Disusun oleh:
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengkajian pre, intra dan post operatif pada klien yang
menderita Kista ovarium.
b. Menegakkan diagnosa keperawatan pre, intra dan post operatif yang tepat
untuk pada klien yang menderita Kista ovarium.
c. Merumuskan penatalaksanaan yang tepat pada klien yang menderita Kista
ovarium.
1.3 Manfaat penulisan
1. Bagi penulis
Hasil karya tulis ini dapat digunakan sebagai pengalaman yang nyata tentang
karakteristik dan asuhan keperawatan pada Kista ovarium.
2. Bagi institusi
Dapat memberikan informasi/pengetahuan kepada jajaran dunia tentang
karakteristik dan manajemen asuhan keperawatan yang benar pada penderita dengan
Kista ovarium.
2.3 Patofisiologi
Pada prose siklus menestruasi yang normal, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan
merangsang perkembangan 10-20 folikel. Sebuah folikel dominan yang masak
memproduksi estrogen, sisanya mengalami atresia. Pada saat kadar estrogen naik terjadi
penekanan pelepasan kedua gonadotropin (umpan balik negatif) sehingga mencegah
terjadinya hiperstimulasi ovarium dan pemasakann (Prawirohardjo, 2014).
Namun pada kasus kista ovarium berebeda karena kista ovarium berkembang sebagi
hasil hiperstimulasi ovarium yang disebabkan oleh tigginya lonjakan LH, kadar LH lebih
tinggi dari pada normal tetapi tidak memperlihatkan androgen estrogen oleh folikel
kelenjar adneral folikel anovulasi degenerasi dan membentuk kista (Corwin, 1999).
Kista folikel berkembang sebagai akibat dari kerusakan atau pecahnya folikel yang
sedang matang atau kegagalan reabsorbsi folikel yang belum matang untuk
mengabsorpsi cairan sesudah ovulasi (Wiknjosastro, 2008).
2.6 Komplikasi
Menurut Manuaba (2007), komplikasi dari kista ovarium yaitu :
1. Perdarahan intra tumor
Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan
memerlukan tindakan yang cepat.
2. Perputaran tangkai
Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen.
3. Infeksi pada tumor
Menimbulkan gejala : badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu
aktifitas sehari-hari.
4. Robekan dinding kista
Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah
kedalam ruangan abdomen.
5. Keganasan kista ovarium
Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45 tahun.
b. Keluhan Utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan kista
ovarium, misalnya sakit pada perut bagian bawah dan bengkak (Anggraini,
2010). Pada kasus kista ovarium pasien merasa nyeri pada perut bagian
bawah, nyeri saat haid, sering ingin buang air besar atau kecil dan teraba
benjolan pada daerah perut (Chyntia, 2009).
c. Riwayat Haid
Untuk mengetahui usia berapa pertama kali mengalami menstruasi,
jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya dalam
hitungan hari, seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan dan
keluhan yang dirasakan ketika mengalami mestruasi (Sulistyawati, 2009).
d. Status Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan, lama perkawinan syah atau
tidak, sudah berapa kali menikah, pada umur berapa menikah, berapa
jumlah anak (Anggraini, 2010).
f. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pernah ikut KB, dengan kontrasepsi jenis
apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi
(Anggraini, 2010).
b) Kesadaran
Pada kasus kista ovarium keadaan umum baik, kesadaran composmentis.
c) Tanda-tanda vital
Tensi
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi (Saifuddin, 2007). Batas normal
110/60 – 140/90 mmHg (Lynn, 2008).
Suhu
Untuk mengetahui suhu badan apakah ada peningkatan atau tidak jika ada dan
lebih dari 38oC kemungkinan terjadi infeksi. Batas normal 37,5 - 38oC
(Ambarwati dkk, 2010).
Nadi
Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam 1 menit (Saifuddin, 2007).
Batas normal 60 – 80 x / menit (Ambarwati dkk, 2010).
Respirasi
Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang dihitung dalam 1 menit
(Saifuddin, 2007). Batas normal 20-30 x/menit (Ambarwati dkk, 2010).
d) Pemeriksaan Antropometri
Berat Badan
Untuk mengetahui faktor resiko obesitas (Saifuddin, 2007).
Tinggi Badan
Untuk mengetahui faktor resiko kesempitan panggul (Saifuddin, 2007). Tinggi
badan wanita normal 150 cm (Ambarwati dkk, 2009).
e) Pemeriksaan Umum
Kepala
Untuk mengetahui apakah rambutnya bersih, rontok dan berketombe. Pada pasien
kista ovarium keadaan baik (Nursalam, 2008).
Muka
Untuk mengetahui keadaan muka pucat atau tidak, adakah kelainan, adakah
oedema. Pada pasien kista ovarium wajah terlihat pucat dan tidak oedem
(Nursalam, 2008).
Mata
Untuk mengetahui apakah konjungtiva warna merah muda dan sklera warna
putih. Pada pasien kista ovarium, konjungtiva pucat, sclera putih (Yulaikah,
2009).
Hidung
Untuk mengetahui adakah pernafasan cuping hidung, polip, dan adakah
pengeluaran sekret . pada pasien kista ovarium, tidak terdapat pernafasan cuping
hidung dan tidak ada polip (Yulaikah, 2009).
Telinga
Untuk mengetahui apakah didalamnya ada serumen. Pada pasien kista ovarium
keadaan telinga baik.(Alimul, 2006).
Mulut, gigi dan gusi
Untuk mengetahui mulutnya bersih apa tidak, ada caries dan karang gigi tidak,
serta ada stomatitis atau tidak. Pada pasien kista ovarium, keadaan mulit gigi, dan
gusi baik. (Nursalam, 2008).
Leher
Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar gondok atau thyroid, tumor dan
pembesaran getah bening. Untuk pasien kista ovarium, tidak ada bendungan
vena jugolaris, tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid dan limfe. (Nursalam,
2008).
Dada dan axilla
Untuk mengetahui mammae ada pembesaran atau tidak, tumor simetris, areola
hiperpigmentasi apa tidak, puting susu menonjol apa tidak, kolostrum sudah
keluar atau belum. Pada pasien kista ovarium, keadaan dada dan axilla baik.
(Anggraini, 2010)
Abdomen
Untuk mengetahui apakah ada pembesaran hati, adakah tumor atau benjolan, ada
nyeri atau tidak, ada luka bekas operasi atau tidak (Varney, 2007). Pada kasus
kista ovarium terdapat nyeri perut bagian bawah. Pada pasien kista ovarium,
terdapat nyeri tekan dan teraba benjolan. (Chyntia, 2009)
Genitalia
Pada pasien kista ovarium, terdapat pengeluaran pada vagina, terdapat nyeri
tekan.
Anus
Untuk mengetahui ada haemoroid atau tidak (Nursalam, 2008).
Ekstremitas
Bagaimana keadaanya odema atau tidak, varices atau tidak, reflek patella (+) atau
(-), (Saifuddin, 2007).
f) Pemeriksaan Penunjang
Data penunjang dilakukan sebagai pendukung diagnosa, apabila diperlukan
misalnya pemeriksaan laboratorium (Varney, 2007). Pada kasus kista ovarium
dilakukan pemeriksaan pap smear, biopsy, pemeriksaan darah, dan CT-scan
(Chyntia, 2009).
3. Analisa Data
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi. Pada
langkah ini diidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosa, hal ini membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila memungkinkan
menunggu mengamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-benar terjadi
(Ambarwati dkk, 2010).
4. Penatalaksanaan
Langkah ini ditentukan oleh langkah sebelumnya yang merupakan lanjutan dari
masalah atau diagnosa yang telah diidenfikasi atau diantasipasi. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari
setiap masalah yang berkaitan (Ambarwati dkk, 2010). Rencana asuhan yang diberikan
pada gangguan reproduksi dengan kista ovarium menurut Chyntia (2009), yaitu :
Pre Operasi
1. Observasi keadaan umum dan TTV
2. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
3. Berikan analgesik sesuai resep
4. Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan penanganan berupa tindakan
histerektomi.
Post Operasi
1. Ajarkan teknik relaksasi
2. Berikan tindakan kenyamanan dasar seperti kompres hangat pada abdomen atau
tehnik relaksasi nafas dalam
3. Lakukan perawatan post histerektomi dengan memberikan gurita abdomen sebagai
penyangga
Menurut Varney (2007), pada langkah ini merencanakan asuhan yang
menyeluruh ditentukan dengan langkah-langkah sebelumnya. Semua keputusan yang
dikembalikan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid
berdasarkan pengetahuan, serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang dilakukan
pasien. Sehingga setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh ke dua belah pihak
yaitu bidan dan pasien, agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena pasien juga akan
melaksanakan rencana tersebut. Pada kasus gangguan reproduksi dengan kista ovarium
pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat (Chyntia, 2009).
BAB 3
TINJAUAN KASUS
1. Data Subjektif
a) Identitas Pasien Identitas Suami
- Nama : Ny. S Nama : Tn. A
- Umur : 24 tahun Umur : 28 tahun
- Agama : Islam Agama : Islam
- Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
- Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
- Pekerjaan : Tidak Bekerja Pekerjaan : Swasta
- Alamat : Sidoarjo
b) Keluhan utama
Ibu mengatakan merasakan nyeri pada perut bagian bawah, merasakan ingin
buang air kecil dan besar serta teraba benjolan pada daerah perut sejak 3 hari yang
lalu.
c) Riwayat menstruasi
- Menarche : Ibu mengalami haid pertama kali pada umur 13 tahun.
- Siklus : 28 hari.
- Teratur/tidak : Ibu mengatakan haidnya teratur setiap bulan.
- Lamanya : Lamanya haid 5 – 7 hari.
- Banyaknya : 2 – 3 kali ganti pembalut per hari.
- Sifat darah : darah encer, berwarna merah
- Dismenorhoe : Ibu mengatakan kadang-kadang juga mengalami nyeri mens
d) Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan perkawinannya sah, kawin 1 kali pada umur 20 tahun dengan
suami umur 24 tahun, lama menikah 4 tahun dan sudah mempunyai 1 orang anak.
Hidup
Dokter
1 2010 RS 40 mgg Spontan L 3500 49 Baik Lancar umur 9
SpOG tahun
- Personal hygiene
Ibu mandi 2 kali sehari, ganti pakaian 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari
dan keramas 3 kali seminggu.
- Pola aktivitas
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, memasak, mencuci dan
melakukan aktivitas lainnya.
- Pola seksual
Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 2 kali seminggu sebelum
menyadari adanya benjolan, ketika menyadari adanya benjolan, ibu tidak
pernah melakukan hubungan seksual.
- Data psikososial
Ibu mengatakan saat ini merasa cemas dengan keadaan yang sedang
dialaminya.
2. Data Objektif
a) Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis.
- TTV : TD : 130/70 mmHg N : 86 x/menit.
R : 18 x/menit S : 370C.
b) Pemeriksaan Antripometri
- Tinggi badan : 156 cm.
- Berat badan : 54 kg.
c) Pemeriksaan Khusus
- Kepala
Rambut warna hitam, Bersih, tidak ada ketombe, tidak mudah rontok.
- Muka :
Tidak oedema, tidak ada kelainan dan bibir pucat
- Mata
Tidan ada oedem, konjungtiva pucat, sclera putih.
- Hidung :
Simetris, bersih dan tidak ada benjolan.
- Telinga
Simetris, bersih dan tidak ada serumen.
- Mulut/gigi/gusi
Bersih, tidak ada caries dan karang gigi, tidak stomatitis dan gusi tidak
berdarah, gusi merah muda
- Leher
Tidan ada bendungan vena jugolaris, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe,
tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid. Tidak ada pembesaran kelenjar
gondok.
- Dada dan axilla
Tidak ada pembesaran atau benjolan abnormal pada payudara ibu. Tidak ada
retraksi dada, tidak ada nyeri tekan, pada axilla tidak ada benjolan abnormal
dan tidak ada nyeri tekan.
- Abdomen
Teraba benjolan pada rongga sebelah kanan abdomen, terdapat nyeri tekan
- Genitalia
Terdapat spotting pada vagina, tidak ada pembesaran kelenjar skene dan
kelenjar bartolini, terdapat nyeri tekan pada daerah portio.
- Anus
Tidak terdapat hemmorroid, tidak terdapat benjolan abnormal.
- Ekstremitas
Tidak ada oedem, tidak terdapat kelainan, tidakk terdapat varises
d) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal 13 April 2020
Hemoglobin : 12 gr% Normal : 12 – 16 gr%
Hematokrit : 34 % Normal : 35 – 45 %
3. Analisa Data
Ny. S P1 A0 umur 24 tahun dengan gangguan reproduksi kista ovarium.
4. Penatalaksanaan
1. Melakukan pengkajian kepada ibu
2. Melakukan cuci tangan 6 langkah
3. Melakukan pemeriksaan fisik pada ibu dan memeriksa kondisi benjolan yang ada di
perut sebalah kanan ibu
4. Memeriksa genitalia ibu untuk mengetahui adakah pengeluaran pada vagina
5. Memberitahu ibu bahwa ibu dalam kondisi baik, dan jelaskan mengenai
perkembangan kista dalam perut ibu
6. Lakukan kolaborasi dengan dokter onkologi kandungan untuk mengetahui tindakan
selanjutmnya
7. Tentukan jadwal untuk melakukan operasi pengangkatan dengan dokter
8. Berikan terapi b complex 2x1 dan tranianin 2x1 sesuai resep dokter
9. Anjurkan ibu untuk kembali sesuai dengan tanggal yang ditentukan
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan
manajemen kebidanan pada Ny. S dengan kista ovarium, maka penulis mengambil
kesimpulan :
1. Pengkajian pada kasus Ny. S dengan kista ovarium keluhan utamanya ibu
mengalami nyeri pada perut bagian bawah, merasakan ingin buang air kecil dan
besar serta teraba benjolan pada daerah perut sejak 3 hari yang lalu.
2. Pada data objektif didapatkan data keadaan umum sedang, kesadaran
composmentis, TTV : TD : 130/70 mmHg, N : 86 x/menit, R : 18 x/menit, S :
370C. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hasil ada benjolan didalam rongga
abdomen dan ada nyeri tekan pada perut bagian bawah dan pengeluaran
pervaginam berupa perdarahan bercak. Pada pemeriksaan penunjang dilakukan
pemeriksaan papsmear dengan hasil negatif yaitu tidak adanya sel-sel servik yang
abnormaldan USG Abdomen dengan hasil terdapat benjolan pada abdomen
dengan diameter 3,5 cm
3. Diagnosa kebidanan yang diperoleh yaitu Ny. S P1 A0 umur 24 tahun dengan
gangguan reproduksi kista ovarium. Masalah yang timbul adalah ibu mengatakan
nyeri pada perut bagian bawah dan teraba benjolan serta kebutuhan yang
diberikan yaitu memberi terapi b complex 3x1 dan traniamin 2x1
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan bahwa konsep teori merupakan landasan pelaksanaan
praktek dilapangan, sehingga penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Profesi
Diharapkan lebih mengutamakan upaya promotif, pada asuhan gangguan
reproduksi sehingga keluarga dan masyarakat berperilaku hidup sehat serta tidak
menganggap remeh setiap benjolan yang ada.
2. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
Menambah dan mengembangkan ilmu yang sudah ada serta meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan khususnya untuk asuhan kebidanan pada kasus
gangguan reproduksi dengan kista ovarium.
b. Pendidikan
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini digunakan sebagai sumber bacaan atau
referensi untuk menaikkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya pada
gangguan reproduksi dengan kista ovarium.
3. Bagi Pasien
Diharapkan ibu mengetahui tentang penyakit kista ovarium dan menganjurkan
untuk segera membawa ke petugas kesehatan yang terdekat bila mengenali tanda
bahaya, menjaga kebersihan diri sendiri dan dapat memberikan penanganan segera
apabila terdapat benjolan.
DAFTAR PUSTAKA