Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

” ASUHAN KEPERAWATAN KISTA OVARIUM ”

Kelompok 8

2B

Anggota :

Annisa Fitri (183110203)

Lidia Warni (183110219)

Maisya Fadila (183110220)

Ramadani Riska Sucianti (183110227)

Dosen pembimbing :

Ns.Hj.Elvia Metti,M.Kep.Sp.Kep.Mat

PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Asuhan Keperawatan Kista Ovarium”. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Asuhan Keperawatan
Kista Ovarium” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Padang, 24 Februari 2020

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar
Belakang………………………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………
4
C. Tujuan ………………………………………………………………………………….5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian kista ovarium……………………………………………………………..6


B. klasifikasi kista ovarium……………………………………………………………… 7
C. penyebab kista ovarium…………………………………………………………...…. 9
D. manifestasi klinis klien dengan kista ovarium……………………………………..…
11
E. pathofisiologi kista ovarium…………………………………………………………11
F. asuhan keperawatan pada klien dengan kista ovarium………………………………13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................................21
B. Saran.............................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan produksi adalah suatu keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara
utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan system,
fungsi dan proses produksi [Kemenkes (2014) dalam KTI Weni Ari Cunti (2017)]. Kista
ovarium adalah kantungbyang berisi cairan yang terletak di ovarium. Kista ovarium
merupakan kasus umum dalam ginekologi yang dapat terbentuk kapan saja, pada masa
pubertas samapi menoupose juga selama kehamilan [Nugroho (2012) dalam KTI Weni Ati
Cunti (2017)].

Nyeri yang berlebih pada saat haid juga dapat terjadi akibat adanya massa pada organ
reproduksi seperti kista atau tumor. Kista adalah bentuk gangguan adanya pertumbuhan sel-
sel otot polos yang abnormal. Pertumbuhan otot polos abnormal yang terjadi pada ovarium
disebut kista ovarium. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari
pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi (Bobak, Lowdermilk & Jensen. 2005).

Nyeri yang berlebih pada saat haid juga dapat1 terjadi akibat adanya massa pada organ
reproduksi seperti kista atau tumor. Kehamilan tumor ovarii yang dijumpai paling sering
ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat
menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya
kepala kedalam panggul. Oophorektomy adalah operasi pengangkatan dari ovarium
atau indung telur. Tetapi istilah ini telah digunakan secara tradisional dalam penelitian
ilmu dasar yang menggambarkan operasi pengangkatan indung telur (Wiknjosastro, 2005).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian kista ovarium?
2. Bagaimana klasifikasi kista ovarium?
3. Apakah penyebab kista ovarium?
4. Bagaimana manifestasi klinis klien dengan kista ovarium?
5. Bagaimana pathofisiologi kista ovarium?

4
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan kista ovarium?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian kista ovarium
2. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi kista ovarium
3. Untuk mengetahui apakah penyebab kista ovarium
4. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis klien dengan kista ovarium
5. Untuk mengetahui bagaimana pathofisiologi kista ovarium
6. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan kista ovarium

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Kasus Kista Ovarium

1. Pengertian

Kista ovarium merupakan penyakit tumor jinak yang bertumbuh pada indung telur
perempuan. Biasanya berupa kantong kecil yang berbeda dengan penyakit kanker yang berisi
cairan atau setengah cairan [Saydam, 2012 dalam KTI (Weni Ari Cunti) 2017]. Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan ,jiwa,dan social yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara social dan ekonomis pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Kegiatan untuk meningkatkan kesehatan
(promotif), mencegah penyakit (preventif),terapi (kuratif) maupun pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) adalah upaya kesehatan masyarakat (Depkes RI,2011)

Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak menyerang
wanita. .Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakanadanya
pertumbuhan sel sel otot polos pada ovarium yang jinak. Walaupun demikian tidak menutup
kemungkinan untuk menjadi tumor ganas atau kanker.Perjalan penyakit ini sering disebut
silent Killer atau secara diam diam menyebabkan banyak wanita yang tidak menyadari bahwa
dirinya sudah terserang kista ovarium dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat
teraba dari luar atu membesar (Depkes RI,2011).

6
Gambar : Rahim normal dan kiata ovarium
Sumber : http://kistaovarium.org/

2. Klasifikasi
Menurut Nugroho (2010), klasifikasi kista ovarium adalah :
1. Tipe Kista Normal
Kista fungsional ini merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak
ditemukan. Kista ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan
dengan siklus menstruasi yang normal.
Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa
subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh sperma.
Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan hilang saat
menstruasi. Kista fungsional terdiri dari: kista folikel dan kista korpus luteum.
Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan dapat menghilang
sendiri dalam waktu 6 – 8 minggu.

Gambar : kista ovarium fungsional


Sumber : http://kistamioma.com/tag/kista-ovarium-fungsional

7
2. Tipe Kista Abnormal
a. Kistadenoma
Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur. Biasanya
bersifat jinak, namun dapat membesar dan dapat menimbulkan nyeri.
b. Kista coklat (endometrioma)
Merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya. Disebut kista coklat
karena berisi timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman.
c. Kista dermoid
Merupakan kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit,
kuku, rambut, gigi dan lemak. Kista ini dapat ditemukan di kedua bagian
indung telur. Biasanya berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala.
d. Kista endometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada
di luar rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan
endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat, terutama saat
menstruasi dan infertilitas.
e. Kista hemorhage
Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga
menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut bagian bawah.
f. Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein yang
sesungguhnya, umumnya berasal dari korpus luteum haematoma.

Gambar : kista corpus luteum

8
Sumber : http://www.ladycarehealth.com/causes-of-different-ovarian-
cysts/
g. Kista polikistik ovarium
Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan
melepaskan sel telur secara kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium
akan membesar karena bertumpuknya kista ini. Kista polikistik ovarium yang
menetap (persisten), operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista tersebut
agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.

Gambar : kista polikistik ovarium

3. Penyebab Kista Ovarium

Kista ovarium disebabkan oleh gangguan pembentukan hormone pada hipotalamus,


hipofisis dan ovarium. Penyebab lain timbulnya kista ovarium adalah adanya penyumbatan
pada saluran yang berisi cairan karena adanya bakteri dan virus, adanya zat dioksin dan asap
pabrik dan pembakaran gas bermotor yang dapat menurunkan daya tahan tubuh manusia yang
akan membantu tumbuhnya kista, faktor makan-makanan yang berlemak yang
mengakibatkan zat-zat lemak tidak dapat dipecah dalam proses metabolism sehingga akan
meningkatkan resiko timbulnya kista [Mumpuni dan Andang,2013 dalam KTI (Weni Ari
Cunti),2017]. Penyebab penyakit kista ovarium sebagain merupakan kista fungsional ,bersifat
jinak dan dapat menghilang dengan sendirinya ,sebagian memerlukan tindakan khusus antara
lain pengangkatan dengan cara operasi (BCCOG,2011). Penyakit kista ovarium dapat
menyebabkan komplikasi anatara lain indung telur membesar dan menjadi lebih berat dan

9
memicu terjadinya robekan (rupture) ,terpelintir (torsion) yang menyebabkan nyeri
hebat,dysplasia dan sepsis (Salehpour,2013).

Kista ovarium dapat menggangu pembetukan sel telur karena peningkatan hormone androgen
sehingga menggangu pematangan folikel,dengan demikian saat terjadi ovulasi tidak
mengandung sel telur,maka perempuan cendrung menjadi infertile (Ricci,2009).

Menurut [Arif,dkk (2016) dalam KTI (Weni Ari Cunti) 2017] mengatakan pembentukan kista
ovarium terdiri dari :

a. Usia
Umumnya, kista ovarium jinak (tidak bersifat kanker) pada wanita kelompok usia
prodeuktif. Kista ovarium bersifat ganas sangat jarang, akan tetapi setiap wanita yang
memasuki masa menopause (usia 50-70 tahun) lebih beresiko memiliki kista ovarium
ganas .
b. Status Menopouse
Ketika wanita telah memiliki masa menoupose, ovarium dapat menjadi tidak efektif
dan dapat menghasilkan kista akibat tingkat aktifitas wanita menoupose yang rendah
c. Pengobatan Infertilitas
Pengobatan infrttilitas dengan induksi ovulasi dengan gonadotropin (konsumsi obat
keseluruhan). Gonadotropin ysng terdiri dari FSH dan LH dapat menyebabkan kista
berkembang
d. Kehamilan
Pada wanita hamil, kista ovarium dapat terbentuk pada trimester kedua pada puncak
kadar HCG (human chorionic gonadotrpin)
e. Hipotiroid
Hipertiroid merupakan kondisi menurunnya sekresi hormone tiroid yang dapat
menyebabkan kelenjar pituitary memproduksi TSH (thyroid stimulating hormone)
lebih banyak sehingga kadar TSH meningkat. TSH merupakan faktor yang
memfasilitasi perkembangan kista ovarium folikel.
f. Merokok
Kebiasaan merokok juga merupakan faktor resiko untul pertumbuhan kista ovarium
fungsional. Semakin meningkat kista ovarium dan semakin menurun indeks masa
tubuh (BMI) jika seseorang merokok
g. Ukuran masa

10
Kista ovarium fungsional pada umumnya berukuran kurang dari 5 cm dan akan
menghilangkan dalam waktu 4-6 minggu. Sedangkan pada wanita menoupose, kista
ovarium lebih dari 5 cm memiliki kemungkinan besar lersifat ganas.
h. Kadar serum pertanda tumor CA-125
Kadar CA 125 yang meningkat menunjukkan bahwa kista ovarium tersebut bersifat
ganas. Kadar abnormal CA 125 pada wanita pada usia produktif dan menoupose
adalah lebih dari 200 U/ml, sedngkan pada wanita adalah 35 U/ml atau lebih
i. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga menderita kanker ovarium, endometrium, payudara, dan kolon
menjadi perhatian khusus. Semakin banyak jumlah keluarga yang memiliki riwayat
kanker tersebut, semakin dekat tingkat hubungan keluarga, maka semakin besar resiko
seseorang perempuan terkena kista ovarium
j. Konsumsi alcohol
Konsumsi alcohol dapat meningkatkan resiko terbentuknya kista ovarium, karena
alcohol dapat meni ngkatkan kadar estrogen. Kadar estrogen yang meningkat ini dapat
mempengaruhi pertumbuhan folikel.
k. Obesitas
Wanita obesitas (BMI besar sama 30kg/m^2) lebih beresiko terkena kista ovarium
baik jinak maupun ganas. Jaringan lemak memproduksi banyak jenis zat kimia, salah
satunya adalah hormone estrogen, yang dapat mempengaruhi tubuh. Hormone
estrogen merupakan faktor utama dalam terbenruknya kista ovarium

4. Manifestasi Klinis
Menurut [Nugroho (2014) dalam KTI (Weni Ari Cunti) 2017] tanda dan gejala kista
ovarium antara lain :
a. Sering tanpa gejala
b. Nyeri saat menstruasi
c. Nyeri pada baian perit bawah
d. Nyeri saat berhubungan badan
e. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai kaki
f. Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil
g. Siklus menstuasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang keluar banyak

11
Kista ovarium menimbulkan beragam manifestasi klinik pada pasien .Manifestasi klinis
dapat berupa ketidaknyamanan pada abdomen ,sulit buang air kecil,nyeri panggul,dan
nyeri saat bersenggama serta gangguan menstruasi. Adanya gangguan menstruasi ini
menyebabkan masyrakat berpendapat bahwa wanita yang mengalami kista ovarium akan
mengalami kemandulan (infertilitas)

5. Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut
Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm
akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada
saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi
fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara
progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian
secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu
jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein.
Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional
multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap
gonadotropin yang berlebih.
Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan
kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang
disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat
menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol
dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari
semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel
permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa
dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain
dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel
dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang
berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari

12
pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5
mm, seperti terlihat dalam sonogram
6. Diagnosa Keperawatan
1. Preoperasi

a. Nyeri kronis b/d ageninjuri biologi

b. Cemas b/d diagnosis dan rencana pembedahan

c. perdarahan

2. Post operasi

a. Nyeri akut b/d agen injuri fisik

b. Resiko infeksi b/d tindakan invasif dan pembedahan

c. Defisit perawatan diri b.d imobilitas (nyeri paska pembedahan)

7. KONSEP KEPERAWATAN

a. Data Fokus
2. Identitas klien: meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
agama dan alamat, serta data penanggung jawab

3. Keluhan klien saat masuk rumah sakit: biasanya klien merasa nyeri pada
daerah perut dan terasa ada massa di daerah abdomen, menstruasi yang tidak
berhenti-henti.

4. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang: Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri


pada daerah abdomen bawah, ada pembengkakan pada daerah perut,
menstruasi yang tidak berhenti, rasa mual dan muntah.

b. Riwayat kesehatan dahulu: Sebelumnya tidak ada keluhan.

c. Riwayat kesehatan keluarga: Kista ovarium bukan penyakit


menular/keturunan.

13
d. Riwayat perkawinan: Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh
terhadap timbulnya kista ovarium.

e. Riwayat kehamilan dan persalinan: Dengan kehamilan dan


persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk tumbuh/tidaknya
suatu kista  ovarium.

f. Riwayat menstruasi: Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi


digumenorhea dan bahkan sampai amenorhea.

5. Pemeriksaan Fisik: Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah


secara sistematis.
a. Kepala
1) Hygiene rambut
2) Keadaan rambut
b. Mata
1) Sklera: ikterik/tidak
2) Konjungtiva: anemis/tidak
3) Mata: simetris/tidak
c. Leher
1) Pembengkakan kelenjer tyroid
2) Tekanan vena jugolaris.
d. Dada
Pernapasan
1) Jenis pernapasan
2) Bunyi napas
3) Penarikan sela iga
e. Abdomen
1) Nyeri tekan pada abdomen.
2) Teraba massa pada abdomen.
f. Ekstremitas
1) Nyeri panggul saat beraktivitas.
2) Tidak ada kelemahan.
g. Eliminasi, urinasi
1) Adanya konstipasi

14
2) Susah BAK
6. Data Sosial Ekonomi

Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai
tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.

7. Data Spritual

Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.

2. Data Psikologis

Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium


sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut sementara
pada klien dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat maka hal ini akan
mempengaruhi mental klien yang ingin hamil/punya keturunan.

3. Pola kebiasaan Sehari-hari

Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas,


dan tidur karena merasa nyeri

4. Pemeriksaan Penunjang

a. Data laboratorium

1) Pemeriksaan Hb

b. Ultrasonografi

1) Untuk mengetahui letak batas kista.

b. Diagnosa Keperawatan
2. Preoperasi

d. Nyeri kronis b/d ageninjuri biologi

e. Cemas b/d diagnosis dan rencana pembedahan

f. perdarahan

15
3. Post operasi

a. Nyeri akut b/d agen injuri fisik

b. Resiko infeksi b/d tindakan invasif dan pembedahan

c. Defisit perawatan diri b.d imobilitas (nyeri paska pembedahan)

c. Perencanaan

Pre Operasi

DIANGOSA
NO SLKI SIKI
KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri


injuri biologi keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan nyeri pasien berkurang 1. Lakukan pengkajian
nyeri secara
dengan kriteria hasil:
komprehensif termasuk
Tingkat nyeri lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas
a. Keluhan nyeri dan faktor presipitasi
menurun
2. Observasi reaksi
b. Meringis menurun
nonverbal dari
c. Sikap protektif ketidaknyamanan
menurun
d. Gelisah menurun 3. Gunakan teknik
e. Kesulitan tidur komunikasi terapeutik
menurun untuk mengetahui
f. Anoreksia pengalaman nyeri pasien
menurun
4. Kaji kultur yang

16
g. Frekuensi nadi
membaik mempengaruhi respon
h. Tekanan darah nyeri
membaik
5. Evaluasi pengalaman
nyeri masa lampau

6. Evaluasi bersama pasien
v  dan tim kesehatan lain
tentang ketidakefektifan

7. Pilih dan lakukan


penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)

8. Ajarkan tentang teknik


non farmakologi

9. Berikan analgetik untuk


mengurangi nyeri

2. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan asuhan penurunan kecemasan


dengan diagnosis dan keperawatan selama 3x 24 jam
pembedahan diharapakan cemasi terkontrol 1. Gunakan pendekatan yang
menenangkan
dengan kriteria hasil: 2. Nyatakan dengan jelas
harapan terhadap pelaku
Tingkat ansietas:
pasien
1) Verbalisasi lingkungan 3. Jelaskan semua prosedur dan
apa yang dirasakan selama
menurun
prosedur
2) Verbaisasi khawatir akibat 4. Temani pasien untuk
kondisi yang dihadapi memberikan keamanan dan
menurun mengurangi takut
3) Perilaku gelisah menurun 5. Berikan informasi faktual
4) Pucat menurun mengenai diagnosis,
5) Pola tidur membaik tindakan prognosis
6. Dengarkan dengan penuh
6) Perasaan keberdayaan
perhatian
membaik 7. Identifikasi tingkat
kecemasan
8. Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
9. Ajarkan pasien teknik
relaksasi

17
10. Berikan obat untuk
mengurangi kecemasan

3. Perdarahan Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor tanda-tanda


keperawatan selama 3x24 jam perdarahan gastrointestinal
diharapakan pasien menunjukkan 2. Awasi petheciae, ekimosis,
perdarahan dapat diminimalkan perdarahan dari suatu tempat
dengan kriteria hasil: 3. Monitor vital sign
4. Catat perubahan mental
Tingkat perdarahan: 5. Hindari aspirin
1) Kelembaban membaran 6. Awasi HB dan factor
mukosa meningkat pembekuan
2) Hemoptysis menurun 7. Berikan vitamin tambahan
3) Hematemesis menurun dan pelunan feses
4) Hematuria menurun
5) Distensi abdomen
menurun
6) Hemoglobin membaik
7) Tekanan darah membaik

Post operasi

DIANGOSA
NO SLKI SIKI
KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri


injuri fisik keperawatan selama 3x24
jam diharapkan nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri
pasien berkurang dengan secara komprehensif
termasuk lokasi,
kriteria hasil: karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan
Tingkat nyeri
faktor presipitasi
1) Keluhan nyeri
2. Observasi reaksi nonverbal
menurun
dari ketidaknyamanan
2) Meringis menurun
3) Sikap protektif 3. Gunakan teknik komunikasi
menurun terapeutik untuk mengetahui
4) Gelisah menurun pengalaman nyeri pasien
5) Kesulitan tidur
menurun 4. Kaji kultur yang
mempengaruhi respon nyeri
6) Anoreksia

18
menurun
7) Frekuensi nadi 5. Kontrol lingkungan yang
membaik dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
8) Tekanan darah
pencahayaan dan kebisingan
membaik
6. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
v  (farmakologi, non
farmakologi dan inter

personal.

7. Ajarkan tentang teknik non


farmakologi

8. Berikan analgetik untuk


mengurangi nyeri

§ 

2. Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan asuhan Kontrol infeksi


penurunan keperawatan selama 3x 24
pertahanan primer jam diharapakan infeksi 1. Bersihkan lingkungan
terkontrol dengan kriteria setelah dipakai pasien lain
hasil: 2. Pertahankan teknik isolasi
3. Batasi pengunjung bila perlu
1) Kebersihan tangan 4. Instruksikan pada
meningkat pengunjung untuk mencuci
2) Kebersihan badan tangan saat berkunjung dan
meningkat setelah berkunjung
3) Nafsu makan meninggalkan pasien
meningkat 5. Cuci tangan setiap sebelum
4) Kemerahan dan sesudah tindakan
menurun kperawatan
5) Bengkak menurun 6. Gunakan baju, sarung tangan
6) Cairan berbau sebagai alat pelindung
busuk menurun
7) Kadar sel darah        
putih membaik. Proteksi terhadap infeksi

1. Monitor tanda dan gejala


infeksi sistemik dan lokal
2. Monitor kerentanan terhadap
infeksi
3. Batasi pengunjung

19
4. Partahankan teknik aspesis
pada pasien yang beresiko
5. Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
6. Ispeksi kondisi luka / insisi
bedah
7. Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai
resep
8. Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi

        

3. Defisit perawatan Setelah dilakukan asuhan Manajemen perwatan diri


diri b.d imobilitas keperawatan selama 3x24
(nyeri pembedahan) jam diharapakan pasien 1. Kaji keterbatasan pasien
menunjukkan kebersihan dalam perawatan diri
2. Berikan kenyamanan pada
diri dengan kriteria hasil:
pasien dengan
1) Kemampuan mandi membersihkan tubuh pasien
meningkat (oral,tubuh,genital)
2) Kemampuan 3. Ajarkan kepada pasien
ketoilet BAB/BAK pentingnya menjaga
meningkat kebersihan diri
3) Verbalisasi 4. Ajarkan kepada keluarga
keinginan pasien dalam menjaga
melakukan kebersihan pasien
perawatan diri
meningkat
4) Memepertahankan
keberishan diri
meningkat

20
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesehatan produksi adalah suatu keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara
utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan system,
fungsi dan proses produksi [Kemenkes (2014) dalam KTI Weni Ari Cunti (2017)]. Kista
ovarium adalah kantungbyang berisi cairan yang terletak di ovarium. Kista ovarium
merupakan kasus umum dalam ginekologi yang dapat terbentuk kapan saja, pada masa

21
pubertas samapi menoupose juga selama kehamilan [Nugroho (2012) dalam KTI Weni Ati
Cunti (2017)].

Kasus kista ovari terdapat manifestasi klinis yang jelas yaitu adanya nyeri pada saat
haid di abdomen suprapubic dengan pemeriksaan penunjang lab yaitu USG untuk
memastikan diagnosa kista ovari. Pemeriksaan dini lebih baik dilakukan apabila ada
manifestasi klinis lain.

B. SARAN
Untuk pasien kista ovari perlu adanya bantuan keluarga dalam melakukan aktivitas pasca
operasi,dan Untuk pasien kista ovari dianjurkan miring kiri untuk menghindari muntah dan
aspirasi.serta pasien kista ovari sebaiknya mengkonsumsi nutrisi tinggi protein untuk
mempercepat penyembuhan luka.

DAFTAR PUSTAKA

Winknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Kemenkes RI. 2014. Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Kemenkes RI 2014

BCCOG.2011.Asuhan keperwatan maternitas.Jakarta: salemba medika.

Nugroho,T.2010.Buku Ajar Obstetri.Yogyakarta: Nuha Medika.

Nugroho,T.2014.Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta: Nuha Medika.

22
Ita Susianti.2017.Aplikasi teori model calista roy dalam pemberian asuhan keperawatan
pada Ny.s dengan kista ovarium di sukamaju kota Bengkulu.Volume 5 no.2 hal 43-44.

SDKI

SLKI

SIKI

23

Anda mungkin juga menyukai