Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

IMLEMENTASI PASIEN DENGAN GANGGUAN SYSTEM REPRODUKSI


(MIOMA,KISTAINFEKSI)

“Disusun Oleh”
(Kelompok 6)

CANDRAWANTO J.H.WALI

DANIEL UMBU DODU

YOHANES DITA KODI

JEKLIN HAMU BANGU KAHI

MARLINCE SUSANTI BULU

P0LITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat danrahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah tugas mata kuliah maternitas yang
berjudul “imlementasi pasien dengan gangguan system reproduksi (mioma,kista,infeksi) ”
tepat waktu.
Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak.Makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca untuk kemajuan makalah ini di masa mendatang.Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAAN

2.1 Pengertian Mioma Uteri

2.2 Implementasi Keperawatan

BAB II PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biologi (ilmu hayat) adalah ilmu yang mengenai kehidupan. Istilah inidiambil dari
bahasa Belanda “Biologie”, yang juga diturunkan dari gabungankata bahasa Yunani, bios
(hidup) dan logos (lambang, ilmu). Dahulu sampaitahun 1970-an digunakan istilah ilmu
hayat (diambil dari bahasa Arab),artinya “ilmu kehidupan”.Objek kajian biologi sangat
luas dan mencangkup semua makhluk hidup.Karenanya dikenal berbagai cabang biologi yang
mengkhususkan diri padasetiap kelompok organisme,seperti botani,zoology, dan
mikrobiologi.Berbagai aspek kehidupan digali.
Ciri-ciri fisik dipelajari dalam anatomisedang fungsinya dalam fisiologi, perilaku
dipelajari dalam etologi, interaksiantarsesama makhluk dengan alam sekitar mereka dipelajari
dalam ekologi.Salah satu yang dipelajari dalam anatomi fisiologi manusia adalahsistem
reproduksi. Dimana reproduksi adalah salah satu cara yang dilakukanoleh manusia untuk
mempunyai keturunan. Alat reproduksi pada manusiasecara garis besar dibagi atas dua yaitu
alat reproduksi pria dan alat reproduksiwanita.Alat reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum,
testis, saluran kelamin,kelenjar kelamin. Sedangkan alat reproduksi wanita adalah bagian-
bagiantubuh yang berfungsi dalam proses melanjutkan keturunan. Bila
tidakberfungsi maka dengan sendirinya akan menghambat (mengganggu fungsireproduksi
wanita

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa defenisi gangguan sistem reproduksi
2. Bagaimana mengimplementasikan keperawatan pada pasien gangguan sistem
reproduksi (mioma,kista,infeksi).

1.3.Tujuan
1. Mengetahui defenisi gangguan sistem reproduksi
2. Mengetahui bagaimana mengimplementasikan keperawatan pada pasien gangguan
sistem reproduksi (mioma,kista,infeksi).
BAB II
PEDAHULUAN

2.1 Defenisi

a. Mioma uteri

Mioma uteri adalah suatu tumor jinak berbatas tegas tidak berkapsul yang berasal dari
otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri
atau uterine fibroid. Tumor jinak ini merupakan neoplasma jinak yang sering ditemukan
pada traktus genitalia wanita, terutama wanita sesudah produktif (menopouse). Mioma
uteri jarang ditemukan pada wanita usia produktif tetapi kerusakan reproduksi dapat
berdampak karena mioma uteri pada usia produktif berupa infertilitas, abortus spontan,
persalinan prematur dan malpresentasi (Aspiani, 2017).

 Pembagian Uterus
a. Fundus Uteri (dasar rahim) : bagian uterus yang proksimalyang terletak antara
kedua pangkal saluran telur.
b. Korpus Uteri : Bagian uterus yang membesar padakehamilan. Korpus uteri
mempunyai fungsi utama sebagaitempat janin berkembang. Rongga yang
terdapat padakorpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.
c. Serviks Uteri : Ujung serviks yang menuju puncak vaginadisebut
porsio,hubungan antara kavum uteri dan kanalisservikalis disebut ostium uteri
yaitu bagian serviks yangada di atas vagina.
 Definisi mioma Uteri
Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringanikat yang
menumpangnya sehingga dapat disebut juga dengan leiomioma,fibriomioma atau
fibroid (Prawirohardjo Sarwono,2009).
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat ya
ng menumpang, sehingga dalam kepustakaan dikenaldengan istilahFibromioma,
leiomioma, atau fibroid
(Mansjoer, 2007).Myoma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari otot
rahim(miometrium) atau jaringan ikat yang tumbuh pada dinding atau di dalamrahim.
(Lina Mardiana, 2007).

b. Kista
Kista adalah kantung yang berisi cairan. Kista ovarium berarti kantung berisi cairan,
biasanya berukuran kecil yang berada diindung telur (ovarium). Kista indung telur dapat
terbentuk kapan saja, pada periode masa subur sampai monepouse, juga selama masa
kehamilan (Nugroho, 2012). Sebagian besar kelainan ovarium tidak menimbulkan gejala
dan tanda, terutama pada tumor yang kecil. Tanda dan gejala yang biasanya timbul
disebabkan oleh efek massa yang menekan organ-organ abdomen, aktifitas endrokin, atau
akibat dari komplikasi yang terjadi, misalnya perdarahan, infeksi, dan putaran tangkai
tumor.(Rasjidi, Cahyono, Muljadi2010).

 Klasifikasi Kista Ovarium

Menurut Yatim (2008), kista ovarium dapat terjadi di bagian korpus luteum dan bersifat
non-neoplastik. Ada pula yang bersifat neoplastik. Oleh karena itu, tumor kista dari
ovarium yang jinak di bagi dalam dua golongan yaitu golongan non-neoplastik dan
neoplastik. Menurut klasifikasi kista ovarium berdasarkan golongan non neoplatik, kista
dapat didapati sebagai :

a. Kista OvariumNon-neoplastik

1) Kista Folikel

Kista folikel merupakan struktur normal dan fisiologis yang berasal dari
kegagalam resorbsi cairan folikel yang tidak dapat berkembang secara sempurna.
Kista folikel dapat tumbuh menjadi besar setiap bulannya sehingga sejumlah folikel
tersebut dapat mati dengan disertai kematian ovum. Kista folikel dapat terjadi pada
wanita muda yang masih menstruasi. Diameter kista berkisar 2cm (Yatim, 2008).
Kista folikel biasanya tidak bergejala dan dapat menghilang dalam waktu 60 hari.
Jika muncul gejala, biasanya menyebabkan interval antar menstruasi yang sangat
pendek atau panjang. Pemeriksaan untuk kista  4 cm adalah pemeriksaan
ultrasonografi awal, dan pemeriksaan ulang dalam waktu 4-8 minggu. Sedangkan
pada kista  4 cm atau kista menetap dapat diberikan pemberian kontrasepsi oral
selama 4- 8 minggu yang akan menyebabkan kista menghilang sendiri (Yatim, 2008).
Repository).

2) Kista lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang diluar kehamilan.Kista luteum
yang sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum hematoma. Perdarahan
kedalam ruang corpus selalu terjadi pada masa vaskularisasi. Bila perdarahan ini
sangat banyak jumlahnya, terjadilah korpus leteum hematoma yang berdinding tipis
dan berwarna kekuning - kuningan. Biasanya gejala-gejala yang di timbulkan sering
menyerupai kehamilan ektopik (Yatim, 2008).

3) Kista stain levental ovary

Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat polykistik, permukaan rata,


berwarna keabu-abuan dan berdinding tebal. Pada pemeriksaan mikroskopis akan
tampak tunika yang tebal dan fibrotik. Dibawahnya tampak folikel dalam bermacam-
macam stadium, tetapi tidak di temukan korpus luteum. Secara klinis memberikan
gejala yang disebut stain – leventhal syndrome dan kelainan ini merupakan penyakit
herediter yang autosomaldominant (Yatim, 2008).

4) Kista Korpus Luteum

Kista korpus luteum merupakan jenis kista yang jarang terjadi. Kista korpus
luteum berukuran ≥ 3 cm, dan diameter kista sebesar 10 cm. Kista tersebut dapat
timbul karena waktu pelepasan sel telur terjadi perdarahan dan bisa pecah yang sering
kali perlu tindakan operasi (kistektomi ovarii) untuk mengatasinya. Keluhan yang
biasa dirasakan dari kista tersebut yaitu rasa sakit yang berat di rongga panggul terjadi
selama 14- 60 hari setelah periode menstruasi terakhir (Yatim, 2008)

b. Kista Ovarium Neoplastik

1) Kistoma Ovarium Simpleks

Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali
bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista jernih,
dan berwarna putih. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium,
akan tetapi jaringan yang di keluarkan harus segera di periksa secara histologik untuk
mengetahui apakah ada keganasan atau tidak (Setiati, 2009).

2) Kista Dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah satu terotoma kistik yang jinak dimana stuktur-
stuktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epital kulit, rambut, gigi dan
produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih
menonjol dari pada elemen-elemen entoderm dan mesoderm.Tidak ada ciri-ciri yang
khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan putih, keabu-abuan, dan agak tipis.
Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, dan dibagian lain padat. Sepintas lalu
kelihatan seperti kista berongga satu (Setiati, 2009).

3) Kista Endometriois

Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada di luar
rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan endometrium
setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat, terutama saat menstruasi dan
infertilitas.(Setyorini, 2014). 4) Kista denoma Ovarium Musinosum Asal tumor ini
belum diketahui dengan pasti. Namun, kista tersebut bisa berasal dari suatu teroma
dimana dalam pertumbuhannya satu elemen menghalangkan elemen–elemen lain.
Selain itu, kista tersebut juga berasal dari lapisan germinativum (Rasjidi, 2010).
Penangan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor sudah cukup besar
sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya di lakukan
pengangkatan ovariam beserta tuba (salpingo – ooforektomi) (Rasjidi, 2010).

5) Kista denoma Ovarium Serosum

Pada umumnya kista ini tidak mencapai ukuran yang amat besar dibandingkan dengan
kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, kista serosum pun dapat
berbentuk multilokuler meskipun lazimnya berongga satu. Terapi pada umumnya sama
seperti pada kistadenoma musinosum. Hanya berhubung dengan lebih besarnya
kemungkinan keganasan, perlu di lakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang
dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang perlu di periksa sediaan yang di bekukan pada saat
operasi untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi (Rasjidi, 2010).

 Tanda dan Gejala

Kebanyakan kista ovarium tumbuh tanpa menimbulkan gejala atau keluhan. Keluhan
biasanya muncul jika kista sudah membesar dan mengganggu organ tubuh yang lain jika
sudah kista mulai menekan saluran kemih, usus, saraf, atau pembuluh darah besar di
sekitar rongga panggul, maka akan menimbulkan keluhan berupa susah buang air kecil
dan buang air besar, gangguan pencernaan, kesemutan atau bengkak pada kaki (Andang,
2013).

Menurut Nugroho (2014), gejala klinis kista ovarium adalah nyeri saat menstruasi, nyeri
di perut bagian bawah, nyeri saat berhubungan badan, siklus menstruasi tidak teratur, dan
nyeri saat buang air kecil dan besar. Gejalanya tidak menentu, terkadang hanya ketidak
nyamananpada perut bagian bawah. Pasien akan merasa perutnya membesar dan
menimbulkan gejala perut terasa penuh dan sering sesak nafas karena perut tertekan oleh
besarnya kista (Manuaba, 2009)

c. Penyakit infeksi

Penyakit Infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang dari waktu ke waktu terus
berkembang. Infeksi merupakan penyakit yang dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain
atau dari hewan ke manusia yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme : bakteri, virus,
riketsia, jamur, dan protozoa. Organisme-organisme ini dapat menyerang seluruh tubuh atau
sebagian organ saja (Gibson, 1996). Mikroorganisme dapat dihambat atau dirusak
menggunakan antibiotik. Antibiotik adalah salah satu produk metabolik yang dihasilkan suatu
organisme tertentu, yang dalam jumlah kecil dapat merusak atau menghambat
mikroorganisme. Resistensi terhadap antibiotik hanyalah salah satu contoh proses alamiah
yang tak pernah ada akhirnya yang dilakukan oleh organisme untuk mengembangkan
toleransi terhadap keadaan lingkungan yang baru (Pelczar et al., 1988)

Jenis dan Faktor Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan atau “Healthcare-Associated
Infections” (HAIs) meliputi :

a. Jenis HAIs yang paling sering terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan, terutama rumah
sakit mencakup :

1) Ventilator associated pneumonia (VAP), yaitu pneumonia yang terjadi lebih dari 48
jam setelah pemasangan intubasi endotrakeal akibat dari mikroorganisme yang masuk
saluran pernapasan bagian bawah melalui aspirasi sekret orofaring yang berasal dari
bakteri endemik di saluran pencernaan atau patogen eksogen yang diperoleh dari
peralatan yang terkontaminasi atau petugas kesehatan.
2) Infeksi Aliran Darah (IAD), yaitu infeksi serius dimana bakteri atau jamur yang
berada di saluran darah yaitu bakteri atau jamur yang boleh diisolasi dengan
melakukan kultur darah ataupun “blood culture”. Orang awam dapat menggunakan
istilah “keracunan darah” untuk menunjukkan adanya infeksi aliran darah.
3) Infeksi Saluran Kemih (ISK), yaitu kondisi ketika organ yang termasuk dalam sistem
kemih seperti ginjal, ureter. kandung kemih, dan uretra mengalami infeksi.
Umumnya, ISK terjadi pada kandung kemih dan uretra.
4) Infeksi Daerah Operasi (IDO)

b. Faktor Risiko HAIs meliputi :

1. Umur : neonatus dan orang lanjut usia lebih rentan.


2. Status imun yang rendah/terganggu (immuno-compromised) : penderita dengan penyakit
kronik, penderita tumor ganas, pengguna obat-obat imunosupresan.
3.Gangguan/Interupsi barier anatomis :
1. Kateter urin : meningkatkan kejadian infeksi saluran kemih (ISK).
2. Prosedur operasi : dapat menyebabkan infeksi daerah operasi (IDO) atau “surgical site
infection” (SSI).
3. Intubasi dan pemakaian ventilator: meningkatkan kejadian “Ventilator Associated
Pneumonia” (VAP).
4. Kanula vena dan arteri : Plebitis, IAD e) Luka bakar dan trauma.

4) Implantasi benda asing :

1. Pemakaian mesh pada operasi hernia.


2. Pemakaian implant pada operasi tulang, kontrasepsi, alat pacu jantung “cerebrospinal
fluid shunts”.
BAB III
PENUTUP
\

3.1 KESIMPULAN
Penyakit infeksi,mioma ,kista, adalah penyakit yang disebabkan oleh
bakteri, virus, atau parasit yang dapat ditularkan melalui media tertentu. Penyakit
menular sering disebut juga penyakit infeksi, karena penyakit inididerita melalui
infeksi virus, bakteri, atau parasit yang ditularkan melalui berbagai macam media,
seperti udara, jarum suntik, tranfusi darah, tempat makan atau minum, dan lain
sebagainya. Penyakit menular erat kaitan dengan epidemiologi. Penyakit menular
dapat dicegah dengan cara: membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan
menggunakan air dan sabun.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/penyakit-menular-yang-umum-di-indonesia
https://www.alodokter.com/penyebab-penyakit-infeksi-penyebaran-dan-tips
pencegahannya
https://news.detik.com/berita/d-4943950/latar-belakang-virus-corona-perkembangan-
hinggaisu-terkin

Anda mungkin juga menyukai