetik
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang
disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang
bersifat karsinogen polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi,
protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.

2.4 Klasifikasi
1. Kista folikel
Kista folikel berkembang pada wanita muda wanita muda sebagian akibat
folikel de graft yang matang karena tidak dapat meyerap cairan setelah ovulsi.kista
ini bisanya asimptomotik keculi jika robek.dimana kasus ini paraf jika tedapat nyeri
pada panggul.jika kista tidak robek,bisanya meyusut setelah 2-3 siklus menstrusi.
2. Kista corpus luteum
Terjadi setelah ovulasi dan karena peningkatan sekresi dari progesterone akibat
dari peningkatan cairan di korpus luteum ditandai dengan nyeri, tendenderness pada
ovari, keterlambatan mens dan siklus mens yang tidak teratur atau terlalu panjang.
Rupture dapat mengakibatkan haemoraghe intraperitoneal. Biasanya kista corpus
luteum hilang dengan selama 1-2 siklus menstruasi.
3. Syndroma rolycystik ovarium
Terjadi ketika endocrine tidak seimbang sebagai akibat dari estrogen yang
terlalu tinggi, testosoron dan luteinizing hormone dan penurunan sekresi fsh. Tanda
dan gejala terdiri dari obesitas, hirsurism (kelebihan rambut di badan) mens tidak
teratur, infertelitas.
4. Kista Theca- lutein
Biasanya bersama dangan mola hydatidosa. Kista ini berkembang akibat
lamanya stimulasi ovarium dari human chorionik gonadotropine( HCG ).
( Lowdermik,dkk. 2005:273).
2.5 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis kista ovarium menurut Nugrihi (2010:104), kebanyakan
wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki gejala sampai periode tertentu.
Namun beberapa orang dapat mengalami gejala ini :
1. Nyeri saat menstruasi
2. Nyeri di perut bagian bawah
3. Nyeri saat berhubungan seksual
4. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki
5. Terkadang disertasi nyeri saat berkemih atau BAB
6. Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang keluar banyak

2.6 Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut
Folikel de
Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan
melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada
saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi
fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara
progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista ovari yang berasal dari
proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa
folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista thecalutein.Kista tersebut dapat
distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.Kista fungsional multiple dapat
terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang
berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan
choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg
menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas,
induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang
clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila
disertai dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol
dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak.Neoplasia yang ganas dapat berasal
dari semua jenis sel dan jaringan ovarium.Sejauh ini, keganasan paling sering berasal
dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial.Jenis kista
jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous.
Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah
tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germcel tumor dari germ sel
primordial. Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik.Pada
sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik
berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.
2.7 Tanda Dan Gejala
Seperti pada penyakit ganas, tumor ovarium dapat tumbuh dengan tenang dan jarang
penyebab gejala sampai setelah mencapai ukuran besar. Ketika tumor berkembang akan
terjadi distensi abdominal. Pengaruh berat tekanan terhadap usus dan kandung
kemih.Pertumbuhan tumor ovarium dapat memberikan gejala karena besarnya, terdapat
perubahan hormonal atau penyulit yang terjadi.Tumor jinak ovarium diameternya kecil
sering ditemukan secara kebetulan dan tidak memberikan gejala klinik yang berarti.
Sebagian besar tanda dan gejala adalah akibat dari :
1.Gejala akibat pertumbuhan
a) Menimbulkan rasa berat di abdomen bagian bawah
b) Mengganggu miksi atau defekasi
c) Tekanan tumor dapat menimbulkan konstipasi atau edema pada tungkai
bawah
2. Gejala akibat perubahan hormonal
a) Aminorea
b) Oligominorea
c) Infertilities

3. Gejala klinik akibat komplikasi yang terjadi pada tumor


a) Perdarahan ke dalam kista (intra tumor)
Bila terjadi perdarahan dalam jumlah yang banyak dapat menimbulkan nyeri
abdomen mendadak dan memerlukan tindakan cepat. b) Robek dinding kista
Pada torsi tangkai kista ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista
tumpah ke dalam ruang abdomen.
c) Degenerasi ganas kista ovarium
Keganasan kista ovarium sering dijumpai :
a. Kista pada usia sebelum menarche
b. Kista pada usia diatas 48 tahun
d) Sindrome Meigs
Sindrom yang ditemukan oleh meigs menyebutkan terdapat fibroma
ovari, acites dan hidrothorak dengan tindakan operasi fibroma ovari maka
sindroma akan menghilang dengan sendirinya.
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya
sedikit nyeri yang tidak berbahaya.Tetapi ada pula kista yang berkembang
menjadi besar dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak
bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan
keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar
rahim) atau kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau
perubahan ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-
gejala berikut mungkin muncul bila anda mempunyai kista ovarium :
1) Perut terasa penuh, berat, kembung
2) Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
3) Haid tidak teratur
4) Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke
punggung bawah dan paha.
5) Nyeri sanggama
6) Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat
hamil.
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan
kesehatan segera:
1. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba
2. Nyeri bersamaan dengan demam
3. Rasa ingin muntah

2.8 Komplikasi
Menurut manuaba ( 1998:417 ) komplikasi dari kista ovarium yaitu :
1. Perdarahan intra tumor
Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan
memerlukan tindakan yang cepat.
2. Perputaran tangkai
Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen.
3. Infeksi pada tumor
Menimbulkan gejala: badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu aktifitas
seharihari.
4. Robekan dinding kista
Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah
kedalam rungan abdomen.
5. Keganasan kista ovarium
Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45 tahun.

2.9 Pemeriksaan Penunjang


Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan:
1. Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan
untuk mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi
(ultrasound) yang menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran
rahim dan ovarium di layar monitor.Gambaran ini dapat dicetak dan
dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu
mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat.Kista
berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut.
2. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui
pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, menghisap
cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi.
3. Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.
4. Foto Rongent
Berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks, selanjutnya pada kista
dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi pada kista.

2.10 Penatalaksanaan Medis


1. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan
bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
2. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan
menghilangkan kista.
3. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista
ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen
dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang
diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada
distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan
gurita abdomen sebagai penyangga.
4. Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan
pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan
seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi napas dalam,
informasikan tentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda – tanda
infeksi, perawatan insisi luka operasi.

( Lowdermilk.dkk. 2005:273 ).
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Data Subjektif
1) Biodata
Umur penderita cystoma ovarii rata-rata antara 30-60 th. Pendidikan
dan tingkat sosial ekonomi yang rendah cenderung terkena cystoma
ovarii.(Hanifa, 2005. Hal 381)
2) Keluhan Utama
Terdapat benjolan di bawah perut. Ada yang terletak di depan uterus
dapat menekan kandung kemih dan dapat menimbulkan gangguan
nmiksi. (Prawirohardjo, 2005:347)
3) Riwayat Kesehatan
4) Riwayat kesehatan yang lalu
Pernah menderita penyakit PMS (Penyakit menular seksual)
Penyakit yang berhubungan, (andiloma akuminota, gonorea, adnexitis)
(Hanifa, hal 382)
5) Riwayat penyakit
Terdapat benjolan di bagian perut, nyeri abdomen, dismenorea.
6) Riwayat penyakit keluarga
Adanya faktor heredier, karena prematuritas sering dijumpai pada
suatu keluarga tertentu
7) Riwayat Perkawinan
Menikah lebih dari satu kali, sering berganti-ganti pasangan
(multipartner)
8) Riwayat KB
Pemakaian KB IUD diduga mempunyai hubungan dengan cystoma
ovarium
9) Pola kebiasaan sehari-hari
10) Pola nutrisi
Kystoma ovarii dapat terjadi penurunan nafsu makan
11) Pola Eliminasi
Gangguan pada miksi akibat pembesaran cystoma ovarii dan dapat
terjadi gangguan defekasi Prawirohardjo, 2005:347
Istirahat
Tumor ovarii dapat menyebabkan nyeri abdomen hipermenoria dan
arhenoblastoma dapat menebabkan amenorea yang mengganggu
istirahat.
12) Aktifitas
Terganggu akibat rasa nyeri yang timbul
(Prawirohardjo, 2005:342)
2. Data Objektif
1) Keadaan umum baik bila tumor ovary masih kecil tidak menimbulkan
gangguan atau keluhan bila klien mengalami nyeri.
Suhu : Dapat normal maupun mengalami peningkatan apabila terjadi
infeksi pada tumor
Nadi : Biasanya bila tenang tidak ada penurunan tekanan
Pernafasan : Dapat mengalami peningkatan sehubungan dengan gejala
sekunder yaitu sesak nafas karena adanya sirkulasi O2 dalam darah
berkurang sehubungan dengan penurunan kadar Hb karena adanya
pendarahan.
(Prawirohardjo, 2005:349)
2) Pemeriksaan Fisik
Muka : Pada pasien pada Gynekologis dengan perdarahan banyak pada
konjungtiva tampak anemis.
Abdomen : Teraba adanya masa abnormal pada perut bagian bawah
konsisten keras Bentuk tidak teratur, gerakan bebas tidak sakit tapi
kadang-kadang ditemui nyeri. Terdapat benjolan pada perut bagian
bawah/ rongga panggul
Genetalia : Dapat terjadi pengeluaran darah pervagina kadang
seelumnya terdapat keputihan yang lama.
Anus : Akan timbula hemoroid, luka dna varises pecah karena keadaan
obstipasi akibat penekannan kista ovarii pada remtum.
Ekstermirtas : Penekanan pada pembuluh darah dan pembuluh limfe
dari panggul dapat menyebabkan odem tungkai.

(Hanifa, 2005:391)
3)Pemeriksaan Penunjang
a. USG abdominal dapat membantu dan menegakkan dugaan klinis
b. Pemeriksaan Laboratorium
i.Hb akan terjadi penurunan apabila desertai perdarahan yang
hebat c.Terapi
i.Pengobatan operasi : Pengangkatan tumor ovarii\um
ii.Pengobatan operatif : Histerektomi dan salpingoooforektomi bilateral
(Prawirohardjo, 2005:349)

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan rasa nyaman : nyeri abdomen berhubungan dengan insisi pada
abdomen
2. Resiko infeksi daerah operasi berhubungan dengan perawatan luka operasi yg
kurang adequat.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangakatan bedah kulit.
( jaringan, perubahan sirkulasi).
4. Gangguan eliminasi urine (retensio)berhubungan dengan penekanan oleh
massa jaringan neoplasma pada daerah sekitarnya, gangguan
sensorik/motorik.
5. Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya.
6. Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh berhubungan dengan perdarahan
pervaginam berlebihan.
7. Ganguan konsep diri berhubungan dengan kekawatiran tentang
ketidakmampuan memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan, akibat
pada hubungan seksual.
3.3 Intervensi
 Diagnosa I
Gangguan rasa nyaman : nyeri abdomen berhubungan dengan insisi pada abdomen.
Tujuan : rasa nayaman terpenuhi
Kriteria hasil : skala nyeri 0, pasien mengungkapkan berkurangnya rasa nyeri,
tanda-tanda vital normal.

INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji tingkat dan intensitas nyeri. a. Mengidentifikasi lingkup masalah.
b. Atur posisi senyaman mungkin. b. Menurunkan tingkat ketegangan pada
c. Kolaborasi untuk pemberian obat analgetik. daerah nyeri.
d. Ajarkan dan lakukan telhnik relaksasi. c. Menghilangkan rasa nyeri.
d. Merelaksasi otot-otot tubuh.

 Diagnosa II
Resiko infeksi daerah operasi berhubungan dengan perawatan luka operasi yg
kurang adequat.
Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi (TTV normal, tidak ada peningkatan
leukosit).
INTERVENSI RASIONAL
a. pantau dan observasi terus tentang a. deteksi dini tentang terjadi nya infeksi yang
keadaan luka operasi. lebih berat.
b. Lakukan perawatan luka operasi secara b. Menekan sekecil mungkin
aseptik dan antiseptik. sumber penularan eksterna.
c. Kolaborasi dalam pemberian antibiotik. c. Membunuh mikro organisme
secara rasional.

 Diagnosa III
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah kulit.( jaringan,
perubahan sirkulasi).
Tujuan : Tidak terjadi kerusakan kulit yang berat.
Kriteria hasil : kulit tidak terlihat berwarna merah
INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji balutan / untuk karakteristik a. Untuk melihat terjadi nya kerusakan kulit
drainase, kemerahan dan nyeri pada setelah operasi.
insisi dan lengan.
b. Tempatkan pada posisi semi fowler b. Untuk mengurangi rasa nyeri yang di
pada punggung / sisi yang tidak sakit rasakan pasien.
dengan lengan tinggi dan disokong
dengan bantal.
c. Jangan melakukan pengukaran TD, c. Agar tidak terjadi kerusakan dan nyeri yg
menginjeksikan obat / memasukan IV lebih kuat.
pada lengan yang sakit.

 Diagnosa IV
Ganguan eliminasi urine (retensio)berhubungan dengan penekanan oleh massa
jaringan neoplasma pada daerah sekitarnya, gangguan sensorik/motorik.
Tujuan : pola eliminasi urine kembali
normal Kriteria hasil :
Klien memehami terjadinya retensi urine
Klien bersedia melakukan tindakan untuk mengurangi retensi urine.

INTERVENSI RASIONAL
a. Catat pola miksi dan monitor a. Melihat perubahan pola eliminasi urine.
pengeluaran urine.
b. Lakukan palpasi pada kandung kemih, b. Menentukan tingkat nyeri yang dirasakan
observasi adanya ketidaknyamanan dan oleh klien.
rasa nyeri.
c. Anjurkan klien untuk merangsang miksi
dengan pemberian air hangat, mengatur c. Mencegah terjadinya retensi.
posisi.
d. Periksa semua urine, catat adanya
keluaran batu dan kirim kelaboratorium d. Mengetahui seberapa banyak urine yang
untuk analisa data. dikeluarkan dan mengetahui dalam urine
e. Dorong klien untuk meningkatkan adanya batu atau tidak.
pemasukan cairan.
e. Mendorong urine untuk keluar.

 Diagnosa V
Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang penyakit dan penatalaksanaannya.
Tujuan : Pasien mengetahui tentang efek sawing dari operasinya.
Kriteria hasil : Pasien menyatakan memahami tentang kondisinya.
INTERVENSI RASIONAL

a. Kaji ulang tingakt pemahaman pasien a. Mengetahui sejauh mana pemahaman


tentang penyakitnya. pasien tentang apa yang dijelaskan.
b. Dorong klien untuk mengungkapkan b. Dengan cara ini akan membantu
pikiran dan perasaannya. mengurangi cemas klien.
c. Berikan informasi tentang penyakitnya, c. Membantu klien dalam memahami
prognosis, dan pengobatan tentang penyakitnya.
secara prosedur secara jelas d. Respon fisik akan menggambarkan
d. dan akurat. tingkat kecemasan klien.
Monitor tanda-tanda vital. e. Mengetahui tingkat
b. kecemasan pasien.
Minta pasien untuk memberi umpan
balik tentang apa yang telah terjadi.
 Diagnosa VI
Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh berhubungan dengan perdarahan pervaginam
berlebihan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam tidak terjadi
kekurangan volume cairan tubuh.
Kriteria hasil :
Tidak ditemukan tanda-tanda kekurangan cairan.
Tanda-tanda vital dalam batas normal.

INTERVENSI RASIONAL

a. Kaji tanda-tanda kekurangan cairan. a. Mengetahui lebih awal apabila


b. Pantau masukan urine dan haluaran urine. kekurangan cairan.
c. Monitor TTV. b. Mengetahui keseimbangan antara input
dan output.
d. c. Dari hasil observasi TTV akan diketahui
Observasi perdarahan.
bila kekurangan cairan.
e. d. Mengetahui seberapa banyak darah yang
Kolaborasi pemberian cairan parenteral keluar.
e. Membatu mencegah kekurangan cairan
tubuh.

 Diagnosa VII
Ganguan konsep diri berhubungan dengan kekawatiran tentang ketidakmampuan
memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan, akibat pada hubungan
seksual.
Tujuan : tidak terjadi gangguan konsep diri.
Kriteria hasil :
Klien dapat menerima kondisinya
Klien tenang

INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji sejauh mana rasa khawatir klien. a. Mengetahui sejauh mana rasa khawatir
b. Beri kesempatan klien untuk klien.
mengungkapkan perasaannya b. Supaya mengurangi beban klien.
c. Lakukan prosedur perawatan yang tepat
sehingga tidak terjadi komplikasi berupa c. Gangguan konsep diri diri tidak bertambah.
cacat fisik .

d. Beri support mental dan ajak keluarga


dalam memberikan support d. Klien merasa masih ada orang yang masih
peduli sama klien
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa:

Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium


yang membentuk seperti kantong.Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang
dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi.

Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya
akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler
merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan.Kista jenis ini terbentuk oleh
karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol.Folikel adalah suatu rongga
cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi
sel telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun
pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan
carian yang nantinya akan menjadi kista.

Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker
ovarium pada wanita diatas 40 tahun.Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas
namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan
skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium.

4.2 Saran

Dari penjelasan diatas telah diketahui apa itu Kista Ovarium. Maka dari itu
kami berharap sekiranya makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ewawasan kita
tentang penyakit ini. Begitupula dalam penyusunan makalah ini kami sangat
mengharapkan saran ataupun kritikan yang membangun agar kedepannya dalam
penulisan makalah kami bisa menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

A.Price, Sylvia. (2006). Patofisiologi, kosep klinis proses-proses penyakit.Jakarta :


EGC.
Doengoes, Marylinn. E (2000).Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta:EGC
Lowdermilk, Perta. (2005). Maternity Women’s Health Care.Seventh edit.
Mansjoer, Arief dkk.(2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapus.
Manuaba.(2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta:EGC.
Mc Closky & Bulechek.(2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United
States of America:Mosby.
Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of
America:Mosby.
William Helm, C. Ovarian Cysts. (2005). American College of Obstetricians and
Gynecologists
( cited 2005 September 16 ). Available at http://emedicine.com
Winknjosastro, Hanifa. (2005). Ilmu Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
http://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/11/laporan-pendahuluan-kistaovarium.html

Anda mungkin juga menyukai