Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
AKI di Indonesia masih cukup tinggi. Tahun 2012 naik menjadi 359/100.000
KH atau kembali pada kondisi tahun 1997. Ini berarti kesehatan ibu justru mengalami
kemunduran selama 15 tahun. Pada tahun 2007, AKI di Indonesia telah mencapai
228/100.000 KH (SDKI,2012).
Secara global, 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu langsung. Pola
penyebab langsung dimana – mana sama, yaitu prdarahan (25% biasanya perdarahan
pasca salin), sepsis (15%), Hipertensi dalam kehamilan (2%, partus macet 80%, dan
sebab lain 80% (Prawirohardjo, 2012).
Pre eklampsia merupakan penyebab kematia kedua terbesar pada kehamilan di
dunia. Di negara berkembang 30% dari total kematian anak saat dilahirkan disebabkan
oleh pre eklampsia (Osligitus, 2013).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Diharapkan mahasiswa dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan pada
ibu hamil dengan Pre Eklampsia dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan dan pendokumentasian dalam metode SOAP.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengkajian data
2. Melakukan interpretasi data
3. Menentukan diagnosa potensial
4. Melakukan tindakan segera
5. Menyusun rencana tindakan
6. Melakukan perencanaan
7. Melakukan evaluasi
8. Pendokumentasian melalui SOAP

1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Kehamilan dengan Pre Eklampsia
2.2.1 Pengertian
Pre eklampsia adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria
(protein dalam air kemih) atau oedema (penimbunan cairan), yang terjadi pada
kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan (Sukarni dan
Sudarti, 2014).

2.2.2 Klasifikasi Pre Eklampsia


Tingkatan pre eklampsia menurut Asheti (2012), dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Pre Eklampsia Ringan
Mengalami kenaikan diastolik 15 mmHg atau <90 mmHg dalam dua kali
pengeluaran berjarak satu jam proteinuria positif.
2. Pre Eklampsia Berat
Mengalami tekanan sistolik <160 mmHg dan diastolik <110 mmHg, proteinuria
4+, oliguria, gangguan pengelihatan, dan nyeri epigestrium.

2.2.3 Etiologi
Penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui. Tetapi ada teori yang
menjelaskan tentang penyebab pre eklampsia yaitu kehamilan gand, hidramnion, dan
molla hidatidosa. Bertambahnya frekuensi yang makin tuanya kehamilan, dapat terjadi
perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus, timbulnya
hipertensi, ada oedem, proteinuria, kejang dan koma (Sukarni, Sudarti. 2014).
Beberapa teori yang mengatakan bahwa perkiraan penyebab dari kelainan
tersebut sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai the dissease theory. Adapun teori
tersebut antara lain :
1. Peran faktor immunologis. Beberapa study juga mendapatkan adanya aktivitas
sistem komponen pada pre eklampsia atau eklampsia.
2. Peran faktor genetik. Terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi pre
eklampsia atau eklampsia pada anak – anak dari ibu yang menderita pre eklampsia
atau eklampsia (Sukarni, 2014)

2
2.2.4 Patofisiologis
Pada pre eklampsia, pembuluh arteri menyempit menyebabkan pembuluh
darah hanya dapat dilewati oleh suatu sel darah merah. Tekanan perifer akan
meningkat agar oksigen mencukupi kebutuhan sehingga menyebabkan terjadinya
hipertensi. Gangguan fungsi organ hanya terjadi pada organ – organ tubuh, pada
otak akan menyebabkan terjadinya oedema serebri dan selanjutnya terjadi
peningkatan tekanan intrakranial. Tekanan intrakranial yang meningkat
menyebabkan terjadinya gangguan aliran otak, nyeri dan kejang. Pada ginjal,
akibat pengaruh aldosteron, terjadi peningkatan reabsorbsi, natrium, dan
menyebabkan retensi cairan dan dapat menyebabkan oedema. Glomerulus
flutration rate (GFR) pada ginjal mengalami penurunan dan tidak diimbangi
dengan peningkatan reabsorbsi oleh tubulus sehingga menyebabkan durasi
menurun dan menyebabkan oligouria. Permobilitas terhadap protein yang
meningkat akan menyebabkan banyak protein. Pada gastrointersitinal dapat
menyebabkan terjadinya penumpukan ion H menyebabkan hidroklorit acid (HCL)
meningkat sehingga dapat menyebabkan nyeri epigastrium. Selanjutnya akan
terjadi akumulasi gas yang meningkat, merangsang mual dan timbulnya muntah.
Pada ekstremitas dapat terjadi metabolisme anaerob menyebabkan terbentuknya
asam laktat dan sedikitnya adenosin sintri poftat (A7P) yang diproduksi akan
menimbulan keadaan cepat lelah dan lemah (Sukarni, 2014).

2.2.5 Komplikasi
Prawirohardjo 2012, mengatakan bahwa komplikasi pre eklampsia
meliputi :
1) Pada Ibu
a. Perdarahan otak
b. Kejang
c. Kematian
2) Pada Janin
a. Solutio plasenta
b. Premature
c. Perdarahan Intra Ventrikular

3
2.2. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan ibu hamil dengan Pre Eklampsi
2.2.1 Pengkajian
1) Data subyektif
a) Identitas Menurut Ambarwati (2010), identitas untuk mengetahui status klien
secara lengkap sehingga sesuai dengan sasaran, meliputi:
(1) Nama : Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari
agar tidak keliru dalam pemberian pelayanan.
(2) Umur : Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya risiko seperti
kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang,mental dan
psikisnya belum siap,apabila umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk
terjadi perdarahan dalam masa nifas.
(3) Suku bangsa : Berpengaruh pada adat- istiadat atau kebiasaan sehari-hari.
(4) Agama : Untuk memberikan motivasi kepada pasien sesuai dengan agama
yang dianut.
(5) Pendidikan : Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat
memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.
(6) Pekerjaan : Untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya.
(7) Alamat : Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.

b) Keluhan utama
Keluhan pada ibu hamil dengan pre eklamsia meliputi sakit kepala, mual dan
muntah.

c) Riwayat obstetri
Untuk mengetahui riwayat kehamilan yang lalu apakah ada penyulit atau
penyakit yang menyertai kehamilan, mengetahui apakah usia kehamilan aterm
atau premature dan normal atau tidak, untuk mengetahui nifas yang lalu normal
atau ada komplikasi dan bagaimana cara laktasinya (Retna, 2010).
d) Riwayat kehamilan sekarang
Untuk mengetahui HPHT, HPL, keluhan yang dirasakan pada trimester I, II,
III, ANC berapa kali, teratur atau tidak, penyuluhan yang pernah didapat,
berapa kali imunisasi TT selama hamil, dan pergerakan janin dirasakan sejak
mulai usia kehamilan berapa bulan (Retna, 2010).

4
e) Riwayat kesehatan ibu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat
penyakit akut, kronis seperti: jantung, DM, hipertensi, asma yang dapat
mempengaruhi masa kehamilan (Retna, 2008).
f) Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh
penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu
apabila ada penyakit yang menyertainya (Retna, 2008).
g) Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Dikaji untuk mengetahui tentang pola makan dan minum, frekuensi,
banyaknya, jenis makanan, dan makanan pantangan (Ambarwati, 2010).
2) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu buang air besar meliputi
frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air kecil
meliputi frekuensi, warna ,jumlah (Retna, 2008).
3) Istirahat
Untuk mengetahui waktu istirahat yang dilakukan ibu saat selama
hamil.
4) Data psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya misal
wanita banyak mengalami banyak perubahan emosi atau psikologis selama
masa kehamilan, sementara ia menyesuaikan diri akan menjadi seorang ibu
(Ambarwati, 2010)
5) Kebiasaan kultural
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat
yang akan menguntungkan atau merugikan pasien khususnya pada masa
kehamilan misalnya pada kebiasaan pantangan makanan (Ambarwati,
2010).
6) Personal Hygiene
Saat masa kehamilan dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu
menjaga kebersihan, mandi 3x sehari dan mengganti pakaian dalam.

5
2) Data obyektif
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : Untuk mengetahui keadaan umum Ibu apakah baik, sedang,
buruk (Alimul, 2006)..
2) Kesadaran : Kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang
terhadap rangsangan dari lingkungan. Kesadaran dibedakan menjadi
komposmentis, apatis, delirium, somnolen, stupor, koma ( Shanty, 2011).
3) Tanda vital
a) Tekanan darah : ≥160/110 mmHg
b) Suhu : 36,5°C-37,5°C
c) Nadi : 60 – 100 x/menit
d) Respirasi : 16 – 24 x/menit
4) Berat badan : ± 11 kg (kenaikan dari mulai hamil sampai persalinan)
5) Tinggi badan : ≥145 cm
6) ROT (ROLL OVER TEST)
Ibu hamil tidur miring ke kiri kemudian tensi diukur diastole, lalu tidur
terlentang, diukur tensi, ulang 2 menit kemudian setelah itu bedakan diastolnya
antara miring dan terlentang
ROT= diastole terlentang – diastole miring
Apabila hasil > 20 mmHg maka resiko PER/PEB
7) MAP (MEAN ARTERY PRESSURE)
MAP=systole + 2xdiastol
3
Apabila hasil >90 mmHg maka resiko PER/PEB

b. Pemeriksaan Fisik.
1. Kepala Rambut : rambut bersih, tidak rontok, dan tidak ada ketombe
2. Muka : tidak pucat, tidak ada oedema
3. Mata : conjungtiva merah muda, sklera putih
4. Hidung : tidak ada benjolan
5. Telinga: tidak ada serumen, simetris
6. Mulut dan gigi : mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis tidak ada tongsilitis,
Tidak ada caries gigi, tidak ada gigi berlubang
7. Leher : tidak pembesaran kelenjar thyroid, tidak pembesaran kelenjar limfe,
tidak ada tumor atau benjolan
6
8. Dada dan axilla
Untuk mengetahui normal, bentuk simetris, hiperpigmentasi areola,
puting susu bersih dan menonjol/tidak (Romauli, 2011).
1. Abdomen
Menurut Walyani (2015) :
(1) Inspeksi
Inspeksi pembesaran perut, pigmentasi linea alba, nampakkah
gerakan anak atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau
luka bekas operasi.
(2) Palpasi
Palpasi yaitu pemeriksaan kebidanan pada abdomen dengan
menggunakan manuver Leopold untuk mengetahui keadaan janin
didalam abdomen. Hasil pengkajian masih teraba ballotement atau
sudah teraba.
(3) Auskultasi
Auskultasi dengan menggunakan stetoskop monoaural atau dopler
untuk menentukan DJJ setelah umur kehamilan 18 minggu, yang
meliputi frekuensi, keteraturan dan kekuatan DJJ. DJJ normal adalah
120 sampai 160 kali per menit. Bila DJJ < 120 atau > 160 kali per
menit, maka ada kelainan janin atau plasenta.
2. Genetalia : tidak terdapat varises, bersih
3. Ekstremitas: Atas : Terdapat oedem atau tidak, pucat atau tidak
Bawah : Terdapat oedem atau tidak, pucat atau tidak
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan urine : Pada kasus pre eklampsia didapatkan hasil protein urine
4+

2.2.2. Interpretasi Data


Menurut Suryani (2007) interpretasi data merupakan metode
identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi yang
benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian
diinterpretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah yang
spesifik, baik rumusan diagnosis maupun masalah, keduanya harus ditangani.
1) Masalah yang timbul adalah :
(1) Nyeri pada daerah epigastrium.
7
(2) Nyeri pada daerah frontal.
(3) Bengkak di ekstremitas bawah.
(4) Peningkatan tekanan darah.
(5) Proteinuria meningkat.
2) Kebutuhannya yaitu :
(1) Istirahat cukup.
(2) Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, dan garam.
2.2.3 Diagnosa Potensial
Pada langkah ketiga ini mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosis potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah
diidentifikasi. Diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada ibu dengan
preeklampsia berat adalah eklampsia (Prawirohardjo, 2012)
2.2.4. Melakukan Antisipasi Segera
Antisipasi masalah yang dilakukan pada ibu hamil dengan pre
eklampsia berat adalah memantau tekanan darah dan protein urin, kolaborasi
dengan dr.SpOG, melakukan rujukan ke Rumah Sakit yang lebih tinggi.
2.2.5. Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh.
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan
langka sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuat harus berdasarkan
pertimbangan yang tepat meliputi pengetahuan, teori yang terbaru, evidence
based, serta divalidasi dengan asumsi mengenai apa yang diinginkan dan apa
perencanaan sebaiknya pasien dilibatkan, karena pada akhirnya pengambilan
keputusan untuk dilaksanakannya suatu rencana asuhan harus disetujui oleh
pasien. (Sulistiya dan Nugraheni, 2010).
Menurut Rukiyah 2010, penanganan pada pre eklampsia yaitu
menganjurkan ibu untuk banyak istirahat (berbaring miring kiri kanan, diet
cukup protein, rendah karbohidrat, dan garam)., kunjungan ulang setiap 2
minggu, pemeriksaan laboratorium, hemoglobin, dan urine lengkap.
2.2.6 Pelaksanaan Asuhan yang Menyeluruh
Rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Realisasi perencanaan
dapat dilaksanakan oleh bidan, pasien, dan team kesehatan yang lain. Pada
langkah ini rencana asuhan menyeluruh yang diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisien dan aman.

8
2.2.7 Evaluasi
Pada langkah terakhir ini yang dilakukan oleh bidan adalah:
a) Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan, untuk menilai
apakah sudah benar benar terlaksana/terpenuhi sesuai dengan kebutuhan yang
telah teridentifikasi dalam masalah dan diagnosis
b) Mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif untuk
mengetahui mengapa proses manajemen ini tidak efektif.

9
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 2 Mei 2019 Tempat : Poli Hamil RSUD Ibnu Sina
Jam : 10.00 WIB Oleh : Dinar Putri Wardana

I. DATA SUBJEKTIF
a. Identitas
Nama istri : Ny. W Nama Suami: Tn. S
Umur : 43 tahun Umur : 43 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Wirausaha Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Cerme Kidul Alamat : Cerme Kidul

b. Keluhan Utama
Nyeri kepala dan penglihatan kabur.
c. Riwayat Obstetri lalu
Suami Anak Kehamilan Persalinan Nifas Anak KB
ke ke
UK Peny Jenis Tempat Penolong Peny ASI Peny Jk Usi BL/PB
ulit
ulit ulit a
1 1 Aterm - Spt B RS Bidan - 2 thn - L 18 2500/ Suntik 3
thn 49cm bulan
1 2 Aterm - Spt B PMB Bidan - 2 thn - P 10 2800/ Implan
thn 50 cm
1 3 H A M I L I N I

d. Riwayat Kehamilan Sekarang


 HPHT : 22 – 8 – 2018
 HPL : 29 – 5 – 2019
 Keluhan : TM I : Pusing, mual, muntah
TM II : Pusing
TM III : Pusing dan pandangan kabur
 ANC : Ibu memeriksakan kehamilannya sebanyak 5 kali di Puskesmas Cerme,
kemudian ibu dirujuk ke RSUD Ibnu Sina Gresik dengan diagnosa Pre
Eklampsia Berat.

10
Skrining TT : TT4
Gerak janin : Ibu sudah dapat merasakan gerakan janin sejak usia kehamilan 4
bulan (15/16 minggu).
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga ibu tidak ada yang sedang menderita penyakit menular
(HIV/AIDS, TBC, Hepatitis), dalam keluarga ibu ada yang sedang menderita
penyakit DM yaitu ibunya, dan ada yang menderita Hipertensi yaitu ayahnya.
f. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit menular
(HIV/AIDS, TBC, Hepatitis) menurun (DM, Asma, Hipertensi, Jantung) dan
menahun.
g. Pola Kebiasaan sehari-hari
 Nutrisi
Makan : 3x sehari (nasi, lauk, sayur)
Minum : ±8 gelas per hari
 Eliminasi
BAB : 1x dalam sehari
BAK : 5-6x dalam sehari
 Istirahat
Ibu mengatakan istirahat siang ±1 jam dan istirahat malam 7 jam
sehari.
 Psikososial
Ibu merasa senang dengan kehamilannya, suami dan keluarga
mendukung ibu dalam kehamilannya.
 Kultural
Ibu tidak mengonsumsi jamu atau melakukan pijat perut selama
kehamilannya.
 Personal hygiene
Mandi : 2x sehari
Ganti Pakaian : 3x dalam sehari

II. DATA OBJEKTIF


 Pemeriksaan Umum

11
KU : Lemah
Kesadaran : Compos mentis
TTV : TD miring : 130/80 mmHg
TD telentang : 150/100 mmHg
ROT (+) MAP (+) IMT : 26,8 (-)
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,4oC
BB : 67 Kg
TB : 158 cm
 Pemeriksaan fisik
 Wajah : tidak pucat, tidak oedem
 Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih pandangan
mata kabur.
 Mulut : Mukosa bibir lembab, kebersihan mulut cukup
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe, tidak ada bendungan vena jugularis
 Payudara : Simetris, puting susu menonjol, terdapat hyperpigmentasi
pada areola mammae, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada benjolan abnormal, konsistensi kenyal.
 Abdomen : Terdapat linea alba nigra, terdapat striae albican, TFU 33 cm
- Leopold I : teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
- Leopold II : bagian perut kanan ibu teraba keras dan panjang seperti papan.
- Leopold III : bagian terendah janin teraba bulat, keras, dan dapat
digoyangkan (konvergen)
DJJ = 151 x/menit
TBJ : 3255 gram
 Genetalia&anus : Tidak ada condiloma, varises, dan pembengkakan
kelenjar bartholin, tidak ada hemoroid
 Ekstremitas : Kaki oedem, kuku tidak sianosis, reflek patella +

 Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium

12
Golongan Darah : A+
Hb : 13,7 gr/dl
Syfilis : Non Reaktif
HIV : Non Reaktif
HBsAg : Non Reaktif
Albumin Urine : +++
Reduksi Urine : Negatif
PITC : Non Reaktif
 KSPR : 1. Hamil : 2
2. ATK: 4
3. Usia >35 : 4
4. Tekanan Darah Tinggi : 4
Total KSPR = 14

III. ANALISA DATA


GIIIP20002, UK 36/37 minggu dengan Pre Eklampsia Berat.

IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 02 Mei 2019
Jam : 10.10
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu
dalam keadaan preeklampsia berat, ibu dan keluarga mengerti kondisinya
bahwa ibu dalam keadaan pre eklampsia berat.
2. Memberikan KIE kepada ibu mengenai:
a. Nutrisi, dengan mengonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang.
b. Kebutuhan istirahat, dengan istirahat yang cukup di malam hari dan siang
hari.
c. Personal hygiene, dengan mengganti pakaian dan pakaian dalam bila
kotor dan basah.
3. Menginformasikan kepada ibu bahwa kehamilannya harus segera di terminasi
karena akan memperparah kondisi ibu dan janin, ibu bersedia untuk dilakukan
terminasi kehamilan.
4. Melakukan kolaborasi dengan dr SpOG dengan melakukan rujukan horizontal
ke ruang vk RSUD Ibnu Sina untuk segera dilakukan terminasi kehamilan,
ibu bersedia dilakukan rujukan horizontal ke ruang VK bersalin.
13
5. Memberikan inform consent pada klien dan keluarga untuk MRS dan akan
dilakukan tindakan terminasi kehamilan, ibu dan keluarga bersedia dan
menandatangani inform consent untuk MRS dan dilakukan tindakan terminasi
kehamilan.
6. Mengantarkan ibu ke VK bersalin RSUD Ibnu Sina Gresik lantai 2, ibu telah
berada di ruang VK bersalin dan mendapatkan penanganan selanjutnya di
VK.

BAB IV
PENUTUP

14
4.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal pada Ny.
“W” di Poli Hamil RSUD Ibnu Sina Gresik, maka dapat disimpulkan :
1. Pengkajian data dengan mengumpulkan data pada Ny. “W” yang meliputi data
subjektif dan data objektif
2. Interpretasi data dapat ditegakkan diagnosa kebidanan yaitu GIIIP20002, UK 36/37
minggu dengan Pre Eklampsia Berat
3. Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial dapat ditegakkan yaitu Eklampsia
4. Mengidentifikasi kebutuhan dan tindakan segera yaitu segera melakukan terminasi
kehamilan di ruang VK bersalin RSUD Ibnu Sina Gresik
5. Merencanakan asuhan menyeluruh dengan melakukan asuhan kegawatdaruratan
maternal pada Ny. “W”
6. Dalam pelaksanaan yang dilakukan dengan perencanaan yang disesuaikan. Pada
pelaksanaan tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus.
7. Evaluasi pada Ny. “W” adalah pasien telah mendapatkan penanganan selanjutnya di
ruang VK Bersalin.
4.2 Saran
1. Bagi penulis
Disarankan agar dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan situasi nyata sehingga
dapat memberikan asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal pada Ny. “W”
GIIIP20002, UK 36/37 minggu dengan Pre Eklampsia Berat
2. Bagi institusi
a. Bagi RS
Disarankan agar lebih meningkatkan pelayanan sehingga pasien lebih merasa aman
dan nyaman, melalui pendekatan menejemen kebidanan secara komprehensif, tepat
dan professional untuk meningkatkan mutu pelayanan.
b. Bagi institusi
Diharapkan dapat meningkatkan informasi dan referensi dalam bidang kepustakaan
asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal.

Daftar Pustaka

Kurniyati, Yuni. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya.


15
Rukiyah, AY, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta : Trans Info
Media
Varney, H., Kriebs, J. M & Gegor, C.L. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Volume
I. Jakarta : EGC
Prawirohardjo,S. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Sarwono
Walyani. 2015. Asuhan Kebidanan: Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka
Baru Pres
Rukiyah,A. 2010. Asuhan Kebidanan 1. Jakarta: CV. Trans Info Media
Romauli,S. 2011. Buku Ajar Kebidanan Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika

16

Anda mungkin juga menyukai