BAB I
PEDAHULUAN
A. Pengertian
4. mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan kerja staf.
Organisasi bersifat dinamis proses kerjasama staf yang berisi uraian tugas untuk mencapai tujuan
2. Hubungan organisatoris antar manusia yang menjadianggota atau staf sebuah organisasi.
3. Pendelegasian wewenang.
2. Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai tujuan.
4. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakanoleh staf dan menyediakan fasilitas pendukung.
6. Mendelegasikan wewenang.
G. Wewenang dalam pengorganisasian
H. Pengembangan organisasi
1. Produser
2. Implementor
3. Inovator
4. integrator
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Kegiatan manajemen sumber daya manusia, atau disebut juga manajemen ketenangan di
rumah sakit dapat meliputi berbagai proses seperti penerimaan pegawai, penempatan pegawai,
kompensasi kerja, pengembangan mutu dan karier pegawai serta akhirnya penghentian kerja di rumah
sakit.
Koonz H dan Weirich H dalam buku Essential of management (1990) menyebutkan bahwa ruang lingkup
manajemen ketenagaan meliputi : Analisis kini dan masa datang tentang kebutuhan tenaga Recruitment
Seleksi Penempatan yang sesuai (placement) Promosi Separation, atau pensiunan/pemutusan hubungan
kerja Untuk menjalankan proses ini dengan baik diperlukan kegiatan appraisal, stategi pengembangan
karier serta pendidikan dan latihan
Sloane AA dalam buku Personnel Managing Human Resource (1983) menulis ruang lingkup manajemen
ketenagaan ini mulai dari perencanaan, seleksi, pelatihan, pengembangan evaluasi, gaji dan kompensasi
lain, disiplin serta masa pensiun.
Rowland & Rowland dalam buku Hospital administrasion Handbook (1984) membagi ruang lingkup ini
lebih luas lagi, mulai dari komunikasi, recruitment, penanganan karyawan bermasalah, motivasi, absensi
dan pindah kerja, disiplin, gaji, penilaian kinerja, pensiun dan masalahnya, produktivitas serta
pembahasan tentang serikat pekerja.
Cakupan manajemen SDM adalah sebagai berikut : Proses penerimaan Pada waktu sebuah perusahaan
menempatkan suatu jabatan baru atau jabatan yang telah ada tidak ada yang menduduki, perusahaan
mencari orang yang berkualifikasi memadai untuk mengisi kekosongan jabatan tersebut. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka dapat mengisi kekosongan dengan mempromosikan personel yang ada
dengan persyaratan yang telah ditentukan, misalnya masa kerja, loyalitas, dan kecakapan. Selain itu
dapat pula ditempuh cara dengan membuka lowongan pekerjaan untuk pihak luar dengan persyaratan
kualifikasi tertentu yang ditetapkan. Penilaian kinerja Penilaian prestasi kerja (performance appraisal)
adalah suatu proses sistematik untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan setiap karyawan serta
menemukan jalan untuk memperbaiki prestasi mereka. (Hellriegel & Slocum : 1992).
Penilaian prestasi kerja harus dilakukan agar proses manajemen dapat berjalan secara efektif. Sebaiknya,
penilaian dilaukan terhadap kinerja yang dilakukan dan sampai sejauh mana kinerja itu sesuai dengan
standar atau tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini yang di ukur adalah efektivitas kerja karyawan
mendiskusikan dan menyepakati bersama tentang tugas dan hasil apa yang harus dicapai oleh karyawan
tersebut. Pengembangan staf Pada dasarnya tugas manajer adalah menyediakan menyediakan pelatihan,
teknologi yang memadai dan dukungan bagi karyawan. Pimpinan bertanggungjawab menyediakan
teknologi memadai dan pelatihan bagi karyawan. Disamping itu pimpinan harus senantiasa memberikan
dukungan selama karyawan melaksanakan tugasnya. Secara umum kegiatan pengembangan staf dapat
dilakukan dengan dua cara utama, yaitu pengalaman pekerjaan serta pendidikan tambahan. Penghentian
kerja Seseorang dapat berhenti bekerja di rumah sakit karena pensiun sesuai umurnya, karena
kesehatan, pindah kerja di tempat lain atau karena memang dikeluarkan.
Willian (1990) menyatakan bahwa seseorang dapat dikeluarkan dari rumah sakit apabila melakukan
tindakan yang membahayakan pasien,secara sengaja merusak gedung, atau melakukan perbuatan
amoral. Mereka yang tidak dapat bekerja sesuai standar yang ditetapkan seyogyanya tidak dikeluarkan,
melainkan dipindahkan ke tempat lain yang lebih cocok dengan dirinya. Sebaiknya dilakukan wawancara
bagi setiap karyawan yang akan keluar dari rumah sakit apapun alasannya, yang disebut exit interview.
Wawancara ini tidak dimaksudkan untuk mendebat alas an pegawai keluar dari rumah sakit, tetapi untuk
mencari tahu penyebab sebenarnya dan mungkin dapat memberi masukan pada manajemen sumber
daya manusia di rumah sakit selanjutnya.
B. Manajemen Perlengkapan
Pengertian Sarana dan perlengkapan pelayanan merupakan pendukung yag sangat penting bagi
terlaksananya pelayanan kebidanan kepada klien atau pelanggan. Pada dasarnya persediaan akan
mempermudah jalannya operasi perusahaan pabrik yang harus dilakukan secara berturu-turut untuk
memproduksi barang-barang dan menyampaikannya kepada konsumen. Jenis-jenis peralatan dan
perlengkapan pelayanan Untuk melaksanakan praktek bidan terdapat sejumlah persyaratan minimal
peralatan dan perlengkapan pelayanan kebidanan yang diatur melalui peraturan pemerintah, yang
mencakup:
a. Peralatan (steril dan tidak steril, misalnya: tensimeter, stetoskop, gunting tali pusat, dsb.)
d. Formulir-formulir dan kelengkapan administrasi (misanya: form ANC, form rujukan, dsb)
a. Biaya material Biaya material dibagi menjadi 3 kategori: Biaya pembelian material (harga material)
Biaya pemesanan Biaya penyimpanan
b. Waktu pemesanan Kapan sebaiknya waktu yang tepat dalam pemesanan sangat bergantung pada
“waktu tenggang”, yaitu jangka waktu dari sat memesan sampai dengan barang yang dipesan diserahkan
kepada anda. Bila waktu tenggangnya minimal maka waktu pemesanan ini bisa diabaikan, tetapi untuk
material yang pemesanannya perlu waktu yang agak panjang, waktu pemesanan ini harus
dioerhitungkan dengan baik agar kita tidak kehabisan stock.
c. Jadwal material Jadwal material diperlukan untuk memastikan barang atau material yang
diperlukan ada pada saat dibutuhkan. Jadwal material sebaiknya dibuat untuk material-material yang
vital dan penting.
2. Proses Pengadaan Proses perencanaan material selanjutnya diikuti dengan proses pengadaan yang
meliputi,
3. Penerimaan Barang Proses penerimaan barang merupakan salah satu titik penting dalam
pengelolaan sarana dan perlengkapan pelayanan. Sasaran penerimaan barang yang efektif adalah untuk
memastikan barang yang diterima sesuai dengan barang yang dipesan dan dibeli dalam 4 hal:
a. Kuantitas Barang yang diterima harus sama dengan yang dipesan (tertera pada daftar slip
penyerahan), fraktur, invoice, serta sama dengan yang tercantum dalam order pembelian.
b. Kualitas Barang yang diterima haruslah sesuai dengan yang tertera dalam spesifikasi pembelian
yang telah ditetapkan.
c. Harga Harga yang tertera dalam slip penyerahan harus sama dengan yang tercantum dalam order
pembelian yang telah dibuat sebelumnya.
d. Pemasok Barang yang diterima harus berasal dari pemasok yang sesuai dengan yang tercantum
dalam order pembelian.
Untuk menjamin ke empat hal di atas, maka langkah yang biasanya dilakukan dalam proses penerimaan
barang adalah:
a. Menghitung ulang, menimbang ulang jumlah barang yang diterima, dan dicocokkan dengan
dokumen pemesanan sebelumnya (order pembelian/fraktur)
b. Memeriksa langsung setiap barang yang diterima untuk melihat kondisi barang tersebut di
bandingkan dengan mutu barang yang seharusnya sesuai dengan spesifikasi standar.
c. Bila ada keragu-raguan pihak penerima atas mut barang yang disampaikan, dapat menghubungi
pihak yang mengetahui persis spesifikasi barang.
d. Bila di antara barang-barang yang diterima terdapat barang rusakatau mutunya tidak sesuai
dengan yang dipesan, maka pihak penerima harus mengembalikannya ke pihak pemasok (penjual)
dengan membuat catatan pengembalian.
e. Barang-barang yang sudah bisa diterima dibuatkan slip penerimaan barang (biasa disebut delivery
slip) sebagai tanda bukti bahwa barang tersebut telah diterima dengan baik. Dengan adanya delivery slip
pemasok (penjual) telah berhak untuk menagih pembayaran sesuai dengan term of payment yang
disepakati bersama.
Penyimpanan Barang Barang yang telah diterima harus disimpan dengan baik, dengan tujuan:
4. Mengeluarkan Peralatan Sebuah pusat kesehatan mungkin memiliki beberapa bagian, misalnya
memiliki bangsal bersalin, ruangan pengobatan, laboratorium. Pekerja kesehatan yang bertugas
bertanggung jawab atas peralatan tersebut. Setelah dipesan, diterima, dan dicatat dalam buku stok atau
buku besar, peralatan dapat dikeluarkan untuk digunakan bila diperlukan. Terdapat 3 prosedur
administrasi yang berkaitan dengan pengeluaran peralatan:
a. Catatan di buku besar Bila sebuah barang dimasukkan ke buku besar persediaan, neraca barang-
barang yang ada dalam persediaan diperhitungkan dengan mengurangi jumlah yang dikeluarkan dari
jumlah total persediaan. Bila neraca menunjukkan titik rendah tertentu, inilah waktunya untuk memesan
peralatan baru. Hal ini sangat penting: bila barang tidak dicatat dalam buku besar persediaan dan neraca
barang-barang yang ada dalam persediaan tidak diperhitungkan, akan sangat sulit mengetahui kapan
saatnya melakuka pemesanan ulang.
b. Surat atau kupon pengeluaran barang Surat pengeluaran barang adalah formulir resmi: Tanggal
pengeluaran¤ Apa yang dikeluarkan, berapa jumlahnya, dan nomor halamannya dalam¤ buku besar.
Dimana akan digunakan¤ Siapa yang akan bertanggung jawab¤ Tanda tangan orang yang bertanggung
jawab atas penggunaannya¤ Orang yang menandatangani surat pengeluaran barang bertanggung jawab
atas perawatan peralatan atau perlengkapan. Surat pengeluaran barang harus dimasukkan ke dalam
arsip dan disimpan. Salinannya diberikan kepada bagian yang menerima peralatan itu.
c. Catatan inventaris Inventaris adalah daftar barang-barang yang disimpan di suatu tempat. Masing-
masing bagian pusat kesehatan menyimpan inventaris atas peralatan yang tidak habis pakai. Peralatan
baru yang dikeluarkan harus ditambahkan dalam inventaris yang digunakan setiap jangka waktu tertentu
untuk memeriksa persediaan peralatan yang digunakan.
5. Mengontrol dan memelihara peralatan Untuk mengontrol dan menjaga peralatan diperlukan
beberapa ketrampilan sebagai berikut: Yakinkan staf akan pentingnya pemeliharaan peralatan¤
Yakinkan staf bahwa peralatan harus dibersihkan, diperiksa dan diatur¤ dengan baik, segala kerusakan
harus dilaporkan segera, dan peralatan itu harus dikembalikan ke tempat semula setelah dipakai.
Gunakan daftar periksa dan jadwal periksa¤ Periksa adanya ketidakcocokan dan carilah penyebabnya.
C. Manajemen keuangan
2. Penganggaran Keuangan Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail
pengeluaran dan pemasukan.
3. Pengelolaan Keuangan Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada
dengan berbagai cara.
4. Pencarian Keuangan Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional
kegiatan perusahaan.
6. Pengendalian Keuangan Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan
pada paerusahaan.
7. Pemeriksaan Keuangan Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak
terjadi penyimpangan.
Tugas Pokok Manejemen Keuaganv Tugas-tugas dasar yang harus bisa dilakukan oleh seorang menejer
keuangan adalah :
Rencana keuangan adalah panduan perusahaan untuk mencapai tujuan dan membantu peningkatan
nilai perusahaan rencana keuangan memberi peluang perusahaan untuk memperkirakan jumlah dan
penerimaan waktu investasi dan pembiayaan yang diperlukan. Sumber permodalanSuatu perusahaan
wirausaha pada umumnya bermula dari sebuah usaha kecil dengan modal dana pribadi. Ketika usaha
berkembang seorang wirausahawan kemudian mencari akses untuk mendapatkan modal yang lebih
besar dengan cara meminta bantuan .
Pengertian Manajemen Keuangan Tujuan dan Fungsi Manajemen Keuangan. Tujuan dengan adanya
manajer keuangan untuk mengelola dana perusahaan pada suatu perusahaan secara umum adalah
untuk memaksimalisasi nilai perusahaan.
Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual maka harganya dapat ditetapkan setinggi
mungkin. Fungi pengelolaan keuangan pada dasarnya adalah menjaga aliran dana agar dapat berjalan
lancar secara efisien (tidak kekurangan dan juga tidak berlebihan) untuk mendukung setiap kegiatan
usaha.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian Kegiatan manajemen sumber daya manusia, atau disebut juga manajemen ketenangan di
rumah sakit dapat meliputi berbagai proses seperti penerimaan pegawai, penempatan pegawai,
kompensasi kerja, pengembangan mutu dan karier pegawai serta akhirnya penghentian kerja di rumah
sakit.
Pengertian Sarana dan perlengkapan pelayanan merupakan pendukung yag sangat penting bagi
terlaksananya pelayanan kebidanan kepada klien atau pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
Juran, J.M., 1995, Merancang Mutu, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Rothery, Brian., 1995, Analisis ISO 9000, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
http://virginiamarry.blogspot.com/2012_08_01_archive.html
Berbagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beranda