http://ezha-maternitasku.blogspot.com/2011/08/v-behaviorurldefaultvmlo.html
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
pelayanan kesehatan terhadap wanita yang semakin membaik. Sarana dan prasarana di pelayanan
penyakit ginekologi. Berbagai macam penyakit sistem reproduksi memiliki efek negatif pada
kualitas kehidupan wanita dan keluarganya dengan gejala salah satunya gangguan menstruasi
seperti menarche yang lebih awal, periode menstruasi yang tidak teratur, siklus menstruasi yang
pendek, paritas yang rendah, dan riwayat infertilitas. (Heffner dan Schust, 2005)
Gangguan menstruasi yang umum pada wanita biasanya terjadi dismenore atau nyeri saat haid.
Dismenore atau menstruasi yang menimbulkan nyeri merupakan salah satu masalah ginekologi
yang paling umum dialami wanita dari berbagai usia. Selain itu periode menstruasi yang tidak
teratur dengan volume pengeluaran darah yang berlebih dapat mengakibatkan anemia. Anemia
1
Nyeri yang berlebih pada saat haid juga dapat terjadi akibat adanya massa pada organ reproduksi
seperti kista atau tumor. Kista adalah bentuk gangguan adanya pertumbuhan sel-sel otot polos
yang abnormal. Pertumbuhan otot polos abnormal yang terjadi pada ovarium disebut kista
ovarium. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh
hormonal dengan siklus menstruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005).
Insiden kista ovarium yaitu 7% dari populasi wanita dan 85% bersifat jinak (Standar Pelayanan
Medik Obstetri dan Ginekologi 2006). Insiden sebenarnya dari kista ovarium di Indonesia tidak
diketahui secara pasti, diperkirakan prevalensi dari kista ovarium sebesar 60% dari seluruh kasus
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa di RSUD Kota Bekasi R. Dahlia (maternitas)
telah ditemukan sebanyak 7,8 % atau 8 orang dari 103 klien dengan Kista ovarium pada periode
Januari – Juni 2011. Klien dengan kista ovarium membutuhkan adanya tindakan keperawatan
melalui tindakan kolaboratif dan independen dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan
kista ovarium dan anemia. Berdasarkan pertimbangan diatas maka penulis tertarik membuat
laporan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan kista
ovarium dan anemia di Ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi tanggal 21 – 25 Juli 2011”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensif meliputi bio, psiko,
social, dan spiritual pada klien kista ovarium dengan pendekatan proses keperawatan
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan keperawatan dengan kista ovarium diharapkan penulis mampu :
g. Menganalisis kesenjangan antara teori dan pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan
kista ovarium.
C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah metode deskriptif
Mengumpulkan data dengan melakukan komunikasi lisan yang didapat secara langsung dari
klien maupun keluarga yang berhubungan dengan masalah kesehatan yang sedang dirasakan
2. Observasi
Mengamati keadaan klien dan respon klien untuk memperoleh data objektif
3. Pemeriksaan fisik
Memeriksa keadaan fisik klien secara sistematis dan menyeluruh dengan menggunakan teknik
4. Studi Dokumentasi
Membaca catatan keperawatan dan catatan medis yang berhubungan dengan klien, serta
5. Studi Kepustakaan
Mengumpulkan informasi dari bahan-bahan bacaan sebagai literatur yang relevan dengan kasus
D. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan terdiri dari IV BAB, yaitu : BAB I Pendahuluan yang berisi latar belakang,
tujuan penulisan, metoda penulisan dan teknik pengumpulan data, serta sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan teoritis yang berisi konsep dasar kista ovarium : definisi, anatomi fisiologi,
patofisiologi, manajemen medik, dampak masalah terhadap perubahan struktur. Konsep dasar
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. BAB III Tinjauan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR
1. Kista Ovarium
a. Pengertian
Kista adalah kantong berisi cairan yang dapat tumbuh dimana saja dengan jenis yang bermacam-
macam. Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau
Kista ovarium adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam jaringan ovarium. Kista
tersebut disebut juga kista fungsional karena terbentuk setelah telur dilepaskan sewaktu ovulasi.
(Yatim, 2005)
Kista ovarium merupakan pertumbuhan sel jinak dari ovarium itu sendiri. (Burner, Suddart,
2003)
Kista ovarium merupakan tumor jinak berupa kantong abnormal berisi cairan atau setengah cair
pada ovarium.
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, dibawah dan di belakang tuba fallopii. Ovarium
memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pada pria. Ukuran dan bentuk setiap ovarium
menyerupai sebuah buah almond berukuran besar. Saat ovulasi ukuran ovarium dapat menjadi
dua kali lipat untuk sementara. Ovarium yang berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat
dan sedikit kenyal. Sebelum menarke, permukaan ovarium licin.
Setelah maturitas seksual, luka parut akibat ovulasi dan ruptur folikel yang berulang membuat
http://www.google.co.id/imgres?imgurl
Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon (estrogen dan
progesteron). Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum primordial
(primitif). Diantara interval masa usia subur (umumnya setiap bulan), satu atau lebih ovum matur
dan mengalami ovulasi. Ovarium juga merupakan tempat utama produksi hormon seks steroid
(estrogen, progesteron, dan androgen) dalam jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
pembuluh limfe dan darah yang disangga oleh jaringan ikat. Korteks merupakan bagian eksternal
mengandung folikel ovarium atau sel – sel telur yang terbenam dalam stroma. Ovarium tidak
dibungkus oleh peritonium sejati. Sebaliknya ovarium mengandung bentuk peritonium yang
Gambar 2 : This figure shows the ovary, fallopian tube, and follicles (cysts)
http://www.google.co.id/imgres?imgurl
c. Etiologi
Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofisis,
dan ovarium.
d. Klasifikasi
a. Kista Fungsional
Kista Fungsional ini merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak ditemukan. Kista ini
berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi yang
normal. Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa subur, untuk
melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh sperma. Setelah pecah, kista
fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan hilang saat menstruasi. Kista fungsional terdiri
dari: kista folikel dan kista korpus luteum. Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan
a) Kistadenoma
Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur. Biasanya bersifat jinak, namun
Merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya. Disebut kista coklat karena berisi timbunan
c) Kista dermoid
Merupakan kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku, rambut, gigi dan
lemak. Kista ini dapat ditemukan di kedua bagian indung telur. Biasanya berukuran kecil dan
d) Kista endometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada di luar rahim. Kista
ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan endometrium setiap bulan sehingga
e) Kista hemorhage
Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga menimbulkan nyeri di salah satu
f) Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya
Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan melepaskan sel telur secara
kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium akan membesar karena bertumpuknya kista ini.
Untuk kista polikistik ovarium yang menetap (persisten), operasi harus dilakukan untuk
mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.
e. Manifestasi Klinis
6) Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil dan/atau buang air besar.
7) Siklus menstruasi tidak teratur; bisa juga jumlah darah yang keluar banyak.
f. Patofisiologi
Kista terdiri atas folikel – folikel praovulasi yang telah mengalami atresia (degenerasi). Pada
wanita yang menderita ovarium polokistik, ovarium utuh dan FSH dan SH tetapi tidak terjadi
ovulasi ovum. Kadar FSH dibawah normal sepanjang stadium folikular daur haid, sementara
kadar LH lebih tinggi dari normal, tetapi tidak memperlihatkan lonjakan. Peningkatan LH yang
terus menerus menimbulkan pembentukan androgen dan estrogen oleh folikel dan kelenjar
adrenal. Folikel anovulasi berdegenerasi dan membentuk kista, yang menyebabkan terjadinya
Kista bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan abdomen dan pelvis
dan sel – sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen dan pelvis. Penyebaran awal kanker
ovarium dengan jalur intra peritonial dan limfatik muncul tanpa gejala atau tanda spesifik.
Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada pelvis.
Sering berkemih dan disuria dan perubahan fungsi gastro intestinal, seperti rasa penuh, mual,
tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi. Pada beberapa perempuan dapat terjadi
perdarahan abnormal vagina skunder akibat hiperplasia endometrium, bila tumor menghasilkan
estrogen beberapa tumor menghasilkan testosteron dan menyebabkan virilisasi. (Price, Wilson,
2006)
Kista nonneoplastik sering ditemukan, tetapi bukan masalah serius. Kista folikel dan luteal di
ovarium sangat sering ditemukan sehingga hampir dianggap sebagai varian fisiologik. Kelainan
yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak ruptur atau pada folikel yang sudah
pecah dan segera menutup kembali. Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul
langsung di bawah lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1-
1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup
banyak, sampai mencapai diameter 4 hingga 5 cm sehingga dapat di raba massa dan
menimbulkan nyeri panggul. Jika kecil, kista ini dilapisi granulosa atau sel teka, tetapi seiring
dengan penimbunan cairan timbul tekanan yang dapat menyebabkan atropi sel tersebut. Kadang
– kadang kista ini pecah, menimbulkan perdarahan intraperitonium, dan gejala abdomen akut.
(Robbins, 2007)
g. Penatalaksanaan
1) Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah, misal
2) Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.
3) Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa
dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan
intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada
distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai
penyangga.
4) Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan pengobatan dan
manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pada
abdomen atau teknik relaksasi napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan terjadi
seperti tanda – tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi. (Lowdermilk.dkk. 2005)
h. Pemeriksaan penunjang
1) Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari
uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan
antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3) Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid
4) Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa tindakan
tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.
(Nugroho, 2010)
i. Komplikasi
Menurut Sjamsuhidajat, komplikasi yang biasa terjadi pada kista ovarium adalah asites atau
gejala sindrom perut akut akibatnya putaran tangkai tumor atau gangguan peredaran darah
1) Torsi
Putaran kista yang biasanya searah dengan jarum jam. Dapat berputar sedikit saja atau terjadi
beberapa putaran. Gangguan perdaran darah yang disebabkan oleh torsi mengenai susunan vena
sehingga kista berwarna kebiruan, dalam keadaan ekstrim arteri juga terjepit. Torsi kadang –
kadang disertai rasa nyeri yang hebat dan terus menerus. Tetapi kadang – kadang pula nyeri itu
hanya sebentar.
disertai gejala sakit, enek dan muntah – muntah. Ruptur kista memberikan bahaya seperti
penyebaran isi kista dalam ruang abdomen yang akan segera dibentuk cairan baru oleh sel – sel
Peradangan kista dapat terjadi setelah torsi atau dapat pula berdiri sendiri, yaitu secara
4) Perubahan keganasan
Pada kistadenoma serosum, perbedaan histologis yang benigna dan maligna sukar ditentukan.
Tetapi suatu hal yang nyata, bahwa pada jenis ini lebih sering jadi ganas, yaitu ± 25%.
2. Anemia
a. Pengertian
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah
atau masa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin
dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006).
Jadi anemia adalah keadaan dimana berkurangnya hemoglobin sel darah merah dalam sirkulasi
b. Klasifikasi
1) Klasifikasi anemia menurut Tarwoto, 2008 berdasarkan penyebabnya dapat dikelompokan
2) Klasifikasi anemia menurut Price, 2006 berdasarkan morfologik dapat dikelompokan menjadi
a) Normokromik normositik, sel darah merah memiliki ukuran dan bentuk normal serta
b) Normokromik makrositik, memiliki sel darah merah lebih besar dari normal tetapi normokromik
c) Hipokromik mikrositik berarti sel kecil dan pewarnaan berkurang karena berasal dari
c. Etiologi
Etiologi anemia pada kista ovarium menurut Howard & Pearson, 2008 adalah :
1) Perdarahan
2) Nyeri kepala dan pusing merupakan kompensasi dimana otak kekurangan oksigen, karena daya
3) Kesulitan bernafas, terkadang sesak nafas merupakan gejala, dimana tubuh memerlukan lebih
4) Palpitasi, dimana jantung berdenyut lebih cepat diikuti dengan peningkatan denyut nadi.
5) Pucat pada muka, telapak tangan, kuku, membran mukosa mulut dan konjungtiva.
e. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel darah
merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapat terjadi akibat kekurangan
nutrisi, pajanan toksik, tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut
terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah
merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sistem fagositik atau dalam sistem
retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang
sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel
darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi
normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl) mengakibatkan ikterik pada sklera.
Perdarahan
Sumber : Tarwoto, 2008
f. Manajemen Medis Secara Umum
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang,
seperti :
6) Diet tinggi zat besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
g. Dampak anemia terhadap perubahan struktur atau pola fungsi sistem tubuh tertentu terhadap
mementingkan kebebasan kerja jantung dan menekan fungsi ventrikular. Dengan demikian,
anemia yang menyertai komplikasi lain (misalnya, preeklampsia) dapat mengakibatkan gagal
jantung kongestif.
h. Pemeriksaan diagnostik
1) Hitung sel darah yaitu mengukur jumlah sel darah merah permilimeter kubik (mm3) darah. Tes
ini untuk mendiagnostik anemia dan polisitemia. Normalnya tergantung umur dan jenis kelamin.
2) Hemoglobin untuk menentukan nilai hemoglobin dalam darah per 100 ml darah. Tes ini untuk
3) Hematokrit (Hct) untuk menentukan volume darah lengkap (sel darah merah). Tes ini untuk
4) Hitung sel darah putih /leukosit untuk mengukur jumlah sel darah putih dalam mililiter kubik
(mm3) darah. Tes ini menentukan adanya insfeksi atau respon pasien terhadap pemberian
5) Hitung trombosit adalah jumlah trombosit dalam 1 mm3 darah untuk menghitung nilai trombosit,
6) Hitung retikulosit untuk mengukur respon sumsum tulang terhadap produksi sel darah merah.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kista Ovarium Dan Anemia
Proses asuhan keperawatan berdasarkan pada standar praktek keperawatan menurut ANA
(American Nurses Association) yaitu terdapat lima tahap proses keperawatan : (1) tahap
pengkajian (2) tahap diagnosa keperawatan (3) intervensi keperawatan (4) tahap implementasi
(5) tahap evaluasi. Adapun penjelasan proses keperawatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan
klien. Data yang terkumpul dari pasien, pengkajian terdiri dari pengumpulan, pengelompokan
a. Pengumpulan Data
1) Identitas
a. Identitas Klien
Identitas klien meliputi nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku, status perkawinan,
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Keluhan yang diungkapkan saat dilakukan pengkajian dengan menggunakan metode PQRST :
Q : Kualitas nyeri yang dirasakan, apakah tertusuk, kram, kaku, terjepit, atau tertekan.
R : Region, nyeri yang dirasakan mempengaruhi system tubuh atau tidak seperti nadi, tekanan
darah, pernafasan, serta apakah mempengaruhi aktifitas selama perubahan posisi atau nyeri
menggunakan skala 0 – 10
T : Time, apakah nyeri secara khas terus – menerus, cepat hilang dan dirasakan menetap.
Perjalanan penyakit klien sebelum, selama perjalanan dan sesampainya di rumah sakit hingga
saat dilakukan pengkajian. Tindakan yang dilakukan sebelumnya, dan pengobatan yang didapat
c) Riwayat Menstruasi
Kaji menarche, siklus menstruasi, banyaknya haid yang keluar, keteraturan menstruasi, lamanya,
d) Riwayat Obstetri
Kaji tanggal partus, umur hamil, jenis partus, tempat penolong, jenis kelamin bayi, berat dan
panjang badan bayi, masalah yang terjadi saat hamil, lahir, nifas dan keadaan bayi yang
dilahirkan.
Kaji penggunaan KB pada klien, jenis kontrasepsi yang digunakan, sejak kapan penggunaan alat
Tanyakan penyakit yang pernah dialami dan berhubungan dengan sistem reproduksi, dan riwayat
pengobatan klien.
g) Riwayat pernikahan
h) Riwayat seksual
Kaji usia pertama kali klien melakukan hubungan seksual, frekuensi perminggu, respon pasca
Riwayat kesehatan keluarga yang mempunyai penyakit yang sama, penyakit keturunan atau
Kaji kebiasaan personal hygiene klien meliputi keadaan kulit, rambut, mulut dan gigi, pakaian,
Kaji pola makan klien meliputi kebiasaan makan klien dalam porsi makan, frekuensi makan,
nafsu makan, sumber dan jenis makanan yang di sukai dan makanan yang tidak disukai, alergi
(a) BAB
(b) BAK
Kaji kegiatan dalam pekerjaan dan kegiatan diwaktu luang sebelum dan selama dirawat di rumah
sakit.
tidur.
Kaji kebiasaan dan lama penggunaan rokok, minuman alkohol, dan obat – obatan.
(1) Psikososial
Respon klien terhadap penyakit yang diderita saat ini, dan mekanisme koping klien.
(2) Spiritual
Kaji kegiatan keagamaan klien yang sering dilakukan di rumah dan di rumah sakit.
3) Pemeriksaan Fisik
Kaji keadaan umum, kesadaran, berat badan atau tinggi badan dan tanda – tanda vital.
a) Kepala
Kaji adanya keluhan pusing atau sakit kepala, warna rambut, keadaan, distribusi rambut, dan
kebersihan rambut.
b) Mata
Kaji kesimetrisan mata, warna konjungtiva, sklera, kornea, dan fungsi penglihatan.
c) Hidung
d) Mulut
Kaji kelembaban mukosa mulut dan bibir, keadaan gigi, fungsi pengecapan, keadaan mulut dan
fungsi menelan.
e) Telinga
f) Leher
Kaji adakah pembekakan, pembesaran kelenjar tiroid, distensi vena jugularis, pebesaran kelenjar
getah bening.
g) Daerah dada
Kaji adanya keluhan sesak nafas, bentuk, nyeri dada, auskultasi suara jantung, bunyi jantung,
h) Abdomen
Kaji adanya massa pada abdomen, distensi, bising usus, bekas luka, nyeri tekan, karakteristik
i) Genitalia Eksterna
Kaji adanya pengeluaran sekret dan perdarahan, warna, bau, keluhan gatal dan kebersihan.
j) Anus
k) Ektremitas
Kaji kekuatan otot, varises, kontraktur pada persendian, refleks - refleks, dan kesulitan
pergerakan.
4) Pemeriksaan Penunjang
b. Analisa Data
Analisa data adalah mengkaitkan data, menghubungkan data dengan konsep, teori dan kenyataan
yang relevan untuk membuat kesimpulan dalarn menentukan masalah keperawatan klien.
2. Diagnosa Keperawatan
Pernyataan yang jelas tentang masalah klien dan penyebab. Selain itu harus spesifik berfokus
pada kebutuhan klien dengan mengutamakan prioritas dan diagnosa yang muncul harus dapat
1) Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d adanya massa intra abdomen, perjalanan proses penyakit.
2) Gangguan rasa aman : cemas b.d krisis situasi, acaman pada konsep diri, transmisi atau kontak
4) Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d tidak mengenal /
kurang informasi.
Menurut Tarwoto, dkk (2008) diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan
Anemia adalah :
1) Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat.
3) Intoleransi aktifitas b.d penurunan kardiak output sekunder penurunan sirkulasi darah.
3. Rencana keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah menyusun rencana tindakan keperawatan yang dilaksanakan
untuk menanggulangi masalah dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan
Kriteria :
Intervensi Keperawatan
digunakan.
yang diharapkan.
visualisasi, bimbingan
sentuhan terpeutik.
diperlukan.
2) Gangguan rasa aman : cemas berhubungan dengan ancaman pada konsep diri, kebutuhan tidak
terpenuhi.
Kriteria :
jika dubutuhkan.
meningkatkan tingkat
kecemasan.
3) Resti kekurangan cairan b.d adanya perdarahan intra peritonial
Kriteria : Menunjukan keseimbangan cairan yang dibuktikan dengan TTV klien stabil, mukosa lembab,
volume sirkulasi.
peningkatan suhu.
kronis).
4. Awasi pemeriksaan laboratorium Alat untuk menentukan
terapi.
Menurut Tarwoto, dkk (2008) rencana asuhan keperawatan pada klien dengan Anemia adalah :
1) Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat.
Kriteria :
d) Hb normal
No Intervensi Rasional
1. Kaji kebiasaan makan pasien. Kebiasaan makan pasien menentukan
memungkinkan.
diet.
NGT.
Kriteria :
c) Ekstremitas hangat.
No Intervensi Rasional
1. Kaji kembali tanda – tanda Data dasar untuk menentukan
setiap hari.
eritrosit.
semifowler. pernafasan.
program.
sesuai kemampuan
transfusi darah.
oksigen.
3) Intoleransi aktivitas b.d penurunan kardiak output sekunder penurunan sirkulasi darah.
Kriteria :
No Intervensi Rasional
.
1. Jelaskan tentang intoleransi Pasien memahami keadaannya
secara berkala.
tinggi protein.
hemotokrit.
Kriteria :
a) Klien mengerti tentang penatalaksanaan anemia.
b) Pasien kooperatif
No Intevensi Rasional
.
1. Kaji ulang pengetahuan Data dasar dalam perencanaan.
merespon positif.
4. Implementasi
Pelaksanaan pada klien kista ovarium dilaksanakan sesuai perencanaan perawatan yang meliputi
tindakan-tindakan yang telah direncanakan oleh perawat maupun hasil kolaborasi dengan tim
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah memberikan tindakan perawatan dengan melihat respon klien,
mengacu pada kriteria evaluasi, tahap ini merupakan proses yang menetukan sejauh mana tujuan
telah tercapai.
BAB III
1. Pengakajian
Ny. M (44th) yang beragama islam dengan suku bangsa Danai (Sumatra Barat) berpendidikan
terakhir SD, klien bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Klien tinggal di Jl. Pahlawan No. 62
Rt/Rw 10/16 Kel. Duren Jaya Bekasi Timur. Klien dirawat di Ruang Dahlia pada tanggal 20 Juli
2011 sampai 25 Juli 2011, dan dikaji pada tanggal 21 Juli 2011 dengan diagnosa Kista Ovarium
dan Anemia.
Tn. A (51th) adalah suami klien dengan asal suku yang sama dan berpendidikan SD, klien
bekerja sebagai karyawan swasta. Tn. A tinggal dalam satu rumah di Jl. Pahlawan No. 62 Rt/Rw
10/16 Kel. Duren Jaya Bekasi Timur. Penghasilan suami klien perbulan adalah ± Rp. 500.000,-
b. Status Kesehatan
Klien mengatakan nyeri perut dirasakan sekitar 2 minggu yang lalu, sejak itu klien
memeriksakannya ke dokter, dan dianjurkan dirawat di RSUD Kota Bekasi. Pada saat pengkajian
2) Riwayat menstruasi
38
Klien menstruasi pertama berusia 15 tahun, menstruasi klien tidak teratur dan disertai nyeri,
banyak haid : klien 3X mengganti pembalut setiap hari.
Klien mengatakan 1 tahun yang lalu klien pernah mengalami penyakit yang sama yaitu kista
ovarium, dan klien menanganinya dengan operasi laparatomi pada tanggal 28 Januari 2010.
Klien mengatakan tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien, tidak memiliki
penyakit menular dan keturunan dari pihak keluarga seperti TBC, jantung, hepatitis B, hipertensi
6) Riwayat Pernikahan
Klien menikah saat berusia 19 tahun dan suami berusia 26 tahun, klien sudah menikah selama 25
tahun.
7) Riwayat seksual
Klien melakukan hubungan seksual sejak menikah pada usia 19 tahun. Kehidupan seksual klien
Klien tidak pernah merokok, meminum minuman keras dan mengkonsumsi obat – obatan.
9) Riwayat Obstetri
No Hidup / Jenis Penolon P Masala Keadaan
. Mati Persalinan g Tahun BB B Keadaan h anak
240
1 Hidup Normal Bidan 1988 0 Baik
290
2 Hidup Normal Bidan 1990 0 Baik
320
3 Hidup Normal Bidan 1994 0 Baik
350
4 Hidup Normal Bidan 1996 0 Baik
5 Hidup Normal Bidan 2001 Baik
Data Status Keperawatan Klien Ny. M di Ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi
Klien mengatakan BAB-nya berdarah, dan menanyakan “apakah ada hubungan BAB-nya yang
berdarah dengan penyakit kistanya?” Klien tampak bertanya dan ingin tahu tentang penyakitnya,
dengan serius klien memegang tangan perawat dan mengerutkan dahi saat bertanya.
b) Persepsi diri
Hal yang difikirkan klien saat ini adalah penyakit kistanya yang muncul untuk kedua kalinya,
klien menanyakan juga apa mungkin dapat dioperasi lagi dengan tenggang waktu hanya 1 tahun,
sementara ini klien dalam keadaan anemia dan akan melakukan pemeriksaan kista lebih lanjut
c) Konsep diri
- Ideal diri : klien ingin menjadi ibu yang sehat untuk anaknya
Klien berbicara jelas, berbahasa indonesia, relevan, mampu mengekspresikan, dan mampu
mengerti orang lain. Klien tinggal satu rumah dengan suami dan anak – anaknya. Suami klien
memegang peranan penting dalam keluarga. Motivasi dari suami adalah dukungan moril dan
Klien sering melakukan sholat 5 waktu di rumah, saat ini klien dan keluarga sering berdo’a untuk
kesembuhan Ny. M.
kukunya 1x / minggu.
minum ±600ml/hari
c. Pola eliminasi BAB klien biasa 1 x / hari Sejak di RS klien belum
dengan kontensitas lembek, BAB, sering terasa sulit
menetes.
d. Pola istirahat Klien biasa tidur malam Selama di RS klien tidak
2) TTV :
- Nadi : 84 X / menit
- Suhu : 36,20C
- Pernafasan : 20 X / menit
3) Kepala : Kepala tampak simetris, rambut klien bersih, klien mengatakan sering pusing jika
5) Telinga : Telinga klien tampak kotor pada sebelah kiri, pendengaran masih jelas.
6) Hidung : Hidung klien bersih dan simetris, klien memiliki penciuman yang normal.
7) Mulut : Mukosa bibir lembab, gigi terdapat karies & kotor. Ompong pada gigi taring kanan
sebanyak 2 – 3 buah.
10) Abdomen : Bentuk asimetris, terdapat benjolan di abdomen dekstra, nyeri tekan pada abdomen
11) Genital luar : Tidak ada varises, tidak ada odema, tidak ada kista, terdapat pengeluaran
pervaginam dengan warna merah terang seperti ada gumpalan, bau sedikit amis, banyaknya
12) Ekstremitas : Tangan kanan & kiri berkuku panjang karena 1 minggu ini klien tidak memotong
kuku. Terpasang infus (transfusi darah) untuk menambah Hb dengan kolf ke-3.
13) Kulit : Warna kulit tidak ada kehitaman turgor kulit elastis, seluruh tubuh lengket karena klien
belum mandi.
Hb 6.6 g/ dl 12 ~ 14
Ht 19.3 % 37 ~ 47
Hb 8.3 g/ dl 12 ~ 14
Ht 23.4 % 37 ~ 47
Tramadol 2x1amp via drip, Transfusi Hb darah 3 kolf sejak hari pertama perawatan. Pada hari
f. Analisa Data
No.
Data Fokus
Etiologi
Masalah
1.
Ds : Klien mengatakan nyeri pada area perut bawah, menjalar sampai ke punggung seperti
melilit – lilit, dirasakan selama ±4 jam secara terus – menerus dengan skala 10 (sakit sekali)
Do :
Cistoma Ovarii
.
Rangsang reseptor nyeri
Nyeri
Gg. Rasa nyaman : nyeri
2.
Ds : Klien mengatakan tidak ingin memakan nasi karena klien merasa begah di perutnya. Jika
Do :
- BU 5X/mnt
- Konjungtiva anemis
3.
Ds :
Do :
Folikel an ovulasi
Gg. Eliminasi
4.
Do :
- Klien tampak menatap serius dan memegang tangan perawat saat bertanya
Kurang pengetahuan
Kurang Pengetahuan
5.
Do :
Kista Ovarium
Nyeri dipersepsikan
6.
Ds :
Do :
- Terdapat pengeluaran pervaginam dengan warna merah terang seperti ada gumpalan
- Bau darah sedikit amis, banyaknya darah 2 – 3 x/ hari mengganti celana dalam
- HB 6,6 g/dl
Kista Ovarium
2. Diagnosa Keperawatan :
2. Gg. Vol. Cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d adanya perdarahan
3. Gg. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat
b.d adanya masa jam, diharapkan nyeri klien Atur posisi senyaman mungkin. M
per
makannya me
yang baik. M
pen
Gg. Pola eliminasi Setelah dilakukan tindakan Observasi warna dan jumlah
membentuk gas.
M
Kolaborasi ahli gizi untuk
abd
pemberian diit seimbang dengan
Se
tinggi serat.
me
sep
dan anemia.
penyakitnya.
6. Gang Setelah dilakukan tindakan Awasi tekanan darah, nadi, M
ADL b.d adanya klien dapat mandiri dengan tingkat aktifitas. jar
P : 16 – 24
4. Implementasi dan catatan perkembangan
B. PEMBAHASAN
Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan kista ovarium dan anemia di ruang Dahlia Rumah
Sakit Umum Daerah Bekasi pada tanggal 21 – 25 Juli 2011. Dalam melaksanakan asuhan
keperawatan penulis menemukan beberapa kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan
serta beberapa hal yang sifatnya mendukung dan menghambat kelancaran proses asuhan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien. Pada saat pengumpulan data, penulis tidak menemukan
banyak kendala karena Ny. M dan keluarga sangat kooperatif yang ditunjang dengan terbinanya
kepercayaan antara penulis dengan Ny. M beserta keluarga. Ny. M juga memberikan informasi
yang lengkap dan jelas sesuai dengan pertanyaan yang diajukan penulis.
Pada saat pengkajian didapatkan data hasil : Nadi : 84x /menit, Suhu : 36,20C, Pernafasan :
20x /menit, Tensi darah: 140 / 90, konjunctiva anemis, klien sering merasa pusing, gigi terdapat
karies & kotor, terdapat pembesaran kelenjar tiroid pada leher, BU 5x /menit, terdapat
dekstra, klien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, nyeri dirasakan klien seperti melilit –
lilit, panas pada bokong selama ±4jam secara terus menerus dengan skala ±10 (sakit sekali),
b. Gangguan rasa aman : cemas b.d krisis situasi, acaman pada konsep diri, transmisi atau kontak
e. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d tidak mengenal /
kurang informasi.
Menurut Tarwoto, dkk (2008) diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan
Anemia adalah :
a. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat.
c. Intoleransi aktifitas b.d penurunan kardiak output sekunder penurunan sirkulasi darah.
Sedangkan masalah – masalah keperawatan yang muncul pada klien Ny. M pada saat melakukan
b. Gg. Vol. Cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d adanya perdarahan
c. Gg. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat
a. Gangguan perfusi jaringan yang terjadi pada Ny. M diakibatkan adanya gangguan volume cairan
dan nutrisi yang mengakibatkan tidak adekuatnya sirkulasi darah dalam jaringan tersebut, maka
dari itu penanganan gangguan perfusi jaringan sudah tertangani dalam diagnosa lain seperti
gangguan volume cairan dan gangguan nutrisi, maka dari itu penulis tidak menggandakan
b. Pada teori terjadi intoleransi aktifitas akibat penurunan kardiak output sekunder penurunan
sirkulasi darah tidak terjadi pada Ny. M disebabkan Ny. M lebih dapat beraktifitas secara
mandiri. Ny. M memiliki diagnosa keperawatan gangguan pemenuhan ADL karena klien
membutuhkan sedikit motivasi untuk memenuhi ADL-nya yang disebabkan adanya nyeri akibat
c. Pada teori terdapat resiko tinggi kekurangan volume cairan, tetapi pada Ny. M kekurangan
volume cairan sudah terjadi maka penulis mengangkat diagnosa gangguan volume cairan karena
terdapat tanda – tanda perdarahan pada eliminasi dengan Hb 6,6 g/dl, dinyatakan dalam materi
bahwa manifestasi klinis anemia tergantung dari kecepatan kehilangan darah terjadi apabila Hb
antara 6 – 10 g/dl diantaranya dyspnea (kesulitan bernafas, nafas pendek), palpitasi, keringat
banyak, keletihan.
d. Gangguan eliminasi pada teori disebabkan oleh adanya metastase kista ke jaringan sekitar, tetapi
pada Ny. M terjadi gangguan eliminasi yang disebabkan oleh kurangnya asupan serat
dikarenakan klien tidak memiliki data pemeriksaan USG dan didukung dengan kurangnya
3. Perencanaan
Pada umumnya rencana tindakan yang ada di landasan teori digunakan untuk intervensi di dalam
kasus.
Tetapi disini penulis sedikit memodifikasi perencanaan dari yang di anjurkan dalam teori. Penulis
menggabungkan beberapa tindakan yang disesuaikan dengan kondisi klien dengan mengacu
kepada beberapa teori. Hal tersebut merupakan salah satu faktor pendukung dalam pembuatan
perencanaan.
Selain itu terdapat faktor pendukung lainya diantaranya penulis mendapat bimbingan selama
pendidikan dengan merencanakan asuhan keperawatan yang disesuaikan dengan kondisi klien.
Pada tahap ini penulis menyusun rencana yang disesuaikan dengan masalah – masalah yang
muncul, seperti kemampuan klien, situasi, kondisi, serta sarana dan prasarana yang telah
dipersiapkan dari pihak akademik dan ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi. Adapun rencana
tindakan yaitu bimbingan, pemberian informasi dan latihan – latihan yang memandirikan klien
serta perawatan yang sifatnya dependen dan kolaborasi untuk meningkatkan pengetahuan dan
Faktor yang ditemukan penulis dalam menyusun intervensi adalah kurangnya buku sumber yang
4. Pelaksanaan
Penulis melakukan asuhan keperawatan di rumah sakit selama 5 hari. Adapun faktor – faktor
b) Adanya dukungan dari rekan – rekan perawat di ruang dahlia dalam melakukan asuhan
dan mengambil darah klien, terjadi karena pembuluh darah klien yang halus dan pembekuan
darah klien yang terlalu cepat, sehingga pelaksanaan tindakan sedikit terhambat. Maka dari itu
penulis mendapat bantuan dari perawat ruangan untuk mengambil sample darah dan menginfus
5. Evaluasi
Pada tahap ini penulis menilai sejauh mana keberhasilan dan perkembangan klien secara formatif
a. Gangguan rasa nyaman nyeri klien belum teratasi, klien mengeluh nyeri mulesnya belum hilang
karena belum diangkat kistanya, klien selalu meringis jika klien kesakitan.
b. Gangguan volume cairan teratasi sebagian klien mengatakan tidak ada lagi pengeluaran darah
c. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi klien mengatakan begah untuk
d. Gangguan pola eliminasi klien belum teratasi klien mengatakan BAB-nya masih berdarah, dan
e. Kurang pengetahuan klien teratasi dimana klien mengatakan tenang setelah mengetahui tentang
penyakit dan cara mengatasi nyerinya untuk sementara, sehingga klien dapat mempersiapkan
f. Gangguan pemenuhan ADL klien teratasi, penulis melihat klien sudah mandi, tampak bersih dan
rapi, kuku klien sudah bersih dan pendek, klien tampak nyaman.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asuhan keperawatan pada klien Ny. M dengan diagnosa medis kista ovarium dan anemia
dilakukan melalui 5 tahap proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi beradasrkan kriteria hasil yang diharapkan dan
didokumentasikan dengan tepat dan benar sesuai dengan keadaan dan kebutuhan klien. Selama
melakukan asuhan keperawatan selam 5 hari pada Ny. M maka penulis menyimpulkan bahwa :
Anemia yang terjadi pada Ny. M diakibatkan dari adanya kista ovarium dan pengeluaran darah
saat BAB dan pervaginam, hal ini dapat menimbulkan kehilangan darah dan penurunan produksi
darah sehingga terjadi penurunan Hb yang menghambat penatalaksanaan kista ovarium itu
sendiri. Penatalaksanaan kista ovarium biasanya adalah melalui tindakan bedah, misal
laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi yang akan dilaksanakan pada Ny. M
75
Masalah keperawatan yang timbul berdasarkan hasil pengumpulan data dan pengamatan
langsung melalui pemeriksaan fisik yang menyimpang dari nilai normal diantaranya : nyeri,
gangguan nutrisi, gangguan volume cairan, gangguan eliminasi, ansietas, dan gangguan
pemenuhan ADL. Masalah yang muncul diprioritaskan berdasarkan keadaan yang mengancam
klien, dan dibuat perencanaan yang disesuaikan dengan kebutuhan klien dan dilaksanakan
selama 5 hari sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
Secara keseluruhan asuhan keperawatan dapat dievaluasi sesuai dengan tujuan yang diharapkan
dan didokumentasikan secara tepat dan benar dalam status klien sebagai bahan
pertanggungjawaban atas tindakan yang telah dilakukan dan karya tulis untuk perkembangan
B. REKOMENDASI
1. Bagi Mahasiswa
pelaksanaan tindakan keperawatan, maka dari itu mahasiswa keperawatan di tuntut untuk lebih
2. Bagi Institusi
Buku – buku asuhan keperawatan obstetri dan ginekologi sangat mendukung mahasiswa dalam